Gambar b.2 Morfologi tanaman tebu
b.3. Ekologi Tanaman Tebu
Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai
kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra. Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan
mesin pemeras mesin press di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita
kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5, ampas tebu 90 dan sisanya berupa tetes molasse dan air http:www.wikipedia.ensiklopedia.id
Tebu cocok pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 1 sampai 1300 meter di atas permukaan laut. Di Indonesia terdapat beberapa jenis tebu, di antaranya
tebu Cirebon hitam, tebu kasur, POJ 100, POJ 2364, EK 28, POJ 2878. http:www.IPTEKnet.com.
2.2 Fauna Tanah
Menurut Lavelle, 1994 dalam Maftu’ah et al., 2005 organisme tanah adalah organisme yang bertanggung jawab terhadap penghancuran dan sintesa organik. Fauna
Tanah adalah semua fauna yang hidup di tanah, baik yang hidup dipermukaan tanah maupun di dalam tanah, yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berlangsung di
Universitas Sumatera Utara
dalam tanah, serta dapat berasosiasi dan beradaptasi dengan lingkungan tanah Wallwork, 1970. Selanjutnya Suin 1997 mengatakan bahwa kelompok fauna tanah
ini sangat banyak dan beraneka ragam jenisnya, mulai dari Protozoa, Rotifera, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Hingga Vertebrata kecil.
Organisme sebagai bioindikator kualitas tanah bersifat sensitif terhadap perubahan, mempunyai respon spesifik dan ditemukan melimpah di dalam tanah
Primack, 1998. Salah satu organisme tanah adalah fauna yang termasuk dalam kelompok makrofauna tanah ukuran 2 mm terdiri dari milipida, isopoda, insekta,
moluska dan annelida Wood, 1989.
Biomasa cacing tanah telah diketahui merupakan bioindikator yang baik untuk mendeteksi perubahan pH, keberadaan horison organik, kelembaban tanah dan
kualitas humus. Rayap berperan dalam pembentukan struktur tanah dan dekomposisi bahan organik Anderson, 1994.
Selanjutnya dijelaskan bahwa fauna tanah pada habitatnya dari waktu ke waktu senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya. Wallwork 1970 mengelompokkan
fauna tanah berdasarkan ukuran tubuh sebagai berikut: 1 Mikrofauna, yaitu fauna tanah yang mempunyai ukuran tubuh antara 20-200
mikron 2 Mesofauna, yaitu fauna tanah yang mempunyai ukuran tubuh antara 200 mikron
sampai 1 sentimeter 3 Makrofauna, yaitu fauna tanah yang mempunyai ukuran tubuh lebih dari 1
sentimeter.
Singh 1980 menjelaskan bahwa yang termasuk kelompok makrofauna tanah adalah annelida, Molluska, Arthropoda, dan vertebrata kecil, diantaranya yang paling
banyak ditemukan hidup di tanah adalah dari kelompok Arthropoda, seperti : insecta, Arachnida, Diplopoda, Chilopoda.
Pengelompokan fauna tanah disamping berdasarkan ukuran tubuh juga dapat dikelompokkan atas dasar kehadirannya di tanah, habitat yang dipilihnya dan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
makannya. Berdasarkan kehadirannya hewan tanah dibagi atas kelompok transien, temporer, periodik, dan permanen. Berdasarkan habitatnya hewan tanah ada yang
digolongkan sebagai epigeon hidup pada lapisan tumbuh-tumbuhan dipermukaan tanah, hemiedafon hidup pada lapisan organik tanah dan euedafon hidup pada
tanah lapisan mineral. Berdasarkan kegiatan makannya hewan tanah ada yang bersifat herbivora, saprovora, fungivora, dan predator Suin, 1997.
2.3 Peranan Fauna Tanah