Biografi Kiai Cepot GAMBARAN UMUM TENTANG WARGA KENANGA RT 004 RW 02
beliau kuliah dengan tujuan untuk membantu meringankan beban orang tua beliau dalam membayar biaya kuliah.
6
Setelah beliau menyelesaikan studinya, beliau pun menikahi seorang wanita yang bernama Hj. Rukoyah, beliau berasal dari daerah
Purworejo, Propinsi Yogyakarta. Pada saat ini, beliau telah dikaruniai lima orang anak yang bernama Faizzu Daroin, Fadlah konita, Fasya Anisa,
Fahma Azkia dan Faras Aulia Hana dari hasil pernikahannya dengan Hj. Rukoyah.
Dalam mendidik kelima anaknya beliau mempunyai pola pendidikan khusus yaitu beliau menerapkan pola pendidikan Intern rumah
tangga, dimana beliau dan istri bertindak sebagai figur sekaligus sebagai guru bagi anak-anaknya. Sifat pendidikan yang disampaikan pun bersifat
kekeluargaan. Selama ini, dalam mendidik kelima anaknya beliau lebih banyak memberikan contoh-contoh kehidupan yang terjadi saat ini, dengan
tidak menghilangkan faktor kognitif, afektif dan psikomotorik bagi kelima anaknya.
7
2. Latar Belakang Pendidikan Kiai Cepot Kiai Cepot memulai karir pendidikannya di SD Pinang, Kota
Tangerang awal tahun 1970’an. Semenjak di SD, beliau telah memperlihatkan kecerdasan dan keaktifannya disekolah, ini terbukti
6
Wawancara dengan Kiai Cepot, Tangerang, Pada Tanggal 25 April 2011.
7
Wawancara dengan Kiai Cepot, Tangerang, Pada Tanggal 25 April 2011.
dengan beliau selalu menjadi figur bagi teman-teman seusianya di sekolah.
8
Kemudian Kiai Cepot melanjutkan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di Pondok Pesantren Darurrahman Jakarta,
pimpinan Prof. Syukron Makmun. Beliau bersekolah di Pondok Pesantren Darurrahman selama lima tahun. Kemudian beliau pindah ke Pondok
Pesantren al-Makmur. Beliau bersekolah di Pondok Pesantren al-Makmur selama satu tahun dengan tujuan untuk mendapatkan ijazah yang tidak
dapat beliau peroleh di Pondok Pesantren Darurrahman, guna melanjutkan pendidikanya ke perguruan tinggi.
Selama beliau menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Darurrahman, beliau telah memperlihatkan kelebihannya sebagai seorang
da’i. Hal ini dapat terlihat ketika beliau berceramah di dalam Pondok Pesantren, beliau selalu menjadi pusat perhatian santri-santri lainnya,
bahkan beliau pernah menjadi juara pidato di Pondok pesantren Darurrahman tersebut.
9
Pada awal tahun 1980’an, beliau melanjutkan pendidikan di IAIN
Sunan Gunung Djati Bandung sambil mengaji di Pondok Pesantren Bustanul Wildan pimpinan K.H. Yajid Bustami selama 5 tahun. Pada saat
menempuh pendidikan di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, beliau mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Tahun 1989, beliau lulus
8
Wawancara dengan Kiai Cepot, Tangerang, Pada Tanggal 25 April 2011.
9
Wawancara dengan Kiai Cepot, Tangerang, Pada Tanggal 25 April 2011.
dari IAIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan gelar Drs. Ahmad Ihsan.
10
Lulus dari IAIN Sunan Gunung Djati Bandung tidak lantas membuat beliau puas dengan ilmu yang telah didapatnya selama ini.
Terbukti setelah beliau lulus dan mendapat ilmu yang cukup, beliau masih melanjutkan pencarian ilmu ke beberapa pesantren yang ada di daerah
Banten dan sekitarnya. 3. Karir Dakwah Kiai Cepot
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas SMA di Pondok Darurrahman, beliau
mulai menekuni kegiatannya sebagai seorang da’i. Berawal dari ketidak sengajaan saat ada sebuah acara syukuran warga di
kampungnya. Awalnya, warga di kampung tersebut telah mengundang seorang Kiai yang terkenal di kampung untuk berceramah dalam acara
syukuran warga tersebut. Namun ketika acara akan dimulai, Kiai kampung tersebut tiba-tiba secara mendadak tidak dapat hadir ke acara syukuran
warga tersebut. Untuk mengurangi rasa malu, warga yang mengetahui bahwa Kiai Cepot berasal dari Pondok Pesantren, akhirnya meminta
tolong beliau untuk berceramah menggantikan Kiai kampung yang tidak dapat menghadiri acara syukuran warga tersebut.
Setelah kejadian tersebut, beliau memulai karirnya sebagai seorang da’i. Sambil kuliah di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, beliau sering
10
Wawancara dengan Kiai Cepot, Tangerang, Pada Tanggal 25 April 2011.
mengisi ceramah dalam acara-acara pengajian. Bahkan beliau sempat menjadi juara lomba ceramah yang disiarkan oleh salah satu stasiun
televisi lokal di Bandung. Dari panggilan ceramah-ceramah tersebut, beliau mampu untuk membiayai kuliahnya sendiri sampai lulus kuliah di
IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Karir prof
esional beliau sebagai seorang da’i di mulai semenjak masa reformasi tahun 1998. Tentunya selain dibekali ilmu dan
pengetahuan yang luas, beliau juga mulai memperkenalkan kepada masyarakat luas, ciri khasnya dalam berceramah yaitu dengan menirukan
gerakan-gerakan menyerupai cepot untuk mendukung metode ceramahnya. Ciri khas dalam berceramahnya ini bertujuan untuk membedakannya
dengan da’i-da’i profesional lainnya.
11
Selain berceramah dari daerah satu ke daerah lain, beliau juga sempat mengisi ceramah-ceramah di berbagai stasiun televisi sampai
sekarang, diantaranya: a. Mengisi ceramah di stasiun televisi SCTV dari tahun 2004-2005.
b. Mengisi ceramah di stasiun televisi BantenTV dari tahun 2006-2007. c. Mengisi ceramah di stasiun televisi CTV dari tahun 2007-2008.
d. Mengisi ceramah di stasiun televisi JackTV tahun 2009.
11
Wawancara dengan Kiai Cepot, Tangerang, Pada Tanggal 25 April 2011.
e. Mengisi ceramah dalam acara Indahnya Sore di stasiun MNCTV dari tahun 2010- sekarang dan beliau juga mengisi ceramah di TVRI.
12
12
Wawancara Ibu Hj. Rukoyah Istri dan Manajer Kiai Cepot, Tangerang, Pada Tanggal 25 April 2011.
68