Makna Fi‘l yang Mendapat Awalan

12. Pada ayat 45 terdapat 1 satu fi‘l yaitu اوﺬ إ ittakhaz ū. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah ﺬ أ `akhaza yang diawali dengan huruf أ hamzah dan disisipi huruf ت ta setelah kata ت ta yang merupakan ainul fi‘li dan diakhiri dengan و waw dan ا alif untuk menunjukkan obyek

3.4 Makna yang Ditimbulkan dari Afiksasi

3.4.1 Makna Fi‘l yang Mendapat Awalan

1. Pada ayat 6 dan 11 terdapat fi‘l yaitu : رﺬ tunzira. Kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata رﺬ ا anzara yang memiliki makna ‘memperingatkan’ dan kata dasarnya ialah رﺬ nazara yang bermakna ‘bernazar’ . Penambahan awalan pada kata ini menimbulkan makna yang berbeda yaitu dari ‘bernazar’ menjadi ‘memperingatkan’ 2. Pada ayat 6 terdapat fi‘l yaitu رﺬ ا unzira : kata ini merupakan fi‘l majhul , kata dasarnya ialah رﺬ nazara. Makna رﺬ ا unzira ‘diperingatkan’, رﺬ ا anzara ‘memperingatkan’ sedangkan رﺬ nazara ‘bernazar’ 3. Pada ayat 12 terdapat 2 dua fi‘l yaitu : a. nuhy ī : kata ini termasuk fi‘l mudari ﻰﻴﺣأ ahy ā dan kata dasarnya ialah ﺣ hayya. Makna nuhy ī ‘kami menghidupkan’ sedangkan ﺣ hayya ‘dia hidup’. Sehingga penambahan hamzah pada awal kata menyebabkan maknanya berubah dari ‘hidup’ menjadi ‘menghidupkan’ dan penambahan huruf ن nun ketika mudari menyebabkan penambahan makna ‘kami’ sehingga maknanya menjadi ‘kami menghidupkan’. b. ﻜ naktubu : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah آ kataba ‘ dia telah menulis’ sehingga penambahan ن nun di awal kata آ kataba menjadi ﻜ naktubu ‘kami tulis’. 4. Pada ayat 13 terdapat 1 satu fi‘l yaitu بﺮ ا idrib ‘buatlah’. Kata ini merupakan fi‘l amri dan dasar katanya ialah بﺮ daraba ‘memukul’ Universitas Sumatera Utara 5. Pada ayat 15 terdapat 1 satu fi‘l yaitu لﺰ ا anzala ‘menurunkan’. Kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah لﺰ nazala ‘turun’ sehingga penambahan hamzah di awal kata لﺰ nazala ‘turun’ menjadi لﺰ ا anzala ‘menurunkan’ 6. Pada ayat 16 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﻢ ya‘lamu ‘dia mengetahui’. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ﻢ alima ‘dia mengetahui’ sehingga penambahan ي ya di awal kata ﻢ alima meyebabkan perubahan fungsi dari ‘kata kerja kala lampau’ menjadi ‘kata kerja kala kini 7. Pada ayat 20 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﻰ ﺴ yas‘ ā ‘dia bergegas’. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ﻰ sa‘ ā ‘dia bergegas’,sehingga penambahan ي ya pada kata ﻰ sa‘ ā meyebabkan perubahan fungsi dari ‘kata kerja kala lampau’ menjadi ‘kata kerja kala kini 8. Pada ayat 22 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﺪ أ a‘budu’ ‘saya menyembah’. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ﺪ ‘abada ‘menyembah’ yang ditambahkan huruf berupa أ hamzah di awal kata, sehingga menambah makna ‘saya’ pada kata tersebut. 9. Pada ayat 23 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﻦ tugni ‘berguna’. Kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata ganiya ‘menjadi kaya’. Kata ini mendapat awalan berupa huruf ت ta. Kata ini berubah makna karena disesuaikan dengan konteks, dan perubahan makna ini bukan akibat afiksasi, karena penambaha afiks padanya hanya merubah fungsinya. 10. Pada ayat 26 terdapat 1 satu fi‘l yaitu دا udkhul ‘masuklah’. Kata ini merupakan fi‘l amri dan kata dasarnya ialah د dakhala ‘masuk’, sehingga penambahan أ hamzah pada awal kata menyebabkan perubahan fungsinya menjadi kata kerja perintah. Universitas Sumatera Utara 11. Pada ayat 36 terdapat 1 satu fi‘l yaitu tunbitu ‘ditumbuhkan’. Kata ini termasuk fi‘l mudari dari kata أ anbata dan kata dasarnya ialah ‘nabata, sehingga penambahan hamzah di awal kata ‘nabata ‘tumbuh’ menjadi tunbitu ‘ditumbuhkan’dan penambahan ت ta menyebabkan perubahan fungsi dari kata kerja kala lampau menjadi kata kerja kala kini. 12. Pada ayat 37 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﺴ naslakhu. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah salakha ‘pisahkantanggalkan’ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa ن nun di awal kata, sehingga maknanya berubah menjadi ‘kami pisahkantanggalkan’ 13. Pada ayat 38 terdapat 1 satu fi‘l yaitu يﺮ tajr ī ‘dia sedangakan berjalan. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ىﺮ jar ā ‘dia telah berjalan, sehingga penambahan ت ta pada kata ىﺮ jar ā meyebabkan perubahan fungsi dari ‘kata kerja kala lampau’ menjadi ‘kata kerja kala kiniyang akan datang 14. Pada ayat 40 dan 69 terdapat yaitu ﻰ yanbag ī ‘seharusnyamungkin’ : Kata ini merupakan fi‘l mudari, kata dasarnya ialah ﺑ bagiya ‘mencari’ yang berubah mengikuti pola infa‘ala, sehingga maknanya berubah dari ‘mencari’ menjadi ‘seharusnyamungkin’ 15. Pada ayat 40 terdapat fi‘l yaitu كرﺪ tudriku : Kata ini termasuk fi‘l mudari dari كردا adraka ‘mengikutimenyusul’ dan kata dasarnya ialah كرد daraka ‘munyusul’, pernambahan huruf ini menyebabkan maknanya tidak berubah. 16. Pada ayat 43, 66, dan 67 terdapat fi‘l yang sama yaitu ءﺎ nasy ā`u ‘kami menghendaki’. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ءﺎ sy ā`a, sehingga penambahan ن nun di awal kata ءﺎ sy ā`a ‘dia menghendaki’ menjadi ءﺎ nasy ā`u ‘kami menghendaki’ meyebabkan perubahan ‘dia’ menjadi ‘kami’ 17. Pada ayat 47 terdapat 2 dua fi‘l yaitu : Universitas Sumatera Utara a. ءﺎ yasy ā`u : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ءﺎ sy ā`a ‘menghendaki’ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa ي ya pada awal kata menjadi ءﺎ yasy ā`u ‘dia Allah menghendaki’ meyebabkan perubahan fungsi dari ‘kata kerja kala lampau’ menjadi ‘kata kerja kala kini yang akan datang b. ﻢ nut‘imu : kata ini merupakan mudari dari kata ﻢ ا at‘ama ‘memberi makan’ dan kata dasarnya ialah ﻢ ta‘ama ‘mencicipimerasai, sehingga penambahan hamzah menyebabkan maknanya berubah dari ‘mencicipimerasai’ menjadi ‘memberi makan’ dan penambahan ن nun menyebabkan maknanya berubah lagi menjadi ‘kami memberi makan’ 18. Pada ayat 54 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﻢ tuzlamu. Kata ini merupakan mudari bentuk majhul dari kata ﻢ zalima ‘berbuat zalim’ dan kata ini adalah kata dasar darinya, sehingga penambahan huruf ini menyebabkan maknanya berubah dari ‘berbuat zalim’ menjadi ‘dizalimi’. 19. Pada ayat 60 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﺪﻬ أ a‘hadu ‘saya memberi amanatperintah’. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ﺪﻬ ‘ahida ‘memberi amanat’ .Penambahan hamzah yang merupakan huruf mudara‘ah menambaha makna ‘saya’ pada kata tersebut. 20. Pada ayat 62 terdapat 1 satu fi‘l yaitu أ adalla ‘menyesatkan’. Kata dasarnya ialah dalla ‘sesat’. Kata ini mendapat awalan berupa ء hamzah yang merubah fungsinya dari lazim menjadi muta‘addi, sehingga maknanya berubah dari ‘sesat’ menjadi ‘menyesatkan’. 21. Pada ayat 65 terdapat 2 dua fi‘l yaitu : a. ﻢ nakhtimu : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ﻢ khatama ‘menutup’ dan makna ﻢ nakhtimu ‘kami menutup’. Penambahan ن nun di awal kata menyebabkan penambahan makna ‘kami’ pada kata tersebut. Universitas Sumatera Utara b. ﺪﻬ tasyhadu : Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ﺪﻬ syahida ‘ memberi kesaksian’ sehingga penambahan ت ta menjadi ﺪﻬ tasyhadu ‘memberi kasaksian’ meyebabkan perubahan fungsi dari ‘kata kerja kala lampau’ menjadi ‘kata kerja kala kiniyang akan datang 22. Pada ayat 70 terdapat 2 dua fi‘l yaitu : رﺬ yunzira : kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata رﺬ ا anzara yang memiliki makna ‘memperingatkan’ dan kata dasarnya ialah رﺬ nazara yang bermakna ‘bernazar’ . Penambahan awalan pada kata ini menimbulkan makna yang berbeda yaitu dari ‘bernazar’ menjadi ‘memperingatkan’ a. yahiqqa : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ﺣ haqqa ‘nyatapasti’, sehingga penambahan ي ya menjadi yahiqqa ‘ ia nyatapasti’ meyebabkan perubahan fungsi dari ‘kata kerja kala lampau’ menjadi ‘kata kerja kala kini yang akan datang b. 23. Pada ayat 76 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﻢ na‘lamu. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ﻢ alima, sehingga penambahan ن nun pada kata ﻢ alima ‘dia mengetahui’ menjadi ﻢ na‘lamu ‘kami mengetahui’ meyebabkan penambahan makna ‘kami’ 24. Pada ayat 77 terdapat 1 satu fi‘l yaitu ﺮ yara. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah ىأر ra` ā sehingga penambahan meyebabkan perubahan fungsi dari ‘kata kerja kala lampau’ menjadi ‘kata kerja kala kini dan maknanya tidak berubah yaitu ‘melihatmemperhatikan’ 25. Pada ayat 78 terdapat 1 satu fi‘l yaitu yuhy ī. Kata ini termasuk fi‘l mudari dari kata ﺣأ ahy ā ‘menghidupkan’ dan kata dasarnya ialah ﺣ hayya ‘hidup’ setelah penambahan huruf maknanya berubah dari ‘hidup’ menjadi ‘menghidupkan’. 26. Pada ayat 81 terdapat 1 satu fi‘l yaitu yakhluqu ‘menciptakan’. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah khalaqa ‘menciptakan’ penambahan huruf ini tidak menyebabkan perubahan makna dan hanya Universitas Sumatera Utara 27. Pada ayat 82 terdapat 3 tiga fi‘l yaitu: a. دارأ ar āda ‘ingin’ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah دار r āda ‘mencari’ yang ditambahkan pada awal katanya huruf ء hamzah. Penambahan ini menyebabkan maknanya berubah dari ‘mencari’ menjadi ‘menginginkanmenghendaki’ b. لﻮ yaq ūlu ‘berkata’ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah لﺎ q āla ‘berkata’ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa ي ya pada awal kata. Penambahan ini tidak menyebabkan perubahan makna tetapi perubahan fungsi yaitu dari kata kerja kala lampau menjadi kata kerja kala kini. c. نﻮﻜ yak ūna ‘terjadi’ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah نﺎآ k āna ‘terjadi’ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa ي ya pada awal kata. Penambahan ini tidak menyebabkan perubahan makna tetapi perubahan fungsi dari kata kerja masa kala lampau menjadi kata kerja kala kini.

3.4.2 Makna Fi‘l yang Mendapat Akhiran