Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN

kuesioner dan wawancara pada stakeholder serta focus group discussion FGD untuk mendapatkan respon keinginan masyarakat terhadap kebijakan dan strategi pencegahan.

3.3. Teknik Pengambilan Contoh

Teknik pengambilan contoh dalam rangka menggali informasi dan pengetahuan akuisisi pendapat pakar ditentukan secara sengaja purposive sampling . Dasar perhitungan dalam penetuan pakar untuk dijadikan responden menggunakan kriteria sebagai berikut : a. Keberadaan responden dan kesediaan untuk dijadikan responden b. Memiliki reputasi, kedudukanjabatan dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai ahli pakar pada bidang yang diteliti. c. Telah memiliki pengalaman dalam bidangnya. Pakar yang akan menjadi alternatif pilihan untuk dijadikan responden sebanyak 28 orang, antara lain: pegawai Dinas Kesehatan, Bapeda, Sudinkes di wilayah Provinsi DKI Jakarta, LSM yang terkait dengan masalah lingkungan, tokoh masyarakat dan dosen sehingga pakar yang terpilih dapat mewakili setiap unsur: birokrasi, akademisi perguruan tinggi, masyarakat dan LSM. Responden masyarakat untuk analisis: sosial dan biaya manfaat pencegahan penyebaran penyakit DBD pada faktor lingkungan. Ditentukan secara Purposive sampling Walpolle, 1995. Jumlah responden n ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 − − = − = − ⇔ − = − ⇔ = + ⇔ = + ⇔ + = ne n N n ne N n N nNe N nNe n N Ne n Ne N n n : ____N_____ 1 + Ne 2 Keterangan : n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi jumlah kepala keluarga e : Galat yang dapat diterima 5 Berdasarkan rumus diatas diketahui jumlah populasi yang terkena kasus DBD DKI Jakarta N sebanyak 991 KK kepala keluarga, sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian n diperoleh sebanyak 285 KK. Untuk menentukan jumlah sampel wilayah dilakukan berdasarkan proporsi jumlah wilayah yang terjadi kasus dari pengamatan mingguan terhadap jumlah kasus DBD rata-rata per wilayah. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perbedaan jumlah sampel yang mencolok antar wilayah di lokasi penelitian, sehingga didapatkan jumlah sampel per wilayah berdasarkan analisis epidemiologi adalah Jakarta Timur 65 sampel dimana jumlah wilayah kasus pengamatan selama 24 minggu terdapat 38 wilayah dan total kejadian kasus adalah sebanyak 6.991 kasus, Jakarta Selatan 60 sampel dimana jumlah wilayah kasus pengamatan selama 24 minggu terdapat 32 wilayah dan total kejadian kasus adalah sebanyak 4.300 kasus, Jakarta Barat 60 sampel dimana jumlah wilayah kasus pengamatan selama 24 minggu terdapat 10 wilayah dan total kejadian kasus adalah sebanyak 3.675 kasus, Jakarta Pusat 50 sampel dimana jumlah wilayah kasus pengamatan selama 24 minggu terdapat 12 wilayah dan total kejadian kasus adalah sebanyak 2.769 kasus dan Jakarta Utara 50 sampel dimana jumlah wilayah kasus pengamatan selama 24 minggu terdapat 14 wilayah dan total kejadian kasus adalah sebanyak 2.905 kasus. 3.4. Pendekatan Penelitian yang digunakan 3.4.1.