Pilpres 2009 di Indonesia Lembaga swadaya masyarakat kontras dan hak asasi manusia : studi kasus penegakan HAM di indonesia kasus kerusuhan me1 1998

BAB IV STRATEGI FOX INDONESIA DALAM PEMENANGAN SBY-BOEDIONO

PADA PILPRES 2009

A. Pilpres 2009 di Indonesia

Dalam pelaksanaan Pilpres 2009 terdapat begitu banyak kritikan yang dilontarkankan oleh lawan-lawan SBY, namun demikian Komisi Pemilihan Umum KPU menetapkan pasangan SBY-Boediono sebagai pemenangnya. Kemenangan mutlak SBY, yang mampu mengumpulkan lebih dari 60 persen suara, sangat jauh di atas rival-rivalnya. Jumlah perolehan ini sekaligus membuktikan bahwa apa yang ditawarkan SBY masih diminati sebagian besar rakyat Indonesia, sehingga menghantarkannya memenangi Pilpres 2009 dalam satu putaran. 1 Dengan hasil tersebut, SBY berhasil mewujudkan taktiknya dengan nama strategi bandwagon effect. Pola SBY memenangi pilpres SBY setidaknya dapat dipadankan atau disamakan dengan kemenangan yang diperoleh Ronald Reagen di pemilu Amerika Serikat 1980. Ketika itu, Ronald Reagen adalah seorang artis ternama Amerika, yang kemudian mengejutkan dunia dengan memenangi pemilihan umum presiden AS. Menarik untuk disimak tentang kemenangan yang diperoleh Ronald Reagen karena waktu itu Reagen telah mendekati usia 70 tahun. Kemenangan Ronald Reagen tersebut ditentukan faktor bandwagon effect yang dikerjakan tim suksesnya. Bandwagon effect adalah kecenderungan 1 Garda Maeswara, Biografi Politik Susilo Bambang Yudhoyono, Yogyakarta: Narasi, 2009, Cet. Ke-1, hal. 197 38 masyarakat akan melakukan atau memercayai sesuatu, sebab mayoritas orang melakukan atau memercayai hal tersebut. Meskipun para pemilih di Amerika termasuk rasional, namun mereka tetap saja mengikuti tren yang sedang berlaku saat itu. Kala itu, jaringan televisi NBC mengumumkan kemenangan Reagen dari hasil exit poll. Pengumuman exit poll tersebut dilakukan di wilayah timur AS. Karena di wilayah tersebut, para pemilih usai melakukan pemilihan tersebut. Sementara, di wilayah barat AS, pemilihan presiden belum dilangsungkan karena perbedaan waktu. Lewat poll ini wilayah timur AS menyatakan Reagen menang mutlak, karena pemilih di barat mengetahui hal tersebut, mereka cenderung untuk memilih sang pemenang. Dan fakta pun membuktikan Reagan menang telak. Secara tidak langsung, kondisi kondisi yang terjadi di AS kala itu memiliki kemiripan dengan yang terjadi dalam pilpres Juli 2009 di Indonesia, meskipun tidak bisa disamakan begitu saja. Tim sukses SBY bahkan mencoba menggunakan bandwagon effect jauh hari sebelum pilpres berlangsung. Kemiripan tersebut terlihat dari survei-survei yang dikerjakan tim sukses SBY – Boediono untuk mendongkrak popularitas sang kandidat. Strategi ini ternyata cukup jitu. Hampir di setiap survei yang dirilis setiap tiga bulan sekali, SBY menang telak dibanding pasangan yang lain. Hal ini menyebabkan citra SBY di mata masyarakat awam Indonesia terdongkrak secara drastis. Strategi yang dilakukan oleh Tim SBY-Boedino dalam rangka untuk meningkatkan citra mereka tidak hanya dilakukan sebelum pilpres, bahkan saat pencontrengan sedang berlangsung. Hamipr serupa dengan upaya NBC, beberapa stasiun televisi Indonesia pun giat meng-up date hasil sementara pilpres melalui exit poll. Setiap jam kita dapat memantau bagaimana mutlaknya kemenangan SBY. Banyaknya masyarakat Indonesia yang sukanya ikut-ikutan turut terpengaruh secara psikologis akan hasil exit poll ini. Mayoritas dari mereka tentu beranggapan, buat apa lagi memilih pasangan lain jika SBY-Boediono sudah menang?

B. Desain Kampanye SBY-Boediono