adalah dapat menemukan tumorbenjolan payudara pada saat stadium awal, penemuan awal benjolan dipakai sebagai rujukan melakukan mamografi untuk
mendeteksi interval kanker, mendeteksi benjolan yang tidak terlihat saat melakukan mamografi dan menurunkan kematian akibat kanker payudara.
Menurut peneliti hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa responden memiliki tindakan yang baik, hal ini dikarenakan hampir seluruh responden yang telah
melakukan SADARI, 42 orang 93,34. Depkes dan LSM peduli kanker di Indonesia juga telah banyak menyuarakan tentang pelaksanaan SADARI.
b. Tindakan Responden Berdasarkan Alasan Melakukan SADARI
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 28 orang 62,22 melakukan SADARI karena peduli
terhadap kesehatan sebagai upaya deteksi dini kanker payudara, dan hanya sebagian kecil yaitu sebanyak 14 orang responden 31,12 melakukan SADARI karena rasa
takut akan kanker payudara. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erawati 2008 terhadap
mahasiswi universitas airlangga tentang hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan perilaku pencegahan kanker payudara pada mahasiswi Universitas Airlangga
menunjukkan bahwa 51,7 mahasiswi memiliki kategori niat yang sedang untuk melakukan pencegahan.
Menurut WHO dalam Notoadmodjo 2007 harus adanya niat intention seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau stimulus di luar dirinya
akan menyebabkan seseorang berperilaku.
Universitas Sumatera Utara
Peneliti berasumsi bahwa alasan responden dalam melakukan tindakan sangat baik karena telah didukung oleh pengetahuan dan sikap yang baik.
c. Tindakan KeluargaKerabat Responden yang Telah Melakukan SADARI.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar keluargakerabat responden yang telah melakukan SADARI yaitu sebanyak 20 orang
responden 44,44, sebanyak 25 orang responden 55,56 keluargakerabat responden yang belum melakukan SADARI.
Menurt Lind dan Burk dalam Baliwati 2010 mengemukakan tentang children’s food consumption behavior model bahwa konsumsi makan dan perilaku
anak selain tergantung adanya sikap, pengetahuan, dan tiga motivasi utama seperti biologis, psikologis, dan sosial sangat dipengaruhi oleh keluarga dan teman. Faktor
yang memengaruhi perilaku seseorang salah satunya adalah keluarga karena selama masa anak-anak pengaruh keluarga memiliki peranan yang sangat besar dalam sikap
tentang makanan dan penyakit, pemilihan makanan dan pola makan, informasi- informasi tindakan pencegahan penyakit, tetapi ketika menginjak masa remaja
mereka menunjukkan kemandirian. Remaja lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah dan pengaruh keluarga terhadap anak mulai berkurang Krummel dalam
Kurnianingsih 2009. Menurut Green dalam Notoatmodjo 2007 kesehatan seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya adalah faktor yang berasal dari luar diri responden yaitu termasuk keluarga yang dapat memengaruhi responden
dalam melakukan SADARI.
Universitas Sumatera Utara
Peneliti berasumsi bahwa adanya pengaruh keluarga terhadap tindakan dalam melakukan SADARI karena keluarga sangat berperan dalam pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh responden serta responden lebih banyak menerima informasi dari keluarga dibandingkan teman.
d. Tindakan Responden dalam Frekuensi Melaksanakan SADARI