2.2. Landasan Teori
Peranan adalah aspek dinamis dari aspek yang dimiliki seseorang. Peranan dapat dibedakan dalam 3 jenis yaitu :
1. Peranan yang ditentukan oleh masyarakat secara normatif. 2. Peranan yang merupakan orientasi bagi Individu.
3. Peranan sebagai kegiatan atau perilaku individu Kadir, 2004.
Sebagai wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam keluarga inti yaitu sebagai istri, sebagai pengurus rumah tangga, ini pada umumnya dirasakan
sebagai tugas utama dari seorang wanita yang terkait dalam gambaran perkawinan. Dalam dua peran tersebut diatas wanita memberikan diri sepenuhnya demi
kesejahteraan bagi keluarganya, dalam kehidupan moderen dan era pembangunan dewasa ini sering juga dimotivasi untuk memberikan sumbangan lebih daripada di
atas, tidak terbatas pada pelayanan suami dan urusan rumah tangga. Banyak wanita merasa yang tidak puas hanya dalam kedua peran di atas dan sering keadaan ekonomi
keluarganya menuntut untuk bekerja di luar atau mencari suatu kegiatan yang menambah penghasilan keluarganya Munandar, 2003.
Peran wanita yang semakin meningkat dalam keluarga dan masyarakat akan membawa pengaruh terhadap masyarakat wanita sendiri dan kehidupan keluarganya,
kehidupan manusia akan selalu terikat dengan aspek ekonomi, dalam era saat ini yang berperan mencari nafkah untuk keluarga tak hanya laki-laki saja yang berperan
sebagai kepala rumah tangga namun perempuan juga memiliki peran dalam membantu perekonomian keluarga. Mereka ada yang bekerja di sektor primer
Universitas Sumatera Utara
agraris, sektor sekunder industri, dan sektor jasa tersier ketiganya merupakan sektor yang memiliki peran dalam membantu perekonomian keluarga Sajogyo,
1992. Wanita disamping sebagai ibu rumah tanggaa juga berperan dalam
peningkatan pendapatan keluarga, besarnya kemampuan dalam memberi kontribusi terhadap pendapatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi yang dalam
penelitian ini dibatasi pada faktor upah, dan jumlah pendapatan suami Munandar, 2003.
Sebagai sumber penghasilan dari kegiatan pencarian nafkah rumah tangga petani di pedesaan nyatanya tidak saja melakukan pekerjaan di bidang pertanian,
tetapi juga di bidang lainnya seperti usaha dagang, kerajinan tangan, dan industri, perilaku tersebut terdorong oleh karena pada dasarnya keadaan ekonomi keluarga
yang kurang memuaskan sehingga mendesak anggota keluarga termasuk istri untuk melakukan pekerjaan lain dalam rumah tangga yang dapat menambah pendapatan
keluarga Hafsah, 2000. Kegiatan istri ini sangat mempengaruhi keadaan rumah tangga mereka,
produktivitas tenaga kerja wanita dillihat dari bagaimana produksi ijuk yang mereka hasilkan, produksi sapu yang mereka hasilkan dalam hal ini juga diperhatikan
curahan tenaga kerja mereka, kontribusi yang disumbangkan oleh tenaga kerja wanita untuk rumah tangga mereka merupakan sumbangan yang diberikan mereka terhadap
pendapatan rumah tangga, dimana sumbangan ini tidak ditambahi dari pendapatan suamianak mereka Loekman, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pembangunan sektor industri, usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga IKKR merupakan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja tanpa harus
mensyaratkan jenjang pendidikan formal yang tinggi, penyerapan tenaga kerja di sektor industri khususnya IKKR cukup besar dibandingkan sektor lainnya Badan
Pusat Statistik Jakarta, 2010. Tampaknya terdapat beberapa alasan kuat yang mendasari resistensi dari
keberadaan industri kecil dan industri rumah tangga dalam perekonomian Indonesia. Alasan utama adalah sebagian besar populasi industri kecil dan kerajinan rumah
tangga berlokasi di pedesaan, sehingga jika dikaitkan dengan kenyataan tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan pertanian yang relatif berkurang,
maka industri kecil dan industri rumah tangga merupakan jalan keluar yang tepat Tambunan, 1999.
Penambahan tenaga kerja sebagai akibat peledakan penduduk belum seluruhnya dapat diserap oleh sektor-sektor pertanian, maka dalam menuju industrialisasi
pertanian, pembangunan industri pada umumnya dan industri kecil serta kerajinan tangan pada khususnya di daerah pedesaan cukup mempunyai arti besar. Mendorong
perkembangan industri pedesaan terutama yang mengolah hasil pertanian dari bahan mentah menjadi barang jadi dan setengah jadi, dapat menciptakan kenaikan produksi
dan kesempatan kerja Gilarso, 1994. Badan Pusat Statistik BPS menggolongkan perusahaanusaha industri
pengolahan di Indonesia kedalam empat kategori berdasarkan jumlah yang dimiliki oleh suatu perusahaanusaha tanpa memperhatikan besarnya modal yang ditanam atau
kekuatan mesin yang digunakan. Empat ketegori tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Industri kerajinan rumah tangga mempunyai tenaga kerja 1-4 orang 2. Industri kecil mempunyai tenaga kerja 5-19 orang
3. Industri sedang mempunyai tenaga kerja 20-99 orang 4. Industri besar mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih Badan
Pusat Statistika Sumatera Utara, 2010
Karakteristik Sosial Ekonomi
Pengertian sosial pada hakikatnya merupakan interaksi dalam pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat. Dalam proses ini terkandung di dalamnya nilai-nilai
kebersamaan, solidaritas dan kesamaan nasib sebagai unsur pemersatu kelompok. Untuk berinteraksi dalam masyarakat dan dalam berusahatani, seorang petani
pastinya memiliki karakteristik masing-masing yang berbeda seperti umur, pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga.
1. Umur Umur adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja
dalam melaksanakan kegiatan usahatani, umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja bilamana dalam kondisi umur yang
masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal Hasyim, 2006.
Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin
turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman Suratiyah,
2008.
Universitas Sumatera Utara
2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreatifitas
manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia Kartasapoetra,
1994. Menurut Munandar 2003 menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan
sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti: kualitas sumber daya manusia, tersedianya sumber daya alam yang memadai, adanya birokrasi pemerintahan yang
kuat dan efisien dan sebagainya. Namun demikian, tidak dapat disangkal bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam
proses pembangunan. Hal ini karena manusia bukan semata-mata menjadi obyek pembangunan, tetapi sekaligus juga merupakan subyek pembangunan.
3. Pengalaman bekerja Pengalaman seseorang dalam berusahatani sangat berpengaruh dalam
menerima inovasi dari luar. Di dalam mengadakan suatu penelitian lamanya berusahatani diukur mulai sejak kapan petani itu aktif secara mandiri mengusahakan
usahataninya tersebut sampai diadakan penelitian Fauzia, 1991. Menurut Soekartawi 1999 Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah
menerapkan inovasi dari pada petani pemula atau petani baru. Petani yang sudah lama berusahatani akan lebih mudah menerapkan anjuran penyuluhan dimikian pula
dengan penerapan teknologi. Pengalaman bekerja biasanya dihubungkan dengan lamanya seseorang bekerja
dalam bidang tertentu misalnya lamanya seseorang bekerja sebagai petani hal ini
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karna semakin lama orang tersebut bekerja, berarti pengalaman bekerjanya tinggi sehingga secara langsung akan mempengaruhi pendapatan Suwita,
2011.
4. Jumlah Tanggungan Menurut Hasyim 2006 jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor
yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani untuk
melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya.
Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi
keputusan petani dalam berusahatani Soekartawi, 1999.
2.3. Kerangka Pemikiran