Pengalaman Penelitian Fenomenologi TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami dijalani, dirasai, ditanggung KBBI, 2005. Pengalaman seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman seseorang, semakin trampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Abriyani. P 2004, dalam Etikasari, 2011.

B. Kanker Leher Rahim 1. Pengertian Kanker Leher Rahim

Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletah antara rahim uterus dengan liang senggama vagina. Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun Diananda, 2009. Serviks atau leher rahimmulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke liang senggama vagina. Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia. Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi karsinoma in-situ KIS, kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma invasif. Universitas Sumatera Utara Tingkat displasia dan KIS dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. Dari displasia menjadi karsinoma in-situ diperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan karsinoma in-situ menjadi karsinoma invasif berkisar 3-20 tahun Diananda, 2009.

2. Penyebab Kanker Leher Rahim

Dikutip dari Sastrosudarmo 2012 faktor risiko penyebab terjadinya kanker leher rahim yaitu : a. HPV human papiloma virus. HPV adalah virus penyebab kutil genitalis kondiloma akuminata yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56. b. Merokok. Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks. c. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini. Suami pasangan melakukan hubungan seksual pertama pada usia dibawah 18 tahun, berganti- ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks. d. Pemakaian DES dietilstilbestrol. Pada wanita hamil untuk mencegah keguguran banyak digunakan pada tahun 1940-1970. e. Gangguan sistem kekebalan f. Pemakaian pil KB g. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun h. Tidak melakukan Pap smear secara teratur

3. Penyebaran Kanker Leher Rahim

Dikutip dari Diananda 2007, proses penyebaran kanker leher rahim ada tiga macam yaitu : a. Melalui pembuluh limfe limfogen menuju ke kelenjar getah bening Universitas Sumatera Utara b. Melalui pembuluh darah hematogen c. Penyebaran langsung ke parametrium, korpus uterus, vagina, kandung kencing, dan rektum.

4. Gejala Klinik Kanker Leher Rahim

Dikutip dari Dalimartha 2004, gejala dini kanker leher rahim adalah sebagai berikut : a. Keputihan lekore b. Perdarahan setelah senggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal c. Perdarahan antara haid atau sesudah mati haid menopause d. Rasa berat di perut bawah e. Rasa kering di vagina f. Bila kanker sudah masuk di stadium invasif, keluar cairan berwarna kekuning- kuningan, berbau, dan dapat bercampur dengan darah g. Timbul gejala kekurangan darah anemia bila terjadi perdarahan kronis, misalnya pucat, lesu, mudah lelah, mengantuk, dan sebagainya. h. Timbul nyeri ditempat-tempat lain bila sudah terjadi penyebaran metastasis i. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus karena kurang gizi, edema kaki, iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah rektum, terbentuk fistel vesikovaginal, dan gejala-gejala akibat metastasis jauh.

5. Klasifikasi Kanker Leher Rahim

Dikutip dari Aulia 2012, pembagian tingkat kanker leher rahim adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Tingkat 0 Kanker hanya ditemukan pada lapisan atas dari sel-sel jaringan yang melapisi leher rahim. Tingkat 0 disebut carsinoma in-situ. b. Tingkat 1 Kanker telah menyerang leher rahim di bawah lapisan sel. c. Tingkat 2 Kanker telah meluas hingga vagina bagian atas dan jaringan-jaringan yang berdekatan dengan leher rahim. Namun pada tingkat ini, kanker belum menyerang bagian yang lebih rendah daripada vagina atau dinding pelvis. d. Tingkat 3 Pada tingkat ini kanker meluas hingga vagina bagian bawah dan juga telah menyebar ke dinding pelvis serta simpul-simpul getah bening yang berdekatan. e. Tingkat 4 Kanker telah menyebar ke kandung kemih, rectum, atau bagian-bagian tubuh yang lain. f. Kanker yang muncul kembali Pada tingkat ini, kemungkinan kanker timbul kembali pada leher rahim atau pada bagian tubuh yang lain.

6. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

Deteksi dini dilakukan dengan pemeriksaan pap-smear pap-test. Pemeriksaan ini beguna sebagai pemeriksaan penyaring skrining dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan pra-kanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih mudah dan murah. Bagi wanita berusia diatas 25 tahun yang telah menikah atau sudah melakukan senggama, dianjurkan untuk melakukan pap-smear sekali setahun secara teratur seumur hidup. Bila pemeriksaan tahunan tiga kali berturut- Universitas Sumatera Utara turut hasilnya normal, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap tiga tahun. Pada wanita dengan resiko tinggi, pemeriksaan harus dilakukan sekali dalam setahun atau sesuai petunjuk dokter Dalimartha, 2004.

7. Diagnosis Kanker Leher Rahim

Dikutip dari Sastrosudarmo 2012, dalam menegakkan, faktor yang terpenting adalah mengenal penyakit ini secara klinis yang ditunjang dengan pemeriksaan laboraturium. a. Pemeriksaan pap smear sitologi. Caranya dengan mengambil lapisan dari permukaan leher rahim atau vagita untuk menilai perubahan bentuk sel serta mengetahui adanya kanker leher rahim tingkat klinik dini, pemeriksaan ini bermanfaat untuk pengawasan lanjut setelah terapi. Bila 4 bulan setelah radiasi hasilnya positif, dilakukan dilatasi dan kuretase. b. Pemeriksaan schiller. Menggunakan larutan jodium untuk dinilai dibawah mikroskop. Jaringan normal yang banyak mengandung glikogen akan berwarna cokelat karena glikogen di dalamnya akan mengikat jodium. Sedang jaringan kanker yang kurang mengandung glikogen akan berwarna pucat c. Pemeriksaan kolposkopi. Menggunakan alat kolposkop, sangat membantu dalam menentukan ada tidaknya daerah abnornal dan menentukan pula posisi daerah abnormal tersebut. Pengambilan bahan sitologi sedapat mungkin bersamaan dengan pemeriksaan kolposkopi, karena tujuan kolposkopi untuk menentukan kapan dan diman biopsi harus dilakukan. d. Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan mengambil jaringan yang terdiri dari konisasi, biopsi, dilatasi dan kuretase. Universitas Sumatera Utara

8. Pencegahan Kanker Leher Rahim

Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat Setiati, 2009 : a. Jauhi kegiatan merokok b. Hindari mencuci vagina dengan antiseptik c. Hindari menaburi bedak talk pada vagina d. Lakukan diet rendah lemak e. Penuhi kebutuhan vitamin C buah dan sayur-sayuran f. Hindari hubungan seks terlalu dini g. Hindari berganti-ganti pasangan seks h. Terlambat menikah i. Penggunaan estrogen

9. Pengobatan Kanker Leher Rahim

Adapun pengobatan kanker leher rahim menurut Sastrosudarmo 2012 : a. Pembedahan Pada karsinoma in-situ kanker yang terbatas pada lapisan serviks palinh luar, seluruh kanker sering dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP. Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak. Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan. b. Terapi penyinaran radioterapi Terapi penyinaran radioterapi efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi Universitas Sumatera Utara digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada 2 macam radioterapi: 1. Radiasi eksternal: sinar berasal dari sebuah mesin besar. Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan selama 5-6 minggu. 2. Radiasi internal: zat radioaktif yang berada disebuah kapsul dimasukkan langsung kedalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu. Efek samping dari terapi penyinaran adalah: a. Iritasi rektum dan vagina b. Kerusakan kandung kemih dan rektum c. Ovarium berhenti berfungsi c. Kemoterapi Jika kanker telah menyebar keluar panggul, dianjurkan untuk menjalani kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat anti-kanker diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut. Kemoterapi diberikan dalam suatu, artinya suatu periode pengobatan yang diselingi dengan pemulihan. d. Terapi biologis Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lain. Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang dikombinasikan dengan kemoterapi. Universitas Sumatera Utara

C. Penelitian Fenomenologi

Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal atau suatu studi tentang kesadaran dari perspektif dari seseorang. Istilah fenomenologi juga sering diartikan sebagai anggapan umum namun untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Istilah fenomenologi juga mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang Moleong, 2005. Bogdan dan Taylor 1975, dalam Moleong, 2007 mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah dan bersifat penemuan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya pengalaman, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai intrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi Sugiono, 2009.

D. Wawancara Terstruktur