Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV melalui penggunaan media poster di MI Al Mukhlish Kota Jakarta Barat

(1)

Di MI Al Mukhlish Kota Jakarta Barat

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh Dalih

NIM 18090183000063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DUAL MODE SYSTEM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN

KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1434 H/ 2014 M


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa kelas IV Melalui Penggunaan Media Poster di MI Al Mukhlish Kota Jakarta Barat. ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Al Mukhlish Kota Jakarta Barat).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan Media Poster dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa di MI Al Mukhlish Kota Jakarta Barat. Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Siklus berhenti ketika target keberhasilan telah tercapai. Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu: Lembar tes hasil belajar, lembar observasi guru, wawancara dengan siswa dan catatan lapangan.

Hasil penelitian menujukan terdapat peningkatan hasil belajar pada setiap siklus. Peningkatan tersebut ditunjukan dengan nilai rata-rata pada siklus I pra test 58,4, siklus 1 post test diperoleh 69,90 dan Siklus 2 diperoleh 84,6. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan media poster dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MI Al Mukhlish Kota Jakarta Barat.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat yang diberikan kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Melalui Penggunaan Media Poster di MI Al Mukhlish Kota Jakarta Barat”. Shalawat serta salam semoga terus tercurah bagi baginda Nabi Muhammad SAW, para kelurganya, segenap sahabatnya, dan semua pengikutnya yang setia.

Penulis menyadari, penulisan skripsi ini tak mungkin terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih, kepada yang terhormat:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Dr. Fauzan, MA Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

3. Bapak Takiddin, M.Pd dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dengan penuh perhatian serta kesabaran dan keikhlasan dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas semua pengajaran, bimbingan, pelayanan, dan kemudahan yang mereka berikan kepada penulis selama menempuh studi S1 pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

5. H. Mursyidi, S. Ag Kepala MI Al Mukhlish Kota Jakarta Barat beserta dewan guru dan staf tata usaha yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Ayahanda H. Muniroh dan Ibunda tercinta Hj. Saidah yang selalu mendukung agar skripsi ini selesai dan doa yang tulus.


(7)

iii

7. Secara khusus penulis ucapkan rasa kasih dan sayang kepada Maya Hattipah ( Istri ), Auliya Nur Azizah dan Muhammad Faa’iz (anak) yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Tak lupa penulis ucapkan kepada teman-teman seangkatan di PGMI Dual Mode yang selalu memberikan masukan dan dukungan: Mursidi, Z. Mutaqin, Adrik Cakra Buana, Abidin dan Heni Maryani.

Akhirnya penulisan dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan, namun masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan kemampuan penulisan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapakan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan lembaga pendidikan. Amin.

Jakarta, Maret 2014 Penulis


(8)

iv

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... 6

1. Hakikat Ilmu Pengetahun Sosial (IPS) ... 6

a. Pengertian IPS ... 6

b. Ruang Lingkup IPS ... 7

c. Tujuan IPS ... 9

2. Media Pembelajaran ... 10

a. Pengertian Media ... 10

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 12

c. Manfaat Media Pembelajaran ... 15

d. Kriteria Pemilihan Media ... 17

e. Prinsip – prinsip Penggunaan Media ... 19


(9)

v

3. Media Poster Pembelajaran ... 22

a. Pengertian Poster ... 22

b. Kegunaan Media Poster ... 23

c. Pembuatan Media Poster ... 24

d. Kelebihan dan Kelemahan Media Poster ... 25

e. Penggunaan Media Poster dalam Pembelajaran ... 26

4. Hasil Belajar Siswa ... 27

a. Pengertian Hasil Belajar ... 26

5. Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar .. ... 30

6. Teknik Penilaian Hasil Belajar ... 31

B. Hasil Penelitian yang Relepan ... 33

C. Kerangka Berpikir ... 35

D. Hipotesis Tindakan ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

B. Metode dan Desain Penelitian ... 39

C. Prosedur Penelitian ... 41

D. Data dan Sumber Data ... 44

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 44

F. Teknik Pengumpulan Data ... 45

G. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis ... 45

H. Tindak Lanjut ... 46

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Sekolah ... 47

B. Deskripsi Analisis Data ... 48

C. Temuan Hasil Penelitian ... 49


(10)

vi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian ... 38

Tabel 4.1 Lembar observasi aktivitas siswa siklus I ... 51

Tabel 4.2 Lembar observasi aktivitas guru siklus I... 52

Tabel 4.3 Hasil belajar pra tes penggunaan media poster ... 53

Tabel 4.4 Tingkat pemahaman siswa pra tes siklus I aspek kognitif dengan penggunaan media poster ... 55

Tabel 4.5 Validasi hasil belajar pra tes siklus I penggunaan media poster ... 55

Tabel 4.6 Hasil belajar post tes penggunaan media poster siklus I ... 56

Tabel 4.7 Tingkat pemahaman siswa siklus I aspek kognitif dengan penggunaan media poster ... 57

Tabel 4.8 Validasi hasil belajar post tes siklus I penggunaan media poster .... 57

Tabel 4.9 Lembar observasi aktivitas siswa siklus II ... 61

Tabel 4.10 Lembar observasi aktivitas guru siklus II ... 62

Tabel 4.11 Hasil belajar siklus II penggunaan media poster ... 63

Tabel 4.12 Tingkat pemahaman siswa siklus II aspek kognitif dengan penggunaan media poster ... 64

Tabel 4.13 Validasi hasil belajar post tes siklus II penggunaan media poster .... 65

Tabel 4.14 Rekapitulasi validasi siklus I ( Pra tes dan post tes sampai siklus II 67 Tabel 4.15 Rekapitulasi nilai siklus I ( Pra tes dan post tes sampai siklus II... 68


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ... 37 Gambar 3.1 Diagram Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas ... 39


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 2 Kisi – kisi instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I Lampiran 3 Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I

Lampiran 4 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I Lampiran 5 Hasil Belajar Siswa Siklus I

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 7 Kisi – kisi instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II Lampiran 8 Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 9 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II Lampiran 10 Hasil Belajar Siswa Siklus II

Lampiran 11 Lembar Wawan Cara Siswa Sebelum Proses Pembelajaran Menggunakan Media Poster ( Observasi Awal )

Lampiran 12 Lembar Wawan Cara Siswa Setelah Proses Pembelajaran Menggunakan Media Poster

Lampiran 13 Catatan Lapangan

Lampiran 14 Lembar Angket Pemahaman Siswa Setelah Menggunakan Media Poster sebagai Media Pembelajaran

Lampiran 15 Media Poster Siklus I Lampiran 16 Media Poster Siklus II Lampiran 17 Foto Diskusi Siklus I Lampiran 18 Foto Diskusi Siklus II


(14)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses untuk meningkatkan pengetahuan pada setiap manusia, pendidikan merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi pada setiap manusia karena pendidikan berlansung sepanjang hayat, untuk meningkatkan pendidikan yang berkualitas dan menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas, pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Adapun upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pendidikan antara lain dengan cara mengadakan pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembalajaran, serta pemberian dana pendidikan yang diberikan kepada setiap sekolah dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta pengadaan sarana dan prasarana yang belum lengkap menjadi lebih lengkap sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif.

Peningkatan mutu kualitas pendidikan, tentunya berkaitan erat dengan berbagai komponen antaranya peserta didik, guru, kurikulum, dan metode pembelajaran yang dilakukan. Keberhasilan pendidikan sangatlah penting bagi peserta didik, karena pendidikan merupakan bekal untuk masa depan peserta didik. Pada umumnya masih sering kita temukan pesert didik yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengerti tentang pelajaran yang mereka pelajari. Hal ini merupakan tatangan bagi seorang guru untuk mengembangkan metode dalam pembelajaran untuk memudahkan peserta didik dalam menerima pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Penggunaan media dalam proses belajar sangat diperlukan karena dapat memperlancar proses belajar menjadi lebih menarik dan efektif sehingga dapat meningkatkan interaksi dan motivasi belajara peserta didik. Media pembelajaran secara umum mempunyai manfaat dalam kegiatan pembelajaran, antara lain :

1. Untuk memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera.


(15)

3. Menimbulkan gairah belajar pada peserta didik, untuk berinteraksi langsung.

4. Peserta didik dapat belajar mandiri sesuai bakat dan kemampuan visual. 5. Peserta didik mendapat pengalaman lansung sehingga pembelajaran tidak

mudah terlupakan.

Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Dengan perancangan media yang dianggap cocok akan memudahkan proses pembelajaran, sehingga pada gilirannya tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal dan media yang digunakan menjadi lebih efektif. Kehadiran media mempunyai arti yang sangat penting. Karena peran media dalam kegiatan belajar bisa mewakili ketidakjelasan bahan yang disampaikan oleh seorang pendidik melalui media yang dipakai sebagai perantara. Kerumitan yang disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media. Adapun media yang akan digunakan dalam penelitiaan ini adalah media poster.

Media poster dalam pembelajaran diharapkan dapat menarik perhatian peserta didik karena media poster terdapat warna yang menarik memiliki daya tarik bagi orang yang melihatnya. Media poster adalah media yang mengkombinasikan antara visual dari rancangan yang kuat dengan warna serta pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti dalam ingatatan.1

Pemilihan media poster sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPS untuk menarik perhatian peserta didik dalam belajar secara mandiri, peserta didik dapat berpikir aktif serta mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik, peserta didik dapat meningkatkan pengalaman belajar yang kreatif.

Kenyataan yang ada dilapangan guru jarang sekali menggunakan media poster pendidikan dalam proses belajar mengajar, guru lebih sering menggunakan

1


(16)

metode ceramah. Sehingga proses belajar siswa hanya sekedar merekam informasi dari guru, yang terjadi pesera didik hanya mendengarkan, memperhatikan dan mencatat tanpa ada variasi yang lain yang tentunya menjadikan peserta didik tidak kreatif dalam kegiatan belajar.

Proses belajar mengajar di dalam kelas yang hanya menggunakan metode ceramah dan guru sebagai satu-satunya sumber belajar membuat suasana kelas menjadi pasif, hal ini membuat peserta didik menjadi malas mengikuti proses

pembelajaran menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS. Pada akhirnya penggunaan media poster dalam pembelajar IPS sangat

diperlukan untuk mendorong dan mengaktifkan peserta didik terlibat langsung selalu aktif dalam proses belajar mengajar. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, mendorong penulis untuk meneliti dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Melalui Penggunaan Media Poster di MI Al Mukhlish Kota Jakarta

Barat”.

B. Identifikasi Masalah.

Peneliti telah mengidentifikasi beberapa permasalah sebagai berikut : 1. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode Ceramah. 2. Kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

3. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar mata pelajaran IPS. 4. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. C. Pembatasan Masalah

Kegiatan penelitian ini terbatas pada masalah pengunaan media poster diMI Al Mukhlish kota Jakarta Barat dalam pembelajaran IPS dikelas IV dalam meningkatkan hasil belajar siswa.


(17)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dikemukakan perumusan masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan media poster di MI Al Mukhlish Kota Jakarta Barat ?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV melalui penggunaan media poster di MI Al Mukhlish Kota Jakarta Barat.

F. Kegunaan Penelitian

Setelah pelaksanaan penelitian ini, diharapkan agar hasilnya memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoretis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.

2. Kegunaan praktis :

a) Bagi Siswa, kegiatan ini untuk meningkatkan kreatifitas serta motivasi siswa dalam pembelajaran IPS.

b) Bagi sekolah, khusus bagi guru agar mengoptimalkan penggunaan media poster sebagai metode dalam pembelajaran.

c) Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan gambaran dan sumbangan pemikiran dalam masalah pembelajaran media poster terhadap hasil belajar IPS siswa.

d) Bagi Penulis, Kegiatan penelitian ini diharapkan memberikan pengalaman untuk mengetahui pentingnya penggunaan media poster terhadap hasil belajar IPS siswa di MI Al Mukhlish.


(18)

6 A. Kajian Teori

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian IPS

Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli IPS atau social studies. Di sekolah-sekolah Amerika pengajaran IPS dikenal dengan social studies. Jadi, istilah IPS merupakan terjemahan atau social studies. Dengan demikian IPS dapat diartikan

dengan “ penelaahan atau kajian tentang masyarakat’. Dalam mengkaji

masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.1

Ilmu Pengetahun Sosial (IPS) adalah sebuah program pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisplin konsep-konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan kewarganegaraan. IPS mempelajari aspek-aspek politik, ekonomi, budaya dan lingkungan dari masyarakat di masa lampau, sekarang, dan masa yang akan datang untuk membantu pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan warga negara di masyarakat yang demokratis.2

Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisiliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari barbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik

1Irfan Tamwifi, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial1,(Surabaya, Amanah Pustaka,2009) edisi pertama, h. 9.

2Sapriya, Tuti Istianti, Efendi Zulkifli, Pengembangan Pendidikan IPS SD, ( Bandung, Upi Press, 2007) Cet. I, h.3.


(19)

dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajarai.3 Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.4

Dalam perspektif pendekatan pembelajaran IPS, Somantri (2001) berpendapat bahwa pendidikan ilmu pengetahuan sosial untuk tingkat sekolah dapat diartikan sebagai berikut:

1) Pendidikan IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan , moral ideologi negara dan agama.

2) Pendidikan IPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuan sosial.

3) Pendidikan IPS yang menekankan pada reflective inquiry

4) Pendidikan IPS yang mengambil kebaikan-kebaikan dari butir, 1, 2 ,3.5

b. Ruang Lingkup IPS

Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, memanfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahan maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya IPS mempelajari, menelaah, dan

3Irfan Tamwifi, dkk, op.cit., h. 10.

4Sapriya, Pendidikan IPS, ( Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2012) cet, ketiga, h. 7. 5Sapriya, Tuti Istianti, Efendi Zulkifli,op.cit., h. 10.


(20)

mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.6

Untuk jenjang SD/MI, materi mata pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu (integrated), artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata (factual/real) peserta didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat perkembangan berpikir, dan kebiasaan bersikap dan berperilakunya.7 Dalam dokumen Permendiknas (2006) dikemukakan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.8 Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Dari ketentuan ini maka secara konseptual, materi pelajaran SD belum mencakup dan mengakomodasi seluruh disiplin ilmu sosial. Namun, ada ketentuan bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.9

Menurut Rudy Gunawan ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Manusia, tempat, dan lingkungan. 2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. 3) Sistem sosial dan budaya.

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

5) IPS SD sebagai pendidikan Global (global education), yakni:

a) Mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban di dunia.

b) Menanamkan kesadaran ketergantungan antar bangsa.

c) Menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia.

6 Irfan Tamwifi, dkk, op.cit., h. 11. 7Sapriya. op.cit., h. 194

8Ibid. 9Ibid


(21)

d) Mengurangi kemiskinan, kebodohan, dan perusakan lingkungan.10

c. Tujuan IPS

Tujuan utama ilmu pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakalah program-program pelajaran IPS disekolah diorganisasikan secara baik.

Menurut Rudy Gunawan tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut:

1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.

2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyususn alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.

4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.11

Sedangkan menurut kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

10 Rudi Gunawan,Pendidikan IPS, ( Bandung, CV Alfabeta ,2013),cet, kedua. h.51 11Ibid., h. 52.


(22)

1) Mengenal kosep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.12

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin kata medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Gerach dan Ely ( 1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku tek dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memperoses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.13 Media merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dalam proses pembelajaran. Gagne dan Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafis, televisi dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen

12Ibid.


(23)

sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.14

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa hal diatas, penulis memyimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik.

Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata media pembelajaran diganti dengan istilah –istilah seperti alat pandang-dengar, bahan pengajaran (instructional material), komunikasi pandang-dengar (audio-visual commucation), pendidikan alat peraga pandang (visual education), teknologi pendidikan (educational technology) alat peraga dan media penjelas.

Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media diatas, berikut ini akan dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada media pendidikan yaitu :

1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.

2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai

software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.

3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

4) Media pendidikan memilki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun diluar kelas.

5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

6) Media pendidikan dapat digunakan secara masal, kelompok besar dan kelompok kecil atau perorangan.


(24)

7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi dan manajeman yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.15

Proses belajar mengajar pada hakekatnya proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu kepenerima pesan. Pesan berisi ajaran dan didikan yang ada dikurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain kedalam simbol-simbol komunikasi baik simbol-simbol verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol non-verbal atau visual.16

Pada dasarnya pekerjaan guru adalah mengkomunikasikan pengalaman kepada siswa, yakni melalui pendengaran dan melalui penglihatan. Alat bantu yang digunakan untuk membantu peserta didik melalui pendengaran disebut alat pendengaran (aural aids) sedangkan alat bantu untuk membantu peserta didik melalui penglihatan disebut alat bantu penglihatan (visual aids).

Bermacam alat bantu digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada peserta didik melalui pendengaran dan penglihatan untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjdi kalau hanya digunakan alat bantu visual saja.

Dengan demikian media dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian seorang dapat memusatkan tugasnya pada aspek-aspek lain seperti pada kegiatan bimbingan dan penyuluhan individual dalam kegiatan pembelajaran.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

1) Fungsi Media

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode pengajaran dan media pembelajaran. Kedua

15 Ibid., h. 6-7

16 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2011),h. 11-12


(25)

aspek ini saling keterkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Ahmad Syafi’ie mengemukakan tentang fungsi media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, sebagai berikut:

a) Fungsi edukatif; artinya dengan media pendidikan ini dapat memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai pendidikan.

b) Fungsi sosial; artinya dengan alat media ini hubungan antara pribadi anak didik dapat lebih baik, sebab meraka secara gotong royong dapat bersama-sama mempergunakana alat media itu. c) Fungsi ekonomi; artinya dengan satu macam alat media

pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa dipergunakan sepanjang waktu.

d) Fungsi politis; artinya dengan media pendidikan ini berarti sumber pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama sampai di daerah, bahkan sama di tiap-tiap sekolah. e) Fungsi seni (budaya) ; artinya dengan adanya media pendidikan

ini berati kita dapat mengenalkan bermacam-macam hasil budaya manusia sehingga pengetahuan anak tentang nilai-nilai budaya makin lama bertambah sebab AVA juga merupakan hasil budaya manusia.

Sedangkan menurut Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yaitu:


(26)

a) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentarsi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

b) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

c) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan peneliti yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingatkan informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d) Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkan kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.17

Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2007) menekakan fungsi media

pembelajaran sebagai berikut: a) Media media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,

tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

b) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran


(27)

c) Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.

d) Media pembelajaran berfungsi untuk mempercepat proses belajar.

e) Media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

f) Media pembelajaran meletakan dasar-dasar konkret untuk berfikir oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Media Pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru dalam penyelenggaraan pembelajaran. Dalam hal ini Sujana dan Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu;

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan, memerankan dan lain-lain.18


(28)

Menurut Encylopedia of educational dalam Hamalik manfaat media pendidikan sebagai berikut:

1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.

2) Memperbesar perhatian siswa.

3) Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menimbulkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.

6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efesien dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.19

Dari berbagai kajian dari para ahli dapat disimpulkan manfaat penggunaan media pendidikan di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut;

1) Media pendidikan melampaui batas pengalaman pribadi siswa. 2) Media pendidikan melampaui batas-batas ruang kelas. Banyak

hal yang tak mungkin dialami dalam kelas, disebabkan beberapa faktor;

a) Terlalu besar, benda yang terlampau besar tentu tidak mungkin dibawa ke dalam ruangan kelas dan tak mungkin dialami secara langsung, misalnya candi, kota Jakarta, stasiun, dengan media bisa terwakili diruangan kelas. b) Beberapa obyek organisme atau benda yang terlampau kecil

tidak mungkin menggunakan mata telanjang, seperti protoza dan bakteri.


(29)

c) Gejala-gejala yang terlampau lambat geraknya tidak mungkin terlihat. Dengan media pengajaran misalnya;

photograhy, maka gejala tadi dapat dilihat dan dipelajari. d) Benda-benda dan hal yang prosesnya terjadinya terlalu

cepat, sukar diamati. Dengan menggunakan media pengajaran maka akan dapat diperlambat.

e) Hal-hal yang terlalu komplek dapat disederhanakan, misal sistem listrik dalam pesawat terbang.

f) Bunyi suara yang terlalu halus yang tidak mungkin didengar, dengan media pengajaran dapat didengar.

g) Hal-hal lain seperti; iklim, terbentuknya sebuah ngarai, tiupan angin, pergantian musim dan lain-lain dapat dilihat proses terjadinya dengan menggunakan media pendidikan tertentu.

3) Media pengajaran memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya.

4) Media pendidikan memberikan unifformitas/kesamaan dalam pengamatan.

5) Media pendidikan akan memberikan pengertian/konsep yang sebenarnya secara realitas dan teliti.

6) Media pengajaran membangkitkan keinginan dan minat-minat yang baru

7) Media pendidikan membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar.

8) Media pendidikan akan memberikan pengalaman yang menyeluruh.

d. Kriteria Pemilihan Media

Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media murupakan bagian dari sitem intstruksional secara keseluruhan. Untuk itu ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu:


(30)

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan intruksional yang ditetapkan yang telah ditetapkan secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda dan oleh karena itu memerlukan proses dan ketrampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pelajaran dan kemampuan mental siswa.

3) Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya yang lainya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan.

Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru / instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. 4) Guru trampil menggunakannya. Ini salah satu kriteria utama. Apa

pun media itu, guru harus mampu menggunakan dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.

5) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama afektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, perorangan.

6) Mutu teknis, pengembangan visual baik gambar maupun photograhy

harus memenuhi pesyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin


(31)

disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.20

Dengan kriteria pemilihan diatas, guru akan lebih mudah dalam menggunakan media mana yang tepat untuk membantu dalam proses belajar mengajar, sehingga dengan bantuan media yang tepat penggunaanya maka proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

e. Prinsip-prinsip Penggunaan Media

Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah media yang digunakan diarahkan untuk mempermudah peserta didik dalam belajar dan materi yang disampaikan dalam pembelajaran dapat dipahami oleh peserta didik.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran, adalah sebagai berikut:

1) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi pelajaran memiliki kekhasaan dan kekompleksaan.

3) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa.

4) Media yang digunakan harus memperhatikan efetivitas dan efesien. 5) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam

menggunakannya/mengoprasikanya. f. Jenis- jenis Media Pembelajaran

Ada beberapa jenis media pengajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar antara lain:


(32)

1) Media Grafis

Media grafis adalah media visual, yang berfungsi untuk manyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Menurut Arief S. Sadiman simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Ada beberapa jenis media grafis diantaranya sebagai berikut : a) Gambar/Foto

Gambar/foto adalah media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Foto ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan realistis.

b) Diagram

Diagram adalah gambaran yang sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik yang biasanya disajikan melalui garis-garis simbol.

c) Bagan

Bagan adalah suatu media pengajaran yang penyajiannya secara diagramatik dengan menggunakan lambang-lambang visual, untuk memdapatkan sejumlah informasi yang menunjukkan perkembangan ide, objek, lembaga orang, keluarga ditinjau dari sudut waktu dan ruang.

d) Grafik

Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik, garis, gambar. Yang disusun menurut prinsip matematika, dengan menggunakan data berupa angka-angka.


(33)

e) Kartun

Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas.

f) Poster

Poster adalah gabungan antara gambar dan tulisan dalam suatu bidang yang memberikan informasi tentang sesuatu atau ide pokok. dan bermaksud untuk menarik perhatian orang yang melihatnya.

2) Media Audio

Media audio berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal.

Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokan dalam media audio antara lain:

a) Radio

Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio juga dapat dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajaran yang cukup efektif.

b) Alat Perekam Pita Magnetik

Alat perekam pita magnetik disebut juga kaset tape recorder

adalah alat perekam yang menggunakan pita dalam kaset. Pita tersebut digulung-gulung pada kumparan yang berada dalam kotak yang disebut kaset. Pita yang digunakan untuk cassete recorder itu adalah pita magnetik, berupa pita plastik yang tipis dan elastis.


(34)

c) Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengarkan dan bercerita dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya . dalam laboratorium bahasa siswa duduk sendiri-sendiri pada bilik akuistik dan kota suara yang telah tersedia.

3) Media Proyeksi Diam

Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Selai itu, bahan-bahan grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan yang jelas di antara mereka adalah pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan pada media proyeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran, terlebih dahulu. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tapi ada pula yang

hanya visual saja.21

3. Media Poster Pembelajaran

a. Pengertian Poster

Poster merupakan salah satu kekuatan yang tampak pada media grafis sebagai media penyampaian pesan. Poster mampu mempengaruhi perilaku, sikap, dan tata nilai masyarakat untuk merubah atau melakukan sesuatu. Hal yang membuat poster memiliki kekuatan untuk dicerna oleh orang yang melihat karena poster lebih menonjolkan kekuatan pesan, visual dan warna. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Nana Sudjana bahwa poster adalah “media yang mengkombinasikan antara visual dari rancangan yang kuat dengan warna serta pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti dalam ingatan.”22 Sedangkan Milly R.Sonnemen menyebutkan bahwa poster adalah, “menyusun informasi mengenai

21 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2011),h. 55 22Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung, CV Wahana Prima,2009) ,h.189


(35)

gagasan pokok dengan menggunakan elemen warna, ukuran, garis, bentuk, bingkai, bentuk huruf dan persepktif, untuk menangkap perhatian.”23

Dari beberapa pengertian diatas poster merupakan suatu gambar yang mengkombinasikan unsur visual seperti garis, gambar dan kata-kata yang bermaksud menarik perhatian serta mengkomunikasikan pesan secara singkat

Poster sangat efektif untuk dijadikan media komunikasi dalam menyampaikan ide-ide/gagasan serta pesan dan dapat digunakan keperluan promosi, iklan, imbauan, larangan, mencari dukungan dan sebagainya.

Menurut Ahmad Syafi’ie poster mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:

1) Berupa gambar atau lukisan.

2) Dapat menyampaikan pesan dan ide tertentu.

3) Memberikan kesan yang kuat dan menarik perhatian. 4) Menangkap penglihatan yang seksama orang yang lewat.

5) Merangsang orang yang melihat untuk ingin melaksanakan maksud poster.

6) Berani dan dinamis.

7) Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dimengerti. 8) Tek yang dituangkan ringkas.

9) Simbol visual dan tulisan dapat membawakan ide tertentu. 10) Dapat dibaca dalam waktu singkat.24

b. Kegunaan Media Poster

Poster yang dibuat untuk pendidikan pada prinsipnya merupakan gagasan yang diwujudkan dalam bentuk ilustrasi objek gambar yang

23 Poster sebagai Media Pembelajara/ayutriani 36 dalam

https://ayutriani36.wordpress.com/2013/12/20/poster-sebagai-media-belajar/(online) didownlond pada tanggal 8 Januari 2014


(36)

disederhanakan yang dibuat dengan ukuran besar. Tujuannya untuk menarik perhatian, membujuk, memotivasi atau memperingatkan pada gagasan pokok, fakta atau peristiwa tertentu. Poster perlu didesain dengan memperhatikan perpeduan antara warna yang mencolok dan kontrasan yang tinggi sehingga mudah terbaca dan menarik perhatian. Secara umum media poster sebagai pembelajaran memiliki kegunaan, yaitu:

1) Memotivasi siswa

Poster dalam pembelajaran sebagai pendorong atau motivasi kegiatan belajar siswa. Pesan poster tidak berisi tentang informasi namun berupa ajakan, renungan, persuasi agar siswa memiliki dorongan yang tinggi untuk melakukan sesuatu diantaranya belajar, mengerjakan tugas, menjaga kebersihan, bekerjasama dan lain-lain.

2) Peringatan

Dalam hal ini poster berisi tentang peringatan-peringatan tentang sosial, kesehatan, bahkan keagamaan. Misalnya kebersihan sebagian dari pada iman, Buanglah sampah pada tempatnya, dan lain-lain.

3) Pengalaman Kreatif

Proses belajar mengajar menuntut kreatifitas siswa dan guru, pola pembelajaran klasikal yaitu siswa hanya diberikan informasi dari guru saja, tidak membuat pembelajaran lebih baik dan kreatif. Melalui poster pembelajaran bisa kreatif, siswa ditugaskan untuk membuat ide, cerita, karangan dari sebuah poster yang pajang. Diskusi kelas akan lebih hidup manakala guru menggunakan alat bantu poster sebagai bahan diskusi.25

c. Pembuatan Media Poster

Menurut Ahmad Syafi’ie proses pembuatan poster sebagai media pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip tertentu agar poster yang dihasil baik, sebagai berikut:

1) Menetapkan rancangan isi yang meliputi. a) Menetapkan topik atau tema poster b) Merumuskan tujuan khusus


(37)

c) Menetapkan pokok-pokok materi yang akan dituangkan ke dalam poster

2) Merencanakan gambar dengan sketsa dasar agar memperoleh hasil gambar yang baik dan serasi, maka sebelum gagasan dituangkan ke dalam gambar poster sebenarnya, terlebih dahulu dibuat dalam bentuk sketsa.

Keuntungan pembuatan sketsa dalam bentuk kecil antara lain: a) Tidak banyak waktu untuk membuatnya.

b) Menghemat penggunaan bahan.

c) Dapat memilih komposisi dengan mudah.

d) Kesalahan atau kekeliruan dalam rancangan segera dapat terkontrol.

3) Memperbesar sketsa sebesar yang dikendaki.

4) Pemberian warna; setalah rancangan poster itu selesai kemudian diberi warna dengan tata warna yang serasi.

5) Letering ; susunlah pesan atau teks di dalamnya dengan komposisi huruf yang serasi dan tidak boleh terlalu ramai. Kata-kata yang digunakan harus singkat dan bermakna.26

d. Kelebihan dan kelemahan media poster

Sebagai salah satu media pembelajaran poster memiliki kelebihan diantaranya adalah;

1) Dapat membantu guru dalam penyampaian pelajaran dan membantu siswa dalam belajar

2) Menarik perhatian anak sehingga terdorong untuk lebih giat belajar. 3) Dapat dipasang atau ditempel dimana-mana, sehingga memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari dan mengingatnya kembali apa yang telah dipelajari.

4) Dapat menyarankan perubahan tingkah laku kepada peserta didik yang melihatnya.27


(38)

Adapun beberapa kelemahan pada media poster adalah:

1) Sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan orang yang melihatnya. 2) Karena tidak ada penjelas yang rinci, maka dapat menimbulkan

interprestasi yang bermacam-macam dan mungkin merugikan. 3) Suatu poster akan banyak mengandung arti atau makna bagi

kalangan terentu tetapi tidak bermakna bagi kalangan lain.

4) Bila poster terpasang lama disuatu tempat, maka akan berkurang nilainya, bahkan akan membosankan orang yang melihatnya.28

e. Penggunaan Media Poster Dalam Pembelajaran

Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana menggunakan media poster untuk pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1) Digunakan sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini poster digunakan saat guru menerangkan sebuh materi kepada siswa (poster sebagai media pembelajaran), begitu halnya siswa dalam mempelajari materi menggunakan poster yang disediakan oleh guru. Poster yang digunakan ini harus relevan dengan tujuan dan materi. Poster disediakan guru baik dengan cara membuat sendiri maupun dengan cara membeli / menggunakan yang sudah ada. Dalam penggunannya poster di pasang di tengah kelas pada saat dibutuhkan dan di tanggalkan lagi setelah pembelajaran selesai. Misalnya guru membelajarkan siswa tentang teknik menulis karangan naratif tentang pentingnya buang sampah pada tempatnya. Kemudia guru memasang sebuah poster tentang akibat membuang sampah sembarangan. Guru menugaskan siswa untuk mengamati poster tersebut lalu kemudian siswa diperintahkan untuk membuat karangan berdasarkan poster tersebut.

2) Digunakan di luar pembelajaran yang bertujuan untuk memotivasi siswa, sebagai peringatan, ajakan, propaganda atau ajakan untuk melakukan sesuatu yang postitif dan penanaman nilai-nilai sosial dan keagamanaan. Dalam hal ini poster tidak digunakan saat pembelajaran namun di pajang di dalam kelas atau disekitar sekolah di tempat yang strategis agar terlihat dengan jelas oleh siswa. Misalnya ajakan untuk rajin menabung, senantiasa membuang sampah pada tempatnya, mengingatkan untuk

27Ashif Az Zafi, “Media Pembelajaran PAI”dalam

ashif-10411031.blogspot.com/2012/12/media-pembelajaran-pai.html (online) didownlond pada tanggal 8 Januari 2014


(39)

melaksanakan ibadah, tidak mencontek, dan lain-lain. Perbedaan antara poster yang digunakan dalam pembelajaran dan diluar pembelajaran tidak memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaannya hanya pada penyimpanan, dan tema-tema yang dipilih, untuk poster pembelajaran biasanya mengangkat tema-tema yang spesifik sesuai dengan kurikulum, sedangkan poster untuk pajangan biasanya menggunakajn tema-tema umum dan universal sehingga tidak lapuk oleh zaman. Kedua jenis poster tersebut jika dilihat dari teknik dan prinsip-prinsip pembuatannya sama tidak memiliki perbedaan.29

4. Hasil Belajar Siswa

a. Pengertian Hasil belajar

Belajar adalah pada suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam tingkah laku dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru ini misalnya dari tidak tahu, timbulnya pengertian baru, serta timbulnya dan berkembangnya sifat-sifat sosial, susila dan emosional. 30 Definisi lain dikemukakan oleh Gagne (1977) bahwa belajar adalah

“sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuanya, yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja).”31

Hasil belajar yang sering disebut juga dengan istilah scholastic achievement atau academic achievment adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar disekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar.

Gagne dan Briggs menyatakan bahwa, “hasil belajar merupakan kemampuan internal (capbility) yang meliputi pengetahuan, keterampilan

29 Rudi Susilana. op.cit., h. 191

30Zainal Aqib,Profesionalisme Guru Dalam Pembelajara,(Surabaya:Insan Cendekia,2002), h. 42.

31Najib Sulhan, Pembangunan Karakter Pada Anak(manajemaen Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efekti), (Surabaya:Surabaya Intelektual Club,2006), h. 5.


(40)

dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu.”32

Dick dan Reiser mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

“kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas empat macam, yaitu: pengetahuan, keterampilan, intelektual, keterampilan motorik dan sikap.”33

Menurut Arikunto yang dimaksud dengan hasil belajar adalah “suatu yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata-kata baik, sedang, kurang dan sebagainya.”34 Sedangkan menurut Djamarah hasil belajar adalah “hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf.”35 Berdasarkan uraian definisi dari belajar bahwa belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia.

Gagne menemukan lima ragam belajar yang terjadi pada manusia adalah :

1) Informasi verbal adalah kapabilitas yang dinyatakan dengan katagori memperoleh label atau nama-nama, fakta, dan bidang pengetahuan yang telah tersusun.

2) Keterampilan intelek adalah kapabilitas yang berupa ketrampilan yang membuat seseorang mampu dan berguna dimasyarakat. 3) Keterampilan gerak (motorik) adalah kapabilitas yang mendasari

pelaksanaan perbuatan jasmaniah.

4) Sikap adalah kapabilitas yang mempengaruhi pilihan tentang tindakan mana yang perlu diambil.

5) Siasat kognitif adalah kapabilitas yang mengatur bagaimana si belajar mengelola belajarnya, seperti mengingat atau berfikir dalam rangka pengendalian sesuatu untuk mengatur suatu tindakan.36 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikulum maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi

32Ekawarna,Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta, Referensi(GP Press Group,2013), h. 69. 33Ibid.

34Ibid., h. 70. 35Ibid.


(41)

hasil belajar. Menurut taksonomi Bloom yang terdiri dari tiga katagori yaitu yang dikenal sebagai “domain atau ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.”37

Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Ranah kognitif memiliki enam tipe hasil belajar: 1) Tipe hasil belajar pengetahuan atau ingatan

2) Tipe hasil belajar pemahaman mencakup pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, dan pemahaman ekstrapolasi.

3) Tipe hasil belajar aplikasi 4) Tipe hasil belajar analisis 5) Tipe hasil belajar sintesis 6) Tipe hasil belajar evaluasi

Ranah afektif mempunyai lima katagori dari tingkat yang dasar sampai ketingkat kompleks.

1) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.

2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.

3) Valuing atau penilaian yang berkenaan dengan nilai.

4) Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

37Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 22


(42)

Ranah psikomotoris mempunyai enam tingkatan yakni:

1) Gerakan refleks ( keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

3) Kemampuan perseptual, temasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris.

4) Kemapuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.38

Hasil belajar yang dikemukan diatas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Dalam proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan hasil belajar afektif dan psikomotoris. Hasil belajar afektif dan psikomotoris ada yang tampak pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan ada pula yang baru tampak kemudian setelah pengajaran diberikan dalam praktek kehidupannya dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga hasil belajar yang telah diuraikan penting diketahui oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan pengajaran, dan menyusun alat-alat penilain, baik melalui tes maupun bukan tes.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor eksternal:

a. Faktor Internal

1) Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak


(43)

dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran. 2) Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada

dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.

2) Faktor Instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.39

6. Teknik Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua yaitu tes dan non tes.

a. Teknik Tes

Teknik tes merupakan teknik yang digunakan dengan cara melaksanakan tes berupa pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang


(44)

yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur adalah kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan alat pelaksanaannya secara garis besar alat penilaian dengan teknik tes dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1) Tes Tertulis

Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa pilihan maupun isian.

2) Tes Lisan

Tes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan jawabannya atau pernyataannya atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran.

3) Tes Praktik/Perbuatan

Tes praktik/perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut peserta didik mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk unjuk kerja.

b. Teknik Non tes

Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian Teknik penilaian nontes dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Pengamatan/observasi

Pengamatan/observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik dengan menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya.

2) Penugasan

Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan penugasan dapat


(45)

diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penilaian dengan penugasan dapat berupa tugas atau proyek.

3) Produk

Penilaian produk adalah suatu penilaian terhadap keterampilan menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir.

4) Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran. Portofolio digunakan oleh pendidik dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio menggambarkan perkembangan prestasi, kelebihan dan kekurangan kinerja siswa, seperti kreasi kerja dan karya siswa lainnya.Adapun bagian-bagian dari portofolio adalah halaman Judul, daftar isi, dokumen, dokumen portofolio, pengelompokan dokumen,catatan pendidik dan orang tua.40

B. Hasil Penelitian yang Relepan

Berbagai penelitian telah dilakukan guna membuktikan penggunaan media poster dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah. Pertama adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Lestika Dewi yang mengakat judul yaitu “Penggunaan Media Pembelajaran Poster terhadap Kemampuan Menulis Puisi oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Rantau Tahun Pembelajaran

2012/2013”. Kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut adanya peningkatan terhadap hasil belajar menulis puisi. Hal ini dikarenakan media poster merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat membantu daya

40 http://iqbalzonecoolz.wordpress.com/2014/05/03/teknik-penilaian-hasil-belajar-evaluasi-dan-proses-pembelajaran/ (online) didowlond tanggal 26 Desember 2014


(46)

nalar siswa untuk menjelaskan apa yang dilihatnya yang kemudian dituliskan lewat kalimat sebagai kata kunci untuk menulis puisi.

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh temuan penelitian sebagai berikut: kemampuan tes siswa dalam menulis puisi sebelum menggunakan media menunjukan nilai rata-rata 63.07 hal ini kemampuan menulis pada siswa SMP Negeri 3 Rantau Utara berada pada taraf cukup. Sedangkan nilai rata-rata siswa setelah menggunakan media poster adalah 71.77. Hal ini berarti kemampuan menulis puisi siswa SMP negeri 3 rantau utara berada pada taraf baik. Pengujian hipotesis, yaitu thitung> ttabel (4.78>2.01) telah membuktikan bahwa hipotesis

alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa media poster

memiliki pengaruh terhadap kemampuan menulis puisi.41

Kedua penelitian yang dilakukan R Puspitasari (2011) menggunakan media poster pada siswa kelas V SDN Sumbersari 2 Malang juga dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi dan hasil belajar siswa sekali gus. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil menulis puisi siswa mengalami peningkatan mulai dari pra tindakan ke siklus I dan siklus I ke siklus II. Rata-rata nilai pra tindakan sebesar 70,1. pada siklus I meningkat menjadi 70,5, dan pada siklus II meningkat menjadi 76,36. Ketuntasan klasikal juga mengalami peningkatan yaitu pada siklus I sebesar 27,77%, siklus II sebesar 73,68%. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan media poster dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa.42

Ketiga studi kuasi eksperimen yang dilaksanakan oleh Indra Ismail yang mengangkat judul “Efektifitas Penggunaan Media Poster untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca, Menulis, dan Berhitung pada Warga Belajar Pendidikan

Keaksaraan Dasar”. Pada PKBM Kinanti desa Jayagini kecamatan Lembang Bandung Barat. Berdasarkan hasil penelitian penggunaan media poster dalam

41Lestika Dewi, Penggunaan Media Pembelajaran Poster terhadap Kemampuan Menulis Puisi oleh siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Rantau tahun Pelajaran 2012/2013, dalam

jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/sasindo/article/download/654/465 (online) didownlond pada tanggal 14 Januari 2014

42R Puspitasari,Puisi (Pendidikan Dasar) Menulis, Ketrampilan, dalam library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=50445, (online) didownlond pada tanggal 14 Januari 2014


(47)

pembelajaran keaksaraan dasar efektif terhadap peningkatan kemampuan membaca dan menulis.

Hal ini ditunjukan pada hasil pengujian hipotesis, pada kemampuan membaca nilai t = 5,105 > 0,005 maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat peningkatan dalam kemampuan membaca. Pada kemampuan menulis nilai t = 7,889 > 0,005 maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat peningkatan dalam kemampuan menulis. Pada kemampuan berhitung t = 4,386 > 0,005 maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat peningkatan kemampuan berhitung, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata gain kemampuan membaca, menulis dan berhitung kelompok eksperimen terdapat peningkatan dari pada rata-rata gain kemampuan membaca, menulis, dan berhitung kelompok kontrol. Hal ini juga menunjukan bahwa pembelajaran keaksaraan dasar dengan menggunakan media poster lebih baik di banding dengan pembelajaran konvesional. Oleh karena itu pembelajaran keaksaraan dengan menggunakan media poster efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung warga belajar.43

Berdasarkan hasil penelitian di atas dengan penelitian penulis adalah menerapkan penelitian tindakan kelas yang menerapkan hasil melalui eksperimen di depan kelas dengan demikian terdapat perbedaan pendekatan metodologi penelitian. Hasil penelitian penulis mengarahkan kepada fakta yang terjadi di dalam kelas melalui metode penelitian tindakan kelas.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah penulis kemukakan diatas menunjukan bahwa pengaruh media poster terhadap hasil belajar IPS siswa merupakan salah satu unsur penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Kehadiran media poster dalam pengajaran merupakan alat bantu bagi guru dalam penyampaian materi pelajaran. Dengan menggunakan media poster maka penjelasan guru akan

43Indra Ismail, Efektifitas Penggunaan Media Poster untuk Meningkatkan Kemampuan membaca, Menulis, dan Berhitung pada Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Dasar, Tesi S2 UPI Bandung. (Bandung,2013), h. 85-86 dalam http://repository.upi.edu/2052/ (online) didownlod pada tanggal 17 Januari 2014


(48)

lebih dimengerti, lebih manarik dan peserta didik dapat pengalaman belajar yang baru.

Pada umumnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Proses komunikasi ini harus diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Yang dimaksud pesan dan informasi itu dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya. Agar proses komunikasi berjalan lancar dengan efektif dan efisien, maka seorang guru perlu mengenal tentang fungsi media pengajaran.

Media poster adalah salah satu sarana untuk mengkomunikasikan dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu serta merangsang peserta didik di dalam kelas maupun diluar kelas sehingga memudahkan pencapaian tujuan yang optimal.

Media Poster dalam pembelajaran sebagai pendorong atau motivasi kegiatan belajar siswa. Pesan poster tidak berisi tentang informasi namun berupa ajakan, renungan, persuasi agar siswa memiliki dorongan yang tinggi belajar. Media poster hendaknya tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu/peraga atau penggambaran, untuk mengajak peserta didik berpikir tentang sesuatu, mendiskusikannya bersama, berdialog untuk menemukan kesimpulan dan jawaban mereka sendiri menjadi pengalaman kreatif bagi peserta didik dalam belajar.

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat ditentukan berbagai faktor yang pada hakikatnya dibagi dua, faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor luar adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang misalnya lingkungan belajar, baik sekolah maupun di luar sekolah. Sedangkan faktor dalam adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang salah satunya minat belajar siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran IPS, disamping kesiapan yang dimiliki guru serta sarana dan prasarana seperti media pengajaran yang ada dalam sekolah tersebut guna menunjang proses pembelajaran IPS di dalam kelas.

Dari uraian di atas tampak bahwa proses pembelajaran, media poster akan mempengaruhi keberhasilan siswa sehingga siswa akan memiliki persepsi


(49)

tersendiri dari pembelajaran IPS. keutuhan komponen pendidikan yang akan digunakan oleh pengajar dan komponen-komponen yang mendukung akan berdampak pada keberhasilan pembelajaran dan sistem pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk itulah penelitian ini ingin mengetahui pembelajaran media poster tehadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS MI Al Mukhlish kebon Jeruk Jakarta Barat.

Gambar: I

Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam PTK ini diajukan hipotesis tindakan adalah: Jika media poster diterapkan pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Al Mukhlish kota Jakarta Barat.

Guru

Meningkatnya Hasil Belajar

Siswa Media Poster

Proses Belajar Mengajar


(50)

38

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian di MI Al Mukhlish yang beralamat di Jalan Asia Baru Kepa Duri No. 60 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon Jeruk Kota Jakarta Barat DKI Jakarta, alasan penulis mengadakan penelitian dilembaga tersebut adalah:

a. Sebagai tempat penulis menjalankan profesi sebagai guru mata pelajaran sehingga penulis mengetahui kondisi sekolah tersebut.

b. Keadaan siswa yang masih kurang minat belajar IPS, membuat penulis untuk melakukan penelitian di MI Al Mukhlish.

c. Berdasarkan pengamatan kondisi madrasah tesebut maka penulis tertarik untuk memberikan kontribusi terhadap untuk meningkatkan mutu pembelajaran bagi siswa di MI Al Mukhlish kota Jakarta Barat.

2. Waktu Penelitian

Proses penelitian dilaksanakan pada semester genap yaitu pada bulan Januari 2014 s/d Maret 2014.

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Januari 2014 Februari 2014 Maret 2014

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Tahapan Persiapan

2. Pengajuan Proposal 3. Bab I

4. Bab II dan III 5. Penelitian Siklus I 6. Penelitian Siklus II 7. Simpulan


(51)

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penelitian tindakan kelas (PTK), dalalm istilah aslinya penelitian tindakan kelas disebut dengan

Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan didalam kelas. Akhir-akhir ini para ahli penelitian menaruh perhatian besar terhadap penelitian tindakan kelas, karena penelitian ini mampu menawarkan peningkatan kompetensi profesi guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Seorang ahli peneliti McNiff mengatakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dimanfaatkan sebagai alat untuk

pengembangan dan perbaikan pembelajaran.”1

Dalam penelitian tidankan kelas ada empat langkah tindakan yang biasanya

dilakukan yaitu, (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi atau pengamatan, (4) refleksi. Adapun diagram dan penjelasan untuk masing-masing tahapan sebagai berikut:2

Gambar 3.1 Diagram

Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas

1Mohmmad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung, CV Wacana Prima, 2009). h. 4 2Ibid, h. 103.

Permasalahan Perencanaan Tindakan I

Pelaksanan Tindakan I

Observasi I Refleksi I

Permasalahan Baru Hasil

Refleksi

SIKLUS I

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanan Tindakan II

Observasi II Refleksi II

SIKLUS II

Penyimpulan dan Pemaknaan


(52)

Menurut Mohmmad Asrori langkah-langkah praktis dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan dasar kegiatan dalam penyusunan rencana tindakan yang didalamnya mengandung penjelasan tentangWhat (siapa),

Why (mengapa), When (kapan), Where (di mana), Who (oleh siapa), dan

How (bagaimana) tindakan tersebut akan dilakukan.

Intinya, dalam langkah perencanaan ini ada sejumlah kegiatan yang harusnya dilakukan, sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah.

b. Merumuskan latar belakang pentingnya penelitian tersebut dilakukan. c. Merumuskan masalah penelitian secara jelas.

d. Menetapkan cara-cara yang akan dilakukan untuk melakukan tindakan.

2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini biasanya membutuhkan waktu sekurang-kurangnya dua sampai tiga bulan agar dapat menyelesaikan beberapa pokok bahasa atau beberapa kompetensi dasar (KD).

Perlu ditegaskan bahwa pada langkah tindakan ini, skenario tindakan yang akan dilakukan dijabarkan secara rinci dan ditulis agar guru yang melakukan tindakan jelas, tidak bingung, atau bahkan lupa. Rincian skenario tindakan itu setidaknya memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Langkah demi langkah tindakan yang akan dilakukan. b. Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru. c. Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh siswa.

d. Jenis media pembelajaran atau alat peraga yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

e. Jenis instrumen yang akan digunakan untuk melakukan observasi beserta cara menggunakanya.


(53)

3. Observasi

Observasi sebenarnya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan karena observasi itu dilakukan pada saat tindakan sedang dilaksanakan. Pada langkah ini, guru sebagai peneliti melakukan observasi terhadap tindakan yang dilakukanya sendiri, mencatat hal-hal yang dipandang penting, dan hambatan-hambatan yang dialami selama melakukan tindakan. Data yang dikumpulkan melalui observasi, seperti: motivasi belajar siswa dikelas, keaktifan siswa dalam diskusi kelompok, kemampuan siswa bekerja sama dalam kerja kelompok, kualitas pertanyaan siswa yang diajukan kepada guru, kualitas jawaban siswa ketika menjawab pertanyaan guru.

4. Refleksi

Kegiatan pada langkah ini adalah mencermati, mengkaji, dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data yang telah terkumpul pada langkah observasi. Guru sebagai peneliti melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini di desain untuk 2 (dua) siklus, dimana tiap-tiap siklus dilaksanakan dalam 3 (tiga) kali tatap muka. Rencana tindakan pada masing-masing siklus dalam penelitian tindakan kelas dibagi dalam 4 (empat) kegiatan yaitu : (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi dan evaluasi, dan (4) Analisis dan refleksi.

1. Tahapan Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yang terdiri dari:


(54)

a. Melaksanakan diskusi guru kelas lain yang berperan sebagai observer yang bertujuan menyamakan persepsi dan memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c. Menetapkan materi bahan ajar. Bahannya bahan ajar yang harus disusun adalah untuk 4 (empat) kali pertemuan.

d. Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan media poster. e. Menyusun alat evaluasi berupa test untuk mengetahui respon dan hasil

unjuk kerja atau hasil belajar siswa MI Al Mukhlish kelas IV. Naskah kuis yang disiapkan adalah dua naskah untuk dua siklus.

f. Menyiapkan instrumen ukur berupa kuesioner untuk mengukur hasil belajar siswa.

g. Menyiapkan angket untuk memperoleh tanggapan siswa MI Al Mukhlish kelas IV terhadap media pembelajaran yang diaplikasi dalam Penelitian tindakan kelas.

2. Tahapan Tindakan

Pada tahapan tindakan dalam proses pembelajaran dengan media poster adalah sebagai berikut:

a. Melakukan tes awal (pretes) tujuan adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran memotivasi siswa c. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 4 orang d. Guru menyajikan media poster

e. Membimbing kelompok untuk kerjasama dan belajar. f. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi. g. Guru menyampaikan komentar dan kesimpulan secara umum. h. Evaluasi


(55)

3. Tahapan Observasi dan Evaluasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh observer yaitu guru kelas lain yang menjadi mitra kerja dalam penelitian tindakan kelas ini. Observasi dilakukan pada setiap akhir pertemuan setiap siklus atau sebanyak 2 (dua kali) selama PTK berlangsung. Variabel yang diobservasi dengan menggunakan lembar observasi meliputi tentang:

a. Perhatian siswa MI Al Mukhlish dalam mengikuti sajian bahan ajar dari awal hingga akhir pelajaran.

b. Pemahaman siswa MI Al Mukhlish terhadap tujuan dan manfaat materi bahan ajar yang disajikan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran.

c. Ingatan materi prasyarat yang menghubungkan antara pengetahuan yang lama dengan pengetahuan yang baru yang akan dipelajari.

d. Persepsi terhadap materi pelajaran yang berupa pokok-pokok materi bahan ajar yang penting dan bersifat kunci.

e. Kesulitan belajar dan hambatan siswa MI Al Mukhlish dalam mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi yang ditetapkan.

Sedangakan kegiatan evaluasi dimulai dengan melakukan tes formatif pada setiap akhir kegiatan pembelajaran dan pemberian tes pada setiap akhir siklus. Variabel yang diukur melalui kegiatan ini meliputi:

a. Respon siswa MI Al Mukhlish sebagai tampilan unjuk kerja yang menggambarkan apakah siswa MI Al Mukhlish telah mencapai penguasan kompetensi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.

b. Hasil belajar siswa MI Al Mukhlish setelah mengikuti kegiatan utuh satu siklus.

4. Analisis dan Refleksi

Hasil kegiatan observasi dan evaluasi diatas selanjutnya dianalisis, hasil analisis menjadi dasar dalam penyusun refleksi. Hasil refleksi digunakan sebagai masukan untuk menentukan perlu tidaknya tindakan pada siklus berikutnya. Tindakan pada siklus berikutnya tidak diperlukan apabila hasil refleksi menunjukan keberhasilan.


(56)

D. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sumber data yaitu, sumber data pada penelitian ini adalah siswa Kelas IV MI Al Mukhlish kota Jakarta Barat, guru dan peneliti.

2. Jenis data yaitu, Jenis data kualitatif yang terdiri dari hasil wawancara, hasil observasi, catatan lapangan dan hasil diskusi.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tes

Tes yang dilakukan pada setiap siklus yaitu sebelum pembelajaran (pretest), tes dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang akan disampaikan sebelum dilakukan pembelajaran. Tes yang dilakukan sesudah pembelajaran (post test) pada akhir siklus untuk mengetahui tingkatan pemahaman siswa setelah menggunakan media poster. Pretest dan postest dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dengan diterapkannya media poster.

2. Lembar Observasi a. Observasi Guru

1) Mengamati respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media poster pada pembelajaran IPS.

2) Memperhatikan keaktifan siswa di setiap berlangsung pembelajaran.

3) Memberikan pre tes dan post tes dalam siklus 1 keingin tahuan peneliti berhasil atau tidaknya melakukan penelitian pada siklus 2. b. Observasi Siswa

1) Menerima respon guru mengenai penerapan media poster dalam pembelajaran IPS

2) Menerima pre tes dan post tes dalam siklus 1 keingin tahuan peneliti berhasil atau tidaknya melakukan penelitian pada siklus 2


(57)

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini digunakan untuk mengetahui keadaan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Catatan lapangan berisi tentang proses belajar dikelas, interaksi guru dengan siswa, suasana kelas, dan aspek lain yang perlu dicatat.

4. Wawancara

Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui penggunaan media poster terhadap hasil belajar siswa. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran dan siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran, melakukan wawancara, membuat catatan lapangan, dokumentasi, menyebarkan angket, dan merekapitulasi nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dari tes pada setiap akhir siklus.

Setelah semua data terkumpul penelitian bersama kolaborator (guru mata pelajaran) melakukan analisis dan evaluasi data untuk membuat kesimpulan mengenai peningkatan hasil belajar siswa serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

G. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis

Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu peneliti memberikan uraian hasil penelitian. Menganalisis data meupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa pada proses pembelajaran dan catatan lapangan.


(1)

Lampiran 19


(2)

Lampiran 18


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan

8 110 81

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al-Falah Jakarta Timur

0 7 119

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V pada kompetensi dasar perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui media audio visual di MI Jauharotul Huda Cakung Jakarta Timur

0 17 122

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn melalui penggunaan Teams Games Tournament di kelas IV MI AL - Islamiyah kecamatan Beji Kota Depok

1 9 149

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan penggunaan media pemutaran film di kelas V MI Miftahul Hidayah Kota Bekasi

2 124 132

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KURUNGAN NYAWA GEDONG TATAAN

0 7 48

Penggunaan media visual gambar untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa di Kelas IV MI Yapia Parung

1 12 134

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE PENUGASAN DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Metode Penugasan Dan Penggunaan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SDN Galiran Tahun 2013/ 2014.

0 0 16

PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MEDIA POSTER DALAM PEMBELAJARAN IPS.

0 0 50