4.4 UJI ABSORPSI
Banyaknya gas radikal yang dihasilkan oleh kenderaan sebelum dan sesudah dipasang filter atau keramik berpori ditunjukkan dalam lampiran N, sedangkan
besarnya persentase gas yang dapat diabsorpsi oleh kramik berpori dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 3.3. Berikut ini adalah tabel dan grafik persentase
gas yang dapat diabsorpsi keramik berpori pada berbagai penambahan aditif. Tabel 4.4. Persentase Gas yang Dapat Diserap Keramik Berpori
No Aditif
CO CO
2
HC O
2
1 0 14,76 7,85 0,31 3,57
2 5 17,67 15,14 14,96 192,86 3 10 18,19 19,70 15,11 194,64
4 15 20,27 20,62 12,06 362,50 5 20 21,10 20,62 10,99 391,07
6 30 23,80 22,44 16,03 382,14
Gambar 4.3. Grafik Berbagai Aditif Terhadap Daya Absorpsi Keramik Berpori
23.80 21.10
20.27 18.19
17.67 14.76
22.44 20.62
20.62 19.70
7.85 15.14
0.31
16.03
10.99 12.06
15.11 14.96
- 5
10 15
20 25
- 5
10 15
20 25
30
A b
so rp
si g as rad
ikal
5 10
15 20
25
̇ Grafik CO 7Grafik CO
2
♦ Grafik HC
Tao Nainggolan: Pembuatan Keramik Berpori Denan aditif Cangkang Kelapa Sebagai Filter Gas Buang Kendaraan Bermotor, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada penambahan aditif 5, penyerapan gas radikal meningkat sangat tajam yaitu gas CO terserap dari 14,76 -
17,67, gas CO
2
terserap 7,85 - 15,14 dan HC terserap dari 0,31 - 14,96. Pada penambahan aditif 5 - 10 ketiga gas radikal terserap dengan pola yang
hampir sama tetapi penyerapan gas CO
2
lebih besar dari kedua gas yang lain. Pada penambahan aditif 10-30 penyerapan gas radikal CO dan CO
2
tetap meningkat linier yaitu gas CO terserap dari 18,19-23,80 dan gas CO
2
dari 19,70-22,44, tetapi tidak demikian untuk HC yang penyerapannya justru menurun
pada penambahan aditif 10-20 dan pada penambahan aditif 20-30 meningkat kembali yaitu dari 10,99-16,03.
Penambahan aditif diatas 30 diperkirakan daya penyerapannya terhadap gas radikal masih terus meningkat tetapi akan bermasalah dengan kekerasan dan kekuatan
tekan. Dengan meningkatnya penyerapan keramik berpori terhadap gas radikal CO,
CO
2
dan HC yang dihasilkan kendaraan, menyebabkan volume gas kendaraan yang telah melewati filter memiliki persentase kadar gas O
2
yang lebih besar dibandingkan dengan persentase gas-gas lainnya. Selain itu gas O
2
yang awalnya terperangkap dalam pori dipaksa keluar karena pori tersebut diisi oleh partikel dari gas radikal
lainnya. Besarnya peningkatan persentase gas O
2
setelah melewati filter keramik berpori dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini.
Tao Nainggolan: Pembuatan Keramik Berpori Denan aditif Cangkang Kelapa Sebagai Filter Gas Buang Kendaraan Bermotor, 2008. USU e-Repository © 2008
391.07 382.14
362.50
194.64 192.86
3.57
5 10
15 20
30
Aditif G
a s
o k
s ige
n y a
ng di h
a s
il k
a n,
100 200
300 400
Gambar 4.4. Grafik Aditif Terhadap Persentase Perubahan Kadar Gas Oksigen
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa secara umum, semakin banyak gas radikal yang diserap oleh keramik berpori semakin gas oksigen yang dihasilkan.
Pada penambahan aditif 5 dan 10 - 15 terjadi peningkatan yang sangat tajam yaitu dari 3,57 - 192,86 dan 194,64 - 362,50.
Gas oksigen yang dihasilkan pada penambahan aditif 15-20 juga mengalami kenaikan yaitu dari 362,50-391,07. Hubungan pemberian aditif dengan
persentase absorpsi gas CO adalah y = 12,03 + 0,28 x dan untuk gas CO
2
adalah y = 12,03 + 0,43 x. persamaan ini diperoleh dari perhitungan persamaan linier
pada lampiran K dan lampiran L.
Tao Nainggolan: Pembuatan Keramik Berpori Denan aditif Cangkang Kelapa Sebagai Filter Gas Buang Kendaraan Bermotor, 2008. USU e-Repository © 2008
4.5 ANALISA MIKROSTRUKTUR DENGAN XRD