suatu daerah kerja; 2 koperasi lingkungan angkatan bersenjata; 3 koperasi wanita, koperasi guru, koperasi veteran, koperasi kaum pensiunan dan sebagainya.
2.2 Tinjauan Partisipasi Anggota
2.2.1 Konsep Dasar Partisipasi Anggota
Secara umum partisipasi anggota merupakan keaktifan anggota dalam menjalankan hak dan kewajibannya, menggerakan sumberdaya maupun aktif
dalam penetapan kebijakan, arah dan langkah usaha, pengawasan terhadap jalannya usaha koperasi. Menurut Hendar dan Kusnadi 2005:91 pengertian
partisipasi secara harfiah dari bahasa asing participation, yang artinya mengikutsertakan pihak lain dalam mencapai tujuan.
Menurut Anoraga dan Widiyanti 2003:111 partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak
keanggotaan secara bertanggung jawab. Jika sebagian besar anggota koperasi sudah menunaikan kewajiban dan melaksanakan hak secara bertanggung jawab,
maka partisipasi anggota koperasi yang bersangkutan sudah dikatakan baik. Akan tetapi jika ternyata hanya sedikit yang demikian, maka partisipasi anggota
koperasi dimaksud dikatakan buruk atau rendah . Menurut Ropke 2003:53 partisipasi dapat diartikan sebagai suatu proses
dimana sekelompok orang anggota menemukan dan mengimplementasikan ide- ide gagasan koperasi. Melalui partisipasi, anggota sendiri yang mengisyaratkan
dan menyatakan kepentingannya, sumber-sumber daya dapat digerakan, keputusan-keputusan dapat dilaksanakan dan dievaluasi.
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota
Tingginya partisipasi anggota koperasi tidak lepas dari fakor-faktor yang mempengaruhinya, apabila faktor yang mempengaruhinya baik maka partisipasi
anggota juga akan baik. Tanpa adanya partisipasi aktif dari anggota maka koperasi akan sulit berkembang. Menurut Ropke 2003:39 partisipasi bukan hanya bagian
penting, tapi juga vital dalam pembangun koperasi. Partisipasi tidak dapat diasumsikan sebagai suatu yang
“given” atau sesuatu yang demikian saja terjadi secara otomatis dalam keberadaan suatu koperasi. Tanpa partisipasi anggota,
kemungkinan atas rendah atau menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi, akan lebih besar.
Menurut Mutis 2004:94 faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota antara lain: 1 adanya perasaan yang kuat terhadap kelompok; 2 latihan
berkesinambungan bagi calon anggota dan anggota; 3 kunjungan lapangan dari para penggerak koperasi; 4 para anggota dan pengurus dapat dengan berhasil
baik membuat kartu anggota, pembukuan yang benar dan menerbitkan laporan keuangan bulanan; 5 menanamkan dan mempertahankan sikap mental yang baru
berhubungan dengan aneka macam simpanan, pemberian pinjaman dan aspek aspek untuk bekerjasama dengan koperasi; 6 latihan bagi anggota untuk
memenuhi, menganalisis, mengadakan perjanjian pada saat permulaan; 7 penerbitan publikasi yang teratur daluaskan kepada anggota; 8 faktor dalam diri
anggota sendiri misalnya pengetahuan perkoperasian dan motivasi anggota. Selain itu menurut Tjiptono 2014:387 Partisipasi anggota juga
dipengaruhi oleh loyalitas anggota terhadap koperasi. Pelanggan yang telah
memiliki loyalitas anggota kepada koperasi cenderung melakukan transaksi berulang dan mencari apa yang dibutuhkannya. Koperasi perlu untuk menjaga
loyalitas ini karena dengan menjaga loyalitas anggota berarti merupakan sebuah usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup koperasi.
Kemudian menurut Sumarsono 2003:128 Hal yang penting untuk diperhatikan bagi koperasi adalah adanya kesetiaan loyalitas anggota. Kesetiaan
atau loyalitas anggota didorong oleh rasa percaya anggota terhadap koperasi sehingga tercipta hubungan komunikasi dan tujuan yang harmonis antara anggota
dengan koperasi. Hal tersebut memudahkan koperasi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi sehingga tercipta kekuatan koperasi yang
bertumpu pada kemandirian.
2.2.3 Indikator Partisipasi Anggota