unik untuk melaksanakan audit operasional sehingga beberapa orang menggunakan istilah auditing internal dan auditing operasional saling bergantian.
Akan tetapi, tidaklah tepat untuk menyimpulkan bahwa semua auditing operasional dilakukan oleh auditor intern hanya melakukan auditing operasional.
Banyak departemen audit intern melaksanakan audit operasional dan keuangan. Seringkali hal itu dilaksanakan secara bersamaan. Auditor pemerintah federal
dan negara bagian melaksanakan auditing operasional, yang seringkali merupakan bagian dari pelaksanaan audit keuangan. Kantor-kantor akuntan melaksanakan
audit atas laporan keuangan historis, sebagian dari audit itu biasanya terdiri dari pengindetifikasian masalah-masalah operasional dan membuat rekomendasi yang
dapat bermanfaat bagi klien audit.
b. Kriteria Pemeriksaan Operasional
Kesulitan utama yang dihadapi dalam pemeriksaan operasional adalah menentukan kriteria untuk mengevaluasi apakah efisiensi dan efektivitas telah
tercapai. Salah satu pendekatan untuk menyususn kriteria bagi pemeriksaaan operasional adalah dengan menetapkan tujuannya untuk menentukan apakah
beberapa aspek unit usaha itu dapat dibuat lebih efektif dan efisien, dan untuk merekomendasikan perbaikan. Pendekatan ini mungkin mamadai bagi auditor
yang berpengalaman dan terlatih baik, tetapi akan sulit bagi kebanyakan auditor untuk mengikuti pendekatan yang tidak ditentukan dengan jelas semacam itu.
Universitas Sumatera Utara
c. Tahap-Tahap Pemeriksaan Operasional
1 Perencanaan
Dalam perencanaan, auditor operasional harus menentukan ruang lingkup penugasan dan menyampaikan hal itu kepada unit
organisasional. Juga perlu menentukan staf yang tepat dalam penugasan, mendapatkan informasi mengenai latar belakang unit
organisasional, memahami struktur pengendalian intern, dan memutuskan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan.
2 Pengumpulan dan Evaluasi Bahan Bukti
Karena pengendalian intern dan prosedur operasi merupakan bagian yang kritis dalam pemeriksaan operasional, maka dokumentasi, tanya
jawab dengan klien dan pengamatan, sering kali digunakan secara ekstensif. Pemeriksaan operasional harus mengumpulkan cukup bahan
bukti kompeten agar dapat menjadi dasar yang layak guna mencari suatu kesimpulan mengenai tujuan yang sedang diuji.
3 Pelaporan dan Tindak Lanjut
Auditor bertanggung jawab untuk melaporkan hasil auditnya kepada manajemen atau pihak lain yang memberikan penugasan melalui suatu
laporan hasil audit. Dengan demikian, pihak perusahaan dapat mempertanggungjawabkan dan mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan.
d. Jenis-Jenis Pemeriksaan Operasional
Universitas Sumatera Utara
1 Fungsional
Fungsi adalah sarana untuk mengkategorikan aktivitas suatu perusahaan, seperti fungsi penagihan atau fungsi produksi. Ada banyak
cara untuk mengkategorikan dan mensubdivisikan fungsi-fungsi. Misalnya, terdapat fungsi akuntansi, tetapi terdapat juga fungsi-fungsi
pengeluaran kas, dan pembayaran gaji. 2
Organisasional Audit operasional atas suatu organisasi menyangkut keseluruhan unit
organisasional, seperti departemen, cabang, atau anak perusahaan. Penekanan dalam suatu audit organisasi adalah beberapa efisien dan
efektif fungsi-fungsi saling berinteraksi. Rencana organisasi dan metode-metode untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas
khususnya penting dalam audit jenis ini. 3 Penugasan Khusus
Penugasan auditing operasional khusus timbul atas permintaan manajemen. Ada banyak variasi dalam audit seperti ini. Contoh-
contohnya mencakup penentuan kecurangan dalam suatu divisi, dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu
barang.
e. Standar Pemeriksaan Operasional