Fi‘l yang Mendapat Akhiran

25. Pada ayat 76 terdapat 1 satufi‘l yaitu ﻢ na‘lamu. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ﻢ alima yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa ن nun pada awal kata. 26. Pada ayat 77 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﺮ yara. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ىأر ra` ā yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa ي ya pada awal kata. 27. Pada ayat 78 terdapat 1 satufi‘l yaitu yuhy ī. Kata ini termasuk fi‘l mudari dari kata ﺣأ ahy ā dan kata dasarnya ialah ﺣ hayya yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa ي ya pada awal kata. 28. Pada ayat 81 terdapat 1 satufi‘l yaitu yakhluqu, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah khalaqa yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa ي ya pada awal kata 29. Pada ayat 82 terdapat 3 tiga fi‘yaitu: a. دارأ ar āda, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah دار r āda yang ditambahkan pada awal katanya huruf ء hamzah b. لﻮ yaq ūlu, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah لﺎ q āla yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa ي ya pada awal kata. c. نﻮﻜ yak ūna, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah نﺎآ k āna yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa ي ya pada awal kata.

3.3.2 Fi‘l yang Mendapat Akhiran

1. Pada ayat 8 terdapat 1 satu fi‘yaitu ﺎ ja‘aln ā. Kata ini merupakan fi‘l madi. dan kata dasarnya ialah ja‘ala yang mendapat akhiran ﺎ n ā. ﺎ n ā ini menunjukkan jumlah pelaku. Universitas Sumatera Utara 2. Pada ayat 9 terdapat 1 satu fi‘yaitu ﺎ ja‘aln ā. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah ja‘ala yang mendapat akhiran ﺎ n ā. ﺎ n ā ini menunjukkan jumlah pelaku. 3. Pada ayat 13 terdapat 1 satu fi‘yaitu ﺎهءﺎ j ā`ahā. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah ءﺎ j ā`a yang mendapat akhiran ﺎه h ā. Akhiran ini menunjukkan obyek. 4. Pada ayat 14 terdapat 1 satu fi‘l yaitu : a. اﻮﻟﺎ q ālū, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah لﺎ q āla dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa او waw dan alif untuk menunjukkan jumlah pelaku dan huruf ini juga disebut dengan wawul jam ā‘ah b. ﺎ زﺰ ‘azazn ā : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah ﺰ azza yang disisipi dengan penggandaan huruf ز za yang disebut dengan ainul fi‘li dan diakhiri dengan dhamir ﺎ n ā untuk menunjukkan jumlah pelaku. 5. Pada ayat 15 terdapat 1 satu fi‘l yaitu اﻮﻟﺎ q ālū, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah لﺎ q āla dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa او waw dan alif untuk menunjukkan jumlah pelaku, dan huruf ini juga disebut dengan wawul jam ā‘ah 6. Pada ayat 16 terdapat 1 satu fi‘l yaitu اﻮﻟﺎ q ālū. Kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah لﺎ q āla dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa او waw dan alif untuk menunjukkan jumlah pelaku dan huruf ini juga disebut dengan wawul jam ā‘ah 7. Pada ayat 18 terdapat 1 satu fi‘l yaitu اﻮﻟﺎ q ālū, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah لﺎ q āla dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa او waw dan alif untuk menunjukkan jumlah pelaku, dan huruf ini juga disebut dengan wawul jam ā‘ah Universitas Sumatera Utara 8. Pada ayat 19 terdapat 1 satu fi‘l yaitu اﻮﻟﺎ q ālū. Kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah لﺎ q āla dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa او waw dan alif untuk menunjukkan jumlah pelaku dan huruf ini juga disebut dengan wawul jam ā‘ah 9. Pada ayat 22 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﺮ fataran ī. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah ﺮ fatara yang mendapat akhiran n ī, akhiran ini menunjukkan obyek. 10. Pada ayat 27 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ja‘aln ī. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah ja‘ala yang mendapat akhiran n ī. Akhiran n ī ini menunjukkan obyek. 11. Pada ayat 28 terdapat satu fi‘l yaitu ﺎ آ kunn ā .Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah نﺎآ k āna dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf ﺎ na. 12. Pada ayat 29 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﺎآ k ānat. Kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah نﺎآ k āna dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf ت ta. 13. Pada ayat 30 terdapat 1 satu fi‘l yaitu اﻮ ﺎآ k ānū . Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah نﺎآ k āna yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa او waw dan alif yang menunjukkan jumlah subjeknya. 14. Pada ayat 34 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﺎ ja‘aln ā. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah ja‘ala yang mendapat akhiran ﺎ n ā . ﺎ n ā ini menunjukkan jumlah pelaku. 15. Pada ayat 35 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﻤ ‘amilathu. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah ﻤ ‘amila yang mendapat akhiran ت ta dan ha, huruf ت ta menunjukkan jenis pelaku sedangkan ha menunjukkan obyek. Universitas Sumatera Utara 16. Pada ayat 41 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﺎ ﻤﺣ hamaln ā. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah ﻤﺣ hamala yang mendapat akhiran ﺎ n ā. Akhiran ﺎ n ā ini menunjukkan jumlah pelaku. 17. Pada ayat 42 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﺎ khalaqn ā. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah khalaqa yang mendapat akhiran ﺎ n ā. Akhiran ﺎ n ā ini menunjukkan jumlah pelaku. 18. Pada ayat 46 terdapat 1 satu fi‘l yaitu اﻮ ﺎآ k ānū , kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah نﺎآ k āna yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa او waw dan alif . Penambahan ini menunjukkan jumlah pelaku. 19. Pada ayat 47 terdapat 2 dua fi‘l yaitu : a. ﻢﻜ زر razaqakum : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah قزر razaqa yang mendapat akhiran ﻢآ kum, ﻢآ kum merupakan damir muttasil yang berkedudukan sebagai obyek. b. اوﺮ آ kafar ū : kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah ﺮ آ kafara dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa او waw dan alif untuk menunjukkan jumlah pelaku, dan huruf ini juga disebut dengan wawul jam ā‘ah 20. Pada ayat 48 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﻢ آ kuntum, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah نﺎآ k āna yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf ت dan م ta dan mim ini merupakan damir muttasil yang menunjukkan jenis pelaku. 21. Pada ayat 52 terdapat 2 dua fi‘l yaitu : a. ﺎ ﺜ ﺑ ba‘asan ā : kata ini merupakan fi‘l madi, dan kata dasarnya ialah ﺚ ﺑ ba‘asa yang mendapat akhiran ﺎ n ā.Akhiran ﺎ n ā ini menunjukkan pelaku. b. اﻮﻟﺎ q ālū : kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah لﺎ q āla dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa او Universitas Sumatera Utara 22. Pada ayat 53 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﺎآ k ānat, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah نﺎآ k āna dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf ت ta yang menunjukkan jenis obyek. 23. Pada ayat 54 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﻢ آ kuntum, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah نﺎآ k āna yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf ت dan م ta dan mim ini merupakan damir muttasil yang menunjukkan jenis pelaku. 24. Pada ayat 63 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﻢ آ kuntum, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah نﺎآ k āna yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf ت dan م ta dan mim ini merupakan damir muttasil yang menunjukkan jenis pelaku. 25. Pada ayat 64 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﻢ آ kuntum, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah نﺎآ k āna yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf ت dan م ta dan mim ini merupakan damir muttasil yang menunjukkan jenis pelaku. 26. Pada ayat 65 terdapat 1 satu fi‘l yaitu اﻮ ﺎآ k ānū, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah نﺎآ k āna yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa او waw dan alif untuk menunjukkan jumlah subjek atau pelaku, dan huruf ini juga disebut dengan wawul jam ā‘ah 27. Pada ayat 66 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﺎ ﺴﻤ tamasn ā. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah ﻤ tamasa yang mendapat akhiran ﺎ n ā.Akhiran ﺎ n ā ini menunjukkan pelaku . 28. Pada ayat 67 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﻢهﺎ ﺴ masakhn āhum. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah ﺴ masakha yang mendapat akhiran ﺎ n ā dan ﻢه hum. Akhiran ﺎ n ā ini menunjukkan jumlah pelaku dan ﻢه hum menunjukkan obyek. Universitas Sumatera Utara 29. Pada ayat 71 terdapat 2 dua fi‘l yaitu : a. ﻤ ‘amilat : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah ﻤ ‘amila yang mendapat akhiran ت ta untuk menunjukkan jenis pelaku. b. ﺎ khalaqn ā dan kata dasarnya ialah khalaqa yang mendapat akhiran ﺎ n ā.Akhiran ﺎ n ā ini menunjukkan jumlah pelaku. 30. Pada ayat 77 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﺎ khalaqn āhu dan kata dasarnya ialah khalaqa yang mendapat akhiran ﺎ n ā dan ha.Akhiran ﺎ n ā ini menunjukkan pelaku sedangkan ha menunjukkan obyek.

3.3.3 Fi ‘l yang Mendapat Awalan dan Sisipan