Tabel. 2.1. Sistem Kristal
Sistem Sumbu Sudut
Sumbu
Kubik a = b = c
α = β = γ = 90 Tetragonal
a = b ≠ c
α = β = γ = 90 Ortorombit
a ≠ b ≠ c
α = β = γ = 90 Monoklinik
a ≠ b ≠ c
α = γ = 90 ≠ β
Triklinik a
≠ b ≠ c α ≠ β ≠ γ ≠ 90
o
Heksagonal a = b
≠ c α = β = 90
, γ ≠ 120
Rombohedral a = b = c
α = β = γ ≠ 90
o
Di dalam kristal terdapat berbagai bidang yang saling sejajar dan membuat arah ketiga rusuknya, untuk membedakan antara satu bidang dengan bidang yang lain,
maka setiap bidang diberi indeks dengan notasi hkl yang disebut Indeks Miller, yang artinya sebagai kebalikan fraksi perpotongan bidang hkl dengan ketiga rusuk
sel dan masing-masing mempunyai harga bilangan bulat positif, negatif atau nol.
b. Difraksi Sinar-X
Peristiwa hamburan yang terjadi apabila sinar-X datang pada atom-atom dalam bidang kristal disebut difraksi.
Pada tahun 1912, fisikawan Jerman Max Van Laue menyatakan bahwa jika kristal tediri dari barisan-barisan atom-atom yang teratur dan sinar-X adalah gelombang
elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang yang sama dengan jarak antar atom pada kristal, maka kristal tersebut dapat mendifraksikan sinar-X..
Tao Nainggolan: Pembuatan Keramik Berpori Denan aditif Cangkang Kelapa Sebagai Filter Gas Buang Kendaraan Bermotor, 2008. USU e-Repository © 2008
Apabila berkas sinar x monokromatik ditembakkan pada sebuah kristal akan dihamburkan kesegala arah, akan tetapi karena keteraturan letak atom-
atom, pada arah tertentu gelombang yang terhambur itu akan berinterferensi konstruktif sedangkan yang lain akan berinterferensi destruktif. Atom-atom
dalam kristal dapat dipandang sebagai unsur yang membentuk keluarga bidang datar.
Gambar 2.1 memperlihatkan masing-masing keluarga mempunyai jarak karakteristik antara bidang-bidang komponen. Analisis ini diusulkan oleh
W.L.Bragg pada tahun 1913. Syarat yang diperlukan supaya radiasi yang dihambur atom kristal membentuk interferensi konstruktif dapat diperoleh
dari diagram berikut ini Beiser A. 1983.
Gambar 2.1. Difraksi sinar-X C
D
Tao Nainggolan: Pembuatan Keramik Berpori Denan aditif Cangkang Kelapa Sebagai Filter Gas Buang Kendaraan Bermotor, 2008. USU e-Repository © 2008
Pada gambar terlihat bahwa berkas sinar-X yang dipantulkan oleh lapisan bawah memiliki lintasan yang lebih panjang. Beda lintasan sinar 1 dengan sinar 2
adalah CB + BD = 2 d sin θ
Agar terjadi interferensi maksimum saling memperkuat, sinar 1 dan sinar 2 harus sefase, hal ini berarti bahwa beda lintasan kedua sinar harus sama dengan panjang
gelombang sinar atau kelipatannya. Jadi hubungannya yang harus dipenuhi adalah 2 d sin
θ = n λ ..................................................................................................... 2.1 Persamaan ini dinamakan dengan persamaan Bragg.
Dimana : λ = panjang gelombang sinar-X
n = orde difraksi θ = Sudut hamburan Bragg
d = Jarak antar bidang Besar sudut difraksi tergantung pada panjang gelombang
λ dan jarak d antar bidang.
2.6. SUSUT BAKAR