Struktur Biaya World Class Maintenance

karena lebih sedikit karyawan yang tersisa, hampir menyerah dan putus asa. Hal ini ditunjukkan seperti gambar berikut: Gambar 2.2 Maintenance Viscous Circle Champbell, 1995

2.4 Struktur Biaya

Maintenance Struktur biaya maintenance dibagi dua, yaitu biaya maintenance langsung dan biaya maintenance tidak langsung Frampton, 2001. Biaya maintenance langsung terdiri dari: 1. Biaya tenaga kerja. 2. Biaya material. 3. Biaya overhead. Sedangkan biaya maintenance tidak langsung terdiri dari: 1. Availabilty peralatan. 2. Kapasitas yang tidak digunakan. 3. Biaya umur peralatan. 4. Overtime produksi. 13 Universitas Sumatera Utara 5. Karyawan produksi yang berlebih. 6. Bahan terbuang dan kerja ulang. 7. Pengiriman yang terlambat. 8. Kehilangan pelanggan.

2.5 World Class Maintenance

World class maintenance digambarkan oleh Campbell adalah perusahaan yang menerapkan continous improvement melalui tools RCM TPM. Tahapan yang harus dilalui adalah melalui basic fundamental seperti yang digambarkan oleh ‘Campbell trian Campbell, 95 Gambar 2.3 World Class Maintenance Campbell, 1995 1. Membangun organisasi yang mendukung terjaminnya aktivitas analisa perawatan melalui RCM agar terlaksana dengan kondusif. Apapun bentuk organisasinya apakah dilekatkan di organisasi existing ataukah sebagai organisasi independen harus dimunculkan formal. Ada koordinator puncak sebagai chief fasilitator, unsur fasilitator sebagai motor jalannya 14 Universitas Sumatera Utara 15 aktivitas analisa RCM, pelaksana mekanik, elektrik, instrument-computer, planner , produksi, nara sumberexpert, serta steering committee. 2. Strategies adalah kebijakan-kebijakan struktural corporate yang memberikan payung hukum sebagai jaminan kontrol menuju world class maintenance. Format kongkritnya bisa berupa instruksi tertulis manajemen puncak menengah, dijabarkan sebagai salah satu bagian dari business blue print perusahaan, serta di tataran pelaksanaan melalui penetapan KPI Key Performance Indicator yang menetapkan angka-angka pencapaian RCM dilevel pelaksana analisa RCM. 3. Information System adalah jaringan informasi yang mendukung aplikasi penerapan RCM dimana diharapkan pemilihan IT dapat mengakomodirmemudahkan upload hasil analisa RCM ke jaringan IT contohnya: SAP R3, Avantis sehingga memungkinkan monitoring aplikasi analisanya. Sebaliknya sistem IT yang dipilih bisa memberikan inputmasukan yang optimal dalam memberikan bahan-bahan analisa RCM yang diperlukan seperti metoda maintenance, time scheduling frekuensi, durasi, work center, spare part tools. 4. Planning Scheduling Planning scheduling adalah bagian dari maintenance work management seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4, yang merupakan sistem yang harus tersedia untuk memutar roda hasil analisa RCM yang telah dihasilkan oleh tim analisa. Planning adalah sistem perencanaan yang lebih mengarah ke Universitas Sumatera Utara perencanaan jangka panjang dan scheduling adalah sistem perencanaan yang mengarahkan ke operasional jangka pendek harian, mingguan, bulanan dan mengkoordinasikan pelaksanaan perawatan rutin maupun yang tidak terencana dengan kondisi plant yang up to date. Gambar 2.4 Langkah-langkah Plan Scheduling Campbell, 1995 5. Pro Active Maintenance Ini merupakan icon yang mengarahkan jenis perawatan Tradisional ke jenis perawatan modern Continous Improvement yang real aplikasinya seperti ditunjukkan pada Gambar 2.5, yang mengakomodir pengukuran-pengukuran baik secara manual ataupun menggunakan tools, dapat dituangkan kedalam format tertentu, sehingga dapat dianalisa dengan mudah trend atau kecenderungan mesin. Lebih lanjut dapat dijadikan input balik feed-back yang mengarahkan ke Performance Perawatan yang Optimal. 16 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5 Langkah-langkah Menuju World Class Maintenance www.nccer.org 6. TPM Total Produktive Maintenance Adalah format maintenance yang secara penuh mampu mendukung World Class Manufacturing . Dasar dari TPM adalah pelaksanaan 5R Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin. • TPM adalah strategi maintenance pada tingkat dasar yang memiliki 3 prinsip yaitu: Maintenance Engineering, Total Quality Management TQM, dan Just- in-Time Operation . • Kunci keberhasilan TPM adalah keterlibatan karyawan dalam operasi. 17 Universitas Sumatera Utara 18 Tujuan utama dari TPM yaitu: - Memaksimalkan keefektifan dan produktivitas peralatan dan mengurangi kerugian-kerugian dari peralatan. - Menciptakan rasa memiliki dari operator yang menjalankan peralatan melalui program pelatihan dan keterlibatan karyawan. - Mempromosikan perbaikan terus-menerus melalui kegiatan-kegiatan grup kecil di produksi, engineering dan personel maintenance. 7. RCM Reliability Centered Maintenance Yaitu sistem perawatan yang berbasiskan kehandalan. Kehandalan yang dimaksud disini adalah kemampuan mempertahankan fungsi dari mesinperalatan pabrik pada prestasi yang diharapkan dan pada kondisi yang ditentukan. Reliability Centered Maintenance RCM merupakan sebuah proses teknik logika untuk menentukan tugas-tugas pemeliharaan yang akan menjamin sebuah perancangan sistem keandalan dengan kondisi pengoperasian yang spesifik pada sebuah lingkungan pengoperasian yang khusus. Penekanan terbesar pada Reliability Centered Maintenance RCM adalah menyadari bahwa konsekuensi atau resiko dari kegagalan adalah jauh lebih penting dari pada karakteristik teknik itu sendiri. RCM dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang digunakan untuk menentukan apa yang harus dilakukan untuk menjamin bahwa beberapa asset fisik dapat berjalan secara normal melakukan fungsi yang diinginkan penggunaanya dalam konteks operasi sekarang Dhillon, 2006. Penelitian mengenai RCM pada dasarnya berusaha menjawab 7 pertanyaan utama tentang itemperalatan yang diteliti. Universitas Sumatera Utara 19 Ketujuh pertanyaan mendasar tersebut Dhillon, 2006 adalah : 1. Apakah fungsi dan hubungan performansi standar dari item dalam konteks pada saat ini system function? 2. Bagaimana itemperalatan tersebut rusak dalam menjalankan fungsinya functional failure? 3. Apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan fungsi tersebut failure mode? 4. Apakah yang terjadi pada saat terjadi kerusakan failure effect? 5. Bagaimana masing-masing kerusakan tersebut terjadi failure consequence? 6. Apakah yang dapat dilakukan untuk memprediksi atau mencegah masing- masing kegagalan tersebut proactive task and task interval? 7. Apakah yang harus dilakukan apabila kegiatan proaktif yang sesuai tidak berhasil ditemukan? RCM merupakan suatu teknik yang dipakai untuk mengembangkan Preventive Maintenance . Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa keandalan dari peralatan dan stuktur dari kinerja yang akan dicapai adalah fungsi dari perencanaan dan kualitas pembentukan Preventive Maintenance yang efektif. Perencanaan tersebut juga meliputi komponen pengganti yang telah diprediksikan dan direkomendasikan. Reliability Centered Maintenance RCM didefinisikan sebagai sebuah proses yang digunakan untuk menentukan kebutuhan perawatan terhadap aset yang bersifat fisik dalam konteks operasinya. Secara mendasar, metodologi RCM menyadari bahwa semua peralatan pada sebuah fasilitas tidak memiliki tingkat prioritas yang sama. RCM menyadari bahwa disain dan operasi dari peralatan berbeda-beda sehingga memiliki peluang kegagalan yang berbeda-beda juga. Universitas Sumatera Utara 20 Pendekatan RCM terhadap program maintenance memandang bahwa suatu fasilitas tidak memiliki keterbatasan finansial dan sumber daya, sehingga perlu diprioritaskan dan dioptimalkan. Secara ringkas, RCM adalah sebuah pendekatan sistematis untuk mengevaluasi sebuah fasillitas dan sumber daya untuk menghasilkan reliability yang tinggi dan biaya yang efektif. RCM sangat bergantung pada predictive maintenance tetapi juga menyadari bahwa kegiatan maintenance pada peralatan yang tidak berbiaya mahal dan tidak penting terhadap reliability peralatan lebih baik dilakukan pendekatan reactive maintenance. Pendekatan RCM dalam melaksanakan program maintenance dominan bersifat predictive dengan pembagian sebagai berikut: 1. 10 Reactive. 2. 25 - 35 Preventive. 3. 45 - 55 Predictive. RCM memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pemeliharaan fungsi. Pemeliharaan fungsi merupakan ciri RCM yang penting dan juga sulit. Sasaran RCM adalah memelihara fungsi sistem preserve system function . 2. Identifikasi kegagalan. Kegagalan dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan ukuran. Hal yang penting adalah mengidentifikasi bentuk kegagalan khusus ada komponen tertentu yang secara potensial menghasilkan kegagalan fungsi yang tidak diinginkan. 3. Prioritas kebutuhan fungsi. Usaha untuk dapat menentukan keputusan secara sistemik berdasar alokasi budget dan resources. Dengan kata lain semua fungsi Universitas Sumatera Utara tidak diciptakan sama sehingga semua kegagalan fungsi dan komponen yang berhubungan dan bentuk kegagalan tidaklah sama. Sehingga kita ingin untuk memprioritaskan bentuk kegagalan yang penting. 4. Pemilihan preventive maintenance yang effective dan applicable. Dikatakan applicable bila tugas dapat dijalankan, maka akan melakukan satu dari tiga alasan untuk melakukan preventive maintenance yaitu mencegah kegagalan, mendeteksi kegagalan dan menemukan kegagalan tersembunyi. Dikatakan effective bila kita menginginkan sumber kita fasilitas yang ada melakukan tugas tersebut. Langkah-langkah fundamental dari RCM di atas digambarkan pada Gambar 2.6 Gambar 2.6. Langkah-langkah fundamental RCM Champbell, 1995 21 Universitas Sumatera Utara 22 Prinsip-Prinsip RCM, antara lain: 1. RCM memelihara fungsional sistem, bukan sekedar memelihara suatu sitemalat agar beroperasi tetapi memelihara agar fungsi sistemalat tersebut sesuai dengan harapan. 2. RCM lebih fokus kepada fungsi sistem daripada suatu komponen tunggal, yaitu apakah sistem masih dapat menjalankan fungsi utama jika suatu komponen mengalami kegagalan. 3. RCM berbasiskan pada kehandalan yaitu kemampuan suatu sistemequipment untuk terus beroperasi sesuai dengan fungsi yang diinginkan. 4. RCM bertujuan menjaga agar kehandalan fungsi sistem tetap sesuai dengan kemampuan yang didesain untuk sistem tersebut. 5. RCM mengutamakan keselamatan safety baru kemudian untuk masalah ekonomi. 6. RCM mendefinisikan kegagalan failure sebagai kondisi yang tidak memuaskan unsatisfactory atau tidak memenuhi harapan, sebagai ukurannya adalah berjalannya fungsi sesuai performance standard yang ditetapkan. 7. RCM harus memberikan hasil-hasil yang nyatajelas, Tugas yang dikerjakan harus dapat menurunkan jumlah kegagalan failure atau paling tidak menurunkan tingkat kerusakan akibat kegagalan. Tujuan dari RCM adalah: 1. Untuk membangun suatu prioritas disain untuk memfasilitasi kegiatan perawatan yang efektif. Universitas Sumatera Utara 23 2. Untuk merencanakan preventive maintenance yang aman dan handal pada level- level tertentu dari sistem. 3. Untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan perbaikan item dengan berdasarkan bukti kehandalan yang tidak memuaskan. 4. Untuk mencapai ketiga tujuan di atas dengan biaya yang minimum. Karena RCM sangat menitikberatkan pada penggunaan predictive maintenance maka keuntungan dan kerugiannya juga hampir sama. Adapun keuntungan RCM adalah sebagai berikut: 1. Dapat menjadi program perawatan yang paling efisien. 2. Biaya yang lebih rendah dengan mengeliminasi kegiatan perawatan yang tidak diperlukan. 3. Minimisasi frekuensi overhaul. 4. Minimisasi peluang kegagalan peralatan secara mendadak. 5. Dapat memfokuskan kegiatan perawatan pada komponen-komponen kritis. 6. Meningkatkan reliability komponen. 7. Menggabungkan root cause analysis. Adapun kerugian RCM adalah dapat menimbulkan biaya awal yang tinggi untuk training, peralatan dan sebagainya. 8. Proses Redesign or Reengineering Proses Redesign adalah analisa dan rekonstrukti proses bisnis kunci dengan tujuan perbaikan yang dramatis terhadap biaya, kualitas, pelayanan dan kecepatan. Proses redesign membutuhkan usaha yang lebih besar dibanding continuous improvement seperti digambarkan pada Gambar 2.7 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7. Proses Redesign dan Continuous Improvement Campbell, 1995 9. Indikator Maintenance Beberapa definisi indikator kinerja maintenance diformulasikan sebagai berikut: Availability : Periode waktu - Jumlah jam Planned Maintenance - Jumlah jam Forced Maintenance Periode waktu Service Level SL : Spare part on time Total spare part x 100 Turn Over Ratio TOR : Consumption one year Inventory value ending x 100 PM schedule compliance : PM schedule realisasi Total PM schedule x 100

2.6 Taktikal Strategi