Demam Dengue DD Demam Berdarah Dengue DBD dan Dengue Shock Syndrome DSS

18 4. Pendidikan, akan mempengaruhi cara berpikir dalam penerimaan penyuluhan dan cara pemberantasan yang dilakukan. 5. Penghasilan, akan mempengaruhi kunjungan untuk berobat 6. Sikap hidup, jika senang kebersihan maka akan mempengaruhi risiko tertular DBD. 7. Golongan umur, kurang dari umur 15 tahun berpeluang lebih besar untuk terkena DBD. 8. Kerentanan tiap individu terhadap penyakit berbeda-beda.

2.4. Manifestasi Klinis Demam Berdarah Dengue

Infeksi virus dengue dapat bergejala simptomatis atau tidak bergejala asimptomatis sehingga sering terjadi kesalahan diagnosis karena hanya dianggap sebagai penyakit flu atau tipus. Penderita DBD sering menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, bahkan diare. Untuk itu dibutuhkan ketajaman pengamatan klinis berdasarkan analisis laboratorium. Infeksi virus dengue simptomatis mungkin sebagai sindrom penyakit DD, DBD atau DSS. Infeksi dari satu serotipe dengue hanya memberikan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe yang bersangkutan, tetapi tidak terbukti adanya proteksi silang terhadap serotipe lainnya. Hemostasis abnormal, kebocoran plasma yang diperlihatkan sebagai trombositopenia, dan peningkatan hematokrit hanya ada pada DBD bukan DD Departemen Kesehatan, 2003.

2.4.1. Demam Dengue DD

Setelah masa inkubasi selama 4 – 6 hari berbagai gejala prodromal yang tidak khas akan timbul, seperti nyeri kepala, nyeri punggung dan malaise. Gejala klinis khas pada pasien DD dewasa terjadi mendadak, suhu meningkat disertai menggigil diikuti dengan nyeri kepala dan muka kemerahan flushed face. Dalam waktu 24 jam akan muncul rasa nyeri di belakang mata atau tekanan pada bola mata, fotofobia, nyeri punggung, nyeri otot dan persendian. Gejala lainnya tidak ada nafsu makan, gangguan pada indera perasa, konstipasi, nyeri perut, nyeri pada daerah lipat paha, radang tenggorokan dan perasaan depresi, berlangsung selama beberapa hari Departemen Kesehatan, 2003. Saat demam suhu badan antara 19 39 C – 40 C selama 5 – 7 hari. Petechia yang tampak disertai rasa gatal. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan : 1. Jumlah leukosit normal pada awal demam selanjutnya terjadi leukopenia selama fase demam. 2. Sering dijumpai trombositopenia saat terjadi KLB 3. Pemeriksaan kimia darah dan enzim normal tetapi enzim hati meningkat

2.4.2. Demam Berdarah Dengue DBD dan Dengue Shock Syndrome DSS

Kasus DBD ditandai dengan adanya demam tinggi, fenomena perdarahan hepatomegali dan sering ditandai dengan kegagalan sirkulasi. Adanya hemostasis yang abnormal dan kebocoran plasma yang diperlihatkan sebagai trombositopenia serta meningkatnya hematokrit menjadi penanda yang membedakannya dari DD. Menurut Hadinegoro dan Satari 2002 gejala DBD diawali dengan meningkatnya suhu badan secara mendadak, disertai memerahnya kulit muka dan gejala klinik tidak khas seperti tidak ada nafsu makan, muntah, nyeri otot dan nyeri tenggorokan. Selain itu juga mengeluhkan rasa tidak enak pada epigastrium dan nyeri perut yang menyeluruh. Suhu badan tinggi selama 2 – 7 hari, kadang mencapai 40 C dan disertai kejang. Fenomena perdarahan yang biasa terjadi adalah uji torniquet positif bila terjadi 10 atau lebih petechia per 2,5 cm 2 . Uji tourniquet positif kuat jika dijumpai lebih dari 20 petechia. Pada kasus ringan atau sedang seluruh gejala mulai berkurang setelah suhu tubuh menurun, anggota badan terasa dingin yang menandai berkurangnya gangguan sirkulasi darah secara perlahan akibat bocornya plasma. Penderita akan sembuh sempurna segera setelah mendapat pengobatan cairan atau terapi elektrolit. Pada kasus yang lebih berat keadaan penderita bisa menurun mendadak beberapa hari setelah demam. Saat suhu badan turun, yaitu 3–7 hari demam terlihat tanda-tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit menjadi dingin, bercak-bercak, denyut nadi lemah dan cepat. Penderita terlihat kelelahan dan selanjutnya masuk dalam tahap kritis yaitu syok. Syok bisa berlangsung dalam jangka waktu yang singkat, penderita dapat meninggal dalam jangka waktu 12 - 24 jam kemudian, atau dapat sembuh dengan cepat setelah mendapatkan terapi penggantian cairan. 20 Derajat penyakit DBD dapat dikelompokkan dalam empat derajat Departemen Kesehatan, 2003 : 1. Derajat I : Demam yang disertai dengan gejala klinis tidak khas, satu-satunya gejala perdarahan adalah hasil uji tourniquet posititf. 2. Derajat II : Gejala yang timbul pada DBD derajat I ditambah terjadinya perdarahan spontan 3. Derajat III : Kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi cepat dan lemah, menyempitnya tekanan nadi 20 mmHg atau kurang atau hipotensi, ditandai kulit dingin dan lembab serta pasien gelisah. 4. Derajat IV : Syok berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak teraba. Hasil pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis DBD Gatot, dalam Hadinegoro dan Satari, 2002; Departemen Kesehatan, 2003 adalah: 1. Jumlah leukosit data normal, namun leokopenia biasa dijumpai pada awal penyakit dengan dominasi neutropil. Mendekati fase akhir demam terdapat penurunan jumlah leukosit total. Tampak limfosit atipik ditemukan menjelang fase akhir demam dan awal terjadinya syok. 2. Penurunan jumlah trombosit di bawah 100.000mm 3 biasanya ditemukan antara hari sakit 3 – 8 hari. Naiknya hematokrit juga tampak di semua kasus DBD, terutama pada stadium syok. Peningkatan hematokrit sampai 20 atau lebih merupakan bukti adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan bocornya plasma. 3. Kadang dijumpai albuminuria ringan yang bersifat sementara 4. Sering dijumpai adanya darah dalam tinja 5. Uji Koagulasi dan fibrinolitik menunjukkan adanya penurunan kadar fibrinogen, protrombin, faktor VIII, XII dan antitrombin III.

2.5. Perubahan Iklim Global terhadap Kesehatan