b.
ﺎﻬﻴﻴ
yuhy īhā : kata ini termasuk fi‘l mudari dari kata
ﺣأ
ahy ā dan
kata dasarnya ialah
ﺣ
hayya yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa
ي
ya pada awal kata, serta
و
dan
ن
waw dan nun pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah
pelaku. 46.
Pada ayat 80 terdapat 1 satu fi‘l yaitu
نوﺪ ﻮ
tu‘qid ūna. Kata ini
merupakan fi‘l mudari dari kata
ﺪ وأ
awqada dan kata dasarnya ialah
ﺪ و
waqada yang kemudian ditambahkan padanya
أ
hamzah dan diganti dengan
ت
ta pada awal kata yang merupakan salah satu dari huruf mudara‘ah, serta
و
dan
ن
waw dan nun pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku
47. Pada ayat 83 terdapat 1 satu fi‘l yaitu
نﻮ ﺮ
turja‘ ūna. Kata ini
merupakan fi‘l mudari bentuk majhul dan kata dasarnya ialah
ر
raja‘a yang kemudian ditambahkan padanya
ت
ta pada awal kata, serta
و
dan
ن
waw dan nun pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.
3.3.5 Fi‘l yang Mendapat Sisipan dan Akhiran
1. Pada ayat 11 terdapat 1 satu fi‘l yaitu
ﺮ ﺑ
basysyirhu. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah
ﺮ ﺑ
basyara yang disisipi dengan penggandaan huruf
ش
sya yang disebut dengan ainul fi‘li dan diakhiri dengan dhamir
ha untuk menunjukkan obyek. 2.
Pada ayat 12 terdapat 1 satu fi‘l yaitu
اﻮ ﺪ
qaddam ū. Kata ini merupakan
fi‘l madi dan kata dasarnya ialah
مﺪ
qadama yang disisipi dengan penggandaan huruf
د
dal yang disebut dengan ainul fi‘li dan diakhiri dengan huruf
و
waw dan
ا
alif untuk menunjukkan jumlah. 3.
Pada ayat 14 terdapat 1 satu fi‘l yaitu
ﻢهﻮﺑﺬآ
kazzabuhum ā. Kata ini
merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah
بﺬآ
kazaba yang disisipi
Universitas Sumatera Utara
4. Pada ayat 19 terdapat 1 satu fi‘l yaitu
ﻢ ﺮآذ
zukkirtum. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah
ﺮآذ
zakara yang disisipi dengan penggandaan huruf
ك
ka yang disebut juga dengan ainul fi‘li dan diakhiri dengan dhamir
ﻢ
tum untuk menunjukkan pelaku 5.
Pada ayat 34 terdapat 1 satu fi‘l yaitu
ﺎ ﺮ
fajjarn ā. Kata ini merupakan
fi‘l madi dan kata dasarnya ialah
ﺮ
fajara yang disisipi dengan penggandaan huruf
ج
jim yang disebut juga dengan ainul fi‘li dan diakhiri dengan dhamir
ﺎ
n ā untuk menunjukkan pelaku
6. Pada ayat 39 terdapat 1 satu fi‘l yaitu
ﺎ رﺪ
qaddarn āhu. Kata ini
merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah
رﺪ
qadara yang disisipi dengan penggandaan huruf
د
dal yang disebut juga dengan ainul fi‘li dan diakhiri dengan dhamir
ﺎ
n ā untuk menunjukkan pelaku, sedangkan dhamir
ha berkedudukan sebagai obyek.
7. Pada ayat 69 terdapat 1 satu fi‘l yaitu
ﺎ ﻤ
’allamn āhu. Kata ini
merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah
ﻢ
‘alima yang disisipi dengan penggandaan huruf
ل
lam yang disebut dengan ainul fi‘li dan diakhiri dengan dhamir
ﺎ
n ā menunjukkan jumlah pelaku, serta dhamir
ha berkedudukan sebagai obyek.
8. Pada ayat 72 terdapat 1 satu fi‘l yaitu
ﺎﻬ ﻟذ
zallaln āhā. Kata ini
merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah
لذ
zalla yang disisipi dengan penggandaan huruf
ل
lam yang disebut juga dengan ainul fi‘li dan diakhiri dengan dhamir
ﺎ
n ā untuk menunjukkan jumlah pelaku, serta dhamir
ﺎه
h ā berkedudukan sebagai obyek
Universitas Sumatera Utara
3.3.6 Fi‘l yang Mendapat Awalan, Sisipan dan Akhiran