2. Macam-macam Media Audiovisual
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Berikut ini adalah macam-
macam media audiovisual. a.
Film Menurut HM. Musfiqon film pada hakekatnya merupakan
penemuan baru dalam interaksi belajar mengajar yang dikombinasikan dua macam indera pada saat yang sama. Film adalah serangkaian
gambar yang diproyeksikan kelayar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan
urutan tingkatan
yang berjalan
terus sehingga
menggambarkan pergerakan yang nampak normal.
33
Menurut Dina Indriana film merupakan serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan
kesan hidup dan bergerak.
34
Film merupakan media yang menyajikan pesan audio visual dan gerak, sehingga memberikan kesan yang
impresif dan atraktif bagi penikmatnya. Media film disajikan sebagai media pengajaran untuk mengambil pesan dari alur cerita sesuai dengan
tema dan subjek pelajaran yang diajarkan, sehingga anak didik akan dengan mudah memahami dan mengambil pelajaran dari film yang
ditonton. Kelebihan media film adalah memberikan pesan yang dapat
diterima secara lebih merata olehsiswa; sangat baik untuk menerangkan suatu proses, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, lebih realistis,
dapat diulang-ulang dan duhentikan sesuai dengan kebutuhan, dan memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap
siswa. Selain itu media film juga memberikan hiburan tersendiri bagi anak
didik sehingga mereka merasa tidak bosan saat mengikuti sesi pembelajaran tersebut, namun mereka akan mendapatkan pesan yang
33
HM. Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2012, h. 106
34
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Jakarta: Diva Press, 2011, h. 91
diajarkan dari media film ini. Sedangkan kekurangan dari media ini adalah harga produksinya cukup mahal, pembuatannya memerlukan
proses yang lama sehingga menyita banyak waktu dan tenaga, memerlukan penggelapan ruangan, dan pengoperasiannyapun harus
dilakukan oleh orang yang khusus. Menurut Ahmad Sabri dikutip dari buku HM. Musfiqon, film
dalam pendidikan dan pembelajaran di kelas berguna untuk: a.
Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. b.
Menambah daya ingat pada pelajaran. c.
Mengembangkan daya fantasi anak didik. d.
Mengembangkan minat dan motivasi belajar. e.
Mengatasi pembatasan dalam jarak waktu. f.
Memperjelas dalam jarak waktu. g.
Memperjelas sesuatu yang masuh bersifat abstrak. h.
Memberikan gambaran pengalaman yang lebih realistic.
35
Menurut Oemar Hamalik dalam Usman, 2002: 98 dikutip dari buku HM. Musfiqon, suatu film pendidikan dikatakan baik bila
memenuhi beberapa syarat, diantaranya: a.
Sangat menarik minat siswa; b.
Benar dan autentik; c.
Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan; d.
Sesuai dengan tingkat kematangan siswa; e.
Perbendaharaan bahasanya baik dan tepat; f.
Kesatuan dan sequence-nya cukup teratur; dan g.
Teknis yang digunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.
36
Film untuk konteks pembelajaran mempunyai banyak jenis yang variatif, diantaranya adalah sebagai berikut:
35
HM. Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012, h. 106
36
Ibid, h. 106
1 Film Dokumenter
Menurut Heinich dkk dalam Yudhi Munadi, film-film documenter adalah film-film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan
bukan pula memfiksikan yang fakta.
37
Point penting dalam film itu, menurutnya adalah menggambarkan permasalahan kehidupan
manusia meliputi bidang ekonomi, budaya, hubungan antar manusia, etika dan lain sebagainya. Misalnya, film tentang dampak globalisasi
terhadap terhadap sosial budaya di suatu daerah pedalaman, kehidupan nelayan didaerah pesisir, system pendidikan di pesantren
dan lain-lain. Film documenter juga bisa menampilkan rekaman penting dari sejarah manusia.
2 Docudrama yakni film-film documenter yang membutuhkan
pengadegan. Dengan demikian kisah-kisah yang ada dalam docudrama adalah kisah yang diangkat dari kisah nyata dari
kehidupan nyata, bisa diambil dari sejarah. Misalnya, kisah teladan para nabi dan rosul, walisongo, ulama dan tokoh terkenal, dan kisah
tentang orang-orang shaleh lainnya. 3
Film drama dan semi drama keduanya melukiskan human relation. Tema-temanya bisa dari kisah nyata dan bisa juga tidak yakni dari
nilai-nilai kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita. Misalnya tentang penyesalan orang kafir, dihukum karena pelit,
indahnya hidup damai dan lain-lain. Berkenaan dengan klasifikasi film, menurut Asnawir dalam
Yudhi Munadi mengklasifikasikannya menjadi 10 jenis, yakni film informasi, film kecakapan atau drill, film apresiasi, film documenter,
film rekreasi, film episode, film sains, film berita news, film industry, film provokasi. Film-film yang dibuat khusus untuk pembelajaran
hendaknya berdurasi pendek.
38
37
Yudi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, h. 117
38
Ibid, h. 119
b. Video
Video merupakan salah satu jenis media audiovisual. Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran disekolah bukan lagi
sesuatu yang aneh. Saat ini banyak sekolah yang telah memiliki dan memanfaatkan program video pembelajaran disekolah. Sebagai media
audiovisual, video dapat menampilkan suara, gambar dan gerakan sekaligus. Sehingga media ini efektif untuk menyajikan berbagai topic
pelajaran yang sulit disampaikan melalui informasi verbal. Kemampuan video untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat
mengajak siswa melanglang buana walaupun dibatasi oleh dinding ruang kelas. Objek-objek yang terlalu kecil, terlalu besar atau objek
langka dan berbahaya dapat dihadirkan ke ruang kelas. Bahkan video dapat menghadirkan obyek yang hanya ada dilain benua dan luar
angkasa. Pendeknya, media ini mampu “membawa dunia kedalam kelas”.
Pesan yang dapat disajikan melalui video dapat bersifat obyek, kejadian atau informasi nyata, dapat pula bersifat fiktif. Pada mata
pelajaran yang banyak mempelajari keterampilan motorik, media video sangat diperlukan. Dengan kemampuannya untuk menyajikan gerakan
lambat slow motion, maka media ini akan memudahkan siswa mempelajari prosedur gerakan tertentu secara lebih rinci dan jelas.
Sekarang, media ini biasanya dikemas dalam bentuk VCD Video Compact Disk. Media video ini layak kita jadikan salah satu pilihan
untuk dimanfaatkan secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
c. Televisi
Televisi juga merupakan media yang dapat menyampaikan pesan- pesan pembelajaran secara audiovisual dengan disertai unsure gerak.
Televisi adalah system elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.
Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali
kedalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
39
Sedangkan Oemar Hamalik dalam Usman, 2002: 101 dikutip dari buku HM. Musfiqon mengemukakan:
“Television is an elektronik motion picture with conjoined or attendant sound; both picture and sound reach the eye and ear
simultaneously from a remote broad cast point ”.
40
Definisi tersebut menjelaskan bahwa televise sesungguhnya adalah perlengkapan
elektronik yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televisi sebenarnya sama dengan film,
yakni dapat di dengar dan di lihat oleh pemirsa. Dalam hal efektifitasnya dalam menjalankan fungsinya, didepan
rapat staf Menteri Penerangan Republik Indonesia, Dr. Jack Lyle, Director of Communication Institute the West Center dalam Darwanto
2007: 118, dikutip dari buku HM. Musfiqon menyatakan sebagai berikut: Bahwa televisi untuk kita sebagai “jendela dunia”. Apa yang
kita lihat melalui jendela ini sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi kita, hal ini seperti diungkapkan oleh Walter Lippman
beberapa tahun yang lalu, bahwa dalam pikiran kita ada semacam ilustrasi gambar dan gambar-gambar ini merupakan suatu yang penting
dalam hubungannya dengan proses belajar, terutama sekali yang berkenaan dengan orang, tempat, dan situasi yang tidak setiap orang
pernah ketemu, mengunjungi atau telah mempunyai pengalaman.
41
Televisi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran jika televisi dapat berfungsi sebagai penyalur pesan pembelajaran. Apalagi akhir-akhir ini
banyak program televisi yang tidak edukatif, baik dari sisi konten maupun tampilan.
39
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, h. 51
40
HM. Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012, h. 139
41
Ibid, h.140
Televisi mampu meningkatkan kemampuan belajar, bukan saja untuk anak-anak, melainkan juga untuk semua tingkatan usia. Harus
diingatkan kembali bahwa televisi bagaimanapun hanya merupakan “alat atau media”. Karena itu dalam proses belajar mengajar tergantung
dari baik buruknya program siaran yang di buat. Menurut Dina Indriana media televisi mempunyai beberapa jenis,
yakni: 1
Televisi Terbuka Televisi terbuka adalah media audiovisual bergerak yang
berfungsi menyampaikan pesan melalui pancara gelombang elektromagnetik dari satu stasiun, kemudian pesan tersebut diterima
oleh pemirsa melalui pesawat televisi. Media ini sering kali dilihat di rumah-rumah. Media televisi
bisa dijadikan sebagai media pembelajaran secara mandiri dirumah bagi anak didik dengan melihat berbagai acara pembelajaran yang
ditayangkan di setiap stasiun televisi. Media ini juga bisa dijadikan sebagai media pengajaran secara langsung. Namun demikian, tentu
saja ada kendala, yakni mengenai pemilihan waktu pengajaran dengan program acara yang akan dijadikan sebagai media
pengajaran. Itupun tergantung pada stasiun televisi tertentu yang akan menayangkan program yang mendidik dan memberikan
pembelajaran tertentu pada anak didik. Contoh dari hal ini adalah program Jago Matika di Trans 7 untuk pengajaran matematika yang
ditayangkan dipagi hari, program petualangan atau Discovery Channel, atau program-program acara televisi lainnya.
2 Televisi siaran terbatasCCTV
Televisi siaran terbatas atau CCTV adalah media audiovisual gerak yang penyampaian pesannya di distribusikan melalui kabel
yang sifatnya lokal. Dengan kata lain, kamera televisi mengambil suatu objek di studio, misalnya guru sedang mengajar, kemudian
hasil pengambilan gambar tadi didistribusikan melalui kabel ke pesawat televisi atau monitor yang ada di ruangan kelas.
3 Video cassette Recorder VCR
Proses rekaman media ini menggunakan kaset video, sedangkan penayangannya bisa dilakukan melalui televisi. Dengan
demikian, VCR bisa diputar menggunakan pemutar kaset video yang tampilan visualnya memakai televisi. Karena memakai pemutar
video sendiri, maka penayangan VCR di pesawat televisi bisa dilakukan secara berulang-ulang dan disesuaikan dengan kebutuhan,
sehingga akan mempermudah proses pengajaran dan pembelajaran. Hasilnya, anak didik akan mendapatkan penjelasan yang jauh lebih
komprehensif dibandingkan televisi. Selain itu, anak didik langsung bisa merespon pesan yang disampaikan. Guru dapat menerangkan
dengan menghentikan tayangan video televisi itu, kemudian melanjutkan kembali tayangan tersebut.
42
Penggunaan televisi sebagai media pembelajaran ini dapat dikategorisasikan dalam dua jenis, yaitu televisi pendidikan telah
didesain dan dikembangkan secara khusus untuk kepentingan pembelajaran sehingga program dan tampilannya telah disesuaikan
dengan isi dan tujuan pembelajaran. Namun televisi umum program dan tampilannya tidak didesain dan dikembangkan untuk
kepentingan pembelajaran
semata, meskipun
bagian-bagian programnya berisi pendidikan.
Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa
melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak hanya menghibur, tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena
itu ia memiliki ciri-ciri tersendiri antara lain:
42
Dina Indriana, Ragam alat Bantu Media Pengajaran, Jakarta: Diva Press, 2011, h. 93
a Dituntun oleh struktur
Seorang guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual.
b Sistematis
Siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar terencana.
c Teratur dan berurutan
Siaran disajikan dengn selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran
lainnya. d
Terpadu Siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti
latihan membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah.
Guru yang menggunakan media televisi dituntut bisa menentukan secara tepat media televisi yang dijadikan media,
apakah televisi pendidikan atau televisi umum. Oleh karena itu, menurut HM. Musfiqon ada beberapa prinsip agar televisi dapat
digunakan dalam pembelajaran, sebagai berikut: a
Relevan dengan tujuan pembelajaran. b
Meningkatkan motivasi dan menarik bagi siswa. c
Program dan tampilan sesuai isi pembelajaran. d
Mudah digunakan dalam pembelajaran. e
Guru terampil mengoperasionalkan dalam pembelajaran.
43
Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa media audiovisual
adalah suatu
mediaalat komunikasi
yang penggunaannya dapat melalui indera penglihatan dan indera
43
HM. Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012, h.144
pendengaran. Contoh dari media audiovisual adalah televise, video, film, dan lain-lain. Media audiovisual yang seringbanyak digunakan
di sekolah-sekolah adalah video. Dengan adanya penggunaan media visual ini, maka akan memudahkan siswa untuk menangkap suatu
pelajaran.
3. Kelebihan dan kekurangan Media Audiovisual