Pengganda Close Loop Sektor Pertanian
tenaga kerja pertanian bukan penerima upah dan gaji di desa yaitu sebesar Rp 94,41 milyar, meningkat sebanyak 0,062 persen dari pendapatan awalnya sebesar
Rp 153.206,3 milyar. Persentase kenaikan pendapatan terbesar diterima oleh tenaga kerja pertanian penerima upah dan gaji di desa sebesar 0,099 persen.
Pada simulasi keempat kenaikan pendapatan terbesar pada blok faktor produksi terjadi pada faktor produksi bukan tenaga kerja yaitu sebesar Rp 255,79
milyar atau mengalami peningkatan sebanyak 0,007 persen dari pendapatan awalnya sebesar Rp 857.257,50 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan
ekspor sub sektor kehutanan ada perburuan sebesar 20 persen akan memberikan dampak kenaikan pendapatan terbesar pada faktor produksi bukan tenaga kerja.
Selanjutnya peringkat kedua terbesar ditempati oleh faktor produksi tenaga kerja pertanian bukan penerima upah dan gaji di desa yaitu sebesar Rp 15,81 milyar,
meningkat sebanyak 0,01 persen dari pendapatan awalnya sebesar Rp 153.206,3 milyar. Persentase kenaikan pendapatan terbesar diterima oleh tenaga kerja
pertanian penerima upah dan gaji di kota sebesar 0,019 persen. Pada simulasi kelima kenaikan pendapatan terbesar pada blok faktor
produksi terjadi pada faktor produksi bukan tenaga kerja yaitu sebesar Rp 2.577,29 milyar atau mengalami peningkatan sebanyak 0,301 persen dari
pendapatan awalnya sebesar Rp 857.257,50 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan ekspor sub sektor kehutanan dan perburuan sebesar 20 persen akan
memberikan dampak kenaikan pendapatan terbesar pada faktor produksi bukan tenaga kerja. Selanjutnya peringkat kedua terbesar ditempati oleh faktor produksi
tenaga kerja pertanian bukan penerima upah dan gaji di desa yaitu sebesar Rp
682,41 milyar, meningkat sebanyak 0,445 persen dari pendapatan awalnya sebesar Rp 153.206,3 milyar. Persentase kenaikan pendapatan terbesar diterima oleh
tenaga kerja pertanian penerima upah dan gaji di kota sebesar 0,999 persen. Simulasi kenaikan ekspor sektor pertanian sebesar 20 persen memberikan
dampak yang positif dengan meningkatkan pendapatan seluruh faktor produksi. Pada kelima simulasi, secara keseluruhan kenaikan pendapatan terbesar diterima
oleh faktor produksi tenaga kerja, hal ini terjadi karena sektor pertanian merupakan sektor yang menyerap sebagian besar tenaga kerja di Indonesia.
Sementara bila dilihat pada masing-masing faktor produksi 17 golongan faktor produksi, kenaikan terbesar diterima oleh faktor produksi bukan tenaga kerja.
Tenaga kerja bukan penerima upah dan gaji adalah tenaga kerja yang tidak mendapatkan upah atas hasil pekerjaannya, biasanya adalah tenaga kerja keluarga
atau tenaga kerja yang bekerja sendiri. Secara keseluruhan dengan adanya simulasi ini, maka faktor produksi
yang mengalami total kenaikan pendapatan terbesar serta total persentase kenaikan terbesar dengan adanya kenaikan ekspor sektor pertanian sebesar 20
persen adalah sub sektor perikanan yaitu sebesar Rp 6.015,69 milyar atau meningkat sebanyak 6,361 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sub sektor
perikanan adalah sub sektor yang paling peka dengan adanya kenaikan ekspor pertanian pada blok faktor produksi. Sebaliknya sektor yang kenaikan pendapatan
faktor produksinya paling kecil adalah sektor kehutanan dan perburuan yaitu hanya sebesar Rp 144,26 milyar atau meningkat sebanyak 0,007 persen dari
pendapatan awalnya.
Tabel 5.7. Dampak Kenaikan Ekspor Sektor Pertanian terhadap Pendapatan Faktor Produksi di Indonesia Rp Milyar