DAFTAR LAMPIRAN NO.
1. Lampiran 1 : Karakteristik Tenaga Kerja Wanita sampel di Desa
Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, kabupaten Deli Serdang
2. Lampiran 1 : Pendapatan tenaga kerja wanita dan suami setiap
bulan dan setiap tahun
3. Lampiran 1 : Total Pendapatan Keluarga Per tahun 4. Lampiran 2 : Kontribusi Pendapatan Wanita terhadap total
pendapatan keluarga
5. Lampiran 3 : Analisis Statistik Regeresi dan pengaruh Karakteristik Sosial
Ekonomi terhadap Pendapatan
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Skema Kerangka Pemikiran………………………………………... 16
Universitas Sumatera Utara
RINGKASAN
RIRIN MARISSA 080309005, dengan judul “PERANAN TENAGA
KERJA WANITA DALAM INDUSTRI SAPU IJUK DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA
”. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan
Bapak Ir. M. Jufri, M.Si selaku anggota komisi pembimbing. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui kegiatan tenaga kerja
wanita dalam industri rumah tangga pembuatan sapu ijuk, mengetahui persentase kontribusi tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga, mengetahui
pengaruh karakteristik umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan keluarga terhadap pendapatan tenaga kerja wanita, upaya yang
dilakukan untuk mengatasi masalah yang ditemukan tenaga kerja wanita dalam industri pembuatan sapu ijuk
Pengambilan sampel petani dilakukan dengan metode random Sampling, dimana tenaga kerja wanita yang menjadi sampel penelitian adalah. Jumlah
populasi sebanyak 90 wanita dan petani yang menjadi sampel penelitian adalah sebanyak 30 tenaga kerja wanita dengan data yang dikumpulkan adalah data
primer melalui wawancara dan observasi langsung dengan memberikan daftar pertanyaan, Kuisioner dan data sekunder melalui instansi terkait, seperti dari
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kantor Camat, Kantor Lurah, dan literatur buku.
Tahapan kegiatan yang dilakukan tenaga kerja wanita adalah membersihkan ijuk, memasang segitiga atau kipas, mengikat ijuk terhadap
tangkai, menjalin ijuk terhadap tangkai maupun segitiga, menyisir dan meratakan ijuk, pendapatan tenaga kerja wanita istri per bulan adalah sekitar Rp.725.733,33
dan Rp. 8.708.800 per tahun sedangkan pendapatan suami per bulan sekitar Rp. 1.219.433,33 dan Rp. 14.633.200 per tahun, persentase kontribusi tenaga kerja
wanita terhadap total pendapatan keluarga adalah ≤ 50 yaitu sebesar 37,30 itu berarti kontribusi tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan keluarga
masih kecil namun sudah sangat mempengaruhi pendapatan keluarga.
Berdasarkan hasil dari output SPSS diperoleh dari uji F bahwa semua variabel-variabel bebas berpengaruh nyata secara serempak terhadap pendapatan
tenaga kerja wanita. Sedangkan hasil melalui uji t hanya variabel pengalaman bekerja yang mempengaruhi nyata secara parsial variabel pendapatan tenaga kerja
wanita. Masalah yang ditemukan dalam proses pembuatan sapu ijuk antara lain adalah masalah keterampilan, masalah waktu, masal dalam pengerjaan, masalah
jarak dan lokasi. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah dalam proses pembuatan sapu ijuk antara lain dengan melatih membuat sapu ijuk lebih sering,
membagi waktu antara mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan pekerjaan membuat sapu ijuk, memilih satu anggota untuk dijadikan kepercayaan, serta
membawa bahan-bahan dan peralatan membuat sapu ijuk ke rumah kemudian mengerjakannya di rumah.
Kata kunci : Industri Sapu Ijuk, Tenaga Kerja wanita, Kontribusi Pendapatan
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi krisis ekonomi yang dialami oleh bangsa Indonesia saat ini berdampak sangat luas dan memberatkan kehidupan masyarakat dari semua
lapisan. Dalam keadaan ekonomi yang tidak menentu seorang kepala rumah tangga pada dasarnya harus menyesuaikan diri antara lain dengan memanfaatkan
anggota rumah tangga untuk bekerja sebagai upaya meningkatkan pendapatan keluarga Gilarso, 1994.
Wanita Indonesia terutama di pedesaan sebagai sumber daya manusia cukup nyata berpartisipasi khususnya dalam memenuhi fungsi ekonomi keluarga
dan rumah tangga bersama pria. Partisipasi tenaga kerja wanita memang erat kaitannya dengan latar belakang keluarga, mengingat bahwa fungsi keluarga
dalam pengambilan keputusan sangat menentukan. Kemiskinan yang dihadapi oleh sebagian besar keluarga di pedesaan menuntut keikutsertaan semua anggota
keluarga untuk memikirkannya Wulandari, 1992. Keinginan para wanita untuk dapat meningkatkan taraf hidup, perbaikan
taraf hidup, dan perbaikan keadaan ekonomi serta keadaan sosial keluarga senantiasa tergambar dari upaya yang selalu mereka lakukan. Misalnya dengan
bekerja di sektor industri atau mencari nafkah untuk menambah penghasilan keluarga. Wanita pada umumnya sangat peka dengan keadaan dan permasalahan
yang terjadi dalam keluarga, mereka akan menjadi penengah untuk setiap masalah yang terjadi di dalam keluarga, mereka juga tidak segan-segan untuk memasuki
1
Universitas Sumatera Utara
dunia pekerjaan yang beresiko tinggi apabila keadaan keluarga mereka mengharuskan untuk berbuat demikian Ihromi,1995.
Pendapatan rumah tangga merupakan hasil usaha bersama dari semua anggota rumah tangga yang mempu bekerja dan digunakan untuk semua anggota
rumah tangga sesuai dengan pos-posan pengeluaran, pengeluaran tertinggi ada pada pos makanan Bastian, 1995.
Dalam rangka dinamika dan pergeseran mata pencaharian daerah pedesaan yang cenderung berubah dari pola agraris ke non agraris, misalnya menonjolkan
aktivitas industri rumah tangga, industri pariwisata, jasa, kehidupan sektor formal lainnya seperti pendidikan, pegawai, dan lain sebagainya ternyata wanita
memegang peranan juga. Terutama untuk menambah pendapatan keluarga dan membantu kegiatan suami serta mengurangi beban dan ketergantungan isteri
terhadap suami Kartini, 1995. Pembangunan sektor industri secara nasional diarahkan untuk mendorong
terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek perubahan ekonomi. Fokus perhatian pembangunan sektor ekonomi dirasa perlu
diberikan pada subsektor industri kecil dan kerajinan yang memiliki potensi dan peranan penting. Keberadaannya yang sebagian besar di daerah pedesaan
tentunya menjadikan industri kecil dan kerajinan ini memberikan sumbangan bagi daerah dan masyarakatnya Tambunan, 1999.
Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas perindustrian dan perdagangan diperoleh enam komoditi andalan Kabupaten Deli Serdang yang telah mampu
menopang dan memberikan kontribusi produk dari industri pengolahan berskala
Universitas Sumatera Utara
kecil dan menengah terhadap perekonomian di seputar kawasan di Kabupaten ini. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Komoditi Andalan Produk Industri Kecil Menengah di Kabupaten Deli Serdang 2011
No Jenis
Komoditi Unit
Usaha Unit
Jumlah Tenaga
Kerja Orang
Nilai Investasi
Rp.000 Kapasitas
Produksi Nilai
Produksi Rp.000
1 Kerupuk Opak 41
398 320.400
2.654 Ton 6.635.000
2 Sapu Ijuk
73 410
236.000 1.215.000
Batang 5.467.500
3 Meubel Kayu
16 340
172.000 10.100 Unit
2.020.000 4
Emping Melinjo
204 391
49.050 156 Ton
2.808.000 5
Keramik Gerabah
12 89
374.500 600 Unit
985.000 6
Sabut Kelapa 3
76 489.000
240 Ton 1.440.000
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang 2012 Industri Kecil dan kerajinan rakyat yang sebagian besar di daerah
pedesaan dapat memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi di pedesaan dan usaha pemerataan karena memberikan lapangan pekerjaan bagi
penduduk desa, memberikan tambahan pendapatan, dan dalam beberapa hal mampu memproduksi barang-barang keperluan penduduk setempat dan daerah
sekitarnya secara lebih efisien dan lebih murah dibanding dengan industri besar Syamsiah, 1991.
Tabel 2. Beberapa Industri Kecil dan Menengah Wilayah Desa Medan Sinembah 2011
No Industri Kecil dan
Menengah Jumlah
unit Jumlah
kegiatan unit
Jumlah pengurus dan anggota
orang
1. Industri Kerajinan Sapu Ijuk
36 1
2. Industri Alat Rumah Tangga
1 2
2 3.
Industri Material Bahan dan Bangunan
1 4.
Industri Alat pertanian 2
5. Industri Makanan
2 1
6 6.
Rumah Makan dan Restoran 2
1 1
Sumber : Kantor Kepala Desa 2012
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 2 di atas dapat terlihat bahwa mata pencaharian masyarakat yang tinggal di desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten
Deli Serdang tidak hanya berada dalam sektor pertanian tetapi juga termasuk di dalamnya adalah sektor industri, baik `itu sektor industri kecil dan menengah.
Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa sektor industri rumah tangga pembuatan sapu ijuk menjadi industri rumah tangga utama di desa Medan
Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.
1.2. Identifikasi Masalah
1. Apa saja kegiatan tenaga kerja wanita dalam industri rumah tangga pembuatan sapu ijuk?
2. Bagaimana persentase kontribusi tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian?
3. Bagaimanakah pengaruh karakteristik tenaga kerja wanita umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dalam industri rumah tangga, jumlah
tanggungan keluarga terhadap pendapatan tenaga kerja wanita? 4. Masalah-masalah apa saja yang ditemukan tenaga kerja wanita dalam
industri rumah tangga pembuatan sapu ijuk? 5. Apakah ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang
ditemukan tenaga kerja wanita dalam industri pembuatan sapu ijuk?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kegiatan tenaga kerja wanita dalam industri rumah tangga pembuatan sapu ijuk.
2. Untuk mengetahui persentase kontribusi tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan keluarga terhadap pendapatan tenaga
kerja wanita. 4. Untuk mengetahui masalah-masalah yang ditemukan tenaga kerja wanita dalam
industri pembuatan sapu ijuk. 5. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang
ditemukan tenaga kerja wanita dalam industri pembuatan sapu ijuk.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun Kegunaan dari penelitian ini yaitu : 1. Sebagai bahan informasi maupun pertimbangan terhadap pihak pengambil
keputusan dalam pembangunan industri rumah tangga. 2. Sebagai bahan informasi serta referensi terhadap pihak yang
membutuhkan. 3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Peranan bagi wanita secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mulia dan dijunjung tinggi, ini terlihat pada wanita desa yang senantiasa berusaha
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Upaya yang mereka lakukan misalnya bekerja di sektor pertanian atau mencari nafkah untuk menambah penghasilan
keluarga Daulay, 2001. Sebagai sumber penghasilan dari kegiatan pencaharian nafkah, rumah tangga
petani ternyata tidak hanya melakukan pekerjaan di bidang pertanian, tetapi juga di bidang lainnya seperti usaha dagang, kerajinan tangan, industri rumah tangga.
Perilaku tersebut karena terdorong bahwa pada dasarnya keadaan ekonomi yang kurang memuaskan, yang mendesak keluarga termasuk wanitaistri untuk melakukan
pekerjaan lain dalam rumah tangga yang dapat menambah pendapatan keluarga Sajogyo,1992.
Citra wanita dalam aspek sosial disederhanakan ke dalam dua peran yaitu peran wanita dalam keluarga dan peran wanita dalam masyarakat. Peran ialah bagian
yang dimainkan seseorang pada setiap keadaan, dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri dengan keadaan. Peranan wanita artinya bagian dari tugas utama
yang harus dilaksanakan wanita. Ada berbagai peran wanita yang dimilikinya sejak lahir sampai pada usia-usia selanjutnya, peran-peran itu merupakan bagian dari
hidupnya Sugihastuti, 1999.
6
Universitas Sumatera Utara
Struktur ekonomi akan mengalami perubahan dalam proses pembangunan karena makin tinggi pendapatan perkapita suatu negara, makin kecil peranan sektor
pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja, akan tetapi sebaliknya sektor industri makin penting peranannya dalam menampung tenaga kerja termasuk industri
rumah tangga Sukirno, 1998. Industri kecil dan kerajinan rakyat yang sebagian besar di daerah pedesaan
dapat memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi di pedesaan dan usaha pemerataan karena memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk desa,
memberikan tambahan pendapatan dan dalam beberapa hal mampu memproduksi barang-barang perluan penduduk setempat dan daerah sekitarnya Mubyarto, 1997.
Partisipasi tenaga kerja wanita dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu di bidang pertanian sejak semula dalam memenuhi kebutuhan pokoknya tenaga kerja
wanita dibutuhkan untuk menambah tenaga yang ada, yaitu tenaga kerja laki-laki dalam mengerjakan ladangnya atau sawah, tegalan dan kebunnya. Kini dengan
berkembangnya industri yang berarti tersedianya pekerjaan yang cocok bagi wanita Sajogyo, 1992.
Meningkatnya jumlah angkatan kerja wanita dalam kegiatan ekonomi disebabkan oleh berbagai hal. Pertama, makin terasa adanya perubahan pandangan
dan sikap dalam masyarakat, antara lain tentang sama pentingnya pendidikan bagi kaum wanita dan pria serta makin disadari perlunya kaum wanita ikut berpartisipasi
dalam pembangunan. Kedua, adanya kemauan wanita untuk mandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha untuk membiayai kebutuhan hidupnya mungkin juga
kebutuhan dari orang-orang yang menjadi tanggungannya dengan penghasilannya
Universitas Sumatera Utara
sendiri, atau adanya kebutuhan menambah penghasilan keluarga. Kemungkinan lain yang menyebabkan peningkatan partisipasi wanita dalam angkatan kerja adalah
makin luasnya kasempatan kerja yang bisa menyerap tenaga wanita Sajogyo, 1994. Sapu ijuk adalah perpaduan dari beberapa bahan seperti ijuk, kayu, tangkai,
rotan dan bambu sehingga menghasilkan daya dan hasil guna yang lebih besar. Pada awalnya pengrajin memanfaatkan bahan yang ada di sekitar desanya atau diusahakan
sendiri, namun lama kelamaan usaha ini berkembang dan bahan dari sekitar desa tidak mencukupi lagi sehingga sehingga kemudian membeli bahan dari luar desa.
Adapun proses atau cara pembuatan sapu ijuk adalah sebagai berikut : 1. Membersihkan ijuk
2. Memotong ijuk 3. Membelah rotan dan mengikis rotan
4. Mengikis tangkai 5. Melubangi tangkai
6. Membelah bambu 7. Memasang segitiga atau kipas
8. Mengikat ijuk terhadap tangkai 9. Menjalin ijuk terhadap tangkai
10. Menyisir dan meratakan ijuk http : bainfokomsumut.go.id
Universitas Sumatera Utara
2.2. Landasan Teori
Peranan adalah aspek dinamis dari aspek yang dimiliki seseorang. Peranan dapat dibedakan dalam 3 jenis yaitu :
1. Peranan yang ditentukan oleh masyarakat secara normatif. 2. Peranan yang merupakan orientasi bagi Individu.
3. Peranan sebagai kegiatan atau perilaku individu Kadir, 2004.
Sebagai wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam keluarga inti yaitu sebagai istri, sebagai pengurus rumah tangga, ini pada umumnya dirasakan
sebagai tugas utama dari seorang wanita yang terkait dalam gambaran perkawinan. Dalam dua peran tersebut diatas wanita memberikan diri sepenuhnya demi
kesejahteraan bagi keluarganya, dalam kehidupan moderen dan era pembangunan dewasa ini sering juga dimotivasi untuk memberikan sumbangan lebih daripada di
atas, tidak terbatas pada pelayanan suami dan urusan rumah tangga. Banyak wanita merasa yang tidak puas hanya dalam kedua peran di atas dan sering keadaan ekonomi
keluarganya menuntut untuk bekerja di luar atau mencari suatu kegiatan yang menambah penghasilan keluarganya Munandar, 2003.
Peran wanita yang semakin meningkat dalam keluarga dan masyarakat akan membawa pengaruh terhadap masyarakat wanita sendiri dan kehidupan keluarganya,
kehidupan manusia akan selalu terikat dengan aspek ekonomi, dalam era saat ini yang berperan mencari nafkah untuk keluarga tak hanya laki-laki saja yang berperan
sebagai kepala rumah tangga namun perempuan juga memiliki peran dalam membantu perekonomian keluarga. Mereka ada yang bekerja di sektor primer
Universitas Sumatera Utara
agraris, sektor sekunder industri, dan sektor jasa tersier ketiganya merupakan sektor yang memiliki peran dalam membantu perekonomian keluarga Sajogyo,
1992. Wanita disamping sebagai ibu rumah tanggaa juga berperan dalam
peningkatan pendapatan keluarga, besarnya kemampuan dalam memberi kontribusi terhadap pendapatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi yang dalam
penelitian ini dibatasi pada faktor upah, dan jumlah pendapatan suami Munandar, 2003.
Sebagai sumber penghasilan dari kegiatan pencarian nafkah rumah tangga petani di pedesaan nyatanya tidak saja melakukan pekerjaan di bidang pertanian,
tetapi juga di bidang lainnya seperti usaha dagang, kerajinan tangan, dan industri, perilaku tersebut terdorong oleh karena pada dasarnya keadaan ekonomi keluarga
yang kurang memuaskan sehingga mendesak anggota keluarga termasuk istri untuk melakukan pekerjaan lain dalam rumah tangga yang dapat menambah pendapatan
keluarga Hafsah, 2000. Kegiatan istri ini sangat mempengaruhi keadaan rumah tangga mereka,
produktivitas tenaga kerja wanita dillihat dari bagaimana produksi ijuk yang mereka hasilkan, produksi sapu yang mereka hasilkan dalam hal ini juga diperhatikan
curahan tenaga kerja mereka, kontribusi yang disumbangkan oleh tenaga kerja wanita untuk rumah tangga mereka merupakan sumbangan yang diberikan mereka terhadap
pendapatan rumah tangga, dimana sumbangan ini tidak ditambahi dari pendapatan suamianak mereka Loekman, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pembangunan sektor industri, usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga IKKR merupakan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja tanpa harus
mensyaratkan jenjang pendidikan formal yang tinggi, penyerapan tenaga kerja di sektor industri khususnya IKKR cukup besar dibandingkan sektor lainnya Badan
Pusat Statistik Jakarta, 2010. Tampaknya terdapat beberapa alasan kuat yang mendasari resistensi dari
keberadaan industri kecil dan industri rumah tangga dalam perekonomian Indonesia. Alasan utama adalah sebagian besar populasi industri kecil dan kerajinan rumah
tangga berlokasi di pedesaan, sehingga jika dikaitkan dengan kenyataan tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan pertanian yang relatif berkurang,
maka industri kecil dan industri rumah tangga merupakan jalan keluar yang tepat Tambunan, 1999.
Penambahan tenaga kerja sebagai akibat peledakan penduduk belum seluruhnya dapat diserap oleh sektor-sektor pertanian, maka dalam menuju industrialisasi
pertanian, pembangunan industri pada umumnya dan industri kecil serta kerajinan tangan pada khususnya di daerah pedesaan cukup mempunyai arti besar. Mendorong
perkembangan industri pedesaan terutama yang mengolah hasil pertanian dari bahan mentah menjadi barang jadi dan setengah jadi, dapat menciptakan kenaikan produksi
dan kesempatan kerja Gilarso, 1994. Badan Pusat Statistik BPS menggolongkan perusahaanusaha industri
pengolahan di Indonesia kedalam empat kategori berdasarkan jumlah yang dimiliki oleh suatu perusahaanusaha tanpa memperhatikan besarnya modal yang ditanam atau
kekuatan mesin yang digunakan. Empat ketegori tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Industri kerajinan rumah tangga mempunyai tenaga kerja 1-4 orang 2. Industri kecil mempunyai tenaga kerja 5-19 orang
3. Industri sedang mempunyai tenaga kerja 20-99 orang 4. Industri besar mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih Badan
Pusat Statistika Sumatera Utara, 2010
Karakteristik Sosial Ekonomi
Pengertian sosial pada hakikatnya merupakan interaksi dalam pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat. Dalam proses ini terkandung di dalamnya nilai-nilai
kebersamaan, solidaritas dan kesamaan nasib sebagai unsur pemersatu kelompok. Untuk berinteraksi dalam masyarakat dan dalam berusahatani, seorang petani
pastinya memiliki karakteristik masing-masing yang berbeda seperti umur, pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga.
1. Umur Umur adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja
dalam melaksanakan kegiatan usahatani, umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja bilamana dalam kondisi umur yang
masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal Hasyim, 2006.
Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin
turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman Suratiyah,
2008.
Universitas Sumatera Utara
2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreatifitas
manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia Kartasapoetra,
1994. Menurut Munandar 2003 menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan
sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti: kualitas sumber daya manusia, tersedianya sumber daya alam yang memadai, adanya birokrasi pemerintahan yang
kuat dan efisien dan sebagainya. Namun demikian, tidak dapat disangkal bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam
proses pembangunan. Hal ini karena manusia bukan semata-mata menjadi obyek pembangunan, tetapi sekaligus juga merupakan subyek pembangunan.
3. Pengalaman bekerja Pengalaman seseorang dalam berusahatani sangat berpengaruh dalam
menerima inovasi dari luar. Di dalam mengadakan suatu penelitian lamanya berusahatani diukur mulai sejak kapan petani itu aktif secara mandiri mengusahakan
usahataninya tersebut sampai diadakan penelitian Fauzia, 1991. Menurut Soekartawi 1999 Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah
menerapkan inovasi dari pada petani pemula atau petani baru. Petani yang sudah lama berusahatani akan lebih mudah menerapkan anjuran penyuluhan dimikian pula
dengan penerapan teknologi. Pengalaman bekerja biasanya dihubungkan dengan lamanya seseorang bekerja
dalam bidang tertentu misalnya lamanya seseorang bekerja sebagai petani hal ini
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karna semakin lama orang tersebut bekerja, berarti pengalaman bekerjanya tinggi sehingga secara langsung akan mempengaruhi pendapatan Suwita,
2011.
4. Jumlah Tanggungan Menurut Hasyim 2006 jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor
yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani untuk
melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya.
Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi
keputusan petani dalam berusahatani Soekartawi, 1999.
2.3. Kerangka Pemikiran
Rumah tangga di desa merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah karena pada umumnya mereka memiliki pendapatan
rendah. Pendapatan petani atau buruh suami sebagai kepala rumah tangga berasal dari hasil panen ataupun dari hasil industri. Suami bekerja sebagai petaniburuh
memakan waktu yang cukup lama dalam prosesnya mendapatkan hasil dan pendapatan. Di kebanyakan desa saat ini mata pencaharian keluarga tidak hanya
bertumpu pada sektor usaha tani tetapi juga sekarang ini kebanyakan bekerja di sektor usaha kecil atau sektor industri rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan priasuami dan anggota keluarga lainnya berpengaruh bagi pendapatan utama keluarga karena pendapatan tersebut memberi andil dalam
menanggulangi kebutuhan rumah tangga. Adapun kegiatan yang ditekuni istri untuk menambah pendapatan keluarga
adalah kegiatan membersihkan ijuk, memotong ijuk, menyisir dan meratakan ijuk. Tenaga kerja wanita membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk kegiatan
tersebut, bisa dikatakan curahan tenaga kerja wanita cukup besar, dalam hal ini istri petani memiliki peranan ganda di rumah tangga mereka selain sebagai ibu rumah
tangga. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut tenaga kerja wanita memiliki kesulitan
masalah yaitu keterampilan untuk membuat sapu ijuk dari bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan istri sangat mempengaruhi keadaan rumah tangga mereka,
kontribusi yang disumbangkan oleh tenaga kerja wanita untuk rumah tangga mereka merupakan sumbangan yang diberikan mereka terhadap pendapatan rumah tangga
dimana sumbangan ini tidak ditambahi pendapatan suami. Sumbangan yang diterima keluarga dari tenaga kerja wanita merupakan sumbangan dalam bentuk upah yang di
dapat oleh tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga. Upah yang diterima oleh tenaga kerja wanita dari hasil pekerjaannya dalam
industri rumah tangga pembuatan sapu ijuk merupakan bagian dari pendapatan keluarga yang kemudian ditambah lagi dengan pandapatan dari suami. Secara
skematis kerangka pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan : : Berperan
: Terdiri dari : Dipengaruhi
RUMAH TANGGA
SUAMI ISTRI
Pendapatan Kegiatan :
-Membersihkan ijuk. -Memotong ijuk.
-Menyisir dan meratakan ijuk.
Upah Masalah
Upaya
Pendapatan Keluarga
Universitas Sumatera Utara
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas maka dapat disusun beberapa hipotesis yang perlu diuji kebenaran
yaitu : 1. Persentase kontribusi tenaga kerja wanita terhadap keluarga di daerah penelitian
besar. 2. Ada pengaruh karakteristik umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja,
jumlah tanggungan keluarga terhadap pendapatan tenaga kerja wanita.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive di Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang karena di desa ini
menghasilkan produksi sapu ijuk yang cukup besar yang ada di Kabupaten Deli Serdang.
Tabel 3. Data Sentra Industri Kecil Di Kabupaten Deli Serdang 2011
No Jenis Komoditi Alamat Sentra
Produksi Unit
Usaha Tenaga
Kerja Orang
Produksi Tahun
1. Sapu Ijuk
Desa medan Sinembah Kec.Tanjung Morawa
36 180
2.684.400 Batang 2.
Sapu Ijuk Dasa Negara Kec.STM
Hilir 10
30 265.000 Batang
3. Keramik
Gerabah Desa Bangunsari
Kec.Tj. Morawa 8
3 25.000 Buah
4. Meubel Kayu
Desa Sekip Kec. Lubuk Pakam
8 8
6500 Buah 5.
Meubel Bambu
Desa Wonosari Kec.Tj. Morawa
1 1
300 Set
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang 2012
3.2. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode “simple random sampling “. Populasi penelitian ini adalah tenaga kerja wanita dalam industri
rumah tangga pembuatan sapu ijuk di Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Jumlah wanita yang bekerja dalam industri rumah
tangga pembuatan sapu ijuk ini adalah sebanyak 180 wanita namun yang sudah berumah tangga hanya 90 orang sedangkan yang lainnya merupakan tenaga kerja
18
Universitas Sumatera Utara
wanita yang belum berumah tangga tergolong masih remaja dan anak-anak. Adapun yang menjadi sampel penelitian dan adalah tenaga kerja wanita yang bekerja dalam
kegiatan produktif sebanyak 30. Sampel sebanyak 30 diharapkan mampu mewakili jumlah populasi wanita yang
berperan sebagai tenaga kerja dalam industri pembuatan sapu ijuk di Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Menurut Nazir
2005 yang mengatakan bahwa ukuran sampel yang diterima berdasarkan pada metode penelitian deskriptif minimal 30 sampel dan cukup mewakili keseluruhan
populasi.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini membutuhkan data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh langsung dari responden melalui wawancara dan data sekunder diperoleh
dari berbagai instansi terkait seperti Kantor Kepala desa Medan Sinembah dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang. Jenis dan sumber data yang
dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 4. Spesifikasi Pengumpulan Data
No. Jenis Data Sumber
Metode 1.
Identitas Rumah Tangga Pedesaan Rumah Tangga
Keluarga Wawancara
2. Jenis Pekerjaan
Responden Wawancara dan
Observasi 3.
Pencurahan Tenaga Kerja Responden
Wawancara 4.
Besar Pendapatan a.Wanita
b.Keluarga Responden
Wawancara
5. Pola Pengambilan Keputusan
Responden Wawancara
6. Monografi Desa
Kepala Desa Observasi dan
Laporan
Universitas Sumatera Utara
3.4. Metode Analisis Data
Untuk mengidentifikasi masalah 1, 4, 5 dianalisis secara deskriptif yaitu dengan mengetahui peranan wanita dalam usaha industri rumah tangga pembuatan sapu ijuk,
masalah yang ditemukan tenaga kerja wanita dalam industri pembuatan sapu ijuk dan upaya dalam mengatasi masalah kendala yang ditemukan dalam industri rumah
tangga pembuatan sapu ijuk. Untuk mengidentifikasi masalah 3 yaitu mengenai besarnya kontribusi tenaga
kerja wanita dianalisis dengan menggunakan tabulasi sederhana dengan perhitungan pendapatan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Pendapatan Keluarga = Upah Istri + Pendapatan Suami Maka kontribusi tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kontribusi tenaga kerja
=
Pendapatan Tenaga Kerja Wanita
Total Pendapatan
Keluarga
x 100
Untuk menentukan besar atau kecilnya kontribusi wanita terhadap total pendapatan keluarga maka diukur dengan :
- Jika kontribusi ≤ 50 dari total pendapatan keluarga maka kontribusi kecil
- Jika kontribusi 50 dari total pendapatan keluarga maka kontribusi besar Samadi, 2001
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengidentifikasi masalah 3 dianalisis dengan metode analisis regresi linier berganda. Adapun penyusunan model regresi adalah dengan metode OLS
Ordinary Liest Square dengan rumus sebagai berikut : Y=a
+ a
1
X
1
+ a
2
X
2
+ a
3
X
3
+ a
4
X
4
Keterangan : Y
= Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Rp a
1,
a
2,
a
3,
a
4
= Koefisien Regresi a
= Konstanta X
1
= Umur tahun X
2
= Tingkat Pendidikan tahun X
3
= Pengalaman bekerja tahun X
4
= Jumlah tanggungan jiwa
Untuk melihat sejauh mana variabel bebas umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan mempengaruhi variabel terikat pendapatan
keluarga, digunakan uji statistik koefisien determinasi. Koefisien determinasi pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel
terikat. Nilai koefisien determinasi R
2
adalah di antara 0 dan 1. Nilai ..yang kecil memperlihatkan kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel-variabel
sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas
Universitas Sumatera Utara
memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksikan variabel-variabel terikat Ghazali, 2001.
Rumus R
2
yaitu : R²=
�
JK xy �JKxx JKyy
�
²
Keterangan : JKyy = n
∑Y² - ∑Y²
JKxx = n ∑X² - ∑X²
JKxy = n ∑XY - ∑X∑Y
Keterangan : R² = Koefisien determinasi
N = Jumlah observasi B = Parameter yang akan diduga
Untuk mengetahui variabel bebas umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel
terikat pendapatan keluarga.
F-hitung
=
b₁.JKxy �
JKyy−b1.JKxy �−2
�
Kriteria uji untuk uji F adalah:
Universitas Sumatera Utara
H = Variasi variabel bebas umur, pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah
tanggungan berpengaruh nyata secara serempak terhadap variasi variabel terikat pendapatan.
H
1
= Variasi variabel bebas umur, pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan berpengaruh nyata secara serempak terhadap variasi
variabel terikat pendapatan. Kriteria uji F :
Jika f hitung ≤ Ftabel : maka H₀ diterima atau H₁ ditolak
Jika f hitung Ftabel : maka H ₁ diterima atau H₀ ditolak
Untuk mengetahui variabel bebas umur, pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
pendapatan keluarga digunakan uji t, yaitu dengan menggunakan rumus : t-hitung =
XY h
JK s
b t
1
=
2 .
1
− −
= n
JK b
JK s
XY yy
Keterangan : s
= Nilai t-hitung JK
= Jumlah Kuadrat b
1
= Parameter yang diduga
Universitas Sumatera Utara
yy = Variabel terikat
xy = Variabel Campuran
Kriteria uji untuk uji T adalah: H
= Variasi variabel bebas umur, pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan berpengaruh nyata secara parsial terhadap variasi
variabel terikat pendapatan. H
1
= Variasi variabel bebas umur, pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan berpengaruh nyata secara parsial terhadap variasi
variabel terikat pendapatan. Kriteria Uji t :
Jika
t
hitung ≤ t tabel : maka H₀ diterima atau H₁ ditolak
Jika
t
hitung t tabel : maka H ₁ diterima atau H₀ ditolak
t
-hitung menguji adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara nyata dan parsial Supriana, 2008.
1. Uji Multilolinieritas
Uji Multikolinieritas dimaksudkan untuk menghindari adanya hubungan yang linier antara variable bebas menurut Gujarati 2006, multikolinieritas dapat dideteksi
dengan beberapa metode, diantaranya adalah sebgai berikut : Jika nilai toleransi atau VIF kurang dari 0,01 atau melebihi 10 ketika R
2
tinggi antara 0,7 sampai 1 dan ketika korelasi derajat nol juga tinggi, tetapi tak satupun
Universitas Sumatera Utara
atau sangat sedikit tefisien regresi parsial yang hanya mengusahakan pekerjaan sebagai tenaga kerja dalam industri sapu ijuk.
2. Uji Heterokesdasitas
Untuk mengetahui apakah penelitian ini terjadi heteroskesdasitas adalah dengan melihat gambar scater plot dimana apabila tidak terjadi heteroskesdasitas maka titik
akan bersebar tanpa membentuk pola tertentu.
3. Uji Asumsi Normalitas
Uji asumsi normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, varibel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati
normal. Apabila asumsi ini tidak terpenuhi, baik uji F ataupun uji-t, dan nilai estimasi nilai variabel dependen menjadi tidak valid. Untuk mendekati normalitas pada model
regresi yaitu dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik normal plot. Adapun dasar pengambilan keputusannya berdasarkan kriteria uji
sebagai berikut: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Gujarati, 2006.
3.5. Definisi dan Batasan Operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
3.5.1 Definisi
1. Peranan merupakan status maupun kedudukan seseorang dalam suatu keadaan. 2. Peranan tenaga kerja wanita adalah partisipasi tenaga kerja wanita dalam berbagai
kegiatan untuk mengatur rumah tangga. 3. Kontribusi tenaga kerja wanita secara individual adalah kontribusi yang
diberikan oleh wanita kepada keluarga secara individu tanpa kontribusi dari suami dan dari anggota keluarga lainnya.
4. Kontribusi pendapatan wanita adalah kontribusi persentase pendapatan wanita terhadap pendapatan keluarga dalam setahun
5. Partisipasi wanita adalah keikutsertaan wanita istri sebagai anggota keluarga dalam mencukupi kebutuhan keluarga baik itu dalam usaha tani maupun kegiatan
di luar usaha tani. 6. Pendapatan keluarga adalah pendapatan pria dan anggota keluarga lainnya
ditambah pendapatan dari wanita istri. 7. Upah diukur berdasarkan jumlah pendapatan yang diperoleh dari industri rumah
tangga. 8. Industri kecil adalah industri atau perusahaan berskala kecil dan menghasilkan
produksi dalam bentuk barang, biasanya berada di pedesaan. 9. Industri sapu ijuk adalah industri atau perusahaan berskala kecil yang
menghasilkan produk dari bahan dasar ijuk dalam bentuk sapu ijuk berdasarkan keterampilan, kerajinan dan ketelitian yang biasanya dikerjakan oleh tangan.
10. Produksi sapu ijuk adalah hasil dari industri kerajinan sapu ijuk dalam bentuk sapu ijuk.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Batasan Operasional
1. Penelitian ini dilakukan di Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.
2. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita ibu rumah tangga yang bekerja dalam industri pembuatan sapu ijuk yang terletak di desa Medan Sinembah, Kecamatan
Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. 3. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
4.1. Deskripsi Kecamatan
Penelitian dilakukan di desa Medan sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, terletak ± 12 Km dari ibukota kabupaten Deli Serdang, dan
jarak Kantor kecamatan dengan ibukota provinsi 16 km Secara administratif Kecamatan ini memiliki batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Batang Kuis
Sebelah Selatan : Kecamatan Sinembah T. Muda Hilir
Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Pakam
Sebelah Barat : Kecamatan Medan Johor dan Percut Sei Tuan
Kecamatan Tanjung Morawa mempunyai luas sekitar sekitar 13. 175 ha atau 131,75 km
2
dan terletak pada ketinggian 30 m diatas permukaan laut. Kecamatan Tanjung Morawa terdiri dari 25 desa dan 1 Kelurahan.
4.1.1. Deskripsi Daerah Penelitian
Desa yang menjadi daerah penelitian adalah desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang yang memiliki jarak ke
ibukota provinsi. Desa Medan Sinembah merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan
Tanjung Morawa yang mengusahakan kerajinan sapu ijuk sebagai usaha pokok dan usaha sampingan. Luas pemukiman Medan Sinembah 327,26 ham
2
, Desa Medan Sinembah merupakan dataran rendah.
Universitas Sumatera Utara
Adapun batas-batas Geografis Desa Medan Sinembah adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Desa Limau Manis Sebelah Selatan
: Desa Tadukan Raga Sebelah Timur
: Desa Bandar Labuhan Sebelah Barat
: Desa Sigara-gara
4.1.2. Keadaan Penduduk
Jumlah Penduduk di desa Medan Sinembah sampai pada tahun 2007 tercatat sebanyak 7320 jiwa. Terangkum dalam 1653 KK yang tediri dari 3.672 jiwa yang
berjenis kelamin laki-laki dan 3.648 yang berjenis kelamin perempuan. Selain itu jumlah penduduk juga terdiri dari beberapa komposisi penduduk menurut umur dan
dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di desa Medan
Sinembah Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang tahun 2011
No. Kelompok Umur Tahun
Jumlah Penduduk Persentase
1 0-6
742 11,63
2 7-12
1019 15,97
3 13-18
878 13,76
4 19-25
921 14,43
5 26-35
1264 19,81
6 36-45
647 10,1
7 46-50
429 6,724
8 51-60
240 3,762
9 61
240 3,762
Sumber : Kantor Kepala desa Medan Sinembah, 2012 Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa kelompok umur yang paling besar
jumlahnya adalah kelompok umur 26-35 tahun yaitu sebanyak 1264 jiwa 19,81,
Universitas Sumatera Utara
disusul oleh kelompok umur 7-12 tahun sebanyak 1019 jiwa 15,97, dan kelompok umur 19-25 tahun sebanyak 921 jiwa 14,43. Tenaga kerja man power adalah
penduduk pada usia 26-35. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6. Komposisi Penduduk desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang 2011
Uraian Jumlah Penduduk
Jiwa
1. Belum Sekolah 116
2,06 2. SD
159 2,83
3. SLTP 1705
30,38 4. SLTA
3448 61,45
5. AkademiD1-D3 82
1,46 6. S1
101 1,8
Total 5611
100
Sumber : Kantor Kepala desa, 2012 Dari tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa penduduk Desa Medan Sinembah,
Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang memiliki tingkat pendidikan rata-rata terbesar pada tingkat pendidikan SLTP yaitu sebesar 3448 61,45
sedangkan yang paling sedikit adalah akademi D1, D2 dan D3 sebanyak 82 1,46 .
Sosial Ekonomi
Mata Pencaharian utama di desa medan sinembah pada umumnya adalah buruh tani, selain itu ada sebagian besar juga memiliki mata pencaharian di bidang
industri rumah tangga, wiraswasta dan karyawan perusahaan pemerintahan. Sebagai gambaran tentang keadaan penduduk dari struktur ekonominya dapat dilihat pada
tabel 7 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang
2011 No.
Mata Pencaharian Jumlah Jiwa
Persentase 1.
Buruh Tani 490
33,67 2.
Karyawan Perusahaan swasta 385
26,46 3.
Pegawai Negeri Sipil 93
6,392 3.
Pengusaha Kecil dan menengah 307
21,1 4.
Pedagang Keliling 106
7,285 5.
Pengrajin Industri rumah tangga 38
2,612 6.
Peternak 26
1,787 7.
Tukang Jahit 10
0,687
Jumlah 1455
100
Sumber : Kantor Kepala Desa Medan Sinembah, 2012 Dari Tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat yang tinggal di
desa Medan Sinembah memiliki mata pencaharian sebagai buruh tani yaitu sebanyak 490 jiwa 33,67 disusul oleh kelompok masyarakat yang bekerja sebagai karyawan
perusahaan swasta sebanyak 385 jiwa 26,46, kemudian kelompok masyarakat yang bekerja sebagai pegawai negri sipil yaitu sebanyak jiwa 93 6,392, berikutnya
pengusaha kecil dan menengah 307 jiwa 21,1, Kelompok masyarakat pedagang keliling sebanyak 106 jiwa 7,285 , pengrajin industri rumah tangga sebanyak 38
2,612 berikutnya peternak sebanyak 26 jiwa yaitu 1,787 dan kelompok masyarakat yang memiliki mata pencaharian paling kecil adalah kelompok
masyarakat yang bekerja sebagai tukang jahit sebanyak 10 0,687.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Luas dan penggunaan tanah
Luas total Desa Medan Sinembah adalah 375 ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 berikut :
Tabel 8. Luas dan Penggunaan tanah di desa Medan Sinembah 2011 No.
Jenis Penggunaan Tanah Luas Ha
Persentase
1. Perumahan dan Pekarangan
327,6 94,5
2. Persawahan
4,5 1,298
3. Perkebunan perorangan
12 3,46
4. Perkantoran pemerintahan
0,04 0,012
5. Tempat pemakaman desa
2,2 0,635
Sumber : Kantor Kepala Desa Medan Sinembah, 2012 Dari tabel 8 diatas dapat kita peroleh informasi bahwa penggunaan perumahan
dan pekarangan untuk perumahan dan pekarangan lebih luas yaitu seluas 327,6 ha atau 94,5 kemudian di urutan ke dua penggunaan tanah terluas adalah persawahan
yaitu seluas 4,5 ha atau 1,298 kemudian pada urutan ketiga perkebunan perorangan 12 ha atau 3,46 , pada urutan ke empat perkantoran pemerintahan seluas 0,04 ha
atau 0,012 dan terakhir pada urutan kelima yaitu untuk pemakaman desa seluas 2,2 ha atau 0,635 .
4.1.4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana di desa Medan Sinembah sudah cukup memadai, dengan adanya sarana dan prasarana yang yang terdapat disuatu daerah akan mempengaruhi
perkembangan dan kemajuan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Semakin baik sarana dan prasarana maka aakan mempercepat laju perkembangan daerah
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Adapuan sarana dan prasarana yang terdapat di desa medan Sinembah dapat dilihat pada tabel 9 berikut :
Tabel 9. Sarana dan Prasarana Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang 2011
No. Sarana dan Prasarana
Jumlah Unit 1
Rumah sakit umum 1
2 Puskesmas
1 3
Posyandu 7
4 Perpustakaan desa
1 5
Taman bacaan 1
6 Sekolah
15 7
Sumur Gali 1215
8 Lapangan Sepak Bola
1 9
Masjid 8
10 Gereja
3 Sumber : Kantor Kepala Desa 2012
Dari tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana baik berupa sekolah, tempat ibadah, dan sarana kesehatan cukup memadai jumlah tiap sarana dan
prasarana dianggap mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Medan Sinembah.
4.2. Karakteristik Tenaga Kerja Wanita Responden
Karakteristik Tenaga Kerja Wanita yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan keluarga
yang secara lengkap dan dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Karakteristik tenaga kerja wanita sampel di daerah penelitian 2012 No
. Uraian Rentang
Rata-rata
1. Umur Tahun
21-65 38,67
2. Pendidikan Tahun
6-12 7,9
3. Pengalaman Bekerja Tahun 1-30
10,77 4.
Jumlah tanggungan Jiwa 1-6
3,07 Sumber : Data primer diolah dari lampiran 1
Dari tabel 10 diperoleh umur rata-rata sampel adalah 38,67 tahun dengan rentang umur 21-65 tahun. Tingkat pendidikan tenaga kerja sampel antara 6-12 tahun
dengan rata-rata pendidikan 7,9 tahun. Pangalaman bekerja 1-30 tahun dengan rata- rata 10,7 tahun, selanjutnya jumlah tanggungan keluarga sampel bervariasai mulai 1
sampai 6 orang tanggungan keluarga dengan rata-rata jumlah tanggungan keluarga adalah 3 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Proses Kegiatan Pembuatan Sapu Ijuk
Sapu ijuk adalah perpaduan dari beberapa bahan seperti ijuk, kayu tangkai, rotan dan bambu sehingga menghasilkan daya dan hasil guna yang lebih besar. Pada
awalnya pengrajin memanfaatkan bahan yang ada disekitar desanya atau di usahakan sendiri, namun lama kelamaan usaha ini berkembang dan bahan dari sekitar desa
tidak mencukupi lagi sehingga mereka kemudian membeli bahan dari luar desa . Dewasa ini para pengrajin sapu ijuk atau pada saat ini dikenal dengan
para tenaga kerja yang bekerja dalam industri sapu ijuk bekerja dengan bergantung kepada agen-agen atau dikenal sebagai toke besar yang ada di desanya atau di luar
desa. Bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan diperoleh langsung dari toke tersebut.
Adapun proses atau cara kerja pembuatan sapu ijuk adalah sebagai berikut :
5.1.1. Membersihkan ijuk
Ijuk yang diperoleh adalah ijuk yang diambil dari pohon enau, sehingga masih perlu dibersihkan. Tujuan dari membersihkan ijuk ini adalah untuk memisahkan ijuk
dengan lidi, karena disamping tidak bermanfaat pada sapu, lidi juga dapat mengganggu kelancaran pembuatan sapu serta mencegah tangan tertusuk oleh lidi
tersebut. Disamping memisahkan ijuk dari lidi sekaligus juga memilih ijuk antara kuaalitas yang baik dan yang kurang baik hal ini sesuai dengan pengalaman
34
Universitas Sumatera Utara
pengrajin, ini berhubungan juga dengan klasifikasi sapu ijuk yakni kualitas tempahan dan kualitas biasa. Proses membersihkan ijuk dilakukan secara manual
yaitu dengan menggunakan tangan kemudian memisahkan ijuk-ijuk yang masih menyatu dengan lidi-lidi. Ijuk yang akan dibersihkan tersebut dibersihkan dengan
cara menggenggamnya kemudian menyisir sedikit demi sedikit agar hasilnya lebih bersih. Adapun proses membersihkan ijuk membutuhkan waktu cukup lama bahkan
bisa mencapai setengah hari, karena jumlah ijuk yang dibersihkan sangat banyak
5.1.2. Memotong ijuk
Sapu yang dihasilkan pada dasarnya sudah mempunyai ukuran tertentu, baik ijuk, tangkai, dan yang lainnya. Apabila ijuk tersebut sudah bersih maka
dilakukan pemotongan ijuk sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Proses memotong ijuk ini dilakukan dengan gunting khusus atau dengan
menggunakan pisau tajam dimana dalam proses pemotongan ijuk dilakukan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan biasanya para tenaga kerja wanita memotong
ijuk dengan ukuran ± 20 cm. Memotong ijuk ini ini tidak terlalu rumit tapi
membutuhkan ketelitian dalam proses pengerjaanya, waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama bila dibandingkan dengan proses membersihkan ijuk.
5.1.3. Memasang Segitiga atau Kipas
Apabila sudah siap, maka pekerjaan berikutnya adalah memasang segitiga atau kipas sesuai jenis sapu. Fungsi segitiga adalah menahan ijuk agar tidak
berputar pada tangkai sehingga ijuk mudah lepas, juga mempermudah pembuatan bentuk dari sapu, dimana apabila ijuk sudah dijalin akan menyerupai segitiga. Proses
Universitas Sumatera Utara
pengerjaanya dengan menggunakan tali yang sengaja diikat di salah satu kaki para tenaga kerja wanita kemudian ijuk-ijuk tersebut dimasukan pada segitiga atau kipas
yang sudah tersedia.
5.1.4. Mengikat Ijuk terhadap Tangkai
Apabila sudah selesai tahap pemasangan segitiga berarti pekerjaan mempersiapkan bahan telah selesai, maka pekerjaan berikutnya adalah mengikat ijuk
terhadap tangkai dan segitiga. Hal ini bertujuan untuk memadukan ijuk terhadap tangkai dengan jarak 13 cm dari pangkal tangkai, pengikatan dilakukan dengan
menggunakan rotan yang telah dipersiapkan semula. Jumlah ijuk yang dibutuhkan tergantung dari mutu dan kualitas sapu tersebut, pada jenis sapu tempahan maka
jumlah ijuk yang dipakai lebih banyak sehingga sapu akan lebih tebal. Bila proses pemaduan antara ijuk terhadap tangkai serta segitiga telah selesai
maka sudah terbentuk sapu ijuk hanya saja sapu ini belum kuat sehingga masih perlu dilakukan proses selanjutnya yaitu penjalinan.
5.1.5. Menjalin Ijuk terhadap tangkai maupun segitiga
Tahap ini merupakan inti dari seluruh tahap yang telah diuraikan di atas. Adapun tujuan dari penjalinan antara lain: Memperkuat penyatuan antara ijuk
terhadap tangkai, sehingga kokoh waktu digunakan, memperkuat penyatuan ijuk sehingga tidak mudah tercabut satu per satu dipakai menyapu, membuat bentuk dari
sapu, dimana setelah dijalin bentuknya seperti segitiga, memperindah bentuk dari sapu, karena jalinan rotan menambah nilai keindahan sapu.
Universitas Sumatera Utara
Proses penjalinan sangat membutuhkan kesabaran serta keterampilan. Penjalinan dilakukan dengan menggunakan jarum sebagai alat penusuk jarum yang
dipakai adalah jarum goni yang dimulai dari samping bawah batas segitiga menuju ke atas. Penjalinan dilakukan secara teratur, sehingga disisi kiri akan terbentuk jalinan
rotan yang rapi demikian juga dengan bagian depan dan belakang. Dengan selesainya penjalinan, maka boleh dikatakan pembuatan sapu sudah
rampung hanya tinggal menyisir dan meratakan ijuk.
5.1.6. Menyisir dan Meratakan Ijuk
Setelah selesai penjalinan, maka sapu tersebut disisir dengan tujuan untuk merapikan susunan daripada ijuk tersebut serta mengeluarkan kotoran yang masih
tersisa. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sisir yang agak kasar yang dimulai dari bagian atas menuju ke bawah.
Sapu yang telah selesai dijalin biasanya ujung dari ijuk permukaan ijuk yang bersentuhan dengan lantai belum rata benar sehingga masih perlu dipotong sampai
benar-benar rata dengan tujuan untuk efektivitas penggunaan sapu tersebut. Dengan berakhirnya tahapan tahapan kerja menyisir dan meratakan ijuk ini maka kegiatan
pembuatan sapu ijuk telah selesai. Di daerah penelitian kegiatan membuat sapu ijuk ini biasa dilakukan oleh
tenaga kerja wanita pada pagi hari sampai tengah hari atau dimulai pada pukul 08.00 pagi atau setelah semua pekerjaan rumah tangga telah selesai diselesaikan dan batas
waktu pengerjaan tergantung dari tiap-tiap pekerja. Sebagian pekerja mengerjakan di tempat industri sapu ijuk dan ada pula yang mengerjakan di rumah masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
Bahan-bahan seperti ijuk, rotan, tangkai kipas, tali dll disediakan oleh toke, biasanya para ibu hanya mengerjakan tahapan pekerjaan seperti membersihkan ijuk, memasang
segitiga atau kipas, menjalin ijuk terhadap tangkai maupun segitiga, serta menyisir dan meratakan ijuk adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh tenaga kerja wanita.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11. Tahapan pekerjaan pembuatan sapu ijuk di desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang 2012
Keterangan : √ = Dilakukan
- = Tidak dilakukan Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa dalam setiap tahapan
pembuatan sapu ijuk banyak didominasi oleh tenaga kerja wanita daripada tenaga kerja laki-laki, dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa dalam proses pembuatan
sapu ijuk tersebut pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja wanita lebih ringan dibanding pekerjaan laki-laki.
Dalam proses pelaksanaan tahapan kegiatan pembuatan sapu ijuk memang banyak dibutuhkan biaya-biaya terutama untuk penyediaan bahan-bahan dan alat
. Tahapan pekerjaan industri pembuatan sapu ijuk
Tenaga kerja No.
Pria Wanit
1. Membersihkan ijuk
- √
2. Memotong ijuk
√ √
3. Membelah rotan dan mengikis rotan
√ -
4. Melubangi tangkai
√ -
5. Memasang segitiga atau kipas
- √
6. Mengikat ijuk terhadap tangkai
- √
7. Menjalin Ijuk terhadap tangkai maupun segitiga
- √
8. Menyisir dan meratakan ijuk
- √
Universitas Sumatera Utara
Dalam pembuatan sapu ijuk yang dilakukan oleh pengrajin memerlukan korbanan berupa komponen-komponen sebagai berikut :
1. Ijuk
Ijuk adalah merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembuatan sapu ijuk, sekitar 16 kg - 16,5 kg ijuk untuk pembuatan 100 batang
sapu ijik, dimana pada umumnya tiap 1 kg ijuk dapat menghasilkan 5-6 buah sapu ijuk. Jika dibandingkan dari keseluruhan komponen biaya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan 100 batang sapu ijuk.
2. Rotan
Rotan juga merupakan komponen penting dalam proses pembuatan sapu ijuk. Di daerah penelitian dapat dilihat bahwa jumlah bambu yang dibutuhkan
untuk setiap pembuatan 100 buah sapu ijuk sekitar 5 batangnya bambu tersebut dapat dipakai untuk membuat 20 buah sapu ijuk, dan harga tiap
batangnya adalah Rp. 5000. Jika dibandingkan dari keseluruhan komponen biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan 100 batang sapu ijuk.
3. Tali