dimilikinya. Jadi disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian posisi, jabatan atau pekerjaan yang dipegang karyawan selama masa karirnya yang meliputi
gerakanmobilitas dalam organisasi. Persepsi adalah proses di mana kita mengorganisasi dan menafsirkan pola
stimulus di dalam lingkungannya Atkinson, 1991. Chaplin 1999 memandang persepsi sebagai proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif
dengan bantuan indra. Persepsi karir adalah suatu proses koqnitif dan afektif karyawan untuk melakukan pemilihan, pengaturan dan pemahaman serta
penginterprestasian terhadap reaksi-reaksi inderawi mengenai gambaran pengembangan karir secara utuh dalam organisasi.
2.1.2. Akuntan Publik sebagai Karir
Sejak tahun 2004, maka setiap alumni jurusan Akuntansi tidak lagi mendapatkan gelar Ak secara otomatis. Hal ini berlaku bukan hanya bagi mereka
yang akan berprofesi sebagai Akuntan publik maupun yang non Akuntan publik, yang berminat mendapat gelar Ak diwajibkan untuk menempuh Pendidikan Profesi
Akuntan PPAk untuk masa studi 2 semester. Jadi jelaslah bahwa seseorang yang memilih jurusan Akuntansi, sesudah selesai pendidikan Akuntan barulah dapat
memilih profesi yang khusus sebagai profesi Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan perusahaan maupun Akuntan pendidik.
Universitas Sumatera Utara
Menurut IAI tahun 1998, memilih Akuntan publik sebagai karir harus mematuhi kode etik profesi. Adapun Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia
yang harus dipatuhi oleh semua profesi Akuntan adalah: a.
Prinsip Kesatu: Tanggung Jawab Profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
b. Prinsip Kedua: Kepentingan PublikUmum
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka kepentingan umum.
c. Prinsip Ketiga: Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi-
tingginya. d.
Prinsip Keempat: Objektifitas Setiap anggota menjaga onjektivitas dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. e.
Prinsip Kelima: Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrrampilan profesional pada tingkat yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh
Universitas Sumatera Utara
manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling muktahir.
f. Prinsip Keenam: Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
g. Prinsip Ketujuh: Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dalam reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
h. Prinsip Kedelapan: Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relavan. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan
prinsip integritas dan objektivitas. Sebagai seorang calon Akuntan yang nantinya akan berprofesi dalam dunia
Akuntansi, maka mahasiswa Akuntansi hendaknya harus mengetahui dan memahami tentang etika profesional yang berlaku dalam menjalankan profesinya sebagai
Akuntan yang profesional.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir