Keadaan Umum Tanda-tanda vital Masalah hambatan

Palpebra : Merah muda, lembab. Konjungtiva dan sklera :Konjungtiva merah muda dansklera putih. Pupil : Isokor. Cornea dan iris : Bening. Visus : Ketajaman penglihatan Sudah mulai menurun. Tekanan bola mata : Baik. e. Hidung Tulang hidung : Tulang hidung simetris dan posisi septum. Lubang hidung : Lubang hidung normal, Bersih. Cuping hidung : Pernafasan tidak menggunakancuping hidung. f. Telinga Bentuk telinga : Daun telinga normal dan simetris. Ukuran telinga : Simetris kiri dan kanan. Lubang telinga : Lubang telinga paten dan bersih. Ketajaman pendengaran : Sudah mulai berkurang. g. Mulut dan faring Keadaan bibir : Kering dan pucat, simetris. Keadaan gusi dan gigi : Kliensudah ompong, Giginyatinggal4 dibagian depan. Keadaan lidah : Lidah kurang bersih. Orofaring : Pita suara baik. h. Leher Posisi trachea : Posisi trachea medial. Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid. Suara : Suara normal. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Vena jugularis : Tidak ada distensi vena jugularis. Denyut nadi karotis : Denyut nadi teraba. i. Pemeriksaan integumen Kebersihan : Kulit tampak kurang bersih. Kehangatan : Akral hangat. Warna : Warna kulit kuning langsat Turgor : Turgor kulit baik, CRT 2 detik. Kelembaban : Kelembaban kulit baik. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit. j. Pemeriksaan payudara dan ketiak Ukuran dan bentuk : Tidak dilakukan pemeriksaan Warna payudara dan areola : Tidak dilakukan pemeriksaam Kondisi payudara dan putting :Tidak dilakukan pemeriksaan Produksi ASI : Tidak ada. Aksilla dan calvicula : Tidak dilakukan Pemeriksaan. k. Pemeriksaan thoraks dada Inspeksi thoraks : Normal, simetris. Pernafasan frekuensi, irama : 20 kali menit. Tanda kesulitan bernafas : Normal, tidak ada tanda Kesulitanbernafas. l. Pemeriksaan paru Palpasi getaran suara : Gerak dada normal. Perkusi : Didapati suara resonan. Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak adasuaratambahan m. Pemeriksaan jantung Inspeksi : Tidak ada sianosis. Palpasi : Pulsasi teraba. Perkusi : Suara dullness saat perkusi. Auskultasi : Bunyi jantung normal. n. Pemeriksaan abdomen Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan. Auskultasi : Peristaltik usus 8-15xmenit. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, benjolan dan ascites. Perkusi suara abdomen : Tympani. o. Pemeriksaan kelamin Genitalia : Tidak ada kelainan. Anus dan perineum : Tidak ada kelainan pada anus. p. Sistem Muskuloskletal Kesimetrisan otot : Simetris antara ekstremitas atas dextra dan sinistra,serta ekstremitas bawah sinistra dan dextra. Pemeriksaan edema : Tidak terdapat edema pada ekstremitas klien. Kekuatan otot : Kekuatan otot ekstremitas atas dextra bernilai4 yaitu rentang gerak lengkap terhadapgravitasi dengan beberapa tahanan. Kekuatan ototekstremitas sinistra bernilai 2 yaitu pembatasangravitasi. Kelainan ekstremitas : Terlihat kaku dan sulit untukdigerakkan pada ekstremitas atas sinistra dan ekstremitas bawah sinistra klien. q. Pemeriksaan neurologi Tingkat kesadaran GCS: 15E: 4V: 5M: 6 1. Nervus olfaktorius N I Pasien dapat membedakan bau-baun dengan jelas dan baik. 2. Nervus optikus N II Lapangan pandang klien sedikit mengalami gangguan visus mata terganggu pada jarak 2 meter. 3. Nervus okulomotorius N III, Trochealis N IV, Abdusen N VI Tidak rerdapat edema pada kelopak mata, tidak terdapat hiperemi konjungtiva, kelopak mata tidak jatuhptosis, reaksi pupil terhadap cahaya normal, ukuran mata kanan dan kiri normal, tidak ada tanda perdarahan, gerakan bol mata normal kesegala arah. 4. Nervus trigeminus N V Klien dapat merasakan dengan baik rasa raba di kulit wajah pada bagian maxilla dan mandibulla kiri dan kanan serta bagian frontal klien, klien bias merasakan nyeri, sentuhan panas dan dingin serta getatan yang diberikan di kulit klien, reflek berkedip dan menutup mata normal, kekuatan otot masester dan temporalis kiri dan kanan baik, gerakakan mandibulla simetris. 5. Nervus fasialis N VII Identifikasi terhadap rasa asam, pahit, dan asin baik.Kekuatan otot wajah atas dan bawah baik. 6. Nervus vestibulocochlearis N VIII Keseimbangan pasien terganggu sejak pasien terkena penyakit stroke.Pasien tidak dapat berdiri dengan normal. 7. Nervus glossopharingeus N IX. Vagus N X Gerakan palatum dan vulva normal, palatum lunak dan sedikit trangkat, letak uvula ditengah, gag reflek pasien normal, gerakan menelan pasien baik, dan vocal suara pasien jelas. 8. Nervus assesoris N XI Gerakan bahu tidak simetris kiri dan kanan, rentang gerak sendi servikal tidak normal, kekuatan daya dorong di sisi bahu pasien tidak baik, kekuatan otot sternokledomastoideus klien kurang baik. 9. Nervus hipoglosus N XII Gerakan lidah pasien normal dan baik, kekuatan otot lidah sangat baik. r. Fungsi motorik 1. Cara berjalan Ny.D tidak dapat berjalan sejak penyakit stroke yang ia alami. Ny.D hanya berbaring ditempat tidur dan sesekali duduk dikursi roda di bantu keluarganya. 2. Romberg tes Ny. D tidak dapat berdiri tegak 3. Pronasi-supinasi tes Pronasi tes klien tampak tidak baik.Klien tidak dapat melakukan posisi telungkup secara mandiri. Supinasi test klien tampak tidak baik. Klien saat berbaring tidak dapat meluruskan kaki kirinya. s. Fungsi sensori 1. Identifikasi sentuhan ringan Ny.D dapat mengetahui area kulit tubuhnya yang disentuh. 2. Test tajam-tumpul Klien dapat mengidentifikasi barang tajam dan tumpul yang disentuhkan kekulitnya. 3. Test panas dingin Klien dapat mengidentifikasi rasa panas dan dingin yang disentuhkan kekulitnya. 4. Test getaran Klien dapat merasakan getaran dengan baik yang disentuhkan di area wajahnya. t. Reflek 1. Reflek bisep Terangsang dengan baik pada motorik atas sebelah kanan tetapi pada motorik atas sebelah kiri tidak. 2. Reflek trisep Terangsang dengan baik pada motorik atas sebelah kanan tetapi pada motorik atas sebelahkiri tidak. 3. Reflek patelar Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan tetapi pada motorik bawah sebelah kiri tidak. 4. Reflek tendon achiles Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan tetapi pada motorik sebelah kiri tidak. 5. Reflek plantar Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan tetapi pada motorik bawah sebelah kiri tidak.

IX. Pemeriksaan penunjang

Sejak 2 tahun yang lalu Ny.D tidak pernah dirawat di rumah sakit dan melakukan control kesehatan kepada dokter. Jika Ny.D sakit ringan klien hanya beli obat di warung atau klinik terdekat dilingkungan rumahnya.

X. Riwayat terapi

Klien tidak mengkonsumsi obat-obat khusus dari dokter.

2. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH 1 Ds : Ny.D mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan dalam melakukan pergerakan, dia mengatakan kelemahan, kehilangan sensasi,bagian ekstemitas terasa kebas, dan membutuhkan bantuan keluarga untuk membantu pergerakan, klien mengatakan sebelum menderita stroke dia menderita hipertensi. Do : Klien tampak kesulitan bergerak. Klien tidak mampu lagi melakukan aktivitas Kekuatan otot ekstermitas atas sinistra dan bawah sinistra 2. Hipertensi Aterosklerosis Pembentukan thrombus Obstruksi thrombus di otak Menurunnya suplai darah ke otak Terjadi hipoksia serebri Infark jaringan otak ganguan neuromuskular Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular gangguan muskuloskletal hambatan mobilisasi fisik 2 DS : Ny.D mengatakan mengalami lemah , letih,sesak dan merasa tidak nyaman pada saat beraktvitas. DO: RR: 20xmenit Sebelum melakukan aktivitas, dan sesudah 25xmenit. Nadi melemah dan menurun sesudah melakukan aktivitas sebelum: 80xmenit dan sesudah: 70xmenit. TD sebelum aktivitas 14090 mmHg, sesudah Hipertensi Aterosklerosis Pembentukan thrombus Obstruksi thrombus di otak Menurunnya suplai darah ke otak Terjadi hipoksia serebri Infark jaringan otak intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi dan tirah baring aktivitas 160100 mmHg. gangguan neuromuskular gangguan muskuloskletal imobilisasi dan tirah baring intoleransi aktivitas

7. Rumusan masalah

1. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengani kesulitan dalam melakukan pergerakan, kelemahan, kehilangan sensasi, bagian ekstemitas terasa kebas, dan membutuhkan bantuan keluarga untuk membantu pergerakan. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan denganimobilisasi dan tirah baring ditandai dengan lemah, letih, sesak dan merasa tidak nyaman pada saat melakukan aktivitas.

8. Perencanaan

No.Dx Perencanaan Keperawatan 1 Tujuan : Klien dapat menunjukkan peningkatan mobilisasi. Kriteria hasil : 1. Klien meningkat dalam aktivitas. 2. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilisasi. 3. Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah. Rencana tindakan Rasional 1. Kaji kemampuan mobilisasi klien dengan skala 0-4. 2. Ajarkan bantu klienkeluarga latihan ROM aktif dan pasif untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot. 3. Ajarkan dan bantu klienkeluarga teknik mengubah posisi tubuhnya misalnya dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk. 4. Kaji vital sign sebelum dan sesudah latihan rentang gerak. 1. Untuk mengetahui kemampuan mobilisasi klien. 2. Untuk menimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur. 3. Untuk memudahkan klien mengubah posisi tubuhnya. 4. Untuk mengetahui perubahan vital sign klien setelah beraktivitas. 5. untuk mencegah dekubitus pada bagian tubuh yang 5. Anjurkan klienkeluarga untuk mengubah posisi setiap 2 jam. 6. Ajarkan dan bantu klienkeluarga teknik berpindah tempat ambulasi. 7. Anjurkan keluarga untuk mengawasi aktivitas klien. 8. Berikan penguatan positif selama aktivitas. 9. Berikan informasi tentang mobilisasi kepada klienkeluarga. tertekan. 6. Untuk memudahkan klien berpindah tempat. 7. untuk mencegah terjadinya kecelakaanmisalnya terjatuh dari tempat tidur atau kursi roda. 8. Untuk menambah semangat dan motivasi klien dalam aktivitas. 9. Menambah wawasan klienkeluarga tentang mobilisasi. No.Dx Perencanaan Keperawatan 2 Tujuan : klien menunjukkan dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuannya secara bertahap. Kriteria hasil : 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,nadi dan RR. 2. Tanda-tanda vital dalam batas normal. Rencana tindakan Rasional 1. Kaji kemampuan klien untuk 1. Untuk mengetahui melakukan aktitas yang mampu dilakukan. 2. Ajarkan klienkeluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi misalnya mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas. 3. Bantu dengan aktivitas fisik misalnya ambulasi, berpindah, mengubah posisi dan perawatan personal. 4. Pantau tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas. 5. Ajarkan klienkeluarga penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas. 6. Berikan informasi tentang intoleransi aktivitas kepada klien. kemampuan klien dalam aktivitas. 2. Untuk mendorong klien melakukan aktivitas dengan energi yang minimal. 3. Untuk mengurangi energI klien yang keluar saat melakukan aktivitas. 4. Untuk mengetahui perubahan tanda- tanda vital klien setelah aktivitas. 5. Untuk meminimalisir kelelahan saat aktivitas. 6. Untuk menambah wawasan klien tentang intoleransi aktivitas.

5. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

Hari Tanggal Implementasi keperawatan EvaluasiSOAP Rabu10 Mei 2015 1. Menanyakan kemampuan klien untuk bergerak dengan skala 0-4 untuk mengetahui kemampaun pergerakan klien. 2. Mengajarkanklienkeluarga latihan pergerakan aktif dan pasif untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot misalnya menggerakkan ekstremitas atas dan bawah dengan cara mengangakat, menurunkan, dan mendekatkan siku ke dada kemudian meluruskan kembali. 3. Mengajarkan klienkeluarga teknik mengubah posisi tubuhnya misalnya dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk. 4. Mengukur tekanan darah, nadi dan pernafasan sebelum dan sesudah aktivitas. S : Ny. D mengatakan bahwa ekstremitas atas dan bawah sinistra terasa kaku dan sulit digerakkan. O : Ekstremitas atas sinistra dan ekstremitas bawah sinistra klien tampak kaku. Tidak terdapat tanda- tanda edema pada bagian ekstremitas. Kekuatan otot bernilai 4 pada ekstremitas atas dextra, bernilai 2 pada ekstremitas atas sinistra, dan pada bagian ekstremitas bawa dextra bernilai 4, bernilai 2 pada ektremitas bawah 5. Menganjurkanmenyarankan klienkeluarga untuk mengubah posisi setiap 2 jam misalnya dengan miring kanan dan miring kiri. 6. Mengajarkan klienkeluarga teknik berpindah tempat misalnya dari tempat tidur ke kursi roda. 7. Meganjurkan kepada keluarga untuk mengawasi aktivitas klien untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti jatuh dari kursi roda atau dari tempat tidur. 8. Memberikan penguatan positif selama aktivitas misalnya motivasi, memberi semangat. 9. Memberitahukan informasi tentang pentingnya latihan pergerakan kepada klienkeluarga misalnya untuk mencegah kekakuan, pengecilan pada tulang. sinistra. Tampak pada otot ekstremitas atas sinistra dan ekstremitas bawah sinistra klien mengalami pengecilan atau athropi. Klien tidak dapat berdiri tegak. Tidak dapat melakukan pronasi dan supinasi secara normal.

A: Masalah hambatan

mobilisasi fisik belum teratasi. Ekstremitas atas sinistra dan ekstremitas bawah sinistra tampak kaku. Tampak pada otot ekstremitas atas sinistra dan ekstremitas bawah sinistra klien mengalami pengecilan atau athropi. Klien tidak dapat berdiri tegak. Tidak dapat melakukan pronasi dan supinasi secara normal. P : Intervensi dilanjutkan Menanyakan kemampuan klien untuk bergerak dengan skala 0- 4 untuk mengetahui kemampuan pergerakan klien. Mengajarkan klienkeluarga latihan ROM aktif dan pasif untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot. Mengajarkan klienkeluarga teknik mengubah posisi tubuhnya misalnya dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk. Mengukur tekanan darah, nadi dan pernafasan sebelum dan sesudah aktivitas. Menganjurkan klienkeluarga untuk mengubah posisi setiap 2 jam. Mengajarkan klienkeluarga teknik berpindah tempat. Meganjurkan kepada keluarga untuk mengawasi aktivitas klien. Memberikan penguatan positif selama aktivitas misalnya motivasi, memberi semangat. Memberitahukan informasi tentang latihan pergerakan kepada klienkeluarga misalnya untuk mencegah kekakuan, pengecilan pada tulang. 1. Menanyakan kemampuan klien mengenai aktivitas yang mampu dilakukan. 2. Memberitahukan klienkeluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi misalnya mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas. 3. Memberi bantuan dengan aktivitas fisik misalnya berpindah, mengubah posisi dan perawatan personal. 4. Mengukur tekanan darah, nadi, dan pernafasan sebelum dan sesudah aktivitas. 5. Memberitahukan klienkeluarga penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas misalnya teknik nafas dalam. 6. Memberitahukan informasi tentang intoleransi aktivitas kepada klienkeluarga. S : Ny.D mengatakan merasa lemah, letih, sesak dan merasa tidak nyaman pada saat beraktvitas. Ny.D mengatakan ketidakmampuan dan ketidak berdayaan untuk melakukan aktivitas

O: Tirah baring atau

imobilisasi klien tampak lemah, kesulitan dalam bergerak,tampak sesak saat melakukan aktivitas RR: 21xmenit Sebelum melakukan aktivitas, dan sesudah 26xmenit. Nadi melemah dan menurun sesudah melakukan aktivitas sebelum: 80xmenit dan sesudah: 69xmenit. TD sebelum aktivitas 14090 mmHg, sesudah aktivitas 160100 mmHg

A: Intoleransi aktivitas P: Intervensi

dilanjutkan Menanyakan kemampuan klien menegenai aktitas yang mampu dilakukan. Memberitahukan klienkeluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi misalnya mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas. Memberi bantuan dengan aktivitas fisik misalnya berpindah, mengubah posisi dan perawatan personal. Mengukur tekanan darah, nadi, dan pernafasan sebelum dan sesudah aktivitas. Memberitahukan klienkeluarga penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas misalnya teknik nafas dalam. Memberitahukan informasi tentang intoleransi aktivitas kepada klienkeluarga.

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

1 60 36

Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 4

Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 3

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 7

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 4

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 1 3

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 20