Penjelasan Singkat PaiceHusk Stemmer Penjelasan Singkat Lovins Stemmer Flowchart Lovins Stemmer Pengertian Pseudocode

49 Dari Gambar 2.3. dapat dijelaskan bahwa input kata „sleeping‟ masuk ke langkah 1, tetapi tidak memenuhi aturan pada langkah 1. Kemudia kata sleeping masuk pada langkah 2 dengan membuang huruf „ing‟ sehingga menjadi „sleep‟. Kata „sleep‟ masuk ke langkah 3, tetapi tidak memenuhi aturan pada langkah 3. Kemudian masuk ke langkah 4, tetapi tidak memenuhi aturan pada langkah 4. Begitu seterusnya sampai masuk ke langkah 5 hingga hasilnya tetap kata „sleep‟. Kelebihan dari porter stemmer adalah banyak digunakan untuk aplikasi kamus, mudah diimplementasikan karena rule-rulenya mudah dipahami, dan membutuhkan sedikit memori dalam penyimpanan database. Gregorius, 2006 : 9, sehingga hal inilah yang membuat penulis memilih menggunakan algoritma porter stemmer dalam pembuatan aplikasi ini.

2.2.2. PaiceHuck Stemmer

a. Penjelasan Singkat PaiceHusk Stemmer

Algoritma PaiceHusk dibuat oleh Chris Paice dengan bantuan Gareth Husk dan pertama kali dipublikasikan pada tahun 1990. PaiceHusk stemmer merupakan conflation based iterative stemmer yang sangat kuat dan agresif. Algoritma ini hanya menggunakan satu tabel rule, dimana setiap rule dapat menspesifikasikan penghapusan atau penggantian akhiran dari suatu kata. Rule-rule ini dikelompokkan menurut huruf 50 akhiran dari suffix, sehingga pengaksesan tabel rule dilakukan dengan melakukan look-up terhadap huruf akhir dari kata yang sedang diolah Yogatama, 2008 : 12.

b. Flowchart PaiceHusk Stemmer

START Aturan stemming Aturan selanjutnya Aturan pemotongan Pemotongan imbuhan Dapat dilakukan Kata dasar sesuai Pemotongan ulang END Ya Ya Ya tidak tidak tidak tidak Ya Gambar 2.4. Flowchart PaiceHusk Stemmer Wardhana, 2007 : 17 51

2.2.3. Lovins Stemmer

a. Penjelasan Singkat Lovins Stemmer

Algoritma Lovins merupakan algoritma stemming yang pertama, dibuat oleh Julie Beth Lovins dan dipublikasikan pada tahun 1968. Desain dari algoritma ini banyak dipengaruhi oleh technical vocabulary. Lovins menyatakan bahwa bentuk yang paling diharapkan dari context sensitive rule adalah bentuk yang dapat digeneralisasi untuk diterapkan dalam berbagai situasi. Dalam kenyataannya, sedikit sekali rule-rule yang memenuhi syarat di atas. Untuk setiap endings, terdapat beberapa kasus khusus yang dapat menyebabkan kesalahan stem yang dihasilkan. Lovins stemmer mengatasi hal ini dengan menangani exception-exception yang lebih sering muncul dengan harapan dapat membatasi jumlah kesalahan dalam daftar exception. Yogatama, 2008 : 13. Algoritma Lovins terdiri dari dua langkah utama, yaitu fase stemming dan fase recoding. 52

b. Flowchart Lovins Stemmer

START Menentukan daftar akhiran untuk memulai pemotongan kata Mencari daftar akhiran dari bagian akhiran kata Konteks sensitif Pemotongan akhiran Pencarian daftar rekaman Merekam kata yang telah dipotong END Hasil Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Gambar 2.5. Flowchart Lovins Stemmer Wardhana, 2007 : 14 53

2.3. Algoritma Program

2.3.1. Pseudocode

a. Pengertian Pseudocode

Menurut Adikara 2010 : 1, Pseudocode adalah salah satu cara untuk menterjemahkan sebuah Algoritma pemrograman dengan bahasa tingkat tinggi bahasa yang dimengerti manusia, dideskripsikan sangat mudah untuk bisa dimengerti.

b. Aturan Penulisan Pseudocode