3. Penyelesaian Wanprestasi dalam Perjinjian Leasing ...................................................................... 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 79 B. Saran .................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Juli Harianto Silaen Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum
Muhammad Siddik, S.H., M.Hum Kebutuhan akan dana bagi seseorang merupakan hal yang sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Lembaga konvensioanl yang namanya bank, ternyata tidak cukup ampuh untuk menanggulangi berbagai keperluan dana nagi
masayrakat. Kemudian dicarilah bentuk-bentuk penyandang dana untuk membantu penyaluran dana, salah satunya adalah Leasing. Yang menjadi
permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana kedudukan perjanjian Leasing dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan apa perbedaannya dengan
perjanjian lainnya, bagaimana proses pelaksanaan perjanjian Leasing oleh sebuah perusahaan pembiayaan dan apa saja hak dan kewajiban masing-masing pihak,
apa saja isi dan bagaimana bentuk perjanjian Leasing, serta faktor-faktor apa saja yang menyebabkan wanprestasi dalam sebuah perjanjian Leasing, apa yang
menjadi akibatnya dan bagaimana penyelesaiannya.
Metode penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan dimana penulis mengumpulkan data berdasarkan sumber-sumber kepustakaan, pendapat
sarjana, dan peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan bagi penulis. Perjanjian Leasing merupakan jenis perjanjian yang berkembang dalam
masyarakat modern atas kebutuhan dari masyarakat.. Perjanjian Leasing tidak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan juga memiliki berbagai
perbedaan dengan perjanjian lainnya Dalam membuat sebuah perjanjian Leasing, perusahaan pembiayaan biasanya melakukannya dalam beberapa tahap. Dalam
Leasing, tiap-tiap pihak mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda. Lessor mempunyai hak untuk menerima uang angsuran dan denda juka terjadi
keterlambatan pembayaran angsuran. Sedangkan Lessee mempunyai hak untuk menerima dan memakai barang modal. Kewajiban dari Lessor adalah untuk
menyediakan barang modal bagi Lessee, sedangkan kewajiban Lessee adalah membayar angsuran atas barang modal kepada Lessor. Juka terjadi wanprestasi,
maka pihak Lessor selaku perusahaan pembiayaan akan memberikan peringatan tertulis kepada pihak Lessee sampai pada peringatan yang ke 3 tiga. Jika Lessee
tidak juga membayar kewajibannya, maka Lessor dapat menarik kembali barang modal tersebut. Wanprestasi yang terjadi dapat diselesaikan dengan 2 dua cara
yaitu melalui perdamaian dan Over Credit.
Departemen Hukum Perdata Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Staff Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN