Tingkat Pengetahuan Responden PEMBAHASAN

Peneliti berasumsi bahwa responden saat ini sangat tertarik dengan perkembangan teknologi informasi yang dapat diakses dengan sangat mudah, selain didukung oleh kemampuan dari segi ekonomi responden untuk memperoleh alat komunikasi canggih seperti ponsel canggih blackberry, yang sangat mudah mengirimkan dan mengakses informasi dari berbagai tempat dan dari siapapun baik melalui internet ataupun melalui pesan blackberry mesangger BBM. Dari rasa ketertarikan tersebut, responden dapat dengan mudah menerima, menyerap, dan mengaplikasikan perilaku kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

a. Tingkat Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang kanker payudara dan baik sebanyak 87 orang 84,45, sedangkan yang sedang sebanyak 4 orang 8,88 responden memiliki pengetahuan pada tingkat sedang dan hanya 3 orang 6,67 responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang. Berbeda dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Tiolena 2009 terhadap wanita penderita kanker di RSUP. H. Adam Malik menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan penderita dikategorikan rendah tentang hal-hal yang berkaitan dengan kanker payudara dan cara melakukan SADARI hanya pada tingkat tahu. Menurut Notoadmodjo 2007 pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindaran sebagian besar diperoleh dari indra mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan dominan yang paling penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior dan pengetahuan dapat diukur dengan melakukan wawancara. Universitas Sumatera Utara Menurut pendapat Mantra 1989 didalam tesis Mintarsiah 1996 mengemukakan bahwa kemungkinan seseorang akan berbuat sesuatu tergantung pada hasil perpaduan dari keinginan bahwa kegiatan yang dilakukan akan bisa mencapai tujuan yang diinginkan, pentingnya tujuan tersebut menurut yang bersangkutan dan sarana maupun usaha yang diperlukan itu. Sedangkan menurut pendapat Kelman didalam tesis Mintarsiah 1996 bahwa perubahan melalui cara menyadari manfaat akan lestari karena pada cara perubahan ini akan menjadi bagian dari hidupnya. Perubahan inilah yang diharapkan akan dicapai dalam pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan Menurut Brunner 1975 bahwa pengetahuan yang baik diperoleh dari proses pembelajaran yang baik, dengan demikian penyebab tingginya angka responden yang memiliki pengetahuan kurang baik salah satunya yaitu kurangnya informasi yang bisa diterima responden saat mendapatkan informasi kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2000 bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu seperti mengikuti pendidikan kesehatan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sesuai dengan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan seorang individu erat kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya, karena dengan pengetahuan tersebut ia memiliki alasan dan landasan untuk menentukan suatu pilihan. Universitas Sumatera Utara Pada kerangka konsep peneliti telah menggambarkan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang akan memengaruhi tindakan siswi dalam melakukan SADARI, maka peneliti berasumsi bahwa semakin baik pengetahuan responden maka semakin baik pula tindakan siswi dalam melakukan SADARI.

5.3 Sikap Responden