Analisis Morfologis FI''L Dalam Surat Yasin

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian tentang morfologi di Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara sudah pernah dilakukan diantaranya oleh Rosmaimuna Siregar (960407027) dengan judul penelitian “Analisa Morfologis Isim Ma’rifah (Nomina Definete) Dalam Bahasa Arab” selain itu juga dilakukan oleh Anna Rabina (950704002) dengan judul “Analisis Sulasi Mazid Dalam Al-Qur`an Pada Surat An-Nisa” , dan juga oleh Siti Maryam dengan judul “Analisis Fi‘l Sulasi Mazid”.

Penelitian tentang morfologi yang akan penulis bahas adalah afiksasi pada fi’l yang terdapat dalam surat Yasin. Oleh karena itu, penulis menganggap kajian ini masih perlu diteliti lagi karena adanya perbedaan kajian dari penelitian sebelumnya.

Sifat bahasa yang sistematis mengakibatkan peneliti dapat meneliti bahasa berdasarkan subsistem, dan bahasa bukanlah sistem yang tunggal, bahasa terdiri atas subsistem fonologi, gramatika (morfologi dan sintaksis), dan leksikon. (Djajasudarma, 1993: 28).

Al-Ghulayaini (1987 : 8) dalam Jami‘u al-Durusi al-‘Arabiyyati mendefinisikan morfologi sebagai berikut

فﺮ ﻟا

:

ﺴﻴﻟ

ﻟا

ﺎﻬﻟاﻮﺣا

و

ﺔﻴﺑاﺮ ﻟا

تﺎﻤ ﻜﻟا

ﺎﻬﺑ

فﺮ

لﻮ ﺎﺑ

ءﺎ ﺑ

و

باﺮ ﺎﺑ

/‘ilmu al-sarfi: ‘ilmu bi`usūlin yu‘rafu bihā siyagu al-kalimāti al-‘arābiyati wa ahwālihā al-latī laysat bi i‘rābin wa lā binā`in/ “ilmu saraf : ilmu yang membahas tentang asal usul bentuk dan keadaan kata-kata Arab dan tidak membahas mengenai susunan kalimat”

Kata mati jika berubah menjadi kematian atau mati-matian maka dua kata terakhir ini adalah bentukan baru yaitu dengan menambahkan awalan ke dan akhiran an dan pengulangan kata mati ditambah akhiran an. Dua kata baru ini


(2)

mempunyai arti berbeda dari makna kata asal yaitu mati. Perubahan-perubahan bentuk inilah yang dipelajari morfologi dan di dalam bahasa Arab dapat dilihat pada perubahan seperti

بﺮ

/daraba/ menjadi

برﺎ

/dāraba/, maka kata ini merupakan bentukan baru dengan menambahkan afiks alif di antara huruf

ض

/da/ dan

ر

/ra/ dan perubahan ini menyebabkan maknanya berubah dari pukul menjadi saling memukul.

Proses perubahan kata mati menjadi kematian dan

بﺮ

/daraba/ menjadi

برﺎ

/dāraba/ merupakan proses morfologi, dan Samsuri (1994 : 190) menyatakan bahwa “proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain”. Samsuri membedakan proses morfologis atas afiksasi, reduplikasi, perubahan intern, suplesi dan modifikasi kosong.

Dari lima proses morfologis di atas, penulis ingin membahas tentang afiksasi khususnya afiksasi pada fi’l.Kridalaksana (1996: 28) berpendapat bahwa afiksasi : proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Dalam proses ini, leksem (1) berubah bentuknya, (2) menjadi kategori tertentu, sehingga berstatus kata ( bila telah berstatus kata berganti kategori), (3) sedikit banyak berubah maknanya’.

Al-Khuli (1982: 8) berpendapat bahwasanya afiksasi (

ﺪ اوﺰﻟا

ﺔ ﺎ ا

) dalam A Dictionary Of Theoretical Linguistic adalah sebagai berikut:

ﺪ اوﺰﻟا

ﺔ ﺎ ا

:

ةﺪ ﺪ

ﺔﻤ آ

قﺎ

اد

وا

ﺪ ﺑ

وا

رﺬ ﻟا

ةﺪ از

ﺔ ﺎ ا

/idāfatu al-zawāidi : idāfatu zāidatin qabla al-juzri aw ba‘dahu aw dākhilahu li`isytiqāqin kalimatin jadīdatin/ ‘Afiksasi : penambahan afiks sebelum akar kata, sesudahnya, atau disisipkan padanya untuk mendapatkan kata yang baru’

Chaer (1994: 177) mendefinisikan afiksasi dengan proses pembubuhan afiks pada sebuah kata dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur (1) kata dasar atau bentuk dasar, (2) afiks, dan (3) makna gramatikal yang dihasilkan.


(3)

Al-Khuli (1982: 8) mendefinisikan afiks (

ةﺪ

از

) dalam A Dictionary Of Theoretical Linguistic sebagai berikut:

از

ةﺪ

:

رﺬ ﻟا

فﺎ

ﻢﻴ رﻮ

ﺔ ﺑﺎ

ﻰﻤﺴﻴ

,

وا

ﻰﻤﺴﻴ

اد

ﺔ اد

,

ﺪ ﺑ

وا

ﺔﻴﻟﺎ

ﻰﻤﺴﻴ

وا

ﺔ ﺣ

ﻰﻤﺴﻴ

/ zāidatun : mūrfīmun yudāfu qabla al-juzri fayusammā sābiqatun aw dākhilahu fayusammā dākhilatun, aw ba‘dahu fayusammā lāhiqatun, aw fauqahu fayusammā ‘āliyatun/ “Afiksasi : morfem yang ditambahkan sebelum akar kata disebut dengan prefiks, atau yang disisipkan padanya disebut infiks, dan yang ditambahkan setelah akar kata disebut sufiks, atau tambahan berupa fonem yang disebut dengan superfiks

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 10) afiks didefinisikan dengan bentuk terikat yang apabila ditambahkan pada kata dasar atau bentuk dasar akan mengubah makna gramatikal.

Chaer (1994: 177) berpendapat bahwa afiks ialah sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat, yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata.

Salah satu ciri sifat bahasa-bahasa Semit yang paling memukau pada umumnya dan bahasa Arab pada khususnya adalah sistem pola dan akar kata. Akar katanya secara tipikal terdiri dari tiga konsonan pada satu order tertentu atau mempunyai dasar tiga huruf mati yang dibentuk dengan jalan pemasangan rangkaian (afiksasi) berupa awalan (prefiks) dan akhiran (sufiks) serta perubahan huruf-huruf hidup. Umpamanya, kata kitab, akarnya adalah k-t-b /

آ

yang selalu diasosiasikan dengan konsep/ide tentang tulis menulis. Akar yang sama terdapat pada kitabah /

ﺔﺑﺎ آ

yang bermakna tulisan, maktab /

(kantor/tempat menulis), katib /

ﺎآ

(penulis) dan seterusnya. (Arsyad, 2002: 4)

Proses afiksasi banyak terjadi pada fi’l dalam bahasa Arab. Hal ini terjadi untuk menunjukkan pelaku, bilangan, jenis, masa dan lain-lain. Para pakar bahasa Arab telah mengemukakan definisi fi’l dalam buku mereka. Ali dan Mustafa (tanpa tahun : 15) mendefinisikan fi‘l sebagai berikut:

ﻟا

:


(4)

/

al-fi’lu : kullu lafzin yadullu ‘alā husūli amalin fi zamanin khāssin/ ‘kata kerja: setiap kata yang mengandung pekerjaan pada masa tertentu’

Al-Ghulayaini (1987 : 11) dalam Jami‘u al-Durusi al-‘Arabiyyati mendefinisikan fi‘l sebagai berikut :

ﻟا

:

لد

نﺮ

نﺎ ﺰﺑ

/al-fi’lu: m

ā dalla alā ma‘nā fi nafsihi muqtaranin bi zamānin/al-fi’l : lafal yang menunjukkan suatu pengertian tersendiri disertai waktu’.

Ada banyak pola untuk membentuk sebuah fi’l, dan dengan mengetahui pola-polanya maka akan mempermudah untuk mengetahui afiksasi yang terdapat pada sebuah fi’l. Adapun afiksasi pada fi’l terjadi pada :

Fi’l mujarrad yang ditambahi afiks yang disebut dengan fi’l mazid

Fi’l mudari yang mendapat tambahan huruf mudara‘ah (

ﻴ ا

)  Fi’l madi, mudari dan amar yang disesuaikan dengan pelakunya

yang biasa disebut dengan tasriful lugawi.

Ni’mah (tanpa tahun : 67) berpendapat bahwasanya fi‘l mazid

ﺪ ﺰﻤﻟا

ﻟا

:

ﺮﺜآا

وا

فﺮﺣ

ﺔﻴ

ا

وﺮﺣ

ﺪ ز

نﻮﻜ

ةدﺎ ﺰﻟا

إ

وﺮﺣ

ﺪﺣأ

)

ﺎﻬﻴ ﻮﻤ ﻟﺄ

(

ﺎ او

)

ﻦﻴ

(

وأ

)

م

(

ﻟا

/

al-fi‘lu al-mazīdu : mā zīda alā hurūfihi al-asliyati harfun aw aksar,

al-ziyādatu takūnu immā min`ahadi hurūfihi (sin, hamzah, lam, ta, mim, waw, nun, ya, ha, alif) wa immā min jinsin (ain) aw (lam) al-fi‘li / ‘kata kerja turunan ialah kata kerja yang ditambahkan padanya satu huruf atau lebih. Huruf tambahannya berupa salah satu huruf dari (sin, hamzah, lam, ta, mim, waw, nun, ya, ha, dan alif) dan berupa huruf sejenis dengan ain dan lam pada pola / fa‘ala/.


(5)

Contoh dari penggandaan huruf

ع

/ain/ dan

ل

/lam/ pada pola /fa‘ala/ :  Penggandaan akar ain pada pola

/

fa‘ala

/

:

بﺮ

/ darraba/

 Penggandaan akar lam pada

pola

لﺎ إ

/ if‘alla

/:

رﺎﻤﺣا

/ihmārra/

Fi’l mazid terbagi menjadi dua yaitu fi’l sulasi mazid (kata kerja turunan tiga huruf ) dan fi’l ruba‘i mazid (kata kerja turunan empat huruf). Fi’l sulasi mazid mempunyai 12 pola dengan perincian sebagai berikut :

A. Fi’l sulasi mazid dengan tambahan satu huruf mempunyai 3 (tiga) pola yaitu:

1. Pola

ا

/af‘ala – yuf‘ilu/ 2. Pola

/

fa‘ala – yufa‘ilu/ 3. Pola

-

/fā‘ala-yufā‘ilu/

B. Fi’l sulasi mazid dengan tambahan dua huruf mempunyai 5 (lima) pola yaitu:

1. Pola

ا

/infa‘ala – yanfa‘ilu/

2. Pola

-

ا

/ifta‘ala – yafta‘ilu/ 3. Pola

ا

/if‘alla – yaf‘allu/

4. Pola

/tafā‘ala – yatafā‘alu/ 5. Pola

-

/tafa‘ala – yatafa‘alu/

C. Fi’l sulasi mazid dengan tambahan tiga huruf mempunyai 4 (empat) pola yaitu :

1. Pola

-

ا /istaf‘ala – yastaf‘ilu/ 2. Pola

ﻮ ا

/if‘aw‘ala – yaf‘aw‘ilu/ 3. Pola

لﻮ

لﻮ ا

/if‘awwala – yaf‘awwilu/ 4. Pola

لﺎ

-

لﺎ ا

/if‘ālla – yaf‘āllu/

Fi‘l ruba‘i mazid mempunyai 3 pola dengan rincian sebagai berikut :

A. Fi‘l ruba‘i mazid dengan tambahan satu huruf mempunyai satu pola yaitu:

/tafa‘lala – yatafa‘lalu/


(6)

1.

-

ا

/if‘anlala – yaf‘anlilu/ 2.

-

ا

/if‘alalla-yaf‘alillu/

Pada fi’l madi ‘kata kerja kala lampau’, afiksasi menunjukkan bilangan, jenis dan pelaku .

Ni’mah ( t.t : 69) berpendapat bahwasanya

ﺮ ﺎﻤ ﻟا

ﻰﻟإ

ضﺎﻤﻟا

ﻟا

دﺎ ا

:

ﺮ ﺎﻤ ﻟا

ﻰﻟإ

ﻟا

دﺎ ﺈﺑ

,

ﺮ ﺎﻤ

ﻤ ﻟا

و

ﻰ ﺜﻤﻟا

و

دﺮ ﻤ ﻟ

ﺔ ﻴ ﻟا

و

ﺔﺑﺎ ﻟا

و

ﻢ ﻜ ﻤﻟا

/isnādu al-fi‘li al-mādi ilā al-damā`iri : yuqsadu bi`isnādi al-fi‘li ilā al-damā`iri, tasrīfuhu ma‘a damā`iri al-mutakallimi wa al-khitābati wa al-gaibati lilmufradi wa al-musanna wa al-jam‘i/ Fi‘l madi yang disandarkan pada pronomina persona : yang dimaksud dengan menyandarkan fi‘l pada promina persona yakni perubahan fi‘l pada pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga untuk bentuk tunggal, dual, dan jamak’.

Adapun pola fi’l madi ialah Laki laki (orang ketiga)

Tunggal/

دﺮ

Fa‘ala Dia (laki-laki) telah mengerjakan Dual /

ﻰ ﺜ

Fa‘alā Dia ( 2 laki-laki) telah mengerjakan Jamak/

اﻮ

Fa‘alū Mereka (laki-laki) telah mengerjakan Perempuan (Orang ketiga)

Tunggal/

دﺮ

Fa‘alat Dia (perempuan) telah mengerjakan Dual /

ﻰ ﺜ

Fa‘alatā Dia ( 2 perempuan) telah mengerjakan Jamak/

Fa‘alna Mereka (perempuan) telah mengerjakan Laki-laki (orang kedua)

Tunggal/

دﺮ

Fa‘alta Engkau (laki-laki) telah mengerjakan Dual /

ﻰ ﺜ

ﺎﻤ

Fa‘altumā Engkau ( 2 laki-laki) telah mengerjakan Jamak/

Fa‘altum kalian (laki-laki) telah mengerjakan


(7)

Perempuan (orang kedua)

Tunggal//

دﺮ

Fa‘alti Engkau (perempuan) telah mengerjakan Dual /

ﻰ ﺜ

ﺎﻤ

Fa‘altumā Engkau ( 2 perempuan) telah

mengerjakan

Jamak/

Fa‘altunna Kalian (perempuan) telah mengerjakan

Orang pertama ( tidak ada musanna)

Tunggal/

دﺮ

Fa‘altu Saya telah mengerjakan Jamak/

Fa‘alnā Kami telah mengerjakan

Pada fi’l mudari ‘kata kerja kala kini’ dibentuk dengan penambahan awalan berupa salah satu huruf berikut

أ

/hamzah

/,

ن

/nun/,

ت

/ta/,

ي

/ya/ . Awalan huruf

أ

/hamzah/

untuk orang pertama tunggal dan

ن

/nun/ untuk orang pertama jamak. Pada orang kedua tunggal maskulin diberi awalan

ت

/ta/ dan feminin diberi awalan

ت

/ta/ juga tapi diakhiri

/ya dan nun/ untuk membedakannya dengan maskulin. Pada orang kedua dual baik maskulin maupun feminin diawali

ت

/ta/ dan diakhiri dengan

نا

/alif dan nun/. Pada orang kedua jamak baik maskulin maupun feminin diawali dengan

ت

/ta/ tapi maskulin diakhiri

نو

/waw dan nun/ sedangkan feminin diakhiri

ن

/nun/. Pada orang ketiga tunggal maskulin diawali

ي

/ya/ dan feminin diawali

ت

/ta/, orang ketiga dual maskulin diawali

ي

/ya/ dan diakhiri

نا

/alif dan nun/ sedangkan feminin diawali

ت

/ta/ dan diakhiri

نا

/alif dan nun/ dan orang ketiga jamak baik maskulin maupun feminin diawali

ي

/ya/ tapi maskulin diakhiri

نو

/waw dan nun/ sedangkan feminin diakhiri

ن

/nun/.

Pada fi’l amri ‘kata kerja perintah’ yang merupakan perubahan dari bentuk fi’l mudari, dengan menghilangkan huruf mudaraah kemudian menggantinya dengan huruf hamzah. Bentuk perintah ini hanya digunakan untuk pronomina persona kedua baik jenis feminin maupun maskulin. Untuk jenis feminin tunggal


(8)

maskulin bentuk dual dengan penambahan akhiran

ا

/alif/ dan untuk jenis feminin jamak mendapat tambahan akhiran

ن

/nun/ dan untuk jenis maskulin jamak dengan penambahan akhiran

وا

/waw dan alif /

Penulis menggunakan teori yang dikemukakan Fuad Ni‘mah yang didukung dengan teori yang dikemukakan Abdul Chaer dalam menganalisis afiksasi, karena pendapat mereka jelas dan mudah dimengerti. Peneliti ingin membahas tentang afiksasi yang terjadi pada fi‘l dalam surat Yasin.

Contoh salah satu afiksasi pada fi‘l dalam surat Yasin ialah :

ﺎ ﻮ

رﺬ ﻟ

رﺬﻧا

نﻮ ﺎ

ﻢﻬ

ﻢهؤﺎﺑا

.

/litunzira qawman mā unzira abāu`hum fahum gāfilūn/ ‘agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum pernah diberi peringatan bapak-bapak mereka, karena itu mereka lalai”(Q.S. 36 : 6)

Kata

رﺬ ا

/unzira

/ ‘diberi peringatan’ dengan pola

ا

/uf‘ila/ merupakan kata kerja pasif atau

لﻮﻬ

/majhūl/ yaitu merupakan perubahan dari kata

رﺬ ا

/anzara/

‘memberi peringatan’dengan pola

ا

/af‘ala

/ yang merupakan kata kerja aktif atau

مﻮ

/ma‘lūm/. Dalam hal ini tidak terjadi penambahan huruf hanyaperubahan vokal/harkat pada awal dan kata sebelum akhir. Kata dasar dari

رﺬ ا

/anzara/ ‘memberi peringatan’ ialah

رﺬ

/nazara/. Kata ini mendapat awalan berupa /ا hamzah/ , yang menyebabkan fi’l ini berubah makna dari lazim menjadi mutaaddi. Makna

رﺬ

/nazara/ sebelum ditambah ا /hamzah/ ialah ‘bernazar’ dan setelah mendapat tambahan ا /hamzah/ menjadi

رﺬ ا

/anzara/ maknanya berubah menjadi ‘memberi peringatan’.


(9)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sekilas tentang Surat Yasin

Surat Yasin merupakan surat ke-36 dengan jumlah 83 ayat,dan tergolong dalam Surat Makkiyah dikarenakan turun di kota Mekkah. Namanya Yasin sesuai dengan huruf-huruf muqata’ah (potongan) di awal ayat tersebut yaitu dan sin. Sebuah riwayat menyebutkan Yasin adalah nama Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Yasin adalah jantung al-Qur`an.

ناﺮ ﻟا

ةءاﺮ

ﺎﻬﺑ

ﷲا

آ

أﺮ

و

ناﺮ ﻟا

و

ﻜﻟ

نا

تاﺮ

)

ىﺰﻴ ﺮ ﻟا

اوار

(

/ inna likulli syai`in qalbun wa qalbu al-Qur`āni yāsin wa man qara`a yāsin kataba allahu lahu bihā qirā`atu al-qur`āni ‘asyra marrātin/ ''Sesungguhnya setiap sesuatu memiliki hati dan hati Al-qur`an adalah surat Yasin. Barang siapa membaca Yasin maka Allah akan mencatatnya seperti membaca Al-Qur`an secara keseluruhan sebanyak 10 kali.'' (HR At-Tirmidzi).

Tema yang paling banyak dipaparkan dalam surat Yasin adalah tema-tema teologis. Ayat-ayatnya berbicara tentang Allah, masalah kenabian, dan kemudian berbicara tentang risalah tiga nabi, tanda-tanda keagungan Allah di semesta ini, hari kebangkitan , soal-jawab tentang di pengadilan hari kiamat, kenikmatan-kenikmatan di surga dan kesengsaraan-kesengsaraan di akhirat .

Nezli harmaini (2007:39-40) berpendapat bahwa surat Yasin memiliki keutamaam-keutamaan sebagai berikut :

1. Merupakan jantung (hati) al-Qur`an

2. Pahala bagi pembacanya sebanding dengan membaca al-Qur`an sepuluh kali.


(10)

3. Bila dibaca sebanyak 41 kali semua keinginannya insya Allah dikabulkan atau bisa juga dibaca secara berjamaah sebanyak 41 orang

4. Barang siapa membaca di pagi hari, hati menjadi lapang, memperoleh kegembiran hingga malam hari dan barang siapa membaca di malam hari maka :

a. Hati menjadi lapang, memperoleh kebahagian hingga pagi hari b. diampuni dosanya sampai esok hari

c. jika membaca dengan ikhlas maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang lampau dan yang akan datang (keesokan harinya)

5. Barang siapa membaca surat Yasin pada malam jumat maka Allah memberikan keimanan yang kuat

6. Barang siapa membaca surat Yasin maka Allah menolak segala keburukan dan memenuhi segala kebutuhan pembacanya

7. Barang siapa mengalami kesulitan/kesusahan hidup, banyak hutang dan lain sebagainya bacalah surat Yasin sebanyak tiga kali insya Allah lepaslah kesusahannya dan terbayarlah hutangnya.

8. Barang siapa membaca surat Yasin di depan orang yang sedang mengalami sakaratul maut maka Allah meringankan dan memudahkan keluarnya roh

9. Barang siapa membaca surat Yasin waktu berziarah ke kubur maka Allah meringankan siksa ahli kubur dan memperoleh pahala yang sama dengan jumlah pahala ahli kubur yang ada.

3.2 Pola-Pola Fi’l dalam Surat Yasin

Pola dalam bahasa Arab disebut dengan

نزﻮﻟا

/al-waznu/ merupakan pokok yang sangat penting. Dengan mengetahuinya dapat diubah dan diketahui perubahan-perubahan fi’l, dalam menyatakan pola fi‘l ahli bahasa menggunakan konsonan /fa‘ala/. Huruf

ف

/fa/ menggambarkan akar pertama,

ع

/ain/ akar kedua dan

ل

/lam/ akar ketiga. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan tentang fi’l dalam surat Yasin, penulis menemukan :


(11)

3.2.1 Pola Fi’l yang Mendapat Awalan

1. Fi’l dengan pola

-

/fa‘ala – yaf‘alu/ terdapat pada kata :

a.

ﻰ ﺴ

-

/ sa‘ā-yas‘ā/ yang terdapat pada ayat 20 yaitu

ﻰ ﺴ

/ yas‘

ā / b.

-

/salakha-yaslakhu/ yang terdapat pada ayat 37 yaitu

/naslakhu/

c.

ءﺎ

-

ءﺎ

/ syā`a-yasyā`u/ yang terdapat pada : 1. Ayat 43 yaitu

ءﺎ

/ nasy

ā`a /

2. Ayat 47 yaitu

ءﺎ

/ yasy

ā`u / 3. Ayat 66 yaitu

ءﺎ

/ nasy

ā`u / 4. Ayat 67 yaitu

ءﺎ

/ nasy

ā`u /

d.

ﺪﻬ

-

ﺪﻬ

/a‘hada-ya‘hadu/ yang terdapat pada ayat 60 yaitu

ﺪﻬ أ

/a’had/

ىأر

-ىﺮ

/ra`ā-yarā/ yang terdapat pada ayat 77 yaitu

/ yara /

e.

2. Fi’l dengan pola

-

/fa‘ala – yaf‘ulu/ terdapat pada kata :

a.

-

آ

/kataba-yaktubu/ yang terdapat pada ayat 12 yaitu

/naktubu/

b.

-

/ ‘abada-ya‘budu/ yang terdapat pada ayat 22 yaitu

ﺪ ا

/a‘budu/

c.

د

/dakhala-yadkhulu/ yang terdapat pada ayat 26 yaitu

دا

/udkhul/

d.

لﻮ

لﺎ

/q

āla-yaqūlu/ yang terdapat pada ayat 82 yaitu

لﻮ

/yaq

ūlu/ e.

/khalaqa-yakhluqu/ yang terdapat pada ayat 81 yaitu

/yakhluqu/

f.

نﻮﻜ

نﺎآ

/kāna-yakūnu/ yang terdapat pada ayat 82 yaitu

نﻮﻜ

/yak

ūnu/ 3. Fi’l dengan pola

-

/fa‘ala – yaf‘ilu/ terdapat pada kata :

بﺮ

-بﺮ

/daraba-yadribu/ yang terdapat pada ayat 13 yaitu

بﺮ إ

/idrib/

a.

ىﺮ


(12)

c.

/khatama-yakhtimu/ yang terdapat pada ayat 65 yaitu

/nakhtimu/

d.

/haqqa-yahiqqu/ yang terdapat pada ayat 70 yaitu

/yahiqqu/

4. Fi’l dengan pola

-

/fa‘ila – yaf‘alu/ terdapat pada kata :

a.

-

/‘alima-ya‘lamu/ yang terdapat pada : 1. Ayat 16 yaitu

/ ya‘lamu /

2. Ayat 76 yaitu

/ na‘lamu /

b.

ﺪﻬ

-

ﺪﻬ

/syahida-yasyhadu// yang terdapat pada ayat 65 yaitu

ﺪﻬ

/tasyhadu/

c.

-

/zalima-yazlamu/ yang terdapat pada ayat 54 yaitu

/tuzlamu/

, kata ini merupakan bentuk majhul

5. Fi’l dengan pola

-

ا

/af‘ala – yuf‘ilu/ terdapat pada kata : a.

رﺬ

رﺬ ا

/anzara - yunziru/ yang terdapat pada :

1 Ayat 6 yaitu

رﺬ ﻟ

/li tunzira/

2 Ayat 6 yaitu

رﺬ ا

/unzira

/, kata ini berbentuk majhul 3 Ayat 11 yaitu

رﺬ

/tunziru/

4 Ayat 70 yaitu

رﺬ ﻴﻟ

/li yunzira/ b.

ﻰﻴ

ﺣأ

/ahyā-yuhyī/ yang terdapat pada :

1. Ayat 12 yaitu

/nuhy

ī/ 2. Ayat 78 yaitu

/yuhy

ī/

c.

لﺰ

-

لﺰ ا

/anzala-yunzilu/ yang terdapat pada ayat 15 yaitu

لﺰ ا

/anzala/

d.

-

ا

/ anbata-yunbitu/ yang terdapat pada ayat 36 yaitu

/tunbitu/

e.

كرﺪ

-

كردا

/adraka-yudriku/ yang terdapat pada ayat 40 yaitu

كرﺪ

/tudrika/


(13)

g.

أ

/adalla-yudillu/ yang terdapat pada ayat 62 yaitu

أ

/adalla/

دارأ

-ﺪ ﺮ

/arāda-yurīdu/ yang terdapat pada ayat 82 yaitu

دارأ

/arāda/ h.

ﻰ أ

-

/agnā-yugnī/ yang terdapat pada ayat 23 yaitu

/tugni/ i.

6. Fi’l dengan pola

-

ا

/infa‘ala-yanfa‘ilu/ terdapat pada kata : a.

ا

/inbag

ā-yanbagī/ yang terdapat pada :

1. Ayat 40 yaitu

/ yanbag

ī

/

2. Ayat 69 yaitu

/ yanbag

ī

/

3.2.2 Pola Fi’l yang Mendapat Akhiran

1. Fi’l dengan pola

-

/fa‘ala – yaf‘ulu / yang terdapat pada kata : a.

لﻮ

-

لﺎ

/ qāla-yaqūlu/ yang terdapat pada :

1. Ayat 14 yaitu

اﻮﻟﺎ

/ fa q

ālū

/

2. Ayat 15 yaitu

اﻮﻟﺎ

/qālū

/

3. Ayat 16 yaitu

اﻮﻟﺎ

/qālū/ 4. Ayat 18 yaitu

اﻮﻟﺎ

/qālū/ 5. Ayat 19 yaitu

اﻮﻟﺎ

/qālū/ 6. Ayat 52 yaitu

اﻮﻟﺎ

/ q

ālū/

b.

-

/fatara-yafturu/ yang terdapat pada ayat 22 yaitu

/fataran

ī

/

c.

نﻮﻜ

نﺎآ

/ kāna-yakūnu/ yang terdapat pada : 1. Ayat 28 yaitu

ﺎ آ

/ kunnā/

2. Ayat 29 yaitu

ﺎآ

/kānat/ 3. Ayat 30 yaitu

اﻮ ﺎآ

/kānū/ 4. Ayat 46 yaitu

اﻮ ﺎآ

/ kānū/ 5. Ayat 48 yaitu

ﻢ آ

/kuntum 6. Ayat 53 yaitu

ﺎآ

/ kānat / 7. Ayat 54 yaitu

ﻢ آ

/kuntum/


(14)

8. Ayat 63 yaitu

ﻢ آ

/ kuntum/ 9. Ayat 64 yaitu

ﻢ آ

/ kuntum/ 10.Ayat 65 yaitu

اﻮ ﺎآ

/ kānū/

d.

ﺮ ﻜ

-

ﺮ آ

/kafara-yakfuru/ yang terdapat pada ayat 47 yaitu

اوﺮ آ

/ kafar

ū

/

e.

-

/khalaqa-yakhluqu/ yang terdapat pada:

1. Ayat 42 yaitu

/ khalaqn

ā / 2. Ayat 71 yaitu

/ khalaqn

ā / 3. Ayat 77 yaitu

/ khalaqn

āhu /

f.

قزﺮ

-

قزر

/razaqa-yarzuqu/ yang terdapat pada ayat 47 yaitu

ﻢﻜ

زر

/razaqakum/

g.

-

/tamasa-yatmasu/ yang terdapat pada ayat 66 yaitu

ﺎ ﺴﻤ ﻟ

/latamasnā/

2. Fi’l dengan pola

-

/fa‘ala – yaf‘ilu/ yang terdapat pada kata :

a.

-

ﻤﺣ

/hamala-yahmilu/ yang terdapat pada ayat 41 yaitu

ﺎ ﻤﺣ

/hamaln

ā

/

b.

ﺆﻴ

ءﺎ

/jā`a-yajiī`u/ yang terdapat pada ayat 13 yaitu

ﺎهءﺎ

/jā`ahā/ 3. Fi’l dengan pola

-

/fa‘ala – yaf‘alu / yang terdapat pada kata :

a.

-

/ja‘ala-yaj‘alu/ yang terdapat pada : 1. Ayat 8 yaitu

/ ja‘aln

ā /

2. Ayat 9 yaitu

/ ja‘alnā/ 3. Ayat 34 yaitu

/ ja‘alnā/ 4. Ayat 27 yaitu

/ ja‘alan

ī /

b.

-

ﺚ ﺑ

/ba‘asa yab‘asu/ yang terdapat pada ayat 52 yaitu

ﺎ ﺜ ﺑ

/ba‘asan

ā

/

c.

ﺴﻤ

-

/masakha-yamsakhu/ yang terdapat pada ayat 67 yaitu

ﻢ ﺴﻤﻟ

/lamasakhnāhum/


(15)

a.

-

/‘amila-ya‘malu/ yang terdapat pada 1. Ayat 35 yaitu

/

amilathu /

2. Ayat 71 yaitu

/‘amilat /

3.2.3 Pola Fi’l yang Mendapat Awalan dan Sisipan

Fi’l yang mendapat awalan dan akhiran hanya terdapat pola

-

ا

/ifta‘ala-yafta‘lu/ yang terdapat pada kata :

a.

-

ا

/ittaba‘a-yattabi‘u/ pada ayat 11 yaitu

ا

/ittaba‘a/ b.

-

ﺬ إ

/ittakhza-yattkhizu/ pada ayat 23 yaitu

ﺬ أ

/attakhizu/ 3.2.4 Pola Fi’l yang Mendapat Awalan dan Akhiran

1. Fi’l dengan pola

-

/fa‘ala-yaf‘alu/ yang terdapat pada kata

a.

لﺄﺴ

لﺄ

/sa`ala-yas`alu/ yang terdapat pada ayat 21 yaitu

ﻢﻜ ﺴ

/yasalukum/

b.

ىﺮ

ىأر

/ra`ā-yarā/ yang terdapat pada 1. Ayat 31 yaitu

اوﺮ

/yarau/

2. Ayat 71 yaitu

اوﺮ

/yarau/

c.

-

/sabaha-yasbahu/ yang terdapat pada ayat 40 yaitu

نﻮ ﺴ

/yasbah

ūna/

d.

-

/massa-yamassu/ yang terdapat pada ayat 17 yaitu

ﻢﻜ ﺴﻤﻴﻟ

/layamassannakum/

ىﺰ

-ىﺰ

/jaz

ā-yajzā/ yang terdapat pada ayat 54 yaitu

نوﺰ

/tujzauna/, kata ini merupakan bentuk majhul e.

2. Fi’l dengan pola

-

/fa‘ala-yaf‘ilu/ yang terdapat pada kata a.

-

ر

/raja‘a-yarji‘u/ yang terdapat pada :

1. Ayat 22 yaitu

نﻮ ﺮ

/turja’ūna/ ,kata ini merupakan bentuk majhul

2. Ayat 31 yaitu

نﻮ ﺮ

/yarji‘ūna/ 3. Ayat 50 yaitu

نﻮ ﺮ

/yarji‘ūna/


(16)

4. Ayat 67 yaitu

نﻮ ﺮ

/yarji‘ūna/

5. Ayat 83 yaitu

نﻮ ﺮ

/turja‘ūna/, kata ini merupakan bentuk majhul

b.

ﻰ ﺄ

ﻰ أ

/atā-ya`tī/ yang terdapat pada : 1. Ayat 30 yaitu

ﻢﻬﻴ ﺄ

/ya`t

īhim/ 2. Ayat 46 yaitu

ﻢﻬﻴ ﺄ

/ta`t

īhim/

c.

-

/nafaqa-yanfiqu/ yang terdapat pada ayat 47 yaitu

اﻮ ا

/anfiqū/ d.

-

/‘aqala-ya‘qilu/ yang terdapat pada :

1. Ayat 62 yaitu

نﻮ

/

ta‘qilūna/ 2. Ayat 68 yaitu

نﻮ

/ya‘qil

ūna/

e.

ﺴﻜ

-

ﺴآ

/kasaba – yaksibu/ yang terdapat pada ayat 65 yaitu

نﻮ ﺴﻜ

/yaksib

ūna/

f.

-

/salā-yaslī/ yang terdapat padaayat 64 yaitu

ﺎهﻮ إ

/islauhā/ g.

بﺬﻜ

بﺬآ

/kazaba-yakzibu/ yang terdapat pada ayat 15 yaitu

نﻮﺑﺬﻜ

/takzib

īna/

h.

-

ﺪ و

/wa‘ada-ya‘idu/ yang terdapat pada ayat 63 yaitu

نوﺪ ﻮ

/t

ū‘adūna/ , kata ini merupakan bentuk majhul

3. Fi’l dengan pola

-

/fa‘ala-yaf‘ulu/ yang terdapat pada kata

ﻢ ر

-ﻢ ﺮ

/rajama-yarjumu/ yang terdapat pada ayat 17 yaitu

ﻢﻜ ﻤ ﺮ ﻟ

/lanarjumannakum/

a.

b.

آﺄ

-

آأ

/`akala-ya`kulu/ yang terdapat pada : 1. Ayat 33 yaitu

نﻮ آﺄ

/ya`kulūna/

2. Ayat 72 yaitu

نﻮ آﺄ

/ya`kulūna/ 3. Ayat 35 yaitu

اﻮ آﺄﻴﻟ

/liya`kulū/

c.

ﺮﻜ

-

ﺮﻜ

/syakara-yasykuru/ yang terdapat pada : 1. Ayat 35 yaitu

نوﺮﻜ

/yasykurūna/


(17)

d.

لﻮ

-

لﺎ

/qāla-yaqūlu/ yang terdapat pada ayat 48 yaitu

نﻮﻟﻮ

/yaq

ūlūna/

e.

-

/nazara-yanzuru/ yang terdapat pada ayat 49 yaitu

نوﺮ

/yanzurūna/

f.

ﺬ ﺄ

-

ﺬ أ

/`akhaza-ya`khuzu/ yang terdapat pada ayat 49 yaitu

ﻢهﺬ ﺄ

/ta`khuzuhum/

g.

ﺮ ﻜ

ﺮ آ

/kafara-yakfuru/ yang terdapat pada ayat 64 yaitu

نوﺮ ﻜ

/takfur

ūna/

h.

نﻮﻜ

نﺎآ

/ kāna-yakūnu/ yang terdapat pada ayat 62 yaitu

اﻮ ﻮﻜ

/takūnū/ i.

-

/‘abada-ya‘budu/ yang terdapat pada :

1. Ayat 60 yaitu

اوﺪ

/ta

budū/ 2. Ayat 61 yaitu

وﺪ أ

/a‘budūnī/

j.

-

/nasara-yansuru/ yang terdapat pada ayat 74 yaitu

نوﺮ

/yunsarūna/, kata ini merupakan bentuk majhul

نﺰﺣ

-نﺰ

/hazana-yahzunu/ yang terdapat pada ayat 76 yaitu

ﻚ ﺰ

/yahzunka/

k.

3. Fi’l dengan pola

-

/fa‘ila-yaf‘alu/ yang terdapat pada kata :

a.

ﻤﺴ

-

/sami‘a-yasma‘u/ yang terdapat padaayat 25 yaitu

نﻮ ﻤ ﺎ

/

fa isma‘ūni/

b.

/‘alima-ya‘lamu/ yang terdapat pada : 1. Ayat 26 yaitu

نﻮﻤ

/ya‘lamūna/

2. Ayat 36 yaitu

نﻮﻤ

/ya‘lamūna/

آﺮ

آر

/rakiba-yarkabu/ yang terdapat pada ayat 42 yaitu

نﻮ آﺮ

/yarkabūna/

c.

d.

ﻢﺣﺮ

-

ﻢﺣر

/rahima-yarhamu/ yang terdapat pada ayat 45 yaitu

نﻮﺣﺮ

/turham

ūna/, kata ini merupakan bentuk majhul

e.

/‘amala-ya‘malu/ yaitu terdapat pada ayat 54 yaitu

نﻮ ﻤ

/ta‘malūna/


(18)

4. Fi’l dengan pola

-

ا

/af‘ala-yuf‘ilu/ yang terdapat pada kata a.

ﻦ ﺄ

-

ﻦ أ

/āmana-yu`minu/ yang terdapat pada :

1. Ayat 7 yaitu

نﻮ ﺆ

/yu`minūna/ 2. Ayat 10 yaitu

نﻮ ﺆ

/yu`minūna 3. Ayat 25 yaitu

اء

/āmantu/ 4. Ayat 47 yaitu

اﻮ اء

/āmanū/

b. -

أ

/agsyā-yugsyī/ yang terdapat pada ayat 9 yaitu

ﻢهﺎ ﻴ ﺄ

/fa`agsyaināhum/

c.

-

ﺮ ﺑأ

/absara-yubsiru/ yang terdapat pada : 1. Ayat 9 yaitu

نوﺮ

/yubsirūna/

2. Ayat 66 yaitu

نوﺮ

/yubsir

ūna/

d.

رﺬ

-

رﺬ أ

/anzara-yunzira/ yang terdapat pada : 1. Ayat 10 yaitu

ﻢﻬ رﺬ أ

/anzartahum/

2. Ayat 10 yaitu

ﻢهرﺬ

/tunzirhum

/

e.

-

ﺬ أ

/anqaza-yunqizu/ yang terdapat pada : 1. Ayat 23 yaitu

نوﺬ

/yunqiz

ūna/

2. Ayat 43

نوﺬ

/tunqaz

ūna/, kata ini merupakan bentuk majhul

دارأ

-ﺪ ﺮ

/arāda-yurīdu/ yang terdapat pada ayat 23 yaitu

ندﺮ

/yuridni/ f.

ﺴ أ

-ﺴ

/ansala-yunsilu/ yang terdapat pada ayat 51 yaitu

نﻮ ﺴ

/yansil

ūna/

g.

ﺮ أ

-ﺮﺴ

/asarraa-yusirru/ yang terdapat pada ayat 76 yaitu

نوﺮﺴ

/yusirr

ūna/

h.

i.

ﻰ ﺣأ

/ahs

ā-yuhsī/ yang terdapat pada ayat 12 yaitu

ﺎ ﻴ ﺣأ

/ahsain

āhu/

j.

-

رأ

/arsala-yursilu/ yang terdapat pada ayat 14 yaitu

ﺎ را

/arsaln

ā

/


(19)

k.

لﺰ

-

لﺰ أ

/anzala-yunzilu/ yang terdapat pada ayat 28 yaitu

ﺎ ﻟﺰ ا

/anzaln

ā

/

l.

ﻚ ﻬ

-

ﻚ هأ

/ahlaka-yuhliku/ yang terdapat pada ayat 31 yaitu

ﺎ ﻜ ها

/ahlakn

ā

/

ﻴﺣأ

-ﻰﻴ

/ahyā-yuhyī/ yang terdapat pada : m.

1. Ayat 33 yaitu

هﺎ ﻴﻴﺣأ

/ahyayn

āhā

/

2. Ayat 79 yaitu

ﺎﻬﻴﻴ

/yuhyīhā/

n.

قﺮ

قﺮ أ

/agraqa-yugriqu

/ yang terdapat pada ayat 43 yaitu

ﻢﻬ ﺮ

/nugriqhum/

o.

جﺮ

-

جﺮ أ

/akhraja-yukhriju/ yang terdapat pada ayat 33 yaitu

ﺎ ﺮ

أ /akhrajnā/

p.

-

ﻢ أ

/at‘ama-yut‘imu/ yang terdapat pada ayat 47 yaitu

ﻤ أ

/at‘amahu/

q.

-

ﺄ أ

/ansya`a-yunsyi`u/ yang terdapat pada ayat 79

ﺎهﺄ أ

/ansya`ahā/ r.

-

ﻦ أ

/a‘lana-yu‘linu/ yang terdapat pada ayat 76 yaitu

نﻮ

/yu‘lin

ūna/

s.

ﺪ ﻮ

ﺪ وأ

/awqada-yuqīdu/ yang terdapat pada ayat 80 yaitu

نوﺪ

/tūqidūna/

2. Fi’l dengan pola

-

ا

/istaf‘ala-yastaf‘ilu/ yang terdapat pada kata : a

.

ءﺰﻬ ﺴ

-

ءﺰﻬ ا

/istahza`a-yastahzi`u/ yang terdapat pada ayat 30 yaitu

نوءﺰﻬ ﺴ

/yastahzi`

ūna/

b.

ﻴ ﺴ

عﺎ

ا

/istatā‘a-yastatī‘u/ yang terdapat pada : 1. Ayat 67 yaitu

اﻮ

ا

/istat

ā‘ū/

2. Ayat 50 yaitu

نﻮ ﻴ ﺴ

/yastat

ī‘ūna/ 3. Ayat 75 yaitu

نﻮ ﻴ ﺴ

/yastat

ī‘ūna/

3.2.5 Pola Fi’l yang Mendapat Sisipan dan Akhiran


(20)

a.

-

ﺮ ﺑ

/basysyara-yubasysyiru/ yang terdapat pada ayat 11 yaitu

ﺮ ﺑ

/basysyirhu/

b.

مﺪ

-

مﺪ

/qaddama-yuqaddimu/ yang terdapat pada ayat 12 yaitu

اﻮ ﺪ

/qaddamū/

c.

ب

ﺬﻜ

-

ب

ﺬآ

/kazzaba-yukazzibu/ yang terdapat pada ayat 14 yaitu

ﺎﻤهﻮﺑﺬآ

/kazzabūhumā/

d.

ﺮآﺬ

-

ﺮآذ

/zakkara-yuzakkiru/ yang terdapat pada ayat 19 yaitu

ﻢ ﺮآذ

/zukkirtum/, kata ini merupakan bentuk majhul

e.

-

/fajjara-yufajjiru/ yang terdapat pada ayat 34 yaitu

ﺎ ﺮ

/fajjarnā/

f.

رﺪ

-

رﺪ

/qaddara-yuqaddiru/ yang terdapat pada ayat 39 yaitu

ﺎ رﺪ

/qaddarnāhu/

g.

زﺰ

-

زﺰ

/‘azzaza-yu‘azzizu/ yang terdapat pada ayat 14

ﺎ زﺰ

/‘azzaznāhu/

h.

-

/‘allama-yu‘allimu/ yang terdapat pada ayat 69 yaitu

ﺎ ﻤ

/‘allamnāhu/

i.

ﻟﺬ

-

ﻟذ

/zallala-yuzallilu/ yang terdapat pada ayat 72 yaitu

ﺎهﺎ ﻟذ

/zallalnāhā/

3.2.6 Pola Fi’l yang Mendapat Awalan, Sisipan dan Akhiran

1. Fi’l dengan pola

-

ا

/ifta‘ala-yafta‘ilu/ yang terdapat pada kata : a.

-

ا

/ittaba‘a-yattabi‘u/ yang terdapat pada :

1. ayat 20 yaitu

اﻮ إ

/ittabi‘ū/ 2. ayat 21 yaitu

اﻮ إ

/ittabi‘ū/

b.

ﻰﻬ

ﻰﻬ ا

/intahā-yantahī/ yang terdapat pada ayat 18 yaitu

اﻮﻬ

/tantahū/

زﺎ ا

-زﺎ ﻤ

/imtāza-yamtāzu/ yang terdapat pada ayat 59 yaitu

اوزﺎ ا

/imtāzū/


(21)

d.

-

ا

/istabaqa-yastabiqu/ yang terdapat pada ayat 66 yaitu

اﻮ ﺎ

/fa istabaqū/

e.

ﻮ ﺪ

ﻰ دا

/idda‘ā-yadda‘ū/ yang terdapat pada ayat 57 yaitu

نﻮ ﺪ

/yadda‘ūna/

f.

-

إ

/ittaqa-yattaqi/ yang terdapat pada ayat 45 yaitu

اﻮ إ

/ittaqū/ g.

-

ﺬ إ

/ittakhaza-yattakhizu

/ yang terdapat pada ayat 74 yaitu

اوﺬ إ

/ittakhazū/

2. Fi’l dengan pola

-

/tafa‘ala-yatafa‘alu/ yang terdapat pada kata : a

.

ﺮﻴ

-

ﺮﻴ

/tatayyara-yatatayyaru/ yang terdapat pada ayat 18 yaitu

ﺎ ﺮﻴ

/tatayyarnā/

b.

ﻢ ﻜ

-

ﻢ ﻜ

/takallama-yatakallamu/ yang terdapat pada ayat 65 yaitu

ﺎ ﻤ ﻜ

/tukallimunā/ , kata ini merupakan bentuk majhul

3. Fi’l dengan pola

/fa‘ala-yufa‘ilu/ yang terdapat pada kata :

a.

-

/khassama-yukhassimu/ yang terdapat pada ayat 49 yaitu

نﻮﻤ

/yukhassimūna/

b.

ﺮﻤ

ﺮﻤ

/

ammara-yu‘ammiru/ yang terdapat pada ayat 68 yaitu

ﺮﻤ

/nu‘ammirhu/

c.

-

/nakkasa-yunakkisu/ yang terdapat pada ayat 68 yaitu

ﺴﻜ

/nunakkishu/


(22)

3.3 Struktur dan Klasifikasi Afiksasi Pada Fi‘l

3.3.1 Fi‘l yang mendapat awalan

1. Pada ayat 6 (enam) terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :

رﺬ

/tunzira/ : kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata

رﺬ ا

/anzara/. Kata dasarnya ialah

رﺬ

/nazara/ yang kemudian mendapat awalan berupa

ت

/ta/ pada awal kata. Dan

ت

/ta/ ini merupakan salah satu huruf mudara‘ah.

a.

رﺬ ا

/unzira/ : kata ini merupakan bentuk pasif atau dalam bahasa Arab disebut dengan fi‘l majhul dari kata

رﺬ ا

/anzara/. Kata ini mendapat awalan /

أ

hamzah .

b.

2. Pada ayat 11 (sebelas) terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

رﺬ

/tunzira/. Kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata

رﺬ ا

/anzara/. Kata dasarnya ialah

رﺬ

/nazara/ yang kemudian mendapat awalan berupa

ت

/ta/ pada awal kata. Dan

ت

/ta/ ini merupakan salah satu huruf mudara‘ah. 3. Pada ayat 12 (dua belas) terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :

a. /nuhyī/ kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

/hayya/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ن

/nun/ pada awal kata.

b.

/naktubu/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

آ

/kataba/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ن

/nun/ pada awal kata.

4. Pada ayat 13 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

بﺮ ا

/idrib/. Kata ini merupakan fi‘l amri (kata karja perintah). Mayoritas fi‘l amri dalam bahasa Arab menggunakan awalan

أ

/hamzah/ begitu juga dengan kata

بﺮ ا

/idrib/ mendapat awalan

أ

/hamzah/.

5. Pada ayat 15 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

لﺰ ا

/anzala/. Kata ini merupakan


(23)

6. Pada ayat 16 terdapat 1 (satu) fi‘yaitu

/ya‘lamu/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

/'alima/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata.

7. Pada ayat 20 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ﻰ ﺴ

/yas‘ā/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

/sa‘ā/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata.

8. Pada ayat 22 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ﺪ أ

/a‘budu/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

/‘abada/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

أ

/hamzah/ pada awal kata.

9. Pada ayat 23 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

/tugni/. Kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata /ganiya/. Kata ini mendapat awalan berupa huruf

ت

/ta/. 10. Pada ayat 26 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

دا

/udkhul/. Kata ini merupakan fi‘l amri (kata perintah). Mayoritas fi‘l amri dalam bahasa Arab menggunakan awalan

أ

/hamzah/ begitu juga dengan kata

د

/dakhala/ mendapat awalan

أ

/hamzah/.

11. Pada ayat 36 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu /tunbitu/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dari kata

أ

/anbata/ dan kata dasarnya ialah /nabata/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ت

/ta/ pada awal kata. 12. Pada ayat 37 terdapat 1 (satu) fi‘yaitu

/naslakhu/. Kata ini termasuk fi‘l

mudari dan kata dasarnya ialah /salakha/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ن

/nun/ pada awal kata.

13. Pada ayat 38 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

يﺮ

/tajrī/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

ىﺮ

/jarā/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ت

/ta/ pada awal kata.

14. Pada ayat 40 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :

a.

/yanbagī/ : Kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata

ﻰ إ

/inbagā/. Kata dasarnya ialah

/bagā/ yang mendapat awalan berupa

ي

/ya/


(24)

b

.

كرﺪ

/tudriku/ : Kata ini termasuk fi‘l mudari dari

كردا

/adraka/ dan kata dasarnya ialah

كرد

/daraka

/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ت

/ta/ pada awal kata.

15.Pada ayat 43 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ءﺎ

/nasyā`u/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

ءﺎ

/syā`a/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ن

/nun/ pada awal kata.

16.Pada ayat 47 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu

ءﺎ

/yasyā`u/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

ءﺎ

/syā`a / yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata. a.

b.

/nut‘imu/ : kata ini merupakan mudari dari kata

ﻢ ا

/at‘ama/ yang merupakan perubahan dari kata

/ta‘ama/ dan kata ini adalah kata dasarnya . Hal ini disebabkan perubahan fungsi, dan kata ini mendapat awalan

ن

/nun/

17.Pada ayat 54 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu

/tuzlamu/. Kata ini merupakan bentuk majhul dari kata

/tazlamu/ dan kata dasarnya ialah

/zalima/. Hal ini disebabkan perubahan fungsi, dan kata ini kemudian mendapat awalan

ت

/ta/ disebabkan ia merupakan fi‘l mudari.

18. Pada ayat 60 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu

ﺪﻬ أ

/a‘hadu/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

ﺪﻬ

/‘ahida/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

أ

/hamzah/ pada awal kata.

19.Pada ayat 62 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu

أ

/adalla/, kata dasarnya ialah /dalla/. Kata ini mendapat awalan berupa

ء

/hamzah/ yang merubah fungsinya.


(25)

20.Pada ayat 65 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu

a.

/nakhtimu/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

/khatama / yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ن

/nun/ pada awal kata.

b

.

ﺪﻬ

/tasyhadu/ : kata ini termasuk fi‘l mudari, kata dasarnya ialah

ﺪﻬ

/syahida/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ahnya berupa

ت

/ta/ pada awal kata.

21.Pada ayat 66 terdapat 1 (satu) fi‘yaitu

ءﺎ

/nasyā`u/, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

ءﺎ

/syā`a/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ن

/nun/ pada awal kata

22.Pada ayat 67 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu

ءﺎ

/nasyā`u/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

ءﺎ

/syā`a/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ن

/nun/ pada awal kata

23.Pada ayat 69 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

/yanbagī/, kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata

ﻰ إ

/inbagā/. Kata dasarnya ialah

/bagā/ yang mendapat awalan berupa

ي

/ya/ dan

ن

/nun/ pada awal kata. Huruf

ي

/ya/ ini menunjukkan keadaan mudara‘ah sedangkan

ن

/nun/ merupakan huruf yang terdapat pada pola

إ

/infa‘ala/.

24.Pada ayat 70 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :

a.

رﺬ

/yunzira/ : kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata

رﺬ ا

/anzara/ Kata dasarnya ialah

رﺬ

/nazara/ yang kemudian mendapat awalan berupa

ي

/ya/ pada awal kata. Huruf

ي

/ya/ ini merupakan salah satu huruf mudara‘ah.

b

.

/yahiqqa/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

/haqqa/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata


(26)

25.Pada ayat 76 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu

/na‘lamu/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

/'alima/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ن

/nun/ pada awal kata.

26.Pada ayat 77 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

/yara/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

ىأر

/ra`ā/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata.

27.Pada ayat 78 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu /yuhyī/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dari kata

ﺣأ

/ahyā/ dan kata dasarnya ialah

/hayya/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata.

28.Pada ayat 81 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu /yakhluqu/, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah /khalaqa/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata

29.Pada ayat 82 terdapat 3 (tiga) fi‘yaitu:

a.

دارأ

/arāda/, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

دار

/rāda/ yang ditambahkan pada awal katanya huruf

ء

/hamzah/

b.

لﻮ

/yaqūlu/, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

لﺎ

/qāla/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata.

c.

نﻮﻜ

/yakūna/, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

نﺎآ

/kāna/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata.

3.3.2 Fi‘l yang Mendapat Akhiran

1. Pada ayat 8 terdapat 1 (satu) fi‘yaitu

/ja‘alnā/. Kata ini merupakan fi‘l madi. dan kata dasarnya ialah /ja‘ala/ yang mendapat akhiran

//.

// ini menunjukkan jumlah pelaku.


(27)

2. Pada ayat 9 terdapat 1 (satu) fi‘yaitu

/ja‘alnā/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah /ja‘ala/ yang mendapat akhiran

//.

// ini menunjukkan jumlah pelaku.

3. Pada ayat 13 terdapat 1 (satu) fi‘yaitu

ﺎهءﺎ

/jā`ahā/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

ءﺎ

/jā`a/ yang mendapat akhiran

ﺎه

//. Akhiran ini menunjukkan obyek.

4. Pada ayat 14 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu :

a.

اﻮﻟﺎ

/qālū/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

لﺎ

/qāla/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa

او

/waw dan alif/ untuk menunjukkan jumlah pelaku dan huruf ini juga disebut dengan wawul jamā‘ah

b.

ﺎ زﺰ

/‘azaznā/ : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

/azza/ yang disisipi dengan penggandaan huruf

ز

/za/ yang disebut dengan ainul fi‘li dan diakhiri dengan dhamir

// untuk menunjukkan jumlah pelaku.

5. Pada ayat 15 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

اﻮﻟﺎ

/qālū/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

لﺎ

/qāla/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa

او

/waw dan alif/ untuk menunjukkan jumlah pelaku, dan huruf ini juga disebut dengan wawul jamā‘ah

6. Pada ayat 16 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

اﻮﻟﺎ

/qālū/. Kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

لﺎ

/qāla/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa

او

/waw dan alif/ untuk menunjukkan jumlah pelaku dan huruf ini juga disebut dengan wawul jamā‘ah

7. Pada ayat 18 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

اﻮﻟﺎ

/qālū/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

لﺎ

/qāla/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa

او

/waw dan alif/ untuk menunjukkan jumlah pelaku, dan huruf ini juga disebut dengan wawul jamā‘ah


(28)

8. Pada ayat 19 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

اﻮﻟﺎ

/qālū. Kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

لﺎ

/qāla/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa

او

/waw dan alif/ untuk menunjukkan jumlah pelaku dan huruf ini juga disebut dengan wawul jamā‘ah

9. Pada ayat 22 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

/fataranī/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

/fatara/ yang mendapat akhiran //, akhiran ini menunjukkan obyek.

10.Pada ayat 27 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu /ja‘alnī/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah /ja‘ala/ yang mendapat akhiran //. Akhiran // ini menunjukkan obyek.

11.Pada ayat 28 terdapat satu fi‘l yaitu

ﺎ آ

/kunnā/ .Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

نﺎآ

/kāna/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf

/na/.

12.Pada ayat 29 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ﺎآ

/kānat/. Kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

نﺎآ

/kāna/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf

ت

/ta/.

13.Pada ayat 30 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

اﻮ ﺎآ

/kānū/ . Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

نﺎآ

/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa

او

/waw dan alif/ yang menunjukkan jumlah subjeknya. 14.Pada ayat 34 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

/ja‘alnā/. Kata ini merupakan

fi‘l madi dan kata dasarnya ialah /ja‘ala/ yang mendapat akhiran

/nā/

.

/nā/ ini menunjukkan jumlah pelaku.

15.Pada ayat 35 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

/‘amilathu/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

/‘amila/ yang mendapat akhiran

ت

/ta/ dan /ha/, huruf

ت

/ta/ menunjukkan jenis pelaku sedangkan /ha/ menunjukkan obyek.


(29)

16.Pada ayat 41 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ﺎ ﻤﺣ

/hamalnā/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

ﻤﺣ

/hamala/ yang mendapat akhiran

//. Akhiran

// ini menunjukkan jumlah pelaku.

17.Pada ayat 42 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

/khalaqnā/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah /khalaqa/ yang mendapat akhiran

//. Akhiran

// ini menunjukkan jumlah pelaku.

18.Pada ayat 46 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

اﻮ ﺎآ

/kānū/ , kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

نﺎآ

/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa

او

/waw dan alif/ . Penambahan ini menunjukkan jumlah pelaku.

19.Pada ayat 47 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :

a.

ﻢﻜ زر

/razaqakum/ : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

قزر

/razaqa/ yang mendapat akhiran

ﻢآ

/kum/,

ﻢآ

/kum/ merupakan damir muttasil yang berkedudukan sebagai obyek.

b.

اوﺮ آ

/kafarū/ : kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

ﺮ آ

/kafara/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa

او

/waw dan alif/ untuk menunjukkan jumlah pelaku, dan huruf ini juga disebut dengan wawul jamā‘ah

20.Pada ayat 48 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ﻢ آ

/kuntum/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

نﺎآ

/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf

ت

dan

م

/ta dan mim/ ini merupakan damir muttasil yang menunjukkan jenis pelaku.

21.Pada ayat 52 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :

a.

ﺎ ﺜ ﺑ

/ba‘asanā/ : kata ini merupakan fi‘l madi, dan kata dasarnya ialah

ﺚ ﺑ

/ba‘asa/ yang mendapat akhiran

//.Akhiran

// ini menunjukkan pelaku.

b.

اﻮﻟﺎ

/qālū/ : kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

لﺎ

/qāla/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa

او


(30)

22.Pada ayat 53 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ﺎآ

/kānat/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

نﺎآ

/kāna/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf

ت

/ta/ yang menunjukkan jenis obyek.

23.Pada ayat 54 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ﻢ آ

/kuntum/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

نﺎآ

/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf

ت

dan

م

/ta dan mim/ ini merupakan damir muttasil yang menunjukkan jenis pelaku.

24.Pada ayat 63 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ﻢ آ

/kuntum/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

نﺎآ

/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf

ت

dan

م

/ta dan mim/ ini merupakan damir muttasil yang menunjukkan jenis pelaku.

25.Pada ayat 64 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ﻢ آ

/kuntum/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

نﺎآ

/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa huruf

ت

dan

م

/ta dan mim/ ini merupakan damir muttasil yang menunjukkan jenis pelaku.

26.Pada ayat 65 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

اﻮ ﺎآ

/kānū/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialah

نﺎآ

/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa

او

/waw dan alif/ untuk menunjukkan jumlah subjek atau pelaku, dan huruf ini juga disebut dengan wawul jamā‘ah

27.Pada ayat 66 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ﺎ ﺴﻤ

/tamasnā/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

/tamasa/ yang mendapat akhiran

//.Akhiran

// ini menunjukkan pelaku .

28.Pada ayat 67 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ﻢهﺎ ﺴ

/masakhnāhum/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

/masakha/ yang mendapat akhiran

// dan

ﻢه

/hum/. Akhiran

// ini menunjukkan jumlah pelaku


(31)

29.Pada ayat 71 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :

a.

/‘amilat/ : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

/‘amila/ yang mendapat akhiran

ت

/ta/ untuk menunjukkan jenis pelaku.

b.

/khalaqnā/ dan kata dasarnya ialah /khalaqa/ yang mendapat akhiran

//.Akhiran

// ini menunjukkan jumlah pelaku.

30.Pada ayat 77 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

/khalaqnāhu/ dan kata dasarnya ialah /khalaqa/ yang mendapat akhiran

// dan /ha/.Akhiran

// ini menunjukkan pelaku sedangkan /ha/ menunjukkan obyek.

3.3.3 Fi ‘l yang Mendapat Awalan dan Sisipan

1. Pada ayat 11 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ا

/ittaba‘a/, kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah /tabi‘a/ yang mendapat awalan dan sisipan yaitu

أ

/hamzah/ pada awal kata dan

ت

/ta/ yang disisipkan antara huruf

ت

/ta/ dan

ب

/ba/. Disebut juga dengan konfiks dikarenakan penggunaan

أ

/hamzah/ dan

ت

/ta/ pada pola ini harus digunakan bersama-sama yaitu sesuai dengan pola

ا

/ifta‘ala/

2. Pada ayat 23 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu

ﺬ أ

/attakhizu/, kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata

ﺬ إ

/ittakhaza/ dan kata dasarnya ialah

ﺬ أ

/`akhaza/yang diawali dengan

ء

/hamzah/ dan disisipi dengan huruf

ت

/ta/.

3.3.4 Fi ‘l yang Mendapat Awalan dan Akhiran

1. Pada ayat 7 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

نﻮ ﺆ

/yu`minūna/, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

ﻦ أ

/`āmana/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata dan

و

/waw/ dan

ن

/nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku. 2. Pada ayat 9 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu:


(32)

a.

ﻢهﺎ أ

/agsyaināhum/ : kata ini merupakan fi‘l madi dari kata

أ

/`agsyā/ dan kata dasarnya ialah /gasyiya/ yang ditambahkan pada awal katanya

أ

/hamzah/ dikarenakan perubahan fungsi, serta penambahan

// untuk menunjukkan jumlah pelaku dan ditambahkan damir

ﻢه

/hum/ pada akhir katanya untuk menunjukkan obyeknya

نوﺮ

/yubsirūna/ : kata ini termasuk fi‘l mudari bentuk jamak dari kata

ﺮ ﺑأ

/absara/dan kata dasarnya ialah

ﺮ ﺑ

/basara/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata serta

و

/waw/ dan

ن

/nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

b.

3. Pada ayat 10 terdapat 3 (tiga) fi‘l yaitu :

a.

ﻢﻬ رﺬ أ

/`anzartahum/ : kata ini merupakan fi‘l madi dari kata

رﺬ أ

/`anzara/ dan kata dasarnya ialah

رﺬ

/nazara/ yang ditambahkan pada awal katanya berupa huruf

أ

/hamzah/ dikarenakan perubahan fungsi serta ditambahkan

ت

/ta/ setelah kata tersebut untuk menunjukkan jenis pelaku dan

ﻢه

/hum/ untuk menunjukkan obyeknya.

ﻢهرﺬ

/tunzirhum/ : kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata

رﺬ ا

/anzara/. Kata dasarnya ialah

رﺬ

/nazara/ yang kemudian mendapat awalan berupa

ت

/ta/ pada awal kata, juga mendapat akhiran

ﻢه

/hum/ untuk menunjukkan obyek

b.

c.

نﻮ ﺆ

/yu`minūna/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dari

ﻦ أ

/`āmana/ dan kata dasarnya ialah

ﻦ أ

/`amana/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ahnya berupa

ي

/ya/ pada awal kata serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.


(33)

5. Pada ayat 14 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu

ﺎ رأ

/arsalnā/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

ر

/rasala/ dan ditambahkan pada awal katanya

أ

/hamzah/ dikarenakan perubahan fungsi, penambahan

// juga untuk menunjukkan jumlah pelaku.

6. Pada ayat 15 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu

نﻮﺑﺬﻜ

/takzibūna/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

بﺬآ

/`kazaba/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata

و

/waw/ dan

ن

/nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

7. Pada ayat 18 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :

ﻢﻜ ﻤ ﺮ

/narjumannakum/. Kata ini merupakan fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

ﻢ ر

/rajama/ yang mendapat awalan

ن

/na/ yang merupakan huruf mudara‘ah dan akhiran nun taukid dan damir muttasil berupa

ﻢآ

/kum/

a.

b.

ﻢﻜ ﺴﻤ

/yamassannakum/. Kata ini merupakan fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah /massa/ yang mendapat awalan

ي

/ya/ dan diakhiri dengan nun taukid dan damir muttasil berupa

ﻢآ

/kum/

8. Pada ayat 21 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

ﻢﻜ ﺴ

/yas`alukum/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

لﺄ

/sa`ala/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata serta damir

ﻢآ

/kum/ pada akhir kata dan berkedudukan sebagai obyek.

9. Pada ayat 22 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

نﻮ ﺮ

/turja‘ūna/. Kata ini merupakan fi‘l mudari bentuk majhul dan kata dasarnya ialah

ر

/raja‘a/ yang kemudian ditambahkan padanya

ت

/ta/ pada awal kata serta

و

/waw/ dan

ن

/nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.


(34)

10.Pada ayat 23 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu:

a.

ندﺮ

/yuridni/. Kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata

دار

أ

/arāda/ dan kata dasarnya ialah

دار

/rāda/. Kata ini diawali dengan huruf mudara‘ah berupa huruf

ي

/ya/ dan diakhiri dengan huruf

ن

/nun/ yang berkedudukan sebagai obyek.

b.

نوﺬ

/yunqizūna/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dari kata

ﺬ أ

/anqaza/ dan kata dasarnya ialah

/`naqaza/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata

و

serta dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

11.Pada ayat 25 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu

ﻤ ا

نﻮ

/isma‘ūni/, kata ini merupakan fi‘l amri, kata dasarnya ialah

/sami‘a/ yang diawali dengan

أ

/hamzah/ dan diakhiri dengan

و

/wa/ dan

ن

/nun/ . Huruf

و

/waw/ berkedudukan sebagai obyek pertama dan

ن

/ni/ berkedudukan sebagai obyek kedua.

a.

b.

اء

/āmantu/, kata ini diawali dengan

ا

/alif/ setelah huruf

ء

/hamzah/ (ainul fi‘li) dan diakhiri dengan huruf

ت

/ta/ untuk menunjukkan pelaku

12.Pada ayat 26 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

نﻮﻤ

/ya‘lamūna/. Kata ini merupakan fi‘l mudari, kata dasarnya ialah

/‘alima/ yang kemudian ditambahkan padanya

ي

/ya/ pada awal kata serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku. 13.Pada ayat 28 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu

ﺎ ﻟﺰ أ

/anzalnā/. Kata ini merupakan

fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

لﺰ

/nazala/ dan ditambahkan pada awal katanya

أ

/hamzah/ dikarenakan perubahan fungsi, penambahan huruf

// menunjukkan jumlah pelaku.


(35)

a.

ﻢﻬﻴ ﺄ

/ya`tīhim/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

ﻰ أ

/`atā/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata serta damir

ﻢه

/him/ pada akhir kata dan ini menunjukkan obyek.

نوءﺰﻬ ﺴ

/yastahzi`ūna/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dari kata

ء

ﺰﻬ ا

/istahza`a/ dan kata dasarnya ialah

ءﺰه

/haza`a/. Huruf

ي

/ya/ menunjukkan ia fi‘l mudari dan jenis pelaku sedangkan huruf

س

/sin/ dan

ت

/ta/ merupakan tambahan huruf yang disebabkan fungsinya berubah dan akhiran

و

dan

ن

/waw dan nun/ menunjukkan jumlah pelaku.

b.

15.Pada ayat 31 terdapat 3 (tiga) fi‘l yaitu :

a.

اوﺮ

/yarau/ : kata ini merupakan fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

ىأر

/ra`ā/ yang ditambahkan padanya

ي

/ya/ pada awal kata serta

و

/waw/ dan

ا

/alif/ pada akhir kata yang menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

b.

ﺎ ﻜ هأ

/ahlaknā/ : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

ﻚ ه

/halaka/. Kemudian ditambahkan pada awal katanya

أ

/hamzah/ dikarenakan perubahan fungsi, serta penambahan damir

// untuk menunjukkan jumlah pelaku.

c.

نﻮ

/yarji‘ūna/ : kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah

ر

/raja‘a/. Kemudian ditambahkan padanya

ي

/ya/ pada awal kata serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

16.Pada ayat 33 terdapat 3 (tiga) fi‘l yaitu :

a.

ﺎهﺎ ﻴﻴﺣأ

/ahyaynāhā/ : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

/hayya/ dan ditambahkan pada awal katanya

أ

/hamzah/ dikarenakan perubahan fungsi, serta penambahab damir

// untuk


(36)

b.

ﺎ ﺮ أ

/akhrajnā/ : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah

جﺮ

/kharaja/ dan ditambahkan pada awal katanya

أ

/hamzah/ dikarenakan perubahan fungsi, juga

// untuk menunjukkan jenis pelaku.

c.

نﻮ آﺄ

/ya`kulūna/ : kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah

آأ

/`akala/ yang kemudian ditambahkan padanya /

ي

/ya/ pada awal kata serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

17.Pada ayat 35 terdapat 2 fi‘l yaitu :

a.

اﻮ آﺄ

/ya`kulū/ : kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah

آأ

/`akala/ yang kemudian ditambahkan padanya huruf mudara‘ah berupa

ي

/ya/ pada awal kata serta

و

/waw/ dan

ا

/alif/ pada akhir kata untuk menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

نوﺮﻜ

/yasykurūna/ : kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah

ﺮﻜ

/syakara/ yang kemudian ditambahkan padanya

ي

/ya/ pada awal kata serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

b.

18.Pada ayat 36 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

نﻮﻤ

/ya‘lamūna/. Kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah

/‘alima / yang kemudian ditambahkan padanya

ي

/ya/ pada awal kata, serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

19.Pada ayat 40 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu

نﻮ ﺴ

/yasbahūna/ . Kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah

/sabaha

/ yang kemudian ditambahkan padanya

ي

/ya/ pada awal kata, serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.


(37)

20.Pada ayat 42 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

نﻮ آﺮ

/yarkabūna/ . Kata ini merupakan fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

آر

/rakiba

/ yang kemudian ditambahkan padanya

ي

/ya/ pada awal kata, serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

21.Pada ayat 43 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :

a.

ﻢﻬ ﺮ

/nugriqhum/ : kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata

قﺮ أ

/aqraqa/ Kata dasarnya ialah

قﺮ

/garaqa/ yang kemudian mendapat awalan berupa

ن

/nun/ pada awal kata, serta mendapat akhiran

ﻢه

/hum/ untuk menunjukkan obyek

نوﺬ

/yanqizūna/ : kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah

/naqaza

/ yang kemudian ditambahkan padanya

ي

/ya/ pada awal kata, serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

b.

22.Pada ayat 45 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

نﻮﻤﺣﺮ

/turhamūna/. Kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata

ﻢﺣرأ

/arhama/ kata dasarnya ialah

ﻢﺣر

/rahima

/ yang kemudian ditambahkan padanya

ت

/ta/ pada awal kata serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

23.Pada ayat 46 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu

ﻢﻬﻴ ﺄ

/ta`tīhim/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

ﻰ أ

/`atā/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ت

/ta/ pada awal kata serta damir

ﻢه

/him/ pada akhir kata dan ini menunjukkan obyek.

24.Pada ayat 47 terdapat 3 (tiga) fi‘l yaitu :

اﻮ أ

/anfiqū/ : kata ini merupakan fi‘l amri, yang diawali dengan

أ

/hamzah/ dan diakhiri dengan

و

/wa/ dan

ا

/alif/ yang menunjukkan jumlah dan jenis obyek,


(38)

b.

ﻤ أ

/at‘amahu/ : kata ini merupakan fi‘l madi, yang diawali dengan

أ

/hamzah/ disebabkan perubahan fungsi dan diakhiri dengan /ha/ yang berkedudukan sebagai obyek.

c.

اﻮ اء

/āmanū/, kata ini diawali dengan

ا

/alif/ setelah huruf

ء

/hamzah/ (fā`ul aini) dan diakhiri dengan huruf

و

/waw/ dan

ا

/alif/ untuk menunjukkan pelaku

25.Pada ayat 48 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

نﻮﻟﻮ

/yaqūlūna/. Kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah

لﺎ

/q

āla/ yang kemudian ditambahkan padanya

ي

/ya/ pada awal kata serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

26.Pada ayat 49 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :

a.

نوﺮ

/yanzurūna/ : kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah

/nazara

/ yang kemudian ditambahkan padanya

ي

/ya/ pada awal kata serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

b.

ﻢهﺬ ﺄ

/ta`khuzuhum/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah

ﺬ أ

/``akhaza/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa

ت

/ta/ pada awal kata serta damir

ﻢه

/hum/ pada akhir kata dan ini menunjukkan obyek.

27.Pada ayat 50 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :

نﻮ ﻴ ﺴ

/yastati‘ūna/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dari kata

عﺎ

ا

/istata‘a/ dan kata dasarnya ialah

عﺎ

/tā‘a/, huruf

ي

/ya/ menunjukkan fi‘l mudari dan jenis pelaku sedangkan huruf

س

/sin/ dan

ت

/ta/ merupakan tambahan huruf yang disebabkan fungsinya berubah, dan akhiran

و

dan

ن

/waw dan nun/ menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

a.

نﻮ ﺮ

/yarji‘ūna/ : kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah b.


(39)

28.Pada ayat 51 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu

نﻮ ﺴ

/yansilūna/. Kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah

/nasala

/ yang kemudian ditambahkan padanya

ي

/ya

/ pada awal kata, serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku. 29.Pada ayat 54 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :

a.

نﻮﻤ

/ta‘lamūna/. Kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah

/‘alima/ yang kemudian ditambahkan padanya

ت

/ta/ pada awal kata, serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

نوﺰ

/tujzauna/, kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah

ىﺰ

/jazā/ yang kemudian ditambahkan padanya

ت

/ta/ pada awal kata, serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.

b.

30.Pada ayat 60 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu

اوﺪ

/ta‘budū/. Kata ini merupakan fi‘l mudari dan kata ini diawali dengan huruf

ت

/ta/ dan diakhiri dengan

و

/wa/ dan

ا

/alif/ untuk menunjukkan jumlah dan jenis.

31.Pada ayat 61 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu

وﺪﺑأ

/‘abudūnī/. Kata ini merupakan fi‘l amri yang diawali dengan

أ

/hamzah/ dan diakhiri dengan

و

/wa/ untuk menunjukkan jumlah dan jenis obyek pertama sedangkan // untuk merupakan obyek kedua.

32.Pada ayat 62 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu

a.

نﻮ

/ta‘qilūna/. Kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialah /‘aqila/ yang kemudian ditambahkan padanya

ت

/ta/ pada awal kata, serta

و

dan

ن

/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku


(1)

ANALISIS MORFOLOGIS FI‘L

DALAM SURAT YASIN

SKRIPSI SARJANA

OLEH :

EKA SARI

0 4 0 7 0 4 0 0 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA


(2)

ﻢﻴﺣﺮﻟا

ﻦﻤﺣﺮﻟا

ﷲا

ﻢﺴﺑ

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, berkah dan hidayah–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat beriring salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan sahabat-sahabatnya yang telah membawa risalah yang benar kepada manusia untuk pedoman hidup dalam meraih kebahagian baik di dunia maupun di akhirat.

Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir dan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis menyusun sebuah skripsi yang berjudul “Analisis Afiksasi Fi‘l Pada Surat Yasin”.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih terdapat kekuranan, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman penulis. Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan pembimbing, dosen, teman-teman, serta keluarga dan pihak lain yang telah berbaik hati memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis juga senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Juni 2008 Penulis,


(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, ilmu, saran, motivasi, bantuan baik moril maupun materil kepada penulis hingga skripsi ini selesai. Untuk itu penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A.Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Sastra Unversitas Sumatera Utara, beserta Pembantu Dekan I, II, dan III.

2. Ibu Dra. Khairawati, M.A., sebagai Ketua Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Mahmud Khudri, M.Hum., sebagai Sekertaris Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Khirawati, M.A., sebagai pembimbing I dan bapak Drs. Mahmud khudri, M.Hum. sebagai Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam membimbing dan memberikan saran-saran kepada penulis guna menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar Fakultas sastra universitas Sumatera Utara khususnya staf pengajar Program Studi Bahasa Arab yang telah mendidik dan membagi ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Teristimewa buat kedua orang tuaku yang sangat kumuliakan, beserta kak Nurasiah dan bang Mahdian yang telah membesarkan penulis sejak kecil dengan ikhlas dan kasih sayang yang mungkin penulis belum bisa membalasnya hingga akhir hayat. Semoga Allah mengasihi mereka sebagaimana mereka mengasihi penulis.


(4)

10.Teman-teman stambuk `04 : Ica, Hotma, Aan, Odi, Rahma, Atid, Devi, Pane, Mawa, Adek, Fadil, Haris, Mael, Kiki, Ami, Atika, Subuh, SapuT, Darwin, Farida, Vega, Sri, Yudi, Arif, Putri, Yasfi, Samsuria, Rama S, Ica L, Eli I yang selalu tersenyum dengan penuh rasa persaudaraan

11.Khususnya buat Hotma, Ica, dan Aan yang dah jadi my best Friend. Rama dan Aan yang dah mengizinkan penulis untuk make komputernya, Odi dan Atid yang dah mau membantu mengecek ulang skripsi penulis. Syukran buat semua bantuannya.

Jazakumullah khairan

12.Buat teman-temanku : Ria, Fida dan Ijal, U R my best friend forever. Juga buat AHIMSA di mana pun.

13.Semau teman-teman Mahasiswa/I Program Studi Bahasa Arab yang tergabung dalam Ikatan Mahasisiwa Arab (IMBA).

14.Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis tidak dapat membalas semua jasa baik yang telah diberikan kepada penulis, maka penulis memohon kepada Allah SWT agar membalas jasa yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis, Juni 2008


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI... iv

ABSTRAK ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Metode Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Sekilas Tentang Surat Yasin ... 15

3.2 Pola-Pola Fi’l Dalam Surat Yasin... 16

3.2.1 Pola Fi’l Yang Mendapat Awalan ... 17

3.2.2 Pola Fi’l Yang Mendapat Akhiran... 19

3.2.3 Pola Fi’l Yang Mendapat Awalan dan Sisipan... 21

3.2.4 Pola Fi’l Yang Mendapat Awalan dan Akhiran ... 21

3.2.5 Pola Fi’l Yang Mendapat Sisipan dan Akhiran ... 26

3.2.6 Pola Fi‘l Yang Mendapat Awalan, Sisipan dan Akhiran... 27

3.3 Struktur dan Klasifikasi Afiksasi Pada Fi’l 3.3.1 Fi’l Yang Mendapat Awalan ... 28


(6)

3.4.1 Makna Fi’l Yang Mendapat Awalan ... 53

3.4.2 Makna Fi’l Yang Mendapat Akhiran... 60

3.4.3 Makna Fi’l Yang Mendapat Awalan dan Sisipan... 62

3.4.4 Makna Fi’l Yang Mendapat Awalan dan Akhiran ... 66

3.4.5 Makna Fi’l Yang Mendapat Sisipan dan Akhiran ... 76

3.4.6 Makna Fi‘l Yang Mendapat Awalan, Sisipan dan Akhiran... 78

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 82

4.2 Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA