antagonis bakteri ditunjukkan dengan adanya penghambatan pertumbuhan jamur yang ditandai dengan terbentuknya zona hambat. Pengamatan pengukuran zona
hambat dimulai dari hari kedua sampai hari kedelapan. Alur kerja uji antagonis bakteri kitinolitik dengan jamur patogen Lampiran 2 hal 35 Suryanto, 2006.
Gambar 3.3 Uji antagonis bakteri kitinolitik terhadap jamur patogen: A. Koloni jamur; B. Zona hambat bakteri kitinolitik terhadap koloni jamur; C.
Titik tengah jamur diletakkan; D. Koloni bakteri kitinolitik; x. Diameter koloni jamur yang terhambat pertumbuhannya; y.
Diameter koloni jamur normal.
3.5 Pengamatan Struktur Hifa Abnormal Jamur Patogen
Pengamatan dilakukan dengan dua cara yaitu secara makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan secara makroskopis dilakukan dengan cara mengamati
dan mengukur zona hambat bakteri kitinolitik rizosfer pada koloni fungi patogen Suryanto
et al.,
2012
.
Pengamatan secara mikroskopis dilakukan dengan cara memotong
ujung hifa jamur patogen pada media MGMK berbentuk
block square,
kemudian diletakkan pada gelas objek dan diamati di bawah mikroskop, alur kerja pengamatan hifa abnormal Lampiran 3 hal 35 Abnormalitas pertumbuhan
hifa fungi patogen diamati berupa pembengkokan ujung hifa, hifa pecah, hifa berbelah, hifa bercabang, hifa lisis dan hifa tumbuh kerdil Lorito
et al.
1992.
3.6 Uji Potensi Bakteri Kitinolitik Rizosfer Terhadap Serangan JAP Pada Bibit Tanaman Karet Secara
In vivo
Isolat bakteri FS 4 dan FS 7 disubkultur ke media MGMK dan diinkubasi pada suhu 25-30 °C selama 72 jam. Biakan bakteri diambil dengan mengunakan
jarum ose dan diinokulasikan ke dalam tabung reaksi berisi 10 ml akuades steril. Suspensi dihomogenkan dengan
vortex
dan diukur kerapatan sel sampai mencapai Zona hambat: Y-X
2
≈10
8
CFUml. Bibit tanaman karet yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari balai penelitian karet Sei putih dengan umur 3-4 bulan Lampiran 4 halaman
36. Pengujian secara
in vivo
pengendalian serangan JAP pada bibit tanaman karet
dilakukan dengan dua perlakuan. Perlakuan I dengan pemberian bakteri kitinolitik rizosfer satu hari setelah pemberian inokulum jamur patogen preventif
sedangkan perlakuan II dengan pemberian bakteri kitinolitik 30 hari setelah pemberian inokulum jamur patogen kuratif. Kontrol positif adalah tanaman karet
yang diberikan
R. lignosus
sedangkan kontrol negatif tidak diberikan
R. lignosus
maupun bakteri kitonolitik. Inokulasi jamur patogen dilakukan dengan menyediakan potongan akar tanaman karet dengan panjang 5-10 cm yang sudah
terserang JAP dan sudah dipenuhi hifa
R. lignosus
dan diletakkan pada media tanam dengan jarak kira-kira 5 cm dari akar bibit tanaman karet. Pemberian
bakteri kitinolitik rizosfer dilakukan dengan menyiapkan 10 ml suspensi bakteri kitinolitik rizosfer dengan kerapatan
≈10
8
CFUml disiram pada permuakaan tanah hingga merata. Pengamatan dilakukan setiap 7 hari sekali selama 60 hari
dimulai dari hari ketujuh setelah inokulasi jamur patogen Rahmiati 2013. Perlakuan dibuat seperti dalam Tabel 1.1
Tabel 1.1 Uji penghambatan dan pengendalian
R. lignosus
secara
in vivo Rigidoporus
lignosus
Bakteri Kitinolitik Rizosfer Kontrol Negatif
- -
Kontrol positif +
- Perlakuan I
+ +
Perlakuan II +
+ Keterangan:
+ : Pemberian
R. lignosus
atau bakteri kitinolitik rizosfer. -
: Tanpa pemberian
R. lignosus
atau bakteri kitinolitik rizosfer.
3.7 Pengamatan Intensitas Serangan dan Luas Serangan