Kepadatan individum Kesimpulan dan Saran 30

ditemukan pada Lokasi III disebabkan karena pada lokasi ini memiliki lebih beragamnya jenis vegetasi dasar sebagai habitat dalam melangsungkan dan memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan John et al., 2001 bahwa jenis makrofauna tanah pada umumnya lebih banyak didapatkan pada arel semak, bila dibandingkan areal perladangan dan perkebunan yang terdapat disekitarnya. Selanjutnya Suin, 1982 menyatakan bahwa pada tanah yang vegetasi dasarnya rapat, fauna tanah akan banyak ditemukan, karena fisik tanah lebih baik dan sumber makanan yang banyak.

4.2 Kepadatan individum

2 Makrofauna Tanah Dari hasil analisis data yang telah dilakukan terhadap jumlah individu makrofauna tanah pada areal PTPN II Sampali didapatkan nilai kepadatan antar lokasi yang cukup bervariasi, seperti yang terlihat pada Tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2. Nilai Kepadatan individum 2 dan Kepadatan Relatif Makrofauna Tanah pada Setiap Lokasi Penelitian No Genus Lokasi I Lokasi II Lokasi III K KR K KR K KR 1 Pheretima - - 0,37 0,15 0,37 0,30 2 Megascolex 1,11 0,90 1,85 0,74 1,85 1,51 3 Drawida - - 1,11 0,45 0,37 0,30 4 Pontoscolex 2,59 2,10 5,18 2,08 3,33 2,72 5 Julus - - - - 3,32 2,72 6 Geophilus 0,74 0,60 2,40 0,96 2,03 1,66 7 Scolopendra - - - - 1,66 1,36 8 Helix 0,74 0,60 - - 1,11 0,91 9 Pomatiopsis 0,37 0,30 - - - - 10 Helicodiscus - - - - 0,37 0,30 11 Parcoblatta 3,32 2,69 26,54 10,67 3,32 2,72 12 Philopaga 5,35 4,33 - - 5,35 4,38 13 Forficula 5,72 4,63 - - 9,77 7,99 14 Irydomyrmex 11,98 9,70 126,80 50,96 14,75 12,07 15 Gryllus 1. 49,76 40,28 72,98 29,33 51,42 42,06 16 Gryllus 2. 23,22 18,80 3,32 1,33 8,29 6,78 17 Gryllus 3. 18,25 14,77 8,29 3,33 14,93 12,21 18 Gryllotalpa 0,37 0,30 - - - - Jumlah Genus 13 10 16 Jumlah 123,54 100,00 248,84 100,00 122,24 100,00 Keterangan : K= Kepadatan; KR= Kepadatan relatif ; Lokasi I = lahan ditanam tembakau; lokasi II = lahan ditanam tebu; lokasi III = lahan semak Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.2 terlihat nilai kepadatan total jenis tertinggi didapatkan pada lokasi II dengan nilai 248,84 individum 2 , kemudian diikuti kepadatan total jenis pada lokasi I yaitu 123,54 individum 2 dan selanjutnya diikuti kepadatan total jenis pada lokasi III dengan nilai 122,24 individum 2 . Tingginya nilai total kepadatan individu makrofaua tanah yang terdapat pada lokasi II, walaupun dengan jumlah jenis paling sedikit 10 genus disebabkan adanya jenis genus makrofauna yang mendominasi, yaitu yang memiliki jumlah individu lebih banyak bila dibandingkan dengan yang terdapat pada lokasi I dan 3, seperti dari genus Irydomyrmex 126,80 individum 2 , Parcoblatta 26,54 individum 2 , dan Gryllus 1 72,98 individum 2 . Adanya jenis yang mendominasi disebabkan kondisi lingkungan, baik faktor fisik-kimia lingkungan Tabel 4.3, maupun ketersediaan bahan makanan berupa sisa-sisa bongkol-bongko l tebu yang mengandung glukosa dapat mendukung kehidupan dan perkembangbiakannya dengan baik. Jumar 2000, hlm: 92 menyatakan bahwa faktor fisik seperti suhu, kelembaban, pH, dan kadar air yang sesuai dapat mendukung keberadaan dan populasi serangga pada suatu areal. Selanjutnya Adianto, 1993 menyatakan bahwa Irydomyrmex termasuk serangga tanah yang bersifat omnivora yaitu pemakan daging hewan-hewan lain yang telah mati, makan jamur, makan tanam-tanaman yang mati atau hidup, dan makan cairan tumbuh-tumbuhan yang mengandung glukosa. Menurut Borror et al. 1992, Hlm: 914 serangga dari famili Formicidae sebagian besar bersifat karnivora, yaitu makan daging hewan-hewan lain, baik yang masih hidup atau yang telah mati, dan beberapa jenis diantaranya ada yang memakan tanaman, jamur dan cairan tumbuh-tumbuhan, bakal madu, embun madu dan zat-zat yang mengandung glukosa.

4.3 Faktor Fisik-Kimia Tanah pada Masing-masing Lokasi PTPN II Sampali