Pengertian Konsultan Politik Lembaga swadaya masyarakat kontras dan hak asasi manusia : studi kasus penegakan HAM di indonesia kasus kerusuhan me1 1998

dalam politik, pihak yang berkuasa akan dapat dengan mudah jatuh menjadi partai yang tidak populer ketika mengeluarkan kebijakan publik yang tidak populer seperti menaikkan pajak dan menaikkan harga bahan bakar minyak. Reputasi politik dapat meroket dan dengan cepat jatuh tenggelam hingga ke dasar yang paling dalam. Dari penjelasan yang penulis ungkapkan di atas, dapat disimpulkan bahwa marketing dalam dunia usaha berbeda dengan marketing dalam politik. Penerapan marketing dalam politik memerlukan pemahaman yang menyeluruh dan mendalam tentang metode yang digunakan, moralitas, etika, sampai konsekuensi dari penerapan marketing dalam dunia politik.

B. Pengertian Konsultan Politik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsultan diartikan sebagai ahli yang tugasnya memberi petunjuk, pertimbangan,atau nasihat di suatu kegiatan penelitian, dagang, dan sebagainya; penasihat. 12 Selama pemilu 2009, kehadiran lembaga polling dan konsultan politik menandai era baru dalam Pemilu di Indonesia. Sebenarnya kehadiran lembaga polling telah ada semenjak awal tahun 2000-an. Dalam Pemilu 2004, beberapa lembaga polling dan konsultan politik sudah mulai mengambil porsi yang penting baik dalam pemetaan mapping maupun pembentukan opini publik. Namun di Pemilu 2009, lembaga polling mendapatkan lahan yang sangat subur untuk eksistensi mereka. Sejumlah nama lembaga baru didirkan dan lembaga lama yang beroperasi di Pemilu 2004 juga dapat dengan mudah ditemui selama proses Pemilu 2009. Terkadang kompetisi antar mereka yang mempersoalkan tentang 12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Cet. Ke-3, hal. 590 keabsahan, validitas, dan reliabilitas data sampai ke tudingan siapa yang membiayai riset dan survei yang dilakukan. 13 Konsultan politik sangat dibutuhkan karena beberapa hal. Pertama, dengan perubahan ketentuan dari nomor urut menjadi suara terbanyak, membuat masing- masing caleg berkompetisi satu dengan yang lain. Kalau dulu persaingan terjadi antar partai politik, maka di Pemilu 2009, persaingan terjadi antar masing-masing politisi. Sehingga kebutuhan akan konsultan politik menjadi sangat tinggi tidak hanya bagi partai politik tetapi juga bagi caleg yang jumlahnya sampai ratusan ribu orang caleg DPD, DPR, DPRD I, DPRD II. Kedua, ketidaksiapan para politisi untuk melakukan persaingan politik. Sehingga mereka membutuhkan orang dan lembaga yang bisa membantu mereka untuk memenangkan Pemilu 2009. Konsultan politik bekerja melalui proses pemetaan mapping dukungan, mengembangkan program sosialisasi, pengembangan jaringan politik nasional dan daerah, pembuatan dandistribusi ‘political-marketing-gimmick’ poster, spanduk, baliho, iklan TV, iklan radio, iklan koran, dan sebagainya, event organizer, dan mobilisasi pemilih ke bilik suara.14 Para politisi meyakini bahwa untuk bisa terpilih, mereka harus membuat iklan politik yang super canggih dalam menggaet pemilih, seperti halnya pabrik kecap dalam meraih konsumen. Modal untuk menjaring pemilih tidak akan mempan dengan intimidasi atau teror, tetapi bergantung pada kecanggihan strategi 13 Firmanzah, Persaingan, Legitimasi, Kekuasaan, dan Marketing Politik; Pembelajaran Politik Pemilu 2009, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010, Edisi I, hal. LXV-LXVI 14 Firmanzah, Persaingan, Legitimasi, Kekuasaan, dan Marketing Politik, hal. LXVI- LXVII persuasif yang mereka buat. Fenomena ini akhirnya mendorong lahirnya para konsultan marketing politik yang telah marak di Amerika Serikat dan dunia Barat, termasuk kini di Indonesia. Para konsultan merumuskan strategi persuasifnya dengan mengerahkan ahli-ahli pemasaran, ideologi, penulis pidato, ahli statistik, sampai perancang busana. Semuanya dirancang untuk menggaet pelanggan, mencari simpati, dan mensosialisasikan program. Inilah fenomena industri demokrasi yang mulai menjamur di tanah air sebagai ladang bisnis baru. Industri demokrasi saat ini tidak kalah menarik dibandingkan dengan industri media sekalipun, bahkan keduanya berjalan secara sinergis. 15

C. Pilpres di Indonesia