Sumatera Utara, baik di perkebunan milik negara, swasta maupun yang diusahakan oleh rakyat. Pohon karet atau disebut juga rambung banyak
diusahakan oleh masyarakat baik dengan sistem monokultur maupun secara
agroforestry.
2.2 Bakteri Rizosfer Konsep rizosfer pertama kali dikemukakan oleh Hilltner yang menjelakan
bahwa riosfer adalah tanah yang berada disekitar perakaran tanaman dimana pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh aktivitas akar tanaman Sivasakhti
et al.
2013. Populasi mikroorganisme di rizosfer biasanya lebih banyak dan beragam pada rizosfer dibandingkan pada tanah bukan rizosfer. Kehadiran sejumlah
populasi organisme baik yang bersifat antagonis, patogen, maupun saprofit dapat menambah
keragaman spesies
di dalam
komunitas alami
tanaman. Mikroorganisme yang dapat hidup pada daerah rizosfer sangat sesuai digunakan
sebagai agen pengendalian hayati, mengingat bahwa rizosfer adalah daerah utama dimana akar tumbuhan terbuka terhadap patogen. Jika terdapat mikroorganisme
antagonis pada daerah ini, patogen akan berhadapan selama menyebar dan menginfeksi akar Hasanudin, 2003.
2.3 Penyakit Tanaman Karet A. Jamur Akar Putih JAP
Pada perkebunan tanaman karet Jamur Akar Putih merupakan penyakit umum dan yang paling merugikan pada tanaman karet.Penyakit ini adalah penyakit yang
utama pada tanaman karet yang ditemukan pada sebagian besar area perkebunan didunia termasuk Indonesia, India, Malaysia, Sri Lanka, Thailand Afrika barat dan
Afrika Tengah. Pada beberapa negara penyakit ini adalah penyebab kerugian terbesar pada tanaman karet Kawchai Soytong, 2010; Jayasurya Thennakon,
2007. Penyakit ini disebakan oleh jamur patogen
Rigidoporus lignosus
dari kelas Basidiomycetes, ordo Polyporasles, famili Polyporaceae dan genus
Rigidoporus.
Menurut Semangun 2008 cendawan ini mempunyai lebih kurang 35 nama lain sinonim, sinonim dari
Rigioporus
antara lain
Rigidoporus lignosus
Kloztch Imazeki atau
Rigidoporus microporus
Swartz: Fr. van Ov.,
Polyporus lignosus
Klotzsch, meskipun sekarang cendawan tersebut masih sering dikenal 5 dengan nama
Fomes lignosus
Klotzsch Bres. Tanaman karet yang terserang JAP memiliki gejala awal berupa
membusuknya akar tanaman yang diserang, sehingga tanaman mudah roboh. Selain itu tanaman yang terserang juga menampakkan gejala sekunder berupa
bertambah banyaknya ranting dan berbuah lebih awal dari tanaman yang sehat, sehingga tanaman terlihat lebih rimbun. Daun tanaman yang terserang selanjutnya
akan menguning dan gugur yang selanjutnya diikuti oleh matinya ranting tanaman Nugroho, 2010.
Penyakit jamur akar putih dapat mengakibatkan kematian pada tanaman. Tanaman berumur dua sampai enam tahun sangat rentan terhadap penyakit ini.
Pada umumnya tanaman umur tiga tahun akan mati dalam waktu enam bulan, dan tanaman enam tahun akan mati dalam waktu 12 bulan setelah terjadinya infeksi,
hal ini tergantung kepada banyaknya bibit penyakit patogen yang terdapat dalam tanah. Penyakit akar putih sering menimbulkan kerusakan pada areal pertanaman
yang terdapat banyak tunggul atau sisa akar kayu, bekas tanaman tua atau bekas hutan primer, atau tanah gembur dan berpasir Situmorang Budiman 2003.
Penyakit jamur akar putih menyebar di perkebunan karet daerah tropik terutama Indonesia. Penyakit ini dijumpai di dataran rendah, dataran tinggi, dan di
daerah beriklim basah dan kering dengan keparahan penyakit yang berbeda. Daerah yang sering mengalami serangan skala berat adalah Riau, Sumatera Barat,
dan Kalimantan Barat, serangan skala sedang adalah Nanggro Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Bengkulu, dan
sebagian Lampung; dan serangan skala ringan adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur
Situmorang
et al.
2006.
B. Serangan Infeksi Jamur Akar Putih
Penyakit akar tanaman adalah penyebab kematian yang paling signifikan pada tanaman yang paling umum sebagai penyebab kegagalan pada perkebunan
Wingfield, 1999. Penyakit akar tanaman ditemukan pada perkebunan dengan kondisi lahan yang buruk serta disebabkan oleh penyakit akar pada tanaman
sebelumnya Farid
et al
. 2009.
Rigidoporus lignosus
adalah salah satu penyakit
yang menyerang akar tanaman pada tanaman karet.
R. lignosus
tergolong ke dalam tipe epidemik penyakit monosiklik. Penyakit monosiklik adalah penyakit
yang menyebabkan kehilangan produksi yang sangat tinggi, atau yang dapat mematikan tanaman hanya dengan satu siklus infeksi per siklus tanaman Sinaga
2004.
Gambar 2.1 Serangan jamur akar putih pada tanaman karet: A. Akar tumbang akibat serangan JAP. B. Akar terinfeksi JAP 1. Hifa JAP.
Jamur akar putih menjadi penyakit yang sangat penting karena penyebabnya memiliki kisaran inang yang luas. Selain menyerang karet, jamur
akar putih dapat menyerang teh, kopi, kakao, kelapa sawit, mangga, nangka, ubi kayu, jati, cengkeh, duwet, lamtoro, sengon, dadap, nibung, kapur barus, cemara,
kayu besi, meranti, rasamala, walikukun, kesambi, randu alas, kumpas, akasia,
Ficus
spp., dan
Agzelia
sp. Jamur akar putih juga dapat menyerang pupuk hijau, seperti
Tephrosia
spp. dan
Crotalaria
spp. Tanaman penutup tanah kacangan yang menjalar
legume creeping cover, LCC
juga rentan terhadap jamur akar ini Semangun, 2008. Serangan patogen
R. lignosus
menyebabkan akar menjadi busuk dan umumnya ditumbuhi rizomorf cendawan. Gejala tampak pada daun;
daun-daun yang semula tampak hijau segar berubah menjadi layu, berwarna kusam, dan akhirnya kering Pawirosoemardjo, 2004.
C. Penyakit Pada Daun Tanaman Karet
Daun adalah organ yang sangat penting pada tanaman karena daun merupakan tempat berlangsungya proses fotosintesis. Serangan berbagai jenis
1
A
B
patogen dapat menyebabkan penyakit dan mengganggu proses fisioogis tanaman sehingga menurunkan hasil fotosintesis serta menggangu proses pertumbuhan dan
perkemangan tanaman. Pada tanaman karet terdapat beberapa jenis jamur patogen yang dapat menginfeksi daun dan menurunkan prodksi karet yaitu
Corynespora
dan
Colletotrichum
. Jamur patogen tanaman
Corynespora
menyebabkan bercak daun dan membusuknya batang, buah, biji dan bunga pada berbagai tanaman
inang Fernando
et al
., 2010.
Colletotrichum
adalah penyebab gugurnya daun pada tanaman karet, tidak hanya pada daun tanaman karet yang sudah tua jamur
tersebut juga menyerang bibit tanaman karet. Selain tanaman karet
Colletotrichum
juga menyerang daun tanaman lainnya seperti
Mangifera indica
Jayasinghe Fernando, 2009
Theobroma cacao
Suryanto
et al
, 2014.
Gambar 2.2 Serangan jamur patogen pada daun tanaman karet: A. Daun terserang
Corynespora
sp., B. Daun terserang
Colletotrichum
sp., 1. Simtom
Corynespora
sp., 2. Simtom
Colletotrichum
sp.,
2.4 Potensi Bakteri Kitinolitik Rizofer Sebagai Agen Pengendali Hayati