melalui air Tuhan membasuh setiap yang kotor, melalui air pula Tuhan menghidupkan segalah sesuatu”.
Panatua huria memercikan air pangurason kepada semua orang yang telah menghadiri upacara termasuk kepada pargosi pemain musik.
• Maksud dari kata di atas adalah seperti yang kita tahu, jika tanpa air tidak ada
manusia yang dapat hidup di dunia ini, baik tumbuh-tumbuhan, manusia dan semua mahkluk hidup yang ada di bumi ini. Seperti itu pula saat Tuhan
membabtis manusia supaya manusia bisa memiliki hati dan jiwa yang bersih. •
Tujuan dari kata di atas adalah agar kiranya semua keluarga mempunyai hati yang bersih dan mempunyai hati yang tulus.
4.1.4 Act Sequences
Act Sequences bekenaan dengan bentuk ujaran dan isi ujaran. Bentuk berkaitan dengan kata-kata yang digunakan, sementara isi berkaitan dengan topik
pembicaraan. Misalnya :
• Huria :
Sungkun do mula ni hata Sise mula ni uhum
Saonari manukun ma hami tu hamu
Dia ma bona-bona ni Dia ma boa-boa ni parbue pir parbue sakti
Naung pinasahat muna nuaeng tu jolo nami Tangkas ma dipaboa bona ni hasuhuton
“Apa arti dan apa maknanya beras di dalam piring yang kalian berikan kepada kami sekarang, Jelaskanlah dengan jelas kepada kami”.
Makna yang disamapaikan oleh Pangulani Huria adalah berbentuk pantun yang artinya bahwa Pangulani Huria ingin bertanya kepada hasuhuton tentang
apa yang diberikan hasuhuton kepada Pangulani Huria yang berupa beras di dalam piring.
Hasuhuton : Mauliate ma di hamu pangulani huria nami, ia saring-saring di oppung nami, asa horas jala gabe hami pinopar na tu jolo an ni ari on,
pangatar ni anak on, pangatar ni boru ttu jolo an ni ari on. “Terima kasih kepada pangatua gereja, karna kami ingin mengangkat tulang-
belulang dari orang tua kami agar kami selamat-selamat dan sampai beranak cucu, kami semua keluarga yang ditinggalkannya di kemudian hari”.
Penggunaan dari kata-kata yang di atas di dalam percakapan tersebut adalah dengan kata-kata yang sopan, sebagaimana yang menyampaikan
pertanyaan tersebut adalah anggota gereja Pangulani Huria kepada hasuhuton. Bentuk dari pada penggunaan kalimat diatas adalah kalimat tanya.
Dan isi berkaitan dengan topik pembicaraan di atas adalah berkaitan tentang upacara adat mangongkal holi menggali tulang belulang.
4.1.5 Key
Key mengacuh pada nada, cara, dan semangat di mana suatu pesan disampaikan : dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat, dengan
sombong, dengan sedih, dan sebagainya.
Key yang terdapat pada upacara mangongkal holi adalah saat seorang dari anggota keluarga yang meninggal hasuhuton menyampaikan sesuatu kepada
orang yang sudah meninggal yang akan dilakukan penggalian tulang-belulang. •
Hasuhuton : Inang, marpungu hami poparan mu di son nunga sada roha nami na naeng papindahon Ompun, Inang, Bapak tu inganan na Batu na pir, sai
anggiat ma pasu-pasu mi Ompun, Bapak, Inang sahat tu hami tu poparan mu sude asa anggiat nang tu sada roha nami pasu-pasu sude angka poparan mu
asa anggiat gabe jolma na bisuk, songon ho Ompun, sai songon ho Bapak, sada roha nami mangulahon angka ula on nami, sai anggiat ma hami tong
tong dijolo masyarakat na adong di huta on songon i pe nang hami naeng lao be di tano parserakan, pasupasu mi unang hambat tu hami. Ima dohonon hu,
mauliate. “Kepada mama ku, kami berkumpul di sini dengan satu hati untuk
memindahkan tulang belulang oppung, mama, dan bapak ke tempat batu yang lebih kuattugu. Semoga bapak, mama, oppung…kami semua keturunanmu
diberkati oleh Tuhan, agar kiranya menjadi, manusia yang bijak seperti orang tua kami, supaya kami juga saling mendukung di dalam melaksanakan
pekerjaan yang baik di tengah masyarakat yang ada di kampung ini. Begitu juga kami yang ada di perantauan semoga kami selalu diberkati Tuhan. Hanya
itu yang dapat saya sampaikan, terima kasih”. Dari tuturan yang dikatakan pada kalimat di atas dapat kita tahu bahwa
hubungan yang dimiliki adalah antara anak dan orang tuanya, cucu dan oppungnya sehingga anak tersebut menyampaikan kepada orang tuanya dengan
sikap ramah dan santun dalam berbicara, karna sebagaimana dia adalah orang tua
dari pada si anak tersebut. Dia berbicara kepada ibu dan ayahnya yang telah meninggal dunia sehingga nada suara yang terdengar sangat lah netral dan biasa
saja, karna yang menyampaikan tuturan tersebut adalah anak laki-laki pertama, sehingga si anak tersebut tidak terlalu merasa sedih. Karena sesunggunya upacara
yang dilakukan ini tidak lah lagi untuk bersedih-sedih melainkan harus lebih mengiklaskan, karena ini adalah penghormatan terakhir kepada orang tua dan
oppung mereka.
4.1.6 Instrumentalities