lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus
memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut.
3. Dependabilitas dependability
Hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk
menarik kesimpulan. Kriteria ini dapat digunakan untuk menilai apakah proses penelitian kuatitatif bermutu atau tidak, dengan mengecek apakah peneliti membuat
kesalahan dalam mengkonseptualisasikan rencana penelitiannya, pengumpulan data, dan penginterpretasiannya.
4. Konfirmabilitas confirmability
Hasil penelitian ini dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan, dengan
tujuan agar hasil dapat lebih objektif. Hasil penelitian ini nantinya diperiksa oleh orang lain yang tidak ikut dalam proses penelitian
F. Pengalaman Pasien Kanker Leher Rahim
Harahap 1998, dalam Yani, 2007 Secara klinis tingkat keganasan kanker serviks stadium dini berbeda dengan stadium lanjut. Lebih dari 60 kanker serviks pada stadium
dini tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada stadium lanjut terjadi gejala yang lebih dari sekedar pendarahan dan keputihan, yaitu pengeluaran getah vagina yang kuning dan
berbau, nyeri hebat dan penurunan berat badan. Gandasentana 1997, dalam Yani, 2007 Pengobatan kanker serviks stadium lanjut
tidak cukup hanya dengan pengobatan secara lokal. Pengobatan untuk stadium lanjut dan sangat lanjut dapat dilakukan dengan pengangkatan seluruh rahim dan jaringan yang
Universitas Sumatera Utara
terkena serta dilakukan terapi paliatif dengan radioterapi atau kombinasi dengan kemoterapi
Young dalam Novak 1995, dalam Yani, 2007 pada klien kanker serviks yang menjalani kemoterapi dapat terjadi efek samping yang ditimbulkan secara fisik seperti
leukopenia, anemia, stomatitis, malaise, mual dan muntah, diare, lesu, lemas, perubahan kulit dan kerontokan rambut. Adanya efek samping seperti tersebut ditambah dengan nyeri
hebat akibat proses keganasan yang khas terjadi pada kanker serviks stadium lanjut akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia sehingga dapat terjadi
gangguan seperti: perubahan nutrisi, perubahan kenyamanan, kerusakan mobilitas fisik, resiko terhadap cedera, kurang perawatan diri dan intoleransi aktivitas. Carpenito 1997,
dalam Yani, 2007. Sedangkan pengangkatan seluruh atau sebagian rahim akan memberi banyak pengaruh terhadap fungsi reproduksi klien.
Jika dilihat dari gejala klinik kanker serviks pada stadium lanjut seperti keputihan yang gatal dan berbau busuk, pendarahan kontak, pendarahan spontan dan nyeri yang
hebat, maka penyakit ini sudah sejak lama dikaitkan dengan gangguan fungsi seksual yang merupakan ciri khas dari penyakit kanker ginekologis ini. Oleh karena itu, penyakit ini
sangat ditakuti oleh kaum wanita karena perubahan fungsi seksual merupakan perubahan yang sangat berarti bagi seorang wanita dikaitkan dengan fungsi dan perannya dalam
keluarga yaitu sebagai seorang istri dan ibu Yani, 2007. Kira-kira setengah dari seluruh klien kanker mengalami masalah kejiwaan. Dari
penelitian pada klien ginekologis diperoleh hasil bahwa mereka yang paling beresiko mengalami gangguan psikologik adalah yang pernah mengalami gangguan ini sebelumnya,
klien kanker serviks tahap lanjut dan mereka yang rasa sakitnya tidak teratasi Sapiie TW yang dikutip oleh YKI, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Kozier 1995, dalam Yani, 2007 adanya perubahan fungsi seksual pada klien kanker serviks pada stadium lanjut dapat menjadi salah satu sebab terjadinya gangguan
konsep diri klien ke arah yang negatif apabila tidak mampu mengatasinya karena perubahan seksualitas pada seseorang akan menyebabkan penurunan gambaran diri yang
pada akhirnya mengakibatkan penurunan harga diri. Penurunan harga diri dan kesepian dan ditambah dengan penurunan fungsi tubuh dapat menyebabkan isolasi sosial dan kehilangan
interaksi dengan orang lain
.
Dampak fisik dan psikologis yang sedemikian kompleksnya dapat menjadi pemicu munculnya kondisi yang menekan atau stres pada diri klien. Dengan demikian, penanganan
secara fisik misalnya melalui terapi medis dan psikologis misalnya penanganan stres sangat baik dilakukan pada masa dini, karena melalui penanganan tersebut diharapkan
klien akan cepat merasa tenang, terlepas dari kondisi stres dan perasaan tertekan, sehingga dengan demikian diharapkan klien dapat memperoleh prognosis yang lebih positif Yani,
2007. Pada saat stres, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya.
Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakit yang dialami, khususnya jika penyakit yang memerlukan proses penyembuhan yang lama dengan hasil
yang belum pasti. Sembahyang atau berdoa, membaca kitab suci dan praktek keagamaan lainnya membantu memenuhi kebutuhan spritual dan mendapatkan kekuatan untuk
bertahan hidup Yani, 2007. Brockopp 2000, dalam Yani, 2007 perubahan-perubahan yang terjadi merupakan
pengalaman yang dihadapi penderitanya, tidak semua orang dapat merasakan dan memahami kondisi yang dialaminya. Sehingga pengungkapan pengalaman klien sangat
penting untuk membantu perawat khususnya dan tenaga kesehatan umumnya dalam memahami kondisi klien sesuai apa yang dialami oleh klien itu sendiri. Pemahaman
Universitas Sumatera Utara
perawat dan tim kesehatan yang holistik terhadap klien kanker serviks, membantu perawat dan tim kesehatan lainnya untuk memberikan lingkungan yang kondusif selama perawatan
di rumah sakit. Sehingga kondisi tersebut diharapkan dapat membantu klien dalam menerima penyakitnya dan berkolaborasi dalam proses perawatan. Pengetahuan baru
dalam praktik keperawatan dapat diperoleh dengan berbagai cara. Intuisi, pendekatan pemecahan masalah menggunakan ulasan logis, pengalaman dan penyelidikan ilmiah
adalah sebuah cara memperoleh pengetahuan baru yang dapat berguna dalam praktik keperawatan.
Melihat fenomena di atas, kanker serviks menimbulkan banyak perubahan bagi klien yang mengalaminya. Tidak hanya menimbulkan perubahan fisik saja tetapi dapat
menimbulkan perubahan-perubahan dari segi lainnya seperti psikologis, sosial, ekonomi dan spritual. Dampak yang ditimbulkan dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa betapa pentingnya memahami kondisi klien kanker serviks dalam upaya memberikan perawatan yang holistik Yani, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi. Fenomenologi diartikan sebagai : 1 pengalaman subjektif atau pengalaman
fenomenologikal; 2 suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang Husserl. Fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjukkan
pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui Moleong, 2010. Hal ini sesuai dengan tujuan peneliti untuk mengetahui pengalaman pasien yang
menderita kanker leher rahim.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang pernah mengalami kanker leher
rahim. Diketahui bahwa jumlah pasien yang pernah mengalami kanker leher rahim di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan mulai Januari – Oktober 2012 sebanyak
322 orang. 2. Sampel
Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 5 orang. Tehnik pengambilan sampel yang dilakukan adalah Purposive Sampling. Tehnik ini menetapkan
sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara