Pengertian Mangongkal Holi Kepustakaan yang Relevan .1 Sistem Kekerabatan Pada Masyarakat Batak Toba

Keseluruhan komponen serta peranan komponen-komponen tutur yang dikemukakan Hymes dalam sebuah peristiwa berbahasa itulah yang disebut dengan peristiwa tutur speech event.

2.1.5 Pengertian Mangongkal Holi

Seperti yang kita ketahui suku Batak merupakan salah satu suku terbesar diIndonesia dan memiliki watak yang keras. Suku Batak juga terkenal sangat menghormati nenek moyang mereka sehingga tetap mempertahankan kebiasaan turun-temurun nenek moyangnya yang terkadang melanggar ajaran agama. Namun itu dahulu, sekarang mereka telah menyesuaikan adat dan ajaran agama. Di daerah ini upacara adat Batak masih sangat ketat dijalankan walau sudah sedikit terkikis akibat pengaruh dari wisatawan mancanegara yang dating ke Danau Toba, Samosir. Salah satu budaya Batak yang masih dilestarikan oleh sebahagian etnis Batak adalah upacara Mangongkal Holi. Upacara Mangongkal Holi merupakan salah satu upacara adat suku Batak. Mangongkal Holi dalam Bahasa Indonesia artinya menggali sedangkan Holi artinya adalah tulang, maka dapat disebut Menggali Tulang RPL Panggabean 2014 Mangongkal Holi adalah suatu upacara yang yang dilakukan oleh Batak terutama suku Batak Toba dengan menggali kembali kuburan nenek moyangnya dan kemudian mengumpulkan seluruh tulang-tulangnya dan setelah itu dipindahkan ke temapat yang baru atau disebut dengan tugu Pardosi 2011. Tujuan lain dari upacara penghormatan ini keinginan untuk membuat “tugu marga” di mana orang-orang akan mengenal identitas dan nenek moyangnya secara turun-temurun. Kelak setelah meninggal maka mereka akan dikubur bersama dengan keluarga yang lainnya dan disatukan dengan leluhurnya. Upacara ini juga untuk mencegah berserak atau runtuhnya persekutuan kelompok saompu keturunan dari satu nenek moyang dan menjamin kesatuan genealogis, menambah kemuliaan marga dan memperlihatikan jumlah besar keturunan mengamankan masa depan klanmarga. Jadi Upacara mangongkal holi ini dimulai dengan menggali tulang- belulang dari kubur yang sifatnya sementara, tulang-belulang itu kemudian ditempatkan ke dalam tempat baru yang biasanya terbuat dari semen dan dikenal dengan istilah Tambak atau tugu marga. Pemakaman tulang-belulang ini hanya berlaku bagi orang meninggal, yang rohnya akan diangkat menjadi nenek moyang yang dipuja. Keberhasilan melakukan upacara ini sekaligus menegaskan, bahwa orang yang meninggal tersebut dan keturunannya telah berhasil mencapai tujuan untuk mendapatkan kekayaan, kehormatan dan keturunan yang banyak. Pemberian tugu marga juga akan memudahkan orang untuk mengenali identitas dan nenek moyang mereka secara turun temurun.

2.2 Teori Yang Digunakan