persuasif yang mereka buat. Fenomena ini akhirnya mendorong lahirnya para konsultan marketing politik yang telah marak di Amerika Serikat dan dunia Barat,
termasuk kini di Indonesia. Para konsultan merumuskan strategi persuasifnya dengan mengerahkan
ahli-ahli pemasaran, ideologi, penulis pidato, ahli statistik, sampai perancang busana. Semuanya dirancang untuk menggaet pelanggan, mencari simpati, dan
mensosialisasikan program. Inilah fenomena industri demokrasi yang mulai menjamur di tanah air sebagai ladang bisnis baru. Industri demokrasi saat ini tidak
kalah menarik dibandingkan dengan industri media sekalipun, bahkan keduanya berjalan secara sinergis.
15
C. Pilpres di Indonesia
Pemilihan presiden secara langsung merupakan bagian dari proses demokrasi di negara kita yang sudah berlangsung sejak dulu. Dalam Pilpres
tersebut tidak hanya memilih pemimpin yang dianggap terbaik tetapi juga merupakan bentuk amanat dari konstitusi dalam menjalankan pemerintahan dalam
bingkai negara demokrasi. Pilpres 2009 berbeda dengan sebelumnya, saat ini keterkaitan antara pileg
dan Pilpres sangat kuat. Hal ini berkaitan dengan syarat pengajuan pasangan capres yang dibatasi oleh UU Piplres. Pasangan capres dan cawapres untuk bisa
lolos dalam kualifikasi dalam proses Pilpres harus didukung oleh partai politik yang mendapatkan minimal 25 suara atau 20 kursi, jadi dapat dikatakan
15
Anas Urbaningrum, Revolusi Sunyi, Jakarta: Penerbit Mizan, 2010, Cet. Ke-1, hal. 22
bahwa pileg merupakan proses awal dari Pilpres. Tidaklah mengherankan apabila permasalahan dalam pileg akan
mempengaruhi proses Pilpres yang akan dilaksanakan setelah pileg selesai. Hasil pileg merupakan dasar yang dijadikan acuan dalam proses pengajuan pasangan
capres dan cawapres yang akan berkompetisi dalam Pilpres. Sudah jadi rahasia umum bahwa Pemilu Legislatif 2009 telah terjadi berbagai masalah yang begitu
akut. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi bukan saja dilakukan oleh peserta Pemilu tetapi juga penyelenggaraannya, akan tetapi perlu kita akui bahwa
penyelenggaraan Pemilu legislatif 2009 secara umum bisa dikatakan sukses walaupun ada masalah-masalah yang mengiringinya.
16
Beberapa hal yang menarik untuk diperhatikan dalam perhelatan pilpres 2009 adalah maraknya berbagai iklan yang ditayangkan oleh para kandidat di
media massa, baik cetak maupun elektronik. Peranan media massa dalam komunikasi politik menggambarkan cara-cara tertentu tentang seluruh proses
politik yang terintegrasi dengan jaringan komunikasi sosial yang lebih luas, di mana pada umumnya media massa itu sendiri lebih banyak bernuansa politis atau
padat dengan masalah-masalah politik. Mulai dari surat kabar, radio, hingga televisi, pada umumnya memberikan banyak informasi kepada masyarakat.
Namun muatan politik yang terdapat di dalamnya sangat sedikit, lebih banyak adalah sisi hiburan.
17
16
Firmanzah, Persaingan, Legitimasi, Kekuasaan, dan Marketing Politik, hal. 452
17
Michael Rush Philip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik, penerjemah, Kartini Kartono, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002, Cet. Ke-2, hal. 258
D. Politik Pencitraan di Indonesia