dalam politik, pihak yang berkuasa akan dapat dengan mudah jatuh menjadi partai yang tidak populer ketika mengeluarkan kebijakan publik
yang tidak populer seperti menaikkan pajak dan menaikkan harga bahan bakar minyak. Reputasi politik dapat meroket dan dengan cepat jatuh
tenggelam hingga ke dasar yang paling dalam. Dari penjelasan yang penulis ungkapkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
marketing dalam dunia usaha berbeda dengan marketing dalam politik. Penerapan marketing dalam politik memerlukan pemahaman yang menyeluruh dan
mendalam tentang metode yang digunakan, moralitas, etika, sampai konsekuensi dari penerapan marketing dalam dunia politik.
B. Pengertian Konsultan Politik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsultan diartikan sebagai ahli yang tugasnya memberi petunjuk, pertimbangan,atau nasihat di suatu kegiatan
penelitian, dagang, dan sebagainya; penasihat.
12
Selama pemilu 2009, kehadiran lembaga polling dan konsultan politik menandai era baru dalam Pemilu di Indonesia. Sebenarnya kehadiran lembaga
polling telah ada semenjak awal tahun 2000-an. Dalam Pemilu 2004, beberapa lembaga polling dan konsultan politik sudah mulai mengambil porsi yang penting
baik dalam pemetaan mapping maupun pembentukan opini publik. Namun di Pemilu 2009, lembaga polling mendapatkan lahan yang sangat subur untuk
eksistensi mereka. Sejumlah nama lembaga baru didirkan dan lembaga lama yang beroperasi di Pemilu 2004 juga dapat dengan mudah ditemui selama proses
Pemilu 2009. Terkadang kompetisi antar mereka yang mempersoalkan tentang
12
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Cet. Ke-3, hal. 590
keabsahan, validitas, dan reliabilitas data sampai ke tudingan siapa yang membiayai riset dan survei yang dilakukan.
13
Konsultan politik sangat dibutuhkan karena beberapa hal. Pertama, dengan perubahan ketentuan dari nomor urut menjadi suara terbanyak, membuat masing-
masing caleg berkompetisi satu dengan yang lain. Kalau dulu persaingan terjadi antar partai politik, maka di Pemilu 2009, persaingan terjadi antar masing-masing
politisi. Sehingga kebutuhan akan konsultan politik menjadi sangat tinggi tidak hanya bagi partai politik tetapi juga bagi caleg yang jumlahnya sampai ratusan
ribu orang caleg DPD, DPR, DPRD I, DPRD II. Kedua, ketidaksiapan para politisi untuk melakukan persaingan politik. Sehingga mereka membutuhkan
orang dan lembaga yang bisa membantu mereka untuk memenangkan Pemilu 2009. Konsultan politik bekerja melalui proses pemetaan mapping dukungan,
mengembangkan program sosialisasi, pengembangan jaringan politik nasional dan daerah, pembuatan dandistribusi ‘political-marketing-gimmick’ poster, spanduk,
baliho, iklan TV, iklan radio, iklan koran, dan sebagainya, event organizer, dan mobilisasi pemilih ke bilik suara.14
Para politisi meyakini bahwa untuk bisa terpilih, mereka harus membuat iklan politik yang super canggih dalam menggaet pemilih, seperti halnya pabrik
kecap dalam meraih konsumen. Modal untuk menjaring pemilih tidak akan mempan dengan intimidasi atau teror, tetapi bergantung pada kecanggihan strategi
13
Firmanzah, Persaingan, Legitimasi, Kekuasaan, dan Marketing Politik; Pembelajaran Politik Pemilu 2009, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010, Edisi I, hal. LXV-LXVI
14
Firmanzah, Persaingan, Legitimasi, Kekuasaan, dan Marketing Politik, hal. LXVI- LXVII
persuasif yang mereka buat. Fenomena ini akhirnya mendorong lahirnya para konsultan marketing politik yang telah marak di Amerika Serikat dan dunia Barat,
termasuk kini di Indonesia. Para konsultan merumuskan strategi persuasifnya dengan mengerahkan
ahli-ahli pemasaran, ideologi, penulis pidato, ahli statistik, sampai perancang busana. Semuanya dirancang untuk menggaet pelanggan, mencari simpati, dan
mensosialisasikan program. Inilah fenomena industri demokrasi yang mulai menjamur di tanah air sebagai ladang bisnis baru. Industri demokrasi saat ini tidak
kalah menarik dibandingkan dengan industri media sekalipun, bahkan keduanya berjalan secara sinergis.
15
C. Pilpres di Indonesia