2.4. PEMBENTUKAN KERAMIK
Pembentukan keramik dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
a. Die Pressing
Pada proses ini bahan keramik dihaluskan hingga membentuk bubuk, lalu dicampur dengan pengikat binder organik kemudian di masukkan ke dalam cetakan
dan ditekan hingga mencapai bentuk padat yang cukup kuat. Metode ini umumnya digunakan dalam pembuatan ubin, keramik elektronik atau produk dengan cukup
sederhana karena metode ini cukup murah
b. Rubber Mold Pressing
Metode ini dilakukan untuk menghasilkan bubuk padat yang tidak seragam dan disebut rubber mold pressing karena dalam pembuatannya ini menggunakan
sarung yang terbuat dari karet. Bubuk dimasukkan kedalam sarung karet kemudian di bentuk dalam cetaan hidrostatis.
c. Extrusion Molding
Pembentukan keramik pada metode ini melalui lobang cetakan. Metode ini biasa digunakan untuk membuat pipa saluran, pipa reactor atau material lain yang
memiliki suhu normal untuk penampang lintang tetap.
d. Slip Casting
Metode ini dilakukan untuk memperkeras suspensi dengan air dan cairan lainnya, di tuang kedalam plester berpori, air akan diserap dari daerah kontak
kedalam cetakan dan lapisan lempung yang kuat terbentuk.
Tao Nainggolan: Pembuatan Keramik Berpori Denan aditif Cangkang Kelapa Sebagai Filter Gas Buang Kendaraan Bermotor, 2008. USU e-Repository © 2008
e. Injection Molding
Bahan yang bersifat plastis diinjeksikan dan dicampur dengan bubuk pada cetakan. Metode ini banyak digunakan untuk memproduksi benda benda yang
mempunyai bentuk yang komplek.
2.5 STRUKTUR DAN SIFAT KRISTAL
a. Struktur Kristal
Keramik memiliki struktur kristal, dapat dibuktikan dan dilihat dengan analisa difraksi sinar-X. Sinar-X adalah gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang
gelombang 1 A hingga 100 A
. Berkas gelombang elektromagnetik yang mengenai kristal mengalami difraksi
dengan hukum Bragg. Sudut difraksi digunakan untuk menentukan struktur kristal dengan ketelitian yang tinggi dan dapat digunakan untuk menentukan jarak antar
bidang kristal. Kristal adalah zat padat yang terdiri dari atom-atom yang teratur dalam pola
periodik pada tiga dimensi. Pola teratur dalam jangka panjang yang menyangkut puluhan jarak atom yang dihasilkan oleh kordinasi atom dalam bahan.
Ada tujuh sistem kristal dengan karakterisasi geometrinya seperti tercantum pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tao Nainggolan: Pembuatan Keramik Berpori Denan aditif Cangkang Kelapa Sebagai Filter Gas Buang Kendaraan Bermotor, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel. 2.1. Sistem Kristal
Sistem Sumbu Sudut
Sumbu
Kubik a = b = c
α = β = γ = 90 Tetragonal
a = b ≠ c
α = β = γ = 90 Ortorombit
a ≠ b ≠ c
α = β = γ = 90 Monoklinik
a ≠ b ≠ c
α = γ = 90 ≠ β
Triklinik a
≠ b ≠ c α ≠ β ≠ γ ≠ 90
o
Heksagonal a = b
≠ c α = β = 90
, γ ≠ 120
Rombohedral a = b = c
α = β = γ ≠ 90
o
Di dalam kristal terdapat berbagai bidang yang saling sejajar dan membuat arah ketiga rusuknya, untuk membedakan antara satu bidang dengan bidang yang lain,
maka setiap bidang diberi indeks dengan notasi hkl yang disebut Indeks Miller, yang artinya sebagai kebalikan fraksi perpotongan bidang hkl dengan ketiga rusuk
sel dan masing-masing mempunyai harga bilangan bulat positif, negatif atau nol.
b. Difraksi Sinar-X