Rabeeth
et al
. 2010; Gohel
et al
. 2006. Pertumbuhan miselium jamur patogen terhambat dapat disebabkan karena adanya penipisan dan kerusakan pada dinding
hifa jamur patogen
4.4 Uji Potensi Bakteri Kitinolitik Rizosfer Terhadap Serangan JAP Pada Bibit Tanaman Karet Secara
In vivo
Pengujian kemampuan bakteri kitinolitik rizosfer dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen secara
in vivo
hanya dilakukan pada jamur
R. liginosus
penyebab jamur akar putih.
R
.
lignosus
merupakan jamur yang paling berbahaya dan merugikan dibandingkan
Corynespora
dan
Colletotrichum.
Oleh sebab itu aplikasi bakteri kitinolitik rizosfer dalam mengendalikan serangan
penyakit pada tanaman karet hanya dilakukan pada serangan penyakit JAP
.
Dalam menginfeksi akar bibit tanaman karet digunakan akar tanaman yang sudah terinfeksi oleh
R. lignosus
sebagai sumber inokulum. Menurut Semangun 2008 basidiospora pada tubuh buah tidak dapat menimbulkan infeksi pada
pohon karet yang sehat. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan akar tanaman karet sebagai sumber inokulum dalam menginfeksi tanaman sehat yang dapat
dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Hasil infeksi dari
R. lignosus
pada akar bibit karet: 1. Akar, 2. Miselium
R. lignosus
4.5 Intensitas Dan Luas Serangan JAP Pada Bibit Tanaman Karet
Hasil pengamatan intensitas serangan pada masing-masing perlakuan menunjukkan bahwa bakteri kitinolitik rizosfer mampu menurunkan serangan
R. lignosus
pada bibit tanaman karet perhitungan intensitas serangan Lampiran 5
1 2
halaman 37. Intensitas serangan dan pengurangan intensitas serangan pada masing-masing perlakuan diilihat pada Gambar 4.6
Gambar 4.6 Perbandingan nilai intensitas serangan
R. lignosus
pada masing- masing perlakuan
Berdasarkan Gambar 4.6 isolat bakteri FS 4 lebih efektif dalam menurunkan serangan
R. lignosus
pada bibit tanaman karet. Intensitas serangan pada bakteri kitinolitik FS 4 pada perlakuan I pemberian bakteri kitinolitik satu
hari setelah inokulasi
R. lignosus
menunjukkan tidak ada serangan penyakit 0 sampai pada pengamatan hari ke-60 sedangkan perlakuan II pemberian bakteri
kitinolitik setelah 30 hari inokulasi jamur patogen
R. lignosus
intensitas serangan awal 40 yang diamati pada hari ke-30 dan serangan akhir 15 yang diamati
pada hari ke-60. Intensitas serangan pada FS 7 perlakuan I pada pengamatan hari ke-60 sebesar 5 sedangkan perlakuan II intensitas serangan awal yang diamati
pada hari ke-30 sebsar 30 dan intensitas serangan akhir 20 pada pengamatan hari ke-60. Isolat FS 4 ialah isolat bakteri kitinolitik rizosfer yang menurunkan
intensitas serangan lebih tinggi yaitu sebesar 83,3 sedangkan FS 7 hanya mampu menurunkan serangan sebesar 33,3. Bakteri FS 4 lebih mampu
menurunkan serangan JAP secara
in vivo
dapat disebabkan oleh beberapa faktor
5 40
15 30
20 65
83.33
33.33
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Hari ke- 30
hari ke- 60
Hari ke- 30
Hari ke- 60
Kontrol +
Kontrol -
FS 4 FS 7
In te
n si
ta s
se ra
n ga
n
Perlakuan Perlakuan I
Perlakuan II pengurangan intensitas serangan
diantaranya faktor lingkungan, pertumbuhan sel bakteri serta diasumsikan bahwa bakteri FS 4 pada uji
in vivo
lebih banyak menghasilkan senyawa yang bukan kitinase tetapi glukanase yang berperan penting dalam melisiskan dinding sel hifa
jamur patogen tersebut. Dinding sel jamur juga tidak hanya terdiri dari kitin saja tetapi juga terdiri dari senyawa yang lain seperti α-1,3 gukan yang berikatan
dengan kitin dalam struktur amorf oleh karena itu kitinase dan α-1,3 glukanase
berperan penting dalam melisiskan dinding sel Gohel
et al
. 2006. Pengamatan intensitas serangan akhir pada hari ke-60 menunjukkan bahwa
serangan penyakit
R. lignosus
pada bibit tanaman karet di tiap perlakuan masih dapat diturunkan dengan pemberian bakteri kitinolitik rizosfer pada media tanam.
Hal ini menujukkan bahwa bakteri kitinolitik rizosfer dapat menghasilkan enzim kitinase yang merusak dinding sel jamur patogen sehingga pertumbuhan
R. lignosus
dapat terhambat. Jika dibandingkan dengan kontrol positif nilai intensitas serangan akhir ialah sebesar 65 dimana hifa jamur
R. lignosus
dapat tumbuh dan berkembang pada akar tanaman karet sementara pada kontrol negatif tidak
ditemukan adanya hifa
R. lignosus
pada akar tanaman karet. Pada uji lapangan bahwa bibit tanaman karet terserang penyakit dengan
persentase luas serangan sebesar 80-100 kecuali pada kontrol negatif. persentase luas serangan
R. lignosus
pada bibit tanaman karet seperti pada Gambar 4. 7
Gambar 4. 7 Luas serangan
R. lignosus
pada bibit tanaman karet
20 80
80 100
20 40
60 80
100 120
FS 4 FS 7
kontrol + kontrol -
L ua
s se
ra n
ga n
Perlakuan Perlakuan I
Perlakuan II kontrol +
kontrol -
Pengamatan luas serangan
R. lignosus
dilakukan untuk melihat kemampuan
R. lignosus
dalam menginfeksi akar bibit tanaman karet. Perlakuan II diamati pada hari ke-30 sedangkan pada perlakuan I, kontrol negatif dan kontrol
positif diamati pada hari ke-60. Luas serangan tertinggi terdapat pada kontrol positif sebesar 100. Hal ini disebabkan karena pada kontrol positif tidak
diberikan isolat bakteri kitinolitik yang dapat mengendalikan serangan JAP, sehingga tanaman karet dengan mudah terinfeksi
R. lignosus
.
4.6 Pengaruh Infeksi JAP Terhadap Pertamahan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun