Penularan Demam Berdarah Dengue

16 kemudian bertelur dalam waktu 20 - 36 jam Lardeux et al., 2002 atau dua hingga tiga hari kemudian Cristophers, 1960. Telur diletakkan satu per satu dalam kelompok, berbentuk seperti sarang tawon dalam jumlah antara 100 - 300 butir untuk satu kali bertelur Christophers 1960. Masa hidup nyamuk Aedes rata- rata sekitar satu bulan dengan kemungkinan 15 kali bertelur sepanjang hidupnya . Menurut Lok 1985 pemantauan kepadatan populasi Aedes aegypti dapat dilakukan dengan memeriksa 100 rumah di suatu daerah untuk menghitung indeks jentik yang meliputi: house index persentase rumah ditemukannya jentik Aedes aegypti, container index persentase wadah positif terdapat jentik Aedes aegypti dan breteau index jumlah wadah positif jentik Aedes aegypti per 100 rumah. Dalam suatu studi di Taiwan selama terjadi ledakan ditemukan rata-rata hanya satu nyamuk dewasa betina per rumah. Angka ini dapat menjadi indikator batas minimal jumlah nyamuk Aedes aegypti untuk kasus ledakan. Faktor penting yang mempengaruhi transmisi adalah perbandingan antara nyamuk betina infektif dan tidak infektif. Di Singapura rasio infeksi minimal pada Aedes aegypti 0,51 per 1000 dan pada Aedes albopictus 0,59 per 1000 nyamuk. Rasio ini dapat digunakan sebagai indeks untuk arboviral disease dalam kontak antara vektor infektif dan kejadian pada manusia di luar rumah. Selain itu juga digunakan indeks jumlah nyamuk infektif per rumah. Indeks ini sering digunakan karena hubungan yang erat antara rumah dan vektor. Jumlah virus yang menginfeksi betina per total jumlah betina yang ditangkap per jumlah rumah yang dikunjungi di tiga perkampungan di India selama epidemik adalah 11520, 11825 dan 11832 Chan, 1971; Chen, 1995 dalam Gubler et al, 1979.

2.3. Penularan Demam Berdarah Dengue

Nyamuk Aedes aegypti menjadi infektif setelah menggigit manusia yang sakit atau dalam keadaan viremia masa virus bereplikasi cepat dalam tubuh manusia, yakni : dua hari sebelum demam sampai lima hari sesudah demam. Setelah virus masuk ke saluran pencernaan, di haemocoel mengalami multiplikasi dengan cepat. Nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap virus dengue menjadi penular sepanjang hidupnya. Ketika menggigit manusia nyamuk mensekresikan kelenjar saliva melalui probosis terlebih dahulu agar darah yang akan dihisap 17 tidak membeku. Bersama sekresi saliva inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk antar manusia Gubler et al, 1979. Infeksi salah satu serotipe virus dengue akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak terhadap serotipe yang lain. Banyaknya serotipe dengue dan perbedaan antibodi menjadi salah satu penyebab kasus penyakit DBD sulit dikendalikan. Infeksi oleh satu serotipe virus dengue, hanya akan menimbulkan DD tanpa disertai perdarahan Chungue et al, 1990; Jennings et al, 1990. Seorang yang digigit nyamuk Aedes infektif akan melewati masa inkubasi selama empat sampai enam hari, kemudian terjadi viremi selama lima sampai enam hari. Virus dengue tipe 3 dipercaya menjadi penyebab terjadinya wabah di banyak tempat. Sejak tahun 1960 virus dengue tipe 2 dianggap sebagai penyebab utama kasus berat yang menyebabkan kematian di Thailand, tetapi pada waktu terjadi epidemi di Filipina dan Thailand tahun 1966–1967 diketahui disebabkan oleh virus dengue tipe 3 dan 4 Gubler et al., 1979. Di Indonesia sebagian besar penderita DBD berat maupun yang meninggal diakibatkan oleh virus dengue tipe 3. Kejadian yang sama adalah wabah di Bantul Jawa Tengah, pada semua penderita DBD yang meninggal berhasil diisolasi virus dengue tipe 3, sedangkan pada waktu terjadi wabah di Pontianak, virus dengue tipe 3 tidak hanya merupakan tipe virus utama, tetapi juga merupakan tipe yang paling virulen Poorwosoedarmo, 1988. Karena banyaknya kasus dan terutama seringnya muncul KLB, Departemen Kesehatan 2003 menyebutkan faktor-faktor yang terkait dengan penularan DBD adalah: 1. Kepadatan penduduk, semakin padat akan semakin mudah terjadi penularan karena jarak terbang nyamuk Aedes berkisar 50 m. 2. Mobilitas penduduk, memudahkan penularan dari satu tempat ke tempat lain. 3. Kualitas perumahan, jarak antara rumah, pencahayaan, bentuk rumah, bahan bangunan akan mempengaruhi penularan. Jika ada nyamuk penular maka akan menularkan penyakit pada orang yang tinggal di rumah tersebut, orang yang berkunjung ke rumah itu ataupun pada rumah-rumah disekitar jarak terbang nyamuk. 18 4. Pendidikan, akan mempengaruhi cara berpikir dalam penerimaan penyuluhan dan cara pemberantasan yang dilakukan. 5. Penghasilan, akan mempengaruhi kunjungan untuk berobat 6. Sikap hidup, jika senang kebersihan maka akan mempengaruhi risiko tertular DBD. 7. Golongan umur, kurang dari umur 15 tahun berpeluang lebih besar untuk terkena DBD. 8. Kerentanan tiap individu terhadap penyakit berbeda-beda.

2.4. Manifestasi Klinis Demam Berdarah Dengue