ditemukan pada Lokasi III disebabkan karena pada lokasi ini memiliki lebih beragamnya jenis vegetasi dasar sebagai habitat dalam melangsungkan dan memenuhi
berbagai kebutuhan hidupnya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan John et al., 2001 bahwa jenis makrofauna tanah pada umumnya lebih banyak didapatkan pada
arel semak, bila dibandingkan areal perladangan dan perkebunan yang terdapat disekitarnya. Selanjutnya Suin, 1982 menyatakan bahwa pada tanah yang vegetasi
dasarnya rapat, fauna tanah akan banyak ditemukan, karena fisik tanah lebih baik dan sumber makanan yang banyak.
4.2 Kepadatan individum
2
Makrofauna Tanah
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan terhadap jumlah individu makrofauna tanah pada areal PTPN II Sampali didapatkan nilai kepadatan antar lokasi yang cukup
bervariasi, seperti yang terlihat pada Tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2. Nilai Kepadatan individum
2
dan Kepadatan Relatif Makrofauna Tanah pada Setiap Lokasi Penelitian
No Genus
Lokasi I Lokasi II
Lokasi III K
KR K
KR K
KR
1 Pheretima
- -
0,37 0,15
0,37 0,30
2 Megascolex
1,11 0,90
1,85 0,74
1,85 1,51
3 Drawida
- -
1,11 0,45
0,37 0,30
4 Pontoscolex
2,59 2,10
5,18 2,08
3,33 2,72
5 Julus
- -
- -
3,32 2,72
6 Geophilus
0,74 0,60
2,40 0,96
2,03 1,66
7 Scolopendra
- -
- -
1,66 1,36
8 Helix
0,74 0,60
- -
1,11 0,91
9 Pomatiopsis
0,37 0,30
- -
- -
10 Helicodiscus
- -
- -
0,37 0,30
11 Parcoblatta
3,32 2,69
26,54 10,67
3,32 2,72
12 Philopaga
5,35 4,33
- -
5,35 4,38
13 Forficula
5,72 4,63
- -
9,77 7,99
14 Irydomyrmex
11,98 9,70
126,80 50,96
14,75 12,07
15 Gryllus 1.
49,76 40,28
72,98 29,33
51,42 42,06
16 Gryllus 2.
23,22 18,80
3,32 1,33
8,29 6,78
17 Gryllus 3.
18,25 14,77
8,29 3,33
14,93 12,21
18 Gryllotalpa
0,37 0,30
- -
- -
Jumlah Genus 13
10 16
Jumlah 123,54
100,00 248,84
100,00 122,24
100,00 Keterangan : K= Kepadatan; KR= Kepadatan relatif
;
Lokasi I = lahan ditanam tembakau; lokasi II = lahan ditanam tebu; lokasi III = lahan semak
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.2 terlihat nilai kepadatan total jenis tertinggi didapatkan pada
lokasi II dengan nilai 248,84 individum
2
, kemudian diikuti kepadatan total jenis pada lokasi I yaitu 123,54 individum
2
dan selanjutnya diikuti kepadatan total jenis pada lokasi III dengan nilai 122,24 individum
2
. Tingginya nilai total kepadatan individu makrofaua tanah yang terdapat pada lokasi II, walaupun dengan jumlah jenis paling
sedikit 10 genus disebabkan adanya jenis genus makrofauna yang mendominasi, yaitu yang memiliki jumlah individu lebih banyak bila dibandingkan dengan yang
terdapat pada lokasi I dan 3, seperti dari genus Irydomyrmex 126,80 individum
2
, Parcoblatta 26,54 individum
2
, dan Gryllus 1 72,98 individum
2
. Adanya jenis yang mendominasi disebabkan kondisi lingkungan, baik faktor fisik-kimia lingkungan
Tabel 4.3, maupun ketersediaan bahan makanan berupa sisa-sisa bongkol-bongko l
tebu yang mengandung glukosa dapat mendukung kehidupan dan
perkembangbiakannya dengan baik.
Jumar 2000, hlm: 92 menyatakan bahwa faktor fisik seperti suhu, kelembaban, pH, dan kadar air yang sesuai dapat mendukung keberadaan dan
populasi serangga pada suatu areal. Selanjutnya Adianto, 1993 menyatakan bahwa Irydomyrmex termasuk serangga tanah yang bersifat omnivora yaitu pemakan daging
hewan-hewan lain yang telah mati, makan jamur, makan tanam-tanaman yang mati atau hidup, dan makan cairan tumbuh-tumbuhan yang mengandung glukosa. Menurut
Borror et al. 1992, Hlm: 914 serangga dari famili Formicidae sebagian besar bersifat karnivora, yaitu makan daging hewan-hewan lain, baik yang masih hidup atau yang
telah mati, dan beberapa jenis diantaranya ada yang memakan tanaman, jamur dan cairan tumbuh-tumbuhan, bakal madu, embun madu dan zat-zat yang mengandung
glukosa.
4.3 Faktor Fisik-Kimia Tanah pada Masing-masing Lokasi PTPN II Sampali