Public Figure Dan Tindakan Membeli (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penampilan Public Figure Luna Maya Dalam Iklan Bu Krim Oxyclean Di Televisi Swasta Terhadap Tindakan Membeli Kalangan Ibu – Ibu Yang Tinggal Di Perum Paya Sari Permai)

(1)

PUBLIC FIGURE DAN TINDAKAN MEMBELI

(Studi korelasional tentang pengaruh penampilan public figure Luna Maya dalam iklan Bu Krim Oxyclean di televisi swasta terhadap tindakan membeli kalangan

ibu – ibu yang tinggal di Perum Paya Sari Permai)

D I S U S U N Oleh; RIA SARTIKA H

020904057 ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

MEDAN 2008


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini dipertahankan oleh :

NAMA : RIA SARTIKA H

NIM : 020904057

DEPARTEMEN : ILMU KOMUNIKASI

JUDUL : PUBLIC FIGURE DAN TINDAKAN MEMBELI

(Studi korelasional tentang pengaruh penampilan public figure Luna Maya dalam iklan Bu Krim Oxyclean di televisi swasta terhadap tindakan membeli kalangan ibu – ibu yang tinggal di Perum Paya Sari Permai)

DOSEN PEMBIMBING KETUA DEPERTEMEN

Dra. Fatmawardi Lubis Drs. Amir Purba Msi

NIP. 131 654 103 NIP. 131 654 104

DEKAN


(3)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Public Figure dan Tindakan Membeli, sebuah studi korelasional tentang pengaruh penampilan public figure Luna Maya dalam iklan Bu Krim Oxyclean terhadap tindakan membeli dikalangan ibu – ibu rumah tangga yang tinggal di Perum Paya Sari Permai. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “sejauh mana pengaruh public figure Luna Maya dalam iklan Bu Krim Oxyclean berpengaruh terhadap tindakan membeli dikalangan ibu – ibu rumah tangga yang tinggal di Perum Paya Sari Permai”.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi massa, iklan dan teori AIDDA, dimana penelitian ini dilakukan sampai tahap tindakan konsumen untuk membeli produk yang diiklankan.

Peneliti menggunakan korelasional yaitu metode yang melihat ada tidaknya suatu hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dimana jumlah populasi sebanyak 270 kepala keluarga dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 73 orang .

Dalam pengumpulan data , peneliti menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesa dengan menggunakan Rank Spearman.

Hasil keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara public figure dan tindakan membeli. Hubungan tersebut rendah sekali . Hasil ini

diperoleh dengan melakukan uji hipotesa yang dilambangkan dengan rs. Diperoleh

hasilnya yaitu rs = 0,179, dan berdasarkan skala Guilford hasil rs berada pada skala yang


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan, kekuatan, keberanian serta semangat dari hari kehari sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi prasyarat dalam menyelesaikan pendidikan strata satu Ilmu Komunikasi.

Proses penyelesaian skripsi ini telah melibatkan banyak pihak. Dalam hal ini, peneliti ingin megucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada kedua orang tua peneliti yaitu P. Hutabarat dan Nismah Indrayati Lubis dan adik – adikku tercinta dan tersayng M. Arifin Hutabarat, Yudha Maulana Hutabarat dan Monica Syanli Putri Nst yang selalu memberikan dukungan serta do’a yang tidak henti – hentinya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya :

1. Bapak Prof. H.M Arif Nasution MA, selaku Dekan FISIP USU.

2. Bapak Drs Amir Purba MA, selaku Ketu Deprtemen Ilmu Komunikasi FISIP

USU.

3. Ibu Dra Fatmawardi Lbs, selaku dosen pembimbing yang terus memberikan

semangat kepada penulis untuk terus bangkit dan menyelesaikan skripsi. Terima kasih banyak ya buk.

4. Bapak Drs. Syafruddin Pohan Msi, selaku dosen wali yang telah banyak

memberikan nasehat – nasehat akademik selama penulis mengikuti perkuliahan.


(5)

5. Seluruh dosen – dosen Ilmu Komunikasi, khususnya yang pernah membimbing penulis dalam setiap mata kuliah.

6. Kak Icut dan kak Ros, Rotua dan Yusi terima kasih atas kerjasamanya.

7. Keluaga besar bpk Syamsir Alam Nst dan Ibu Marlina SE Panjaitan, Keluarga

Rudi Artono, keluarga H. Kamaluddin, keluarga Brigadir Jonizar dan keluarga Sutrisno.

8. Seseorang yang selalu memberikan perhatian yang begitu besar, kasih sayang

dan motivasi buat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yaitu tunanganku Briptu Hendry Ryenji Saputra, terima kasih atas perhatian, doa dan dukungannya selama ini. Erico Syanli Putra Nst, Qhalby Mulya, Agestya Rahman Arif, Desi Dwina dan Tri Harini Saputri (adik – adikku tersayang) dan temanku Suam (joe), terima kasih atas bantuannya selama ini.

9.Sahabat - sahabatku yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini Hasnita S.Sos, Nurhanifah Nst S.Sos, Nuraviva Samosir S.Sos, Mey Frisnawati Srg S.Sos, Meryta Ellya Nora S.Sos dan Rina Khairani Srg S.Sos, teman-teman seangkatan Ica, Dina, Pu1, Abram, serta semua teman – teman seperjuangan anak komunikasi ’02 semoga sukses selalu. Amin

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis dengan sangat rendah hati meminta saran dan masukan yang bisa membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tulisan ini.

Medan, Desember 2008

RIA SARTIKA HUTABAR


(6)

DAFTAR ISI

Abstraksi…...……… i

Kata Pengantar………. ii

Daftar Isi……….. iv

Daftar Tabel………. vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………. 1

1.2 Perumusan Masalah……… 6

1.3 Pembatasan Masalah………. 6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian……….. 6

2. Manfaat Penelitian……… 7

1.5 Kerangka Teori………... 7

1.6 Kerangka Konsep……… 13

1.7 Model Teoritis……… 14

1.8 Operasional Variabel……….. 15

1.9 Definisi Operasional………... 15

1.10 Hipotesa……… 17

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori……… 18

2.1.1 Komunikasi……….. 18

2.1.2 Komunikasi Massa……….. 22

2.1.3 Iklan………. 25

2.1.4 Teori AIDDA………... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian……… 34


(7)

3.4 Teknik Penarikan Sampling……… 36

3.5 Teknik Pengumpulan Data………. 38

3.6 Teknik Analisis Data……….. 38

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Teknik Pengolahan Data……….. 41

4.2 Analisa Tabel Tunggal……… 42

4.3 Analisa Tabel Silang……… 57

4.4 Uji Hipotesa………. 60

4.5 Pembahasan………. 62

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………. 63

5.2 Saran………... 64

DAFTAR PUSTAKA……… 65


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel I Operasional Variabel ……….. 15

Tabel II Konsep AIDDA dalam konteks penelitian ………. 32

Tabel III Distribusi sampel………. 37

Tabel 1 Usia responden……… 42

Tabel 2 Pendidikan……….. 42

Tabel 3 Pekerjaan Suami……….. 43

Tabel 4 Penghasilan perbulan………... 44

Tabel 5 Penampilan Fisik………. 44

Tabel 6 Kepopuleran……… 45

Tabel 7 Gaya Bicara………. 46

Tabel 8 Acting dalam Iklan……….. 46

Tabel 9 Kesopanan……… 47

Tabel 10 Kejelasan Kata – kata……… 47

Tabel 11 Materi Iklan……….. 48

Tabel 12 Jingle Iklan……….... 48

Tabel 13 Durasi Penayangan……… 49

Tabel 14 Tata Warna……… 50

Tabel 15 Frekwensi Penayangan……….. 50

Tabel 16 Menumbuhkan Perhatian………... 51

Tabel 17 Minat Untuk Membeli……….. 52

Tabel 18 Keinginan Untuk Memiliki……….. 52

Tabel 19 Hasrat untuk Memiliki………. 53

Tabel 20 Keputusan Untuk Membeli……….. 54

Tabel 21 Tindakan Membeli………... 54

Tabel 22 Kualitas Produk……… 55

Tabel 23 Ingat akan Produk……… 56

Tabel 24 Hubungan antara Penampilan Fisik dan Perhatian terhadap Iklan….. 57

Tabel 25 Hubungan antara Materi Iklan dan Minat Beli……… 58

Tabel 26 Hubungan antara Kepopuleran dan Tindakan Membeli ………. 59


(9)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Public Figure dan Tindakan Membeli, sebuah studi korelasional tentang pengaruh penampilan public figure Luna Maya dalam iklan Bu Krim Oxyclean terhadap tindakan membeli dikalangan ibu – ibu rumah tangga yang tinggal di Perum Paya Sari Permai. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “sejauh mana pengaruh public figure Luna Maya dalam iklan Bu Krim Oxyclean berpengaruh terhadap tindakan membeli dikalangan ibu – ibu rumah tangga yang tinggal di Perum Paya Sari Permai”.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi massa, iklan dan teori AIDDA, dimana penelitian ini dilakukan sampai tahap tindakan konsumen untuk membeli produk yang diiklankan.

Peneliti menggunakan korelasional yaitu metode yang melihat ada tidaknya suatu hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dimana jumlah populasi sebanyak 270 kepala keluarga dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 73 orang .

Dalam pengumpulan data , peneliti menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesa dengan menggunakan Rank Spearman.

Hasil keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara public figure dan tindakan membeli. Hubungan tersebut rendah sekali . Hasil ini

diperoleh dengan melakukan uji hipotesa yang dilambangkan dengan rs. Diperoleh

hasilnya yaitu rs = 0,179, dan berdasarkan skala Guilford hasil rs berada pada skala yang


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang masalah

Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia dan mempunyai peranan yang sangat penting pada masa sekarang ini. Sejalan dengan itu, kemajuan teknologi lainnya yang turut membawa kemajuan besar, khususnya bagi perkembangan teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi ditandai dengan perubahan besar pada media komunikasi, baik media cetak maupun elektronik.

Dalam era modern seperti saat sekarang ini, kehidupan masyarakat tidak terlepas dari pengaruh hadirnya teknologi baru. Teknologi merupakan kepentingan yang amat berarti dalam kehidupan masyarakat.

Media massa hadir di tengah – tengah masyarakat dengan menyajikan aneka pesan, hal ini di tandai dengan munculnya stasiun televisi swasta antara lain RCTI SCTV, TPI, ANTeve, Trans TV, Trans 7, Metro TV,Global TV dan Lativi.

Televisi swasta bukan saja bersaing dalam menyajikan acara – acara hiburan yang mampu menarik minat penonton, tapi juga bersaing ketat dalam menyajikan iklan – iklan yang menarik. Salah satunya iklan Bu Krim Oxyclean dengan public figurenya Luna Maya yang muncul di sela – sela acara di televisi swasta.

Diantara media komunikasi yang ada, televisi dianggap paling berpengaruh pada kehidupan manusia karena televisi mempunyai sifat yang istimewa bila dibandingkan dengan media massa lainnya seperti radio, majalah, buku, dan sebaginya.


(11)

Televisi merupakan gabungan dari media gambar dan media dengar yang sifatnya informativ, hiburan dan pendidikan. Kelebihan lainnya adalah dengan adanya televisi kita dapat mengetahui suatu informasi dari suatu tempat tanpa harus berada ditempat tersebut, karena televisi dapat menguasai ruangjarak dan waktu. Televisi muncul di masyarakat pada awal dekade 1960-an dan semakin mendominasi komunikasi massa dikarenakan sifatnya yang memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Kelebihan televisi dari pada media lainnya adalah sifatnya yang audio visual, yaitu dapat dilihat dan di dengar.

Menjamurnya televisi swasta di Indonesia semakin menyuburkan tumbuhnya iklan. Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu produk yang ditujukan kepada khalayak agar memperoleh sambutan yang baik. Iklan berusaha memberikan informasi, membujuk dan meyakinkan. Komunikasi periklanan adalah suatu sarana informasi dari produsen kepada konsumen. Periklanan digunakan sebagai salah satu kekuatan untuk mencapai tujuan pemasaran barang atau jasa, baik tujuan jangka panjang mauupun jangka pendek. Iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk atau membangkitkan kesadaran akan merek, citra merek, citra perusahaan, membujuk khalayak untuk membeli produk yang di tawarkan dan juga untuk memberikan informasi.

Selain itu iklan baik yang bersifat produk / non produk pada dasarnya memberikan informasi pada audience mengenai kualitas dan keunggulan produknya agar masyarakat tertarik untuk membeli, menanggapi atau berbuat sesuai dengan keinginan pembuat iklan tersebut. Agar sebuah iklan dapat menjangkau khalayak, maka harus


(12)

dipilih media yang tepat sehingga informasi yang disebarkan dapat ditopang oleh kualitas dan kuantitas penayangannya. Salah satu media yang tepat untuk tujuan tersebut adalah televisi.

Dengan demikian, dunia usaha atau perusahaan semakin bergantung pada iklan untuk memperkenalkan produk barang atau jasa dengan tujuan mempengaruhi khalayak dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

Penggunaan iklan dianggap sangat efektif untuk mempromosikan produk dari suatu perusahaan agar mudah diterima oleh khalayak sehingga permintaan akan produk yang di tawarkan tersebut akan lebih meningkat. Setiap perusahaan memiliki cara sendiri untuk memasarkan produknya agar laku di pasaran. Mulai dari iklan televisi, radio, brosur, spanduk, memeberikan promosi berhadiah, diskon sampai menampilkan public

figure yang sudah tidak asing lagi di masyarakat.

Total pembelanjaan tahunan untuk kegiatan – kegiatan periklanan di Inggris menurut catatan Advertising Assosiations Statistics Yearbook mencapai sekitar 9 milyar Poundsterling berdasarkan harga sekarang atau sekitar 6 milyar Poundsterling berdasarkan harga- harga konstan. Jumlah tersebut hanya mencakup biaya iklan yang ada di media cetak (Koran,majalah) dan elektronik (televisi,radio) belum termasuk pameran – pameran.

Menurut AGB Nielsen Research, angka belanja iklan pada media televisi, koran majalah dan tabloid pada semester I tahun 2007 mencapai Rp 13,6 triliun, angka ini turun 4 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 14,2 triliun (internet).


(13)

Public figure merupakan seorang tokoh masyarakat yang menjadi pusat perhatian orang banyak dan sudah dikenal oleh masyarakat luas, baik dari segi penampilan fisiknya dan juga prestasi – prestasi yang pernah diraihnya. Keuntungan pemakaian public figure dalam iklan televise adalah agar cepat dikenal karena ketenaran sang bintang, suatu iklan bisa lebih menonjol bila kita menggunakan orang yang sudah dikenal luas dimasyarakat dan juga memiliki keahlian ataupun bakat acting yang sudah tidak diragukan lagi.

. Public figure atau yang biasa dikenal dengan istilah selebritis sekarang ini telah

menjadi sebuah objek yang sangat penting bagi dunia hiburan dan masyarakat juga sangat menikmati sajian – sajian yang menampilkan kehidupan dari selebritis tersebut, mulai dari kehidupan sehari – harinya, prestasi yang diraihnya, bahka juga kehidupan pribadinya. Namun, public figure bukan hanya selebritis dari dunia hiburan tapi juga orang – orang yang mendapat sorotan dari masyarakat dan juga orang – orang yang banyak di kenal di masyarakat seperti tokoh – tokoh dari dunia politik, olah raga, hukum dan lain – lain.

Pemasangan public figure sebagai model iklan bukanlah hal yang baru, hal ini ditujukan untuk mendongkrak tingkat penjualan dari produk yang di iklankan . Disinilah kemampuan selektifitas masyarakat dalam memilih produk sangat diperlukan agar tidak merasa dirugikan. Melalui iklan televisi produsen mencoba menghadirkan iklan yang di harapkan mampu mendorong munculnya minat beli masyarakat terhadap produknya.

Diyakini oleh sejumlah pihak jika para selebritis atau public figure memiliki kemampuan untuk mempengaruhi audiensnya, apalagi bila para public figure tersebut memiliki sejumlah penggemar. Sudah bias dipastikan bahwa penggemar dari public


(14)

figure tersebut akan menggunakan produk yang diiklankan oleh public figure kesayangannya.

Sejumlah perusahaan memanfaatkan public figure dengan tujuan menghasilkan citra positif perusahaannya. Salah satu contohnya adalah iklan Bu Krim Oxyclean yang menampilkan sosok Luna Maya sebagai bintang iklannya karena sosok Luna Maya dianggap sebagai salah satu public figure yang sudah tidak asing lagi di masyarakat. Selain actingnya dalam mebintangi sejumlah sinetron dan film, ia juga sering tampil sebagai pembawa acara dan sekarang ini ia juga mulai merambah dunia tarik suara dengan berkolaborasi dengan penyanyi yang sudah lebih dahulu terjun kedunia tarik suara. Dalam membawakan iklan Bu Krim Oxyclean, ia meyakinkan masyarakat bahwa produk yang diiklankannnya benar – benar memberikan hasil yang terbaik, dimana iklan ini di kenal dengan motto “Bersih Tanpa Matahari”. Karena detergen Bu Krim Oxyclean memiliki keunggulan lain bila dibandingkan detergen lainnya dipasaran, seperti pakaian tidak bau apek walau tidak dijemur dipanas matahari, , warna pakaian tetap cemerlang, lembut di tangan dan memiliki keharuman yang tahan lama. Diharapkan dengan keunggulan – keunggulan ini, detergen Bu Krim Oxyclean dapat meringankan pekerjaan ibu – ibu rumah tangga sehingga tidak perlu mencuci ulang pakaiannya yang bau apek apabila tidak dijemur dibawah sinar matahari. Iklan ini di tujukan kepada ibu – ibu rumah tangga yang kesehariannya menggunakan Bu Krim Oxyclean untuk mencuci pakaian.


(15)

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

“Sejauhmana pengaruh public figure Luna Maya dalam iklan Bu Krim Oxyclean berpengaruh terhadap tindakan membeli di kalangan ibu – ibu rumah tangga yang tinggal Perum Paya Sari Permai”.

1.3 Pembatasan masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang luas, maka diperlukan adanya pembatasan masalah, yakni sebagai berikut :

1. Public figure yang ditampilkan adalah Luna Maya .

2. Penelitian dilakukan terbatas kepada tayangan iklan Bu Krim Oxyclean versi

Luna Maya di televisi swasta.

3. Objek penelitiannya adalah ibu – ibu rumah tangga yang tinggal di Perumahan

Paya Sari Permai.

4. Penelitian dilakukan pada bulan Otober 2008.

1.4 Tujuan dan Manfaat penelitian

Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mendorong ibu – ibu rumah tangga

melakukan tindakan membeli produk Bu Krim Oxyclean.

2. Untuk mengetahui pengaruh penampilan public figure Luna Maya dalam iklan


(16)

3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh public figure Luna Maya dalam iklan Bu Krim Oxyclean terhadap tindakan membeli dikalangan ibu – ibu rumah tangga yang tinggal di Perum Paya Sari Permai.

Manfaat penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini dapat memperkaya khasanah penelitian

mengenai periklanan

2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberi masukan bagi peneliti yang lain

jika akan mengadakan penelitian yang sama.

3. Sacara teoritis, untuk menerapkan ilmu yang di dapat penulis selama menjadi

mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU, serta memperkaya wawasan penulis.

1.5 Kerangka Teori

Kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir yang menunjukkan dari sudut mana masalah yang telah dipilih akan disoroti (Nawawi, 1993 : 40).

Sedangkan menurut Koentjaraningrat, kerangka teori yang ada membantu peneliti menentukan arah dan tujuan penelitian serta dalam menggunakan konsep – konsep yang tepat, guna membentuk hipotesa selanjutnya.

Dalam hal ini teori – teori yang dianggap relevan diantaranya adalah komunikasi, komunikasi massa, iklan, dan teori AIDDA.


(17)

Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama dalam hal ini maksudnya adalah sama makna. Itulah sebabnya, komunikasi pada prinsipnya harus bersifat dua arah dalam rangka pertukaran ide dan informasi menuju pada terbentuknya pengertian bersama.

Menurut Carl I. Hovland ( dalam Effendy, 1992 :17) mengatakan komunikasi sebagai proses dimana komunikator menyampaikan perangsang (lambang bahasa) untuk mengubah tingkah laku para komunikan.

Dari definisi yang dikemukakan di atas bahwa ada hal –hal yang harus kita ingat bahwa dalam setiap peristiwa komunikasi selalu terdapat komponen – komponen seperti :

a. Komunikator

b. Pesan

c. Media

d. Komunikan

e. Efek

Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang di hasilkan pembaca/ pendengar/ penonton yang akan coba diraihnya dan efeknya terhadap mereka. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (baik cetak maupun elektronik).


(18)

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik yang dikelola oleh suatu lembaga yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat (Mulyana,2005 : 62).

Perbedaan massa dalam komunikasi massa dan dalam bentuk umum yaitu massa dalam komunikasi massa berarti media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film.

Dengan demikian media massa adalah alat – alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada khalayak yang luas dan heterogen. Kelebihannya di bandingkan komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu, bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tidak terbatas.

Menurut. (Devito, 1997 :85) komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh produk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk di definisikan.

Berdasarkan definisi di atas maka dapat kita ketahui bahwa komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik yaitu :

a. Komunikator terlembaga

b. Pesan bersifat umum

c. Komunikannya anonim dan heterogen

d. Media massa menimbulkan keserempakan

e. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan

f. Komunikasi massa bersifat satu arah


(19)

Iklan

Sejarah periklanan dimulai pada tahun 1947, yang berusaha memperbaiki keterbatasan penyiaran radio dan menjadikan jangkauan penyiaran lebih luas dan membuat karakter lebih hidup dari pada iklan radio dan media cetak.

Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali,1997 :9).

Definisi iklan menurut Wright (dalam Liliweri, 1992 : 20) sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan pelayanan serta gagasan atau ide – ide melalui saluran tertentu dalam bentuk yang persuasif.

Iklan merupakan bagian dari reklame yang berasal dari bahasa Perancis,

re-clamare yang berarti meneriakkan secara berulang – ulang. Iklan adalah salah satu

bentuk komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu produk yang ditujukan kepada khalayak secara serempak agar memperoleh sambutan baik.

Bagi sebuah perusahaan, iklan merupakan hal yang penting dalam mengenalkan program maupun produk terbaru keluaran dari perusahaan tersebut. Penggunaan iklan dianggap sangat efektif untuk mempromosikan produk dari suatu perusahaan agar mudah untuk diterima sebagai salah satu kebutuhan di masyarakat. Dengan begitu permintaan akan kebutuhan produk tersebut akan semakin meningkat.

Penayangan iklan tentang suatu produk tidak pernah lepas dari tujuan iklan itu di buat. Suatu iklan dibuat bertujuan untuk mengenalkan atau mengingatkan kembali kepada


(20)

khalayak mengenai produk tertentu menciptakan kondisi agar khalayak tertarik pada produk tersebut dan untuk kemudian menggunakan produk yang diiklankan. Iklan juga ibarat darah yang menghidupi stasiun televisi.

Teori AIDDA

Dari teori – teori yang telah dikemukakan sebelumnya, teori AIDDA yang paling mendekati permasalahan dari penelitian ini. ( Effendi ,2000 : 304), menjelaskan bahwa pendekatan yang disebut sebagai A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure, sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA yang merupakan akronim dari :

A Attention (Perhatian)

I Interest (Minat)

D Desire (Hasrat)

D Decision (Keputusan)

A Action (Tindakan)

Hal ini berarti bahwa komunikator dalam melakukan kegiatan harus dimulai dengan menumbuhkan perhatian. Berdasarkan formula AIDDA tersebut, komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian, dapat dilakukan dengan gaya bicara dan kata – kata yang merangsang khalayak. Apabila perhatian sudah berhasil terbangkitkan, kemudian menyusul upaya menumbuhkan minat, dalam hal ini komunikator harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya.

Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikasi untuk melakukan ajakan, bujukan atau rayuan komunikator. Disni imbauan emosional perlu ditampilkan


(21)

oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan dapat mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang diharapkan.

Dalam penelitian ini dapat di gambarkan bahwa iklan bu krim oxyclean adalah sebagai komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikan ( khalayak sasaran) yaitu masyarakat dengan tujuan untuk menarik perhatian.

Penerimaan pesan – pesan yang di tawarkan oleh iklan bu krim oxyclean kepada masyarakat ini melalui beberapa tahapan yakni :

1.Perhatian (attention) ; yakni khalayak memperhatikan iklan bu krim oxyclean yang ditayangkan di televisi. Perhatian ini muncul karena iklan ini di kemas sedemikaian rupa dengan pemilihan public figure yang tepat sehingga kelihatan lebih menarik.

2.kepentingan (interest) ; yakni setelah perhatian khalayak terfokus kepada iklan yang di tampilkan, maka perhatian tersebut menjadi minat jika digunakan kata – kata atau kalimat yang meragsang yang menimbulkan rasa ingin tahu lebih jauh Dengan memperhatikan objek dari iklan tersebut karena adanya kepentingan atau keterterikan melihat iklan yang menampilakan public figure yang kelihatan bagus dan terkenal, khalayak tergoda untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai iklan tersebut.

2. Keinginan (desire) ; kebutuhan atau keinginan khalayak untuk memiliki,

memakai, atau melakukan sesuatu harus di bangkitkan, yakni dari proses ada ras kepentingan atau ketertarikan trhadap iklan Bu Krim Oxyclean, lalu timbul kemauan untuk menjadi seperti figure dalam iklan tersebut.


(22)

3. Keputusan (decision) ; pada tahap ini, kebutuhan khalayak telah behasil diciptakan. Khalayak harus diyakinkan agar mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Khalayak harus benar –benar yakin dengan keputusan yang dilakukan untuk memiliki atau tidak memiliki (membeli atau tidak membeli) produk Bu Krim Oxyclean.

4. Kegiatan (action) ; tahap terakhir yang akan dilakukan oleh khalayak setelah

melalui tahap perhatian, kepentingan, keinginan dan keputusan. Dalam iklan bu krim oxyclean, komunikatornya membuat kemasan yang sedemikian rupa agar khalayak bergerak melakukan respon sesuai dengan yang diharapkan yakni melakukan kegiatan pembelian terhadap Bu Krim Oxyclean .

1.6 Kerangka Konsep

Setelah sejumlah teori diuraikan dalam kerangka teori, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1993 : 39 – 40).

Berdasarkan hal diatas, maka variabel – variabel yang akan diteliti adalah :

1. Variabel bebas (Independent variable)

Adalah gejala/faktor/unsur yang menentukan atau mempengaruhi (X) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklan Bu Krim Oxyclean dalam versi Luna Maya yang meliputi factor penampilan, antara lain : kepopuleran, gaya bicara, acting dalam iklan, kesopanan / keserasian dan kata – kata yang


(23)

di ucapkan. Juga faktor iklan, antara lain: materi iklan, kata – kata, musik durasi frekwensi dan tata warna.

2 .Variabel terikat (Dependent variable)

Adalah gejala yang muncul karena dipengaruhi variabel bebas (X), variabel terikat (Y), dalam hal ini adalah tindakan membeli yang berupa :attention, interest, desire, decision, dan action dari ibu – ibu rumah tangga di Perum Paya Sari Permai.

3.Variabel antara (Intervening variable)

Yang menjadi variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, berupa usia, pendidikan, dan penghasilan keluarga per bulan.

1.7 Model Teoritis

Berdasarkan keseluruhan variabel yang telah disusun dan di kelompokkan, maka dapat di gambarkan model teoritis dari penelitian ini yaitu :

Variabel bebas Variabel terikat Iklan Bu Krim Oxyclean tindakan membeli Versi Luna Maya ibu-ibu rumah tangga

Di Perum Paya Sari

Permai

Variabel antara Usia, pendidikan dan Penghasilan keluarga


(24)

1.8 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka konsep diatas, kita akan memberikan batasan operasionalisasi variabel untuk memudahkan kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian ini. Operasionalisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

TABEL I

OPERASIONAL VARIABEL

Variabel teoritis

Variabel bebas(Independent variable) Iklan Bu Krim Oxyclean versi Luna Maya

Variabel operasional

1. faktor penampilan PublicFigur

• kecantikan

• kepopuleran

• gaya bicara

• acting dalam iklan

• kesopanan / keserasian

• kata – kata yang diucapkan

2. faktor iklan Bu Krim Oxyclean :

• materi iklan

• kata – kata

• musik

• durasi

• tata warna

• frekwensi

Variabelterikat (Dependent variable) Tindakan mmbeli

1. Attention (perhatian)

2. Interest (minat)

3. Desire (hasrat)

4. Decision (keputusan)

5. Action (tindakan)

Variabel antara (Intervening variable) Karakteristik variabel

1. Usia

2. pendidikan

3. penghasilan per bulan

1.9 Definisi operasional


(25)

• Kecantikan, yaitu faktor utama seorang public figure sebagai model iklan, melalui fisik / wajah yang cantik tentunya akan lebih menarik ,minat pemirsa televisi untuk melihatnya.

• Kepopuleran, yaitu faktor populernya / terkenalnya seorang public figure

sebagai model iklan sehingga mendorong pemirsa untuk menyukai iklan tersebut.

• Gaya bicara, yaitu faktor dimana seorang public figure dalam suatu iklan

dapat membawakan suatu iklan dengan gaya bicara yang menarik dan mudah dimengerti oleg masyarakat.

• Acting, yaitu faktor dimana seorang model iklan mampu memerankan

iklan yang dibawakannya, sehingga tampak seperti sudah menyatu dengan pemirsa.

• Kesopana, yaitu faktor dimana seorang public figure sebagai model iklan

mampu menyesuaikan cara berpakaian dengan iklan yang diperankannya sehingga tampak tidak terlalu berlebihan.

• Kata – kata yang diucapkan, yaitu faktor penetu suksesnya suatu iklan,

melalui kata – kata yang diucapkan mampu memberi reaksi bagi pemirsa untuk menyukai atau tidak menyukai iklan tersebut.

2. Faktor bentuk

• Gaya / style, yaitu penampilan public figure sebagai model iklan dalam

menyajikan iklan Bu Krim Oxyclean .

• Daya tarik, yaitu daya tarik pesan yang diiklankan public figure sebagai


(26)

• Tata warna, yaitu susunan / tatanan warna – warna yang ditampilkan dalam iklan “Bu Krim Oxyclean”.

1.10 Hipotesa

Suatu hipotesa selalu dirumuskan bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Menurut Nawawi (1993:44), hipotesa adalah kesimpulan yang belum final dalam arti masih harus dibuktikan kebenarannya. Selanjutnya hipotesa dapat diartiksn juga sebagai dugaan sementara yakni pemecahan masalah yang mungkin benar dan mungkin pula salah.

Pada penelitian survei orang sering menggunakan hipotesis dengan pernyataan hipotesis nol atau hipotesis alternative. Yang dimaksud hipotesis nol adalah pernyataan di bawah tidak ada hubungannya antara satu variabel dengan variabel lainnya. Sedangkan hipotesis alternative adalah merupakan pernyataan mengenai adanya variabel bebas dan variabel terikat (Setiawan, 1990 :31).

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara penampilan public figure dan Luna Maya dengan tindakan membeli masyarakat.

Ha : Terdapat hubungan antara penampilan public figure Luna Maya dengan tindakan membeli masyarakat.


(27)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Menurut Singarimbun (1995:57), teori merupakan serangkaian asumsi, definisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena social secara sistematis dengan caara merumuskan hubungan antar konsep. Dengan adanya kerangka teori akan mempermudah peneliti dalam menganalisis massalah penelitian.

Dalam penelitian ini kerangka teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi, Komunikasi Massa, Iklan, dan Teori AIDDA.

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi adalah inti dari semua hubungan sosial. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Tanpa adaanya komunikasi, kelangsungan hidup daripada manusia itu sendiri tidak akan langgeng. Hal ini menggambarkan bahwa komunikasi memelihara dan menggerakkan kehidupan manusia tersebut.

Pada hikikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia, berupa pikiran atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang atau kelompok


(28)

orang lain dengan mengunakan bahasa atau lambang – lambang yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak

Fungsi komunikasi menurut Laswell adalah sebagai berikut :

1. Fungsi pengawasan.

2. Korelasi kelompok – kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi

lingkungan.

3. Transmisi warisan sosial dari generasi yang satu kegenerasi yang lain.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin yaitu communication, yang bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama yang dimaksud disini adalah sama maknanya (Effendy, 2003:30). Jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan, maka proses komunikasi tidak akan terjadi.

Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

Paradigma Laswell :”who say in which channel to whom with what effect” menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur, yaitu :

1. komunikator

2. pesan

3. media / saluran

4. komunikan


(29)

dimana berdasarkan paradigma ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah prosses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang pada akhirnya akan menimbulkan efek. Komunikator sebagai pengirim atau orang yang bertugas menyampaikan pesan, hendaknya sebelum mengirim pesan kepada komunikan terlebih dahulu memikirkan dan membuat pesan apa yang akan disampaikan kepada komunikan agar lebih mudah diterima oleh komunikan. Pesan – pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat berupa pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal dapat dilakukan secara tertulis, seperti surat, buku, majalah, dan lain- lain. Pesan non verbal yaitu pesan yang disampaikan secara lisan yang dapat dilakukan dengan percakapan tatap muka, melaui telepon, radio dan sebagainya. Alat atau saluran yang digunakan dapat berupa buku, radio, televisi, tetapi bila komunikasi tersebut dilakukan secara tatap muka, maka gelombang suara dan cahaya diudara berfungsi sebagai salurannya. Komunikan adalah orang yang menerima pesa dari komunikator. Setelah terjadi komunikasi antara komunikator dengan komunikan, maka dharapkan akan menimbulkan efek atau respon terhadap pesan yang disampaikan. Dengan adanya reaksi atau respon dari komunikan, maka akan diketahui apakah pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik atau tidak oleh komunikan. Seringkali respon yang diberikan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Unsur – unsur komunikasi tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh Philip Koetler yang tetap berpegangan pada paradigma yang dikemukakan oleh Laswell (Effendy, 1992:18).

Unsur – unsur komunikasi tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Sender : komunikator, yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau


(30)

b. Encoding : penyandian, yakni proses pengalihan ide – ide dalam pikiran ke

dalam bentuk lambang.

c. Message : pessan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang

disampaikan oleh komunikator.

d. Media : saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada

komunikan.

e. Decoding : pengawasandian, yaitu dimana komunikan menetapkan makna

pada lambing yang disampaikan komunikator padanya.

f. Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

g. Responden : tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah pesan

diterima.

h. Feedback : umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan

atau disampaikan kepada komunikator.

i. Noise : gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai

akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Dampak yang dapat ditimbulkan dari proses komunikasi adalah :

1. Dampak kognitif : yaitu dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu, dengan kata lain tujuan komunikator hanya mengubah fikiran.

2. Dampak afektif : tujuan komunikator dalm hal ini bukan hanya sekedar

supaya komunikan tahu, tetapi juga agar tergerak hatinya.

3. Dampak behavioral : dampak yang timbul pada komunikan dalam

bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

Komunikasi memerlukan proses, proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yaitu secara primer dan sekunder.

a). Proses komunikasi secara primer

yaitu proses penyampaian pikiran dan gagasan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa isyarat, gambar, warna, gerak tubuh, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.


(31)

yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sarananya berada di tempat yang relative jauh dan jumlahnya banyak. Surat, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain – lain adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Komunikasi dalam bentuk sekunder yang menggunakan media massa dalam menyampaikan pesannya merupakan salah satu bentuk dari komunikasi yaitu komunikasi massa.

2.1.2. KOMUNIKASI MASSA

Salah satu dimensi komunikasi adalah komunikasi massa yang menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam jumlahnya dengan menggunakan media, baik cetak maupun elektronik. Yang menjadi komunikator dalam komunikasi massa umumnya adalah lembaga atau institusi, sedangkan komunikannya adalah masyarakat umum.

Menurut McQuail (1994 :33-34), yang menjadi cirri utama komunikasi massa adalah :

“sumber komunikasi massa bukanlah satu orang, melainkan suatu organisasi formal, dan sang pengirimnya seringkali merupakan komunikator professional. Pesannya tidak unik dan beranekaragam, serta dapat diperkirakan. Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif. Komunikasi massa


(32)

seringkali mencakup kontak secara serentak antara satu pengirim dengan banyak penerima, menciptakan pengaruh luas dalam waktu singkat, dan manimbulkan respon seketika dari banyak orang secara serentak.”

Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan pembaca, pendengar , penonton yang akan coba diraihnya dan efeknya terhadap mereka. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (cetak dan elektronik).

Komunikasi dalam bentuk sekunder yang menggunakan media massa dalam menyampaikan pesannya merupakan salah satu bentuk dari komunikasi yaitu komunkasi massa. Komunikasi massa menurut Joseph A. Devito dalam bukunya Communicology :

AN introduction to the study of communication, memberikan definisi mengenai

komunikasi massa, yaitu :”komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang luar biasa banyaknya (massa), komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar – pemancar audio ataupun visual”.

Sedangkan menurut Vivian (1997:368) pada bukunya yang berjudul “The media of Mass Communication” menyatakan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada khalayak dalam jumlah banyak, dengan menggunakan media massa dengan tujuan untuk memberikan informasi, menghibur dan mempengaruhi khalayak.

Menurut Jay Black dan Frederick C.Whitney, komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan – pesan yang diproduksi secara massal atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen.


(33)

Komunikasi massa juga dapat di definisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massa melalui alat – alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film. Dibandingkan dengan bentuk – bentuk komunikasi sebelumnya, maka komunikasi massa memiliki cirri tersendiri. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan.

Selain dari situ, sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas. Ia mampu mengatasi jarak dan waktu. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Berkat perkembangan teknologi komunikasi khususnya di bidang komunikasi massa elektronik yang begitu cepat, maka media massa elektronik semakin banyak bentuknya.

Perbedaan massa dalam komunikasi massa dalam bentuk umum yaitu massa dalam komunikasi massa berarti media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film.

Dalam komunikasi massa, kita juga membutuhkan gatekeeper (pentapis informasi atau palang pintu ), yakni beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu satu ke individu yang lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape, compact disk dan buku).

Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C.Whitney (1988) : 1.Memberi informasi


(34)

3.Membujuk

4. Transmisi budaya

2.1.3. Iklan

Sejarah periklanan dimulai pada tahun 1947, yang berusaha memperbaiki keterbatasan penyiaran radio dan menjadikan jangkauan penyiaran lebih luas dan membuat karakter lebih hidup dari pada iklan radio dan media cetak.

Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali,1997 :9).

Iklan menurut Klepper, berasal dari bahasa Latin ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain (Liliweri, 1992 :17). Dalam hal ini tersirat bahwa iklan adalah kegiatan yang mirip dengan komunikasi satu arah. Iklan mengandung misi komunikasi. Periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan.

Menurut Wright, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide – ide melalui saluran tertentu dalam bentuk komunikasi yang persuasif(dalam Liliweri, 1992).

Iklan merupakan bagian dari reklame yang berasal dari bahasa Perancis,


(35)

bentuk komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu produk yang ditujukan kepada khalayak secara serempak agar memperoleh sambutan baik.

Bagi sebuah perusahaan, iklan merupakan hal yang penting dalam mengenalkan program maupun produk terbaru keluaran dari perusahaan tersebut. Penggunaan iklan dianggap sangat efektif untuk mempromosikan produk dari suatu perusahaan agar mudah untuk diterima sebagai salah satu kebutuhan di masyarakat. Dengan begitu permintaan akan kebutuhan produk tersebut akan semakin meningkat.

Penayangan iklan tentang suatu produk tidak pernah lepas dari tujuan iklan itu di buat. Suatu iklan dibuat bertujuan untuk mengenalkan atau mengingatkan kembali kepada

khalayak mengenai produk tertentu menciptakan kondisi agar khalayak tertarik pada produk tersebut dan untuk kemudian menggunakan produk yang diiklankan. Iklan juga ibarat darah yang menghidupi stasiun televisi.

Berdasarkan definisi – definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama iklan adalah untuk memberitahukan (to inform), membujuk (to persuade), dan mengingatkan (to remind).

Sebuah iklan di media massa memerlukan sebuah perencanaan yang matang dari pihak penyebar iklan (komunikator) sehingga dapat encapai tujuannya. Di dalam tahap perencanaan ini, hubungan antara penyebar ide (komunikator)dengan komunikan diteliti lebi lanjut dari apa yang dikenal dengan rumus 7C yaitu Cutlip dan Center dirumuskan sebagai berikut (Susanto,1997 :138) :

a. Credibility


(36)

c. Content

d. Clearity

e. Continuity

f. Consistency

g. Capability

Tujuan iklan ada 3, yaitu :

1. Menyadarkan komunikan dan memberikan informasi tentang suatu barang, jasa

atau ide.

2. Menimbulkan dalam diri komunikan suatu perasaan suka akan barang, jasa

ataupun ide yang disajikan dengan memberikan prefersisinya.

3. Meyakinkan komunikan akan kebenaran tentang apa yang dianjurkan dalam iklan

dan karenanya menggerakkan untuk berusaha atau menggunakan barang atau jasa yang dianjurkan.

Iklan mempunyai 3 sifat utama, yaitu :

1. Sederhana, pesan yang disampaikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti.

2. Mengulang, pesan disampaikan secara berulang – ulang dengan maksud memperkenalkan, membantu mengingatkan dan mengembangkan kepercayaan dan keakraban.


(37)

3. Kejelasan, pesan mudah dimengerti ddan langsung pada pokok permasalahan agar tidak membingungkan pembaca iklan dan juga tidak menimbulkan penafsiran berbeda.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, iklan juga mengalami perkembangan. Perkembangan iklan antara lain yakni pertambahan jenis – jenis iklan. Menurut Bittner dalam buku karangan Alo Liliweri, dasar – dasar periklanan terbagi atas 1. Iklan standar, yaitu iklan yang berusaha mempengaruhi konsumen untuk membeli produk dan jasa tertentu.

2. Iklan layanan masyarakat, yaitu iklan yang dibuat oleh organisasi non profit guna kepentingan umum.

3. Iklan tanggung jawab sosial, yaitu iklan yang berussaha mengingatkan konsumen mengenai bahaya penggunaan terus – menerus dari sejumlah produk dan jasa.

4. Iklan kontra, yaitu iklan yang dipusatkan untuk mengingatkan konsumen tentang penipuan informasi akan sesuatu barang dan jasa.

5. Iklan korektif, yaitu iklan yang dibuat oleh sebuah organisasi resmi (organisasi pemerintahan) yang telah menetapkan bahwa produk daan jasa yang ditampilkan telah disalah mengerti oleh masyarakat.

6. Iklan advokasi, yaitu iklan yang mencegah tindakan menentang keadaan yang dapat mempengaruhi ketentaman umum.

7. Iklan image (citra), yaitu iklan yang disponsori oleh organisasi untuk meningkatkan image perusahaan. (Liliweri, 1992:33).

Sedangkan menurut Frank Jeffkins, jenis – jenis iklan tebagi atas 7 yaitu : 1. Consumer advertising

• Consumer goods

Yaitu barang – barang habis pakai dan bahan makanan.

• Durable goods

Yaitu barang tahan lama. 2. Iklan antar bisnis

Yaitu mempromosikan barang dan jasa non konsumen, artinya produk yang diiklankan adalah barang yang harus diolah menjadi barang jadi, misalnya batu bata, suku cadang.

3. Iklan perdagangan

Yaitu iklan untuk pedagang besar, distributor, eksportir, grosir. Produk yang didagangkan adalah barang yang akan dijual kembali.

4. Iklan eceran

Yaitu iklan yang dilancarkan untuk pasar swalayan atau toko serba ada. 5. Iklan bersama


(38)

6. Iklan financial

Yaitu iklan untuk barang atau jasa keuangan, misalnya asuransi. 7. Iklan rekruitmen

Yaitu iklan lowongan kerja.

Secara umum fungsi iklan terbagi atas 5, yaitu :

1. Fungsi Pemasaran, adalah fungsi untuk memenuhi permintaan para pemakai ataupun pembeli terhadap barang dan jasa serta gagasan yang diperlukan.

2. Fungsi Komunikasi, adalah memberikan informasi kepada masyarakat akan hadirnya suatu produk atau jasa yang baru di masyarakat.

3. Fungsi Pendidikan, adalah fungsi yang bersifat mendidik masyarakat akan suatu haal yang dilakukan melalui iklan, yang sifatnya mengubah perilaku masyarakat.

4. Fungsi Ekonomi, adalah fungsi yang memberikan keuntungan dari segi ekonomi kepada konsumen dan juga pemasang iklan. Di satu sisi iklan memberitahukan kepada konsumen tentang produk baru, cara mendapatkannya, keuntungan yang didapat. Di sisi lain iklan menguntungkan pemasang iklan karena dapat meningkatkan volume penjualan produk atau jasa yang diiklankan.

5. Fungsi Sosial, adalah fungsi yang membantu menggerakkan suatu perubahan standar hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia di seluruh dunia (Liliwweri, 1992:47).

2.1.4 Teori AIDDA

Dalam strategi komunikasi peranan komunikator sangatlah penting. Dalam hal ini ada beberapa aspek yang harus diperhatikan. Para ahli komunikasi cenderung sependapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan yang di sebut A – A Procedure atau from attention to action Procedure. A- A Procedure adalah penyederhanaan dari suatu prosses yang disingkat AIDDA

(attention, interest, desire, decision, action), (Onong, 2000: 304)

Jadi proses perubahan sebagai efek komunikasi melalui tahapan yang dimulai dengan membangkitkan perhatian. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan


(39)

komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti

apa – apa sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan, yakni keputusan untuk melakukan tindakan.

Iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, baik pembaca, pendengar atau pemirsa, untuk itu iklan yang ditayangkan ditelevisi haruslah dibuat semenarik mungkin baik dari segi tata warna, public figure yang digunakan maupun materi iklan yang akan disampaikan.

Setelah perhatian calon konsumen sudah berhasil direbut, persoalan yang dihadapi selanjutnya adalah bagaimana agar konsumen berminat untuk memiliki dan membeli produk yang diiklankan di media, baik media cetak maupun elektronik.

Tidak ada gunanya menyenangkan calon pembeli atau konsumen dengan rangkaian kata – kata gembira melalui sebuah iklan, kecuali iklan tersebut berhasil menggerakkan keinginan masyarakat untuk memiliki atau menggunakan produk yang diiklankan.

Tahap selanjutnya diserahkan kepada masyarakat apakah setelah melihat iklan yang ditayangkan ia berminat dan berkeinginan untuk memiliki atau menggunakan produk tersebut, sehingga pada akhirnya ia akan membuat sebuah keputusan.

Akhirnya sampai pada upaya terakhir untuk membujuk calon konsumen agar melakukan tindakan membeli. Public figure dan kata – kata yang diucapkan

Rakhmad (1997) mengatakan dalam berkomunikasi yang berpengaruh terhadap komunikan bukan hanya apa yang disampaikan, tetapi juga keadaan komunikator secara


(40)

keseluruhan. Jadi ketika suatu perasaan disampaikan, komunikan tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan tetapi juga memperhatikan siapa yang mengatakan.

Seorang komunikator juga harus mempunyai keahlian dalam menyampaikan pesan kepada komunikan, ia harus memiliki keahlian seperti : kemampuan, kecerdasan, wawasan, pengalaman, pengetahuan, dan sebagainya. Selain keahlian, seorang komunikator juga harus mempunyai daya tarik, daya tarik yang dimaksud adalah komunikator harus dapat menyamakan dirinya dengan orang lain yang dapat diukur dengan kesamaan pandangan dan ia juga merupakan sosok yang yang familiar ( tidak asing lagi) serta penampilan yang cukup menarik perhatian misalnya dilihat dari faktor kerapian, gaya bicara, dan kesopanan.

Dalam proses komunikasi kita harus menerapkan strategi komunikasi yang tepat, sehingga memungkinkan komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu factor yang mempengaruhinya. Dengan demikian dalam strategi komunikasi peranan komunikasi sangat penting. Onong Uchjana, berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik menggunakan pendekatan yang disebut A-A procedure, yang merupakan penyederhanaan dari suatu proses yang disingkt dengan AIDDA.

Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian merupakan awal suksesnya komunikasi (Effendy, 2000:304). Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest).

Minat merupakan titik tolak timbulnya hasrat (desire), yaitu merupakan keinginan dari komunikan untuk memiliki sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Tahap selanjutnya adalah menimbulkan keputusan (decision), tahap ini merupakan awal dari


(41)

penentuan diterima atau tidaknya pesan yang disampaikan oleh komunikator ke komunikan dan diharapkan akan menimbulkan terjadinya tindakan (action).

TABEL II

Konsep AIDDA dalam Konteks Penelitian

A – Attention (Perhatian) Perhatian konsumen kepada produk yang

dipasarkan, yaitu Bu Krim Oxyclean.

I – Interest (Minat) Ketertarikan atau minat konsumen terhadap

produk Bu Krim Oxyclean.

D – Desire (Hasrat) Hasrat atau keinginan konsumen untuk

membeli produk Bu Krim Oxyclean.

D – Decision (Keputusan) Keputusan konsumen untuk membeli

produk Bu Krim Oxyclean.

A – Action (Tindakan) Tindakan konsumen untuk membeli dan

menggunakan produk Bu Krim Oxyclean.

Untuk memahami pembuatan keputusan konsumen, terlebih dahulu harus difahami sifat – sifat keterlibatan konsumen dengan produk. Memahami tingkat


(42)

keterlibatan konsumen terhadap produk berarti pemasar berusaha mengidentifikasi hal – hal yang menyebebkan seseorang merasa harus terlibat atau tidak dalam pembelian suatu produk.

Tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan yang timbul oleh stimulus atau rangsangan.

Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Selanjutnya jika sudah disadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk yang diinginkannya. Proses pencarian informasi ini akan dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan produk yang diinginkannya.

Dari berbagai informasi yang diperoleh, konsumen melakukan seleksi atas alternativ – alternativ yang tersedia. Proses seleksi ini disebut dengan tahap evaluasi informasi. Dengan menggunakan berbagai kriteria yang ada dalam benak konsumen, salah satu merek produk dipilih untuk di beli. Namun tidak sampai di situ saja, karena setelah konsumen membeli produk yang diinginkannya, maka ia akan menggunakannya dan akan melihat hasilnya sehingga akan timbul rasa puas atau tidak puas terhadap produk tersebut.


(43)

BAB III

Metodologi Penelitian

3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Perumahan Paya Sari Permai berada di lingkungan administratif Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan sekitar 3,5 km.

Adapun batas – batas wilayahnya sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan desa Lalang.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Krio.

• Sebelah Barat berbatasan dengan Puji Mulyo.

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kodya Medan.

Perum Paya Sari Permai dipimpin oleh seorang kepala lingkungan (Kepling), dimana penduduknya terdiri dari berbagai macam kalangan, mulai dari pegawai negri, pegawai swasta, pedagang, wiraswasta dan lain sebagainya, yang berjumlah 270 kepala keluarga atau sekitar lebih dari 1.500 jiwa.


(44)

3. 2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu berusaha menjelaskan kemunculan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antara dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apa bila ada seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut.

Kelebihan metode korelasional adalah dapat mengukur hubungan diantara berbagai variabel, mermalkan variabel tak bebas dan memudahkan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental. Kelemahan metode korelasional adalah korelasi tidak selalu menunjukkan kausalitas walaupun kadang – kadang korelasi yang tinggi dapat menunjukkan hubungan sebab akibat (Rakhmad1997 : 40).

3. 3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah keselurahan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda – benda, hewan dan tumbuhan, gejala – gejala, nilai – nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1993 :141). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu – ibu rumah tangga di Perum Paya Sari Permai yang berjumlah 270 orang.


(45)

Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam penelitian, dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1993 : 161).

Berdasarkan data populasi yang ada maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane, dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% yakni sebagai berikut :

( )

2 +1

=

d N

N n

=

( )

0, 1 1 270

270

2 +

= 7 , 3 270

= 72,9 = 73 orang

3.4. Teknik Penarikan Sampling Purposive Sampling

Teknik ini berdasarkan teknik pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel yang digunakan disesuaikan dengan kriteria – kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Nawawi, 1993 : 57).

Adapun kriteria sampel yang dapat dijadikan sebagai responden sesuai dengan tujuan peneliti yakni :

a. Sampel adalah kalangan ibu – ibu rumah tangga yang tinggan di


(46)

b. Ibu – ibu rumah tangga tersebut pernah melihat tayangan iklan BU Krim Oxyclean versi Luna Maya minimal 3 x di layar televisi.

Stratified proporsional sampling

Teknik penarikan sampel dengan cara membagi sampel berdasarkan lapisan atau tingkatan dari populasi atau homogen (Danandjaja,2003 :76). Setelah sampel ditentukan, kemudian diproporsionalkan untuk memperoleh jumlah sampel dari setiap kategori sampel (Arikunto,1997 :120), berdasarkan rumus :

N = nl x n

N

Keterangan : nl = jumlah kepala keluarga tiap gang jalan n = jumlah sampel tiap jalan / gang

N = jumlah populasi

TABEL III DISTRIBUSI SAMPEL


(47)

Jl. Pembangkitan Jl. PLTA

Jl. PLTM Jl. Listrik Raya Jl. PLTU Jl. PLTD Jl. Penyaluran Jl. Gardu Induk Jl. Gardu Hubung Jl. Interkoneksi Jl. Tang

Jl. Obeng Jl. Sei Hilir

26 19 18 25 14 22 13 24 16 8 18 29 33 8 5 5 7 5 5 4 5 4 4 5 6 10

TOTAL 270 73

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku – buku, internet dan sebagainya.


(48)

b. Penelitian lapangan (Field Research)

Yaitu pengumpulan data yang melalui kegiatan survei di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui :

Kuesioner, yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus di jawab secara tertulis pula oleh para responden (Nawawi, 1993 : 117).

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah di baca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995 :263). Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan :

a. Analisis Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi – bagikan variabel penelitian kedalam kategori – kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom yaitu, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995 :271).

b. Analisa Tabel Silang

Merupakan salah satu tekhnik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bersifat positif atau negatif (Singarimbun, 1995 :271).


(49)

c. Uji Hipotesa adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus korelasi

tata jenjang atau yang disebut dengan Rank Difference Correlation

atau Rang Order Correlation yang digunakan untuk menentukan hubungan 2 gejala yang keduanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang. Rumusnya di kemukakan oleh Rank Spearman, yaitu :

Rhoxy =

(

1

)

6 1

2 2

n n

d

Keterangan :

rhoxy = koefisien korelasi, tata jenjang

d = Difference, sering digunakan juga B singkatan dari beda, d adalah

beda antara jenjang setiap objek. n = banyaknya subjek.

Alasan menggunakan Rank Spearman adalah :

• Sebaran data normal

• Penggunaan data ordinal

Untuk mengukur kuat – lemahnya korelasi yang ada digunakan skala Guidford sebagai berikut :

• 0.00 – 0.19 : hubungan rendah sekali


(50)

• 0.40 – 0.59 : hubungan cukup berarti

• 0.60 – 0.79 : hubungan kuat dan tinggi

• 0.80 – 1.00 : hubungan kuat sekali, sangat tinggi dan bisa diandalkan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2008, dengan menyebar kuesioner pada masyarakat yang tinggal di Perum Paya Sari Permai. Dimana jumlah kuesioner yang disebar sesuai dengan jumlah sampel yang diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 73 orang.


(51)

4.1. Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data dari 73 orang responden, maka peneliti memulai pengolahan data. Tahap – tahap pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Penomoran kuesioner. Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagi pengenal (01-73).

b. Editing, yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadi kesilapan atau kesalahan pengisian data dalam kotak kode yang disediakan.

c. Coding, yaitu proses pemindahan jawaban - jawaban responden ke kotak – kotak kode yang telah disediakan di kuesioner dalam bentuk angka (skor).

d. Tabulasi data, yaitu data dari fotron cobol (FC) dimasukan kedalam tabel. Tabulasi ini terbagi atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekwensi, persentase dan selanjutnya dianalisa.

4.2. Analisa Tabel Tunggal

4. 2.1 Karakteristik Responden

Tabel 1 Usia Responden

Usia Responden F %

21 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun > 50 tahun

14 26 23 10

19,2 35,6 31,5 13,7


(52)

Total 73 100

Sumber P.2 FC.3

Krakteristik responden yang dilihat dari segi usia merupakan titik awal dari penelitian ini, dimana usia juga mempengaruhi jawaban – jawaban dari para responden akan pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dalam bentuk kuesioner. Karena public figure yang ditampilkan pada iklan ini merupakan public figure yang masih muda.

Dari hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa usia responden 21-30 tahun berjumlah 14 orang (19,2 %), 31-40 tahun berjumlah 26 orang (35,6%), 41-50 tahun berjumlah 23 orang (31,5%), dan >50 tahun berjumlah 10orang (13,7%) dari total 73 orang jumlah keseluruhan responden. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berada pada posisi usia yang masih relatif muda.

Tabel 2 Pendidikan

Pendidikan F %

Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Diploma Sarjana 12 10 30 9 12 16,4 13,7 41,1 12,3 16,4

Total 73 100

Sumber P.3 FC.4

Dari tabel diatas responden dengan tingkat pendidikan tamat SD berjumlah 12 orang (16,4%), tamat SMP berjumlah 10 orang (13,7%), tamat SMA berjumlah 30 orang (41,1%), Diploma berjumlah 9 orang (12,3%) dan Sarjana berjumlah 12 orang (16,4%) dari total jumlah responden keseluruhan 73 orang. Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden tingkat pendidikannya menengah kebawah. Karena menurut mereka setinggi apapun pendidikan mereka, pastinya akan menjadi ibu rumah tangga yang akan mengurusi segala keperluan keluarganya sehingga sebagian dari mereka tidak mengutamakan pendidikan.


(53)

Tabel 3 Pekerjan Suami

Pekerjaan F %

Pegawai Negri Pegawai swasta Wiraswasta Pensiunan Dan lain-lain 34 13 10 13 3 46,6 17,8 13,7 17,8 4,1

Total 73 100

Sumber P.4 FC 5

Telihat dari tabel diatas, mayoritas pekerjaan dari suami – suaminya adalah pegawai negeri. Pada umumnya penduduk yang tinggal di perumahan biasanya merupakan pegawai ataupun pekerja yang masuh aktif. Hal ini dapat dilihat dari persentase tabel diatas, mayoritas pekerjaan suaminya adalah pegawai negeri. Ada juga pegawai swasta seperti pegawai bank, wiraswasta yang membuka usaha sendiri seperti peternak ikan, pemilik warnet, percetakan, dan lain-lain, pensiunan dari pegawai negeri dan swasta dan ada juga yang pekerjaannya sebagai penarik becak dan supir angkutan umum.

Tabel 4

Penghasilan per bulan

Penghasilan per bulan

F %

< 1 juta perbulan 1,1 – 2 juta per bulan 2,1 – 3 juta per bulan

> 3 juta per bulan

12 10 21 30 16,4 13,7 28,8 41,1


(54)

Total 73 100

Sumber P.5 FC 6

Tingkat ekonomi penduduk yang tinggal di Perum Paya Sari Permai dapat dikategorikan menengah keatas dikarenakan sebagian besar pekerjaannya adalah pegawai yang masih aktif dan wiraswasta. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa mayoritas berpenghasilan lebih dari 3 juta perbulan. Hal ini juga dapat tergambar dari kehidupan keseharian mereka yang ditunjang oleh fasilitas – fasilitas yang dimiliki oleh tiap – tiap keluarga, seperti kendaraan pribadi, fasilitas penunjang pendidikan bagi anak – anaknya, dan fasilitas lainnya.

4.2.2 Public Figure

Tabel 4.5

Penampilan Fisik / Kecantikan

Kecantikan Luna Maya

F %

Tidak suka Suka Sangat suka

7 36 30

9,6 49,3 41,1

Total 73 100

Sumber P.6 FC 7

Public figure yang ditampilkan pada iklan ini adalah Luna Maya, setiap mendengar namanya selain untuk membintangi iklan diharapkan juga dapat menarik perhatian dan minat beli dari konsumen. Banyak dari masyarakat yang menyukai sosok Luna Maya karena penampilan fisiknya yang cantik, badannya yang tinggi dan bagus, dan matanya yang coklat. Sudah pasti dapat menarik perhatian, hal ini terbukti dari jawaban – jawaban kuesioner yang dijawab oleh para responden, separuh dari responden menjawab menyukai penampilan fisik Luna Maya yang cantik, walaupun ada segelintir orang yang tidak menyukainya. Karena mereka memang tidak kenal akan sosoknya, yaitu para ibu – ibu rumah tangga yang sudahberusia lanjut dan yang memang tidak menyukai


(55)

sosoknya yang mereka anggap tidak cukup baik dimata publik karena pemberitaan miring mengenai kehidupan pribadinya.

Tabel 6 Kepopuleran

Popular F %

Tidak popular Populer Sangat popular

5 40 28

6,9 54,8 38,4

Total 73 100

Sumber P.7 FC.8

Siapa yang tidak kenal akan sosok Luna Maya, public figure yang satu ini memiliki nama yang cukup terkenal. Selain artis sinetron, ia juga dikenal segai bintang iklan, pembawa acara, juga baru – baru ini mencoba keberuntungan di dunia tarik suara. Apalagi ibu – ibu rumah tangga yang kesehariannya menghabiskan waktu dirumah sambil menonton televisi. Sudah pasti mereka mengenalnya karena ia merupakan public figure yang populer. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa mayoritas responden menjawab bahwa Luna Maya popular dikangan masyarakat, karena kecantikannya dan actingnya disejumlah film dan sinetron, apalagi ia juga pembawa acara musik di sebuah stasiun televisi swasta yang setiap hari selalu ditayangkan, dengan seringnya ia terlihat di televisi maka masyarakat akan semakin mengenal dirinya.

Tabel 7 Gaya Bicara

Gaya Bicara F %

Tidak suka Suka Sangat suka

7 48 18

9,6 65,8 24,7


(56)

Total 73 100

Sumber P.8 FC.9

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 7 orang (9,6%) menjawab tidak suka, 48 orang (65,8%) menjawab suka dan 18orang (24,7%) menjawab sangat suka. Mayoritas responden menjawab menyukai gaya bicara Luna Maya dalam iklan Bu Krim Oxyclean. Karena tidak berlebihan ataupun dibuat – buat dan apa adanya. Karena produk yang diiklankan adalah detergen dan sasaran dari iklan ini adalah ibu – ibu rumah tangga, maka gaya bicara yang ditampilkannya sesuai dengan produk yang dibintanginya.

Tabel 8 Acting dalam Iklan

Acting dalam Iklan F %

Tidakmenarik Menarik Sangat menarik

5 40 28

6,9 54,8 38,3

Total 73 100

Sumber P.9 FC.10

Luna Maya adalah sosok publing figure yang sudah tidak asing lagi, bakat actingnya sudah teruji di berbagai film yang pernah dimainkannya. Baginya acting sudah merupakan makanan sehari –harinya, oleh karena itu acting dalam iklan juga merupakan hal yang biasa baginya. Selain cantik, ia juga memiliki acting yang bagus, oleh karena itu banyak yang menyukai actingnya dalam iklan Bu Krim Oxyclean sehinnga menarik perhatiann ibu – ibu rumah tangga. Hal ini juga di dorong oleh faktor kecantikannya dan juga gaya bicara dan gerak tubuhnya yang tidak berlebihan. Dalam iklan ini ia hanya beracting dengan emegang produk Bu Krim Oxyclean sambil memberitahukan tentang keunggulan dari produk ini dengan kata – kata yang singkat dan mudah diingat.

Tabel 9 Kesopanan


(57)

Tidak sopan Sopan Sangat sopan 6 34 33 8,2 46,6 45,2

Total 73 100

Sumber P.10 FC.11

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab tidak sopan sebanyak 6 orang (8,2%), 34 orang (46,6%) menjawab sopan dan 33 orang (45,2%) menjawab sangat sopan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa peran Luna Maya dalam iklan Bu Krim Oxyclean sopan, yang di dukung oleh faktor kostum, gaya bicara dan gerak tubuh yang tidak diluar batas kewajaran dan kesopanan. Dalam iklan ini ia hanya menonjolkan kata – kata yang diucapkan unuk meyakinkan pemirsa bahwa produk yang diiklankannya benar – benar berkualitas.

Tabel 10 Kejelasan Kata - kata

Kejelasan Kata- kata

F %

Tidak jelas Jelas Sangat jelas 8 42 23 11 57,5 31,5

Total 73 100

Sumber P.11 FC.12

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebanyak 8 orang (11%) menjawab tidak jelas, 42 orang (57,5%) menjawab jelas dan 23 orang (31,5%) menjawab sangat jelas. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menjawab bahwa kata – kata yang di ucapkan oleh Luna Maya dalam iklan Bu Krim Oxyclean sudah jelas dan dapt dimengerti oleh para responden. Karena ia mengucapkannya tidak terburu – buru sehingga mudah dicerna oleh masyarakat yang melihat tayangan iklannya.Kata – kata andalannya adalah “Bersih tanpa matahari”.


(58)

Tabel 11 Materi Iklan

Materi Iklan F %

Tidak jelas Jelas Sangat jelas 6 50 17 8,2 68,5 23,3

Total 73 100

Sumber P.12 FC.13

Mayoritas responden menjawab bahwa materi iklan yang disampaikan dalam iklan Bu Krim Oxyclean yang dibintangi oleh Luna Maya sudah jelas. Karena didalam iklan ini kata – kata yang diucapkan tidak terlalu banyak dan hanya difokuskan pada kualitas dari produk, sehingga materi yang ingin disampaikan kepada masyarakat sudah bisa diterima dengan baik. Fokus dari materiiklan ini adalah produknya yang memberikan hasil yang cemerlang pada pakaian, harum meskipun tidak dijemur di matahari dan juga lembut di tangan.

Tabel 12 Jingle Iklan

Jingle Iklan F %

Tidak suka Suka Sangat suka 12 37 24 16,4 50,7 32,9

Total 73 100

Sumber P.13 FC.14

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yg menjawab tidak menyukai jingle iklannya sebanyak12 orang (16,4%), yang suka sebanyak 37 orang (50,7%) dan responden yang sangat suka dengan jingle iklannya sebanyak 24 orang (32,9%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyukai jingle iklan Bu Krim Oxyclean yang hanya menampilkan kata – kata “bersih tanpa matahari’.


(59)

Durasi

Durasi F %

Tidak cukup Cukup Sangat cukup

16 47 10

22 64,4 13,7

Total 73 100

Sumber P.14 FC.15

Durasi penayangan iklan Bu Krim Oxyclean di televisi menurut sebagian besar responden sudah cukup, menurut mereka durasinya tidak terlalu panjang namun sudah cukup untuk dilihat dan dimengerti tentang isi dari iklannya dan kata –kata yang diucapkan. Karena sering kali iklan yang ditayangkan memiliki durasi yang panjang dan kata – kata yang diucapkan terlalu panjang dan berlebihan sehingga sulit dimengerti apa materi iklannya yang ingin disampaikan. Beberapa dari responden juga menyatakan durasi iklannya tidak cukup, mereka menyatakan hal tersebut hanya karena ingin melihat public figure kesayangan mereka lebih lama lagi.

Tabel 14 Tata Warna

Tata Warna F %

Tidak menarik Menarik Sangat menarik

5 42 26

6,8 57,5 35,6


(60)

Total 73 100

Sumber P.15 FC.16

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab tidak menarik sebanyak 5 orang (6,8%), menjawab menarik sebanyak 42 orang (57,5%) dan menjawab sangat menarik sebanyak 26 orang (35,6). Hal ini menunjukkan bahwa tata warna dalam iklan Bu Krim Oxyclean yang dibintangi oleh Luna Maya sudah menarik dimata masyarakat yang pernah melihat tayangan iklan ini. Warna yang dominan ditampilkan pada iklan ini adalah warna hijau disesuaikan dengan warna kemasan Bu Krim Oxyclean. Warna hijau adalah warna yang lembut dan disukai oleh banyak orang apalagi iklan ini ditujukan kepada ibu – ibu rumah tangga yang pada umumnya menyukai warna –warna yang lembut dan natural.

Tabel 15 Frekwensi

Frekwensi F %

Tidak cukup Cukup Sangat cukup

19 43 11

26 58,9 15,1

Total 73 100

Sumber P.16 FC.17

Dari tabel diatas dapat bahwa sebanyak 19 orang (26%) menjawab tidak cukup, 43 orang (58,9%) menjawab cukup dan 11 orang (15,1%) menjawab sangat cukup. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden sudah merasa cukup dengan frekwensi iklan yang ditayangkan di televisi. Namun ada sebagian ibu – inu yang menjawab bahwa durasi penayangannya masih belum cukup, alasan mereka bermacam – macam ada yang memang ingin melihat iklannya, ada juga yang hanya ingin melihat penampilan Luna Maya.


(61)

Tabel 16

Menumbuhkan Perhatian

Menumbuhkan Perhatian

F %

Tidak perhatian Perhatian Sangat perhatian

12 44 17

16,4 60,3 23,3

Total 73 100

Sumber P.17 FC.18

Dari tabel diatas dapat dilihat jawaban dari para responden, yang tidak perhatian sebanyak 12 orang (16,4%), perhatian sebanyak 44orang (60,3%) dan sangat perhatian sebanyak 17 orang (23,3%). Terdapat perbedaan yangsgnifikan antara persentase menumbuhkan perhatian dan tidak perhatian. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden memberikan perhatian kepada iklan Bu Krim Oxyclean yang sering ditayangkan di televisi. Karena penampilan fisik public figurenya yang sudah tidak asing lagi, kecantikannya, actingnya dan juga gaya bicaranya yang sederhana.

Tabel 17

Menumbuhkan Minat untuk Membeli

Menumbuhkan Minat untuk


(62)

Membeli Tidak berminat Berminat Sangat berminat 14 36 23 19,2 49,3 31,5

Total 73 100

Sumber P.18 FC.19

Setelah melihat tayangan iklan Bu Krim Oxyclean yang dibintangi oleh Luna Maya minimal 3 kali, banyak faktor yang mendukung responden untuk tertarik melihat iklan tersebut, selain public figurenya, tata warna dan jingle iklan, maka mayoritas responden yang sudah melihat iklannya merasa tertarik untuk membeli produk Bu Krim Oxyclean. Mereka mulai berminat untuk membelinya karena ingin membuktikan kualitas dari produk ini, selain dari harganya yang terjangkau dan bisa dibeli di warung – warung sekitar rumah.

Tabel 18

Menumbuhkan Keinginan Untuk memiliki

Menumbuhkan Keinginan Untuk

memiliki

F %

Tidak Ingin Ingin Sangat Ingin 13 40 20 17,8 54,8 27,4

Total 73 100

Sumber P.19 FC.20

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu – ibu rumah tangga berkeinginan untuk memiliki produk Bu Krim Oxyclean, hal ini dapat dilihat dari persentase dari tabel diatas yaitu sebanyak 40 orang (54,8%) menyatakan ingin memiliki Bu Krim Oxyclean. Alasannya bermacam – macam , ada yang ingin mengetahui kualitas dari produk ini, ada yang ingin membelinya karena harganya yang terjangkau, dan ada juga yang ingin membelinya karena ia merupakan salah satu dari penggemar Luna Maya.


(63)

Lebih dari separuh responden menyatakan keinginannya untuk memiliki Bu Krim Oxyclean, sudah dapat dipastikan bahwa tujuan dari iklan ini sudah tercapai.

Tabel 19

Menumbuhkan Hasrat Untuk Memiliki

Menumbuhkan Hasrat Untuk

memiliki

F %

Tidak Ingin Ingin Sangat Ingin

14 35 24

19,2 47,9 32,9

Total 73 100

Sumber P.20 FC.21

Setelah melihat tayangan iklan Bu Krim Oxyclean di televisi secara berulang – ulang, maka para responden mulai memiliki hasrat untuk memilikinya, ada diantara mereka yang hanya sekedar ingin mencoba – coba namun ada juga yang ingin benar – benar menggunakannya seterusnya karena kelebihannya dibandingkan detergen lain yang tidak bau walaupun tanpa dijemur dibawah matahari. Hasrat inilah yang akhirnya memacu mereka untuk memebuat sebuah keputusan apakah mereka akan membeli produk yang ditawarkan atau tidak.

Tabel 20

Keputusan Untuk Membeli


(64)

Membeli

Tidak Ingin Membeli Ingin Membeli Sangat Ingin Membeli 13 37 23 17,8 50,7 31,5

Total 73 100

Sumber P.21 FC.22

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase keputusan untuk membeli produk Bu Krim Oxyclean yaitu 50,7 % menyatakan ingin membeli,31,5 % menyatakan sangat ingin membeli dan 17,8% menyatakan tidak ingin membeli produk tersebut. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden sudah membuat keputusan untuk membeli. Hal ini karena mereka merasa tertarik dengan iklan yang dibintangi oleh Luna Maya dan karena kelebihan dari produk itu sendiri. Setelah melihat iklan Bu Krim Oxyclean secara berulang – ulang kali ditelevisi, responden semakin yakin dengan keputusannya untuk membeli dan mencoba menggunakan Bu Krim Oxyclean. Karena seuah iklan semakin sering ditayangkan dan dilihat oleh masyarakat, maka akan semakin membuat masyarakat yakin akan keunggulan dan kelebihan dari produk yang diiklankan.

Tabel.21 Tindakan Membeli

Tindakan Membeli F %

Tidak Membeli Sudah Membeli Sangat sering Membeli 10 43 20 13,7 58,9 27,4

Total 73 100

Sumber P.22 FC.23

Setelah menimbulkan keinginan dan hasrat untuk membeli produk Bu Krim Oxyclean, maka akan timbul keputusan lalu di lanjutukan dengan tindakan membeli.


(1)

12 Menurut ibu, apakah materi iklan yang di sampaikan dalam iklan Bu Krim Oxyclean cukup jelas?

a. Tidak jelas

b. Jelas 13

c Sangat jelas

13 Apakah ibu menyukai jingle (lagu) pada iklan Bu Krim Oxyclean ? a. Tidak suka

b. Suka 14

c. Sangat suka

14 Menurut ibu, apakah durasi penayangan iklan Bu Krim Oxyclean di televisi sudah cukup ?

a. Tidak cukup

b. Cukup 15 15

c. Sangat cukup

15 Menurut ibu, apakah tata warna dalam iklan Bu Krim Oxyclean sudah cukup menarik ?

a. Tidak menarik

b. Menarik 16


(2)

16 Menurut ibu, apakah frekwensi penayangan iklan Bu Krim Oxyclean sudah cukup ?

a. Tidak cukup

b. Sudah 17

c. Sangat cukup III. TINDAKAN MEMBELI

17 Apakah ibu memberi perhatian terhadap iklan Bu Krim Oxyclean ? a. Tidak perhatian

b. Perhatian 18

c. Sangat perhatian

18 Apakah ibu berminat untuk membeli produk Bu Krim Oxyclean yang di bintangi oleh Luna Maya ?

a. Tidak berminat 19

b. Berminat c. Sangat berminat

19. Apakah ibu berkeinginan untuk memiliki produk Bu Krim Oxyclean ? a. Tidak ingin

b. Ingin 20

c. Sangat ingin

20 Seberapa besarkah hasrat (keinginan) ibu untuk memilikinya ? a. Tidak berkeinginan


(3)

21. Setelah melihat iklan Bu Krim Oxyclean, apakah ibu membuat keputusan untuk membeli produk Bu Krim Oxyclean ?

a. Tidak ingin membeli

b. Ingin membeli 22

c. Sangat ingin membeli

22. Sekarang ini apakah ibu sudah membeli Bu Krim Oxyclean yang di bintangi oleh Luna Maya ?

a. Tidak membeli 23

b. Sudah membeli

c. Sangat sering membeli

23. Bagaimana tanggapan anda tentang kualitas produk Bu Krim Oxyclean ? a. Tidak berkualitas

b. Berkualitas 24

c. Sangat berkualitas

24 Ketika anda melihat Bu Krim Oxyclean di supermarket, apakah anda akan ingat bahwa produk tersebut pernah di iklankan di televise dengan public figurenya Luna Maya ?

a. Tidak ingat

b. Ingat 25

c. Sangat ingat


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : RIA SARTIKA H

T/TL : Medan, 5 November 1984 AGAMA : ISLAM

ALAMAT : Perum Paya Sari Permai, Jl. PLTA No.48 Kp. Lalang Medan

ANAK KE : 1 dari 3 Bersaudara ORANG TUA :

Bapak : P. HUTABARAT

Ibu : NISMAH INDRAYATI LUBIS

RIWAYAT PENDIDIKAN :

Sekolah Dasar Negeri, Tamat Tahun 1996 di SD Negeri 104182, Berijazah

Sekolah Menengah Pertama, Tamat Tahun 1999 di SLTP Negeri 7 Medan,Berijazah

Sekolah Menengah Umum, Tamat Tahun 2002 di SMU Negeri 15 Medan, Berijazah


(5)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl.Dr.A Sofyan No.1 Telp.061 8217168

LEMBARAN CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA

: RIA SARTIKA H

NIM

: 020904057

PEMBIMBING : Dra. Fatma Wardi Lubis MA

NO TGL PERTEMUAN

PEMBAHASAN

PARAF

PEMBIMBING

01

02

03

04

05

06

8 Desember 2007

24 Juli 2008

6 Agustus 2008

15 Agustus 2008

25 Agustus 2008

3 Desember 2008

Seminar Proposal

Penyerahan BAB I,

BAB II dan Kuesioner

Perbaikan BAB I, BAB

II, dan Kuesioner

Penyerahan BAB III

Perbaikan BAB III

Penyereahan BAB IV

dan V


(6)

Dokumen yang terkait

Iklan di Televisi dan Keputusan Membeli

0 45 105

Hubungan Antara Menonton Sinetron Percintaan Di Televisi Dengan Perilaku Siswa Sma Negeri 8 Medan.

1 62 103

Televisi Dan Budaya Populer (Studi Korelasional Pengaruh Terpaan Tayangan Drama Asia (Korea) di Indosiar terhadap Perilaku Budaya Populer di Kalangan Siswa/i SMAN 1 Medan)

1 33 137

Iklan Pond’s White Beauty Dan Keputusan Membeli (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Iklan Pond’s White Beauty di Televisi Terhadap Keputusan Membeli pada Mahasiswi FISIP USU)

0 65 131

Iklan Kartu Xl Dan Tindakan Membeli (Buying Actions) Pengguna Telepon Selular (Studi Kasus Tentang Pengaruh Iklan Televisi Kartu Xl Versi “Kawin Sama Monyet” Terhadap Tindakan Membeli Kartu Xl Oleh Siswa-Siswi Smu Negeri 10 Medan)

1 32 128

Lights Dan Tindakan Membeli:(Studi Korelasional Pengaruh Iklan LA Lights versi Ringgo Kapan Kawin Terhadap Tindakan Membeli Rokok Mahasiswa FISIP USU)

4 98 102

OPINI PUBLIC FIGURE YOGYAKARTA DALAM RUBRIK ASPIRASI KEISTIMEWAAN OPINI PUBLIC FIGURE YOGYAKARTA DALAM RUBRIK ASPIRASI KEISTIMEWAAN (Analisis Isi Opini Public Figure Yogyakarta tentang Mekanisme Kepemimpinan DIY pada Rubrik Aspirasi Keistimewaan SKH Ked

0 2 11

Pengaruh Iklan Televisi terhadap Pengambilan Keputusan Membeli Produk Es Krim Magnum Gold.

0 1 24

PENGARUH PUBLIC FIGURE SEBAGAI SELEBRITY ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE VITAZONE DI SURABAYA.

4 12 66

PENGARUH PUBLIC FIGURE SEBAGAI SELEBRITY ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE VITAZONE DI SURABAYA

0 0 17