V. HASIL PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas mengenai dekomposisi pengganda sektor pertanian menjadi pengganda transfer, open loop, dan close loop menurut SNSE
Indonesia tahun 2003 dan dampak kenaikan ekspor sektor pertanian terhadap pendapatan faktor produksi, institusi, dan sektor-sektor perekonomian lainnya.
Namun, sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu tentang keterkaitan sektor pertanian dengan sektor-sektor perekonomian lainnya untuk mengetahui
penggunaan input dan output sektor pertanian oleh sektor-sektor perekonomian lainnya.
5.1 Keterkaitan Langsung Sektor Pertanian dengan Sektor-Sektor Perekonomian Lainnya
Sektor pertanian memiliki keterkaitan langsung dengan sektor-sektor perekonomian lainnya baik keterkaitan ke depan maupun ke belakang.
Keterkaitan ke depan adalah penggunaan output produk pertanian oleh sektor- sektor lain, sementara keterkaitan ke belakang adalah penggunaan output-output
sektor produksi lainnya oleh sektor pertanian. Besarnya keterkaitan sektor pertanian ke depan dapat dilihat pada Tabel 5.1, sementara keterkaitan ke
belakang dapat dilihat pada Tabel 5.2. Keterkaitan ke depan sektor tanaman pangan adalah sebesar Rp
140.437,74 milyar, sedangkan keterkaitan ke belakangnya sebesar Rp 66.005,24
milyar. Sektor tanaman pangan memiliki keterkaitan ke depan yang lebih besar dibandingkan dengan keterkaitan ke belakangnya. Sektor yang memiliki
keterkaitan ke depan yang besar dengan sektor tanaman pangan adalah industri makanan, minuman, dan tembakau, di mana sektor tersebut menyerap 70,77
persen dari output sektor tanaman pangan. Hal ini disebabkan karena komoditi tanaman pangan sebagian besar memang merupakan kebutuhan pangan, sehingga
output tanaman pangan lebih banyak digunakan oleh industri makanan, minuman dan tembakau. Sektor tanaman pangan memiliki keterkaitan ke belakang yang
paling besar dengan sektor perdagangan besar, eceran, jasa penunjang angkutan dan pergudangan, dimana 57,26 persen input sektor tanaman pangan berasal dari
sektor ini. Hal ini disebabkan oleh produksi tanaman pangan di Indonesia memiliki rantai pemasaran yang panjang sehingga memiliki keterkaitan yang kuat
dengan sektor perdagangan dan sektor angkutan. Keterkaitan ke depan sektor tanaman lainnya adalah sebesar Rp 86.724,50
milyar, sedangkan keterkaitan ke belakangnya sebesar Rp 29.813,89 milyar.
Sektor tanaman lainnya memiliki keterkaitan ke depan yang lebih besar dibandingkan dengan keterkaitan ke belakangnya. Sektor yang memiliki
keterkaitan ke depan yang besar dengan sektor tanaman pangan adalah industri makanan, minuman, dan tembakau, di mana sektor tersebut menyerap 42,82
persen dari output sektor tanaman pangan. Hal ini disebabkan karena komoditi tanaman lainnya sebagian besar memang merupakan bahan pangan, sehingga
output tanaman lainnya lebih banyak digunakan oleh industri makanan, minuman dan tembakau. Sektor tanaman lainnya memiliki keterkaitan ke belakang yang
paling besar dengan sektor industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat, dan semen, dimana 25,24 persen input sektor tanaman lainnya berasal dari sektor ini. Hal ini
disebabkan oleh produksi tanaman lainnya di Indonesia membutuhkan input dalam jumlah besar berupa pupuk untuk memenuhi kebutuhan berproduksinya.
Keterkaitan ke depan sektor peternakan dan hasil-hasilnya adalah sebesar Rp 68.388,26 milyar, sedangkan keterkaitan ke belakangnya sebesar Rp 72.744,59
milyar. Sektor peternakan dan hasil-hasilnya memiliki keterkaitan ke depan yang lebih kecil dibandingkan dengan keterkaitan ke belakangnya. Sektor yang
memiliki keterkaitan ke depan yang besar dengan sektor peternakan dan hasil- hasilnya adalah sektor peternakan dan hasil-hasilnya itu sendiri, di mana sektor
tersebut menyerap 32,54 persen dari output sektor peternakan dan hasil-hasilnya. Selain itu, sektor yang juga memiliki keterkaitan ke depan yang cukup tinggi
adalah sektor restoran, yaitu sebesar 32,50 persen. Hal ini disebabkan output sektor peternakan dan hasil-hasilnya merupakan komoditi pangan, sehingga
banyak digunakan sebagai input oleh sektor restoran. Sektor peternakan dan hasil-hasilnya memiliki keterkaitan ke belakang yang paling besar dengan sektor
industri makanan, minuman, dan tembakau, dimana 32,99 persen input sektor peternakan dan hasil-hasilnya berasal dari sektor ini.
Keterkaitan ke depan sektor kehutanan dan perburuan adalah sebesar Rp 27.006,45 milyar, sedangkan keterkaitan ke belakangnya sebesar Rp 8.758,69
milyar. Sektor kehutanan dan perburuan memiliki keterkaitan ke depan yang lebih besar dibandingkan dengan keterkaitan ke belakangnya. Sektor yang memiliki
keterkaitan ke depan yang besar dengan sektor kehutanan dan perburuan adalah industri kayu dan barang dari kayu, di mana sektor tersebut menyerap 50,71
persen dari output sektor kehutanan dan perburuan. Hal ini disebabkan karena
komoditi kehutanan dan perburuan sebagian besar memang digunakan untuk memenuhi kebutuhan input bagi industri kayu dan barang dari kayu, sehingga
output kehutanan dan perburuan lebih banyak digunakan oleh industri kayu dan barang dari kayu. Sektor kehutanan dan perburuan memiliki keterkaitan ke
belakang yang paling besar dengan sektor perdagangan besar, eceran, jasa penunjang angkutan dan pergudangan, dimana 40,90 persen input sektor
kehutanan dan perburuan berasal dari sektor ini. Hal ini disebabkan oleh produksi kehutanan dan perburuan di Indonesia lebih banyak dihasilkan di daerah-daerah
terpencil sehingga memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor perdagangan besar, eceran, jasa penunjang angkutan dan pergudangan.
Keterkaitan ke depan sektor perikanan adalah sebesar Rp 29.630,76 milyar, sedangkan keterkaitan ke belakangnya sebesar Rp 37.999,28 milyar.
Sektor yang memiliki keterkaitan ke depan yang besar dengan sektor perikanan adalah industri makanan, minuman, dan tembakau, di mana sektor tersebut
menyerap 69,21 persen dari output sektor perikanan. Hal ini disebabkan karena komoditi perikanan sebagian besar memang merupakan bahan pangan, sehingga
output perikanan lebih banyak digunakan oleh industri makanan, minuman dan tembakau. Sektor perikanan memiliki keterkaitan ke belakang yang paling besar
dengan sektor perdagangan besar, eceran, jasa penunjang angkutan dan pergudangan, dimana 51,28 persen input sektor perikanan berasal dari sektor ini.
Hal ini disebabkan oleh produksi perikanan Indonesia yang memiliki rantai pemasaran yang panjang sehingga memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor
perdagangan besar, eceran, jasa penunjang angkutan dan pergudangan.
Tabel 5.1 Keterkaitan Ke Depan Sektor Pertanian dengan Sektor-sektor Produksi Lainnya dalam Perekonomian
Tanaman Pangan Tanaman Lainnya
Peternakan Kehutanan
Perikanan Sektor Produksi
Rp Milyar Rp Milyar
Rp Milyar Rp Milyar
Rp Milyar Pertanian Tanaman Pangan
12.137,48 8,64
2.527,90 2,92 3.067,89 4,49 1,85 0,01
0,00 0,00
Pertanian Tanaman Lainnya 1.224,29
0,87 6.313,36 7,28 1.939,83 2,84
19,84 0,07 4,21
0,01 Peternakan dan Hasil-hasilnya
4.159,98 2,96 500,35 0,58
22.251,22 32,54
4,80 0,02
0,00 0,00
Kehutanan dan Perburuan 0,00
0,00 1.057,39 1,22
0,00 0,00 159,57 0,59 0,00
0,00 Perikanan 118,08
0,08 3.592,76
4,14 32,05 0,05
31,18 0,12 4.112,64 13,88
Pertambangan Batubara, Biji Logam, Minyak Bumi
0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 4,55 0,02 0,00
0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 31,84
0,12 0,00 0,00
Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 99.393,02
70,77 37.138,71 42,82 9.790,11 14,32 108,22
0,40 20.508,67
69,21 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan
Kulit 0,20 0,00
10.700,96 12,34
1.181,78 1,73 2.820,21 10,44
35,16 0,12 Industri Kayu Barang Dari Kayu
1,59 0,00
280,84 0,32 95,88 0,14 13.694,62 50,71
2,76 0,01 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan
dan Barang Dari Logam dan Industri 985,18
0,70 6.369,74 7,35 942,45 1,38 1.819,58 6,74 88,72
0,30 Industri Kimia, Pupuk, Hasil Dari Tanah
Liat, Semen 222,81 0,16
16.686,35 19,24 50,81 0,07 2.306,15 8,54
10,83 0,04 Listrik, Gas Dan Air Minum
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,02
0,00 0,00 0,00
Konstruksi 0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00 5.745,80 21,28
0,00 0,00 Perdagangan Besar, Eceran, Jasa Penunjang
Angkutan, dan Pergudangan 193,45
0,14 20,96 0,02
0,00 0,00 5,24 0,02
0,00 0,00
Restoran 15.067,21 10,73
523,55 0,60
22.228,22 32,50 16,36 0,06 3.741,35 12,63
Perhotelan 1.181,92 0,84
8,18 0,01
2.817,66 4,12 4,36 0,02 402,89 1,36
Angkutan dan Komunikasi 726,82
0,52 46,28 0,05 1.445,22 2,11
3,43 0,01 261,49 0,88
Bank dan Asuransi 0,00
0,00 0,08 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00
Real Estate dan Jasa Perusahaan 0,06
0,00 64,29
0,07 1,07
0,00 0,54
0,00 180,18
0,61 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan,
Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya 5.025,65 3,58 270,02 0,31 2.544,07 3,72
4,22 0,02 281,87 0,95 Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa
Lain 0,00 0,00 622,78 0,72
0,00 0,00 224,07 0,83 0,00
0,00 Total
140.437,74 100
86.724,50 100
68.388,26 100 27.006,45 100
29.630,76 100
58
Tabel 5.2 Keterkaitan Ke Belakang Sektor Pertanian dengan Sektor-sektor Produksi Lainnya dalam Perekonomian
Tanaman Pangan Tanaman Lainnya
Peternakan Kehutanan
Perikanan Sektor Produksi
Rp Milyar Rp Milyar
Rp Milyar Rp Milyar
Rp Milyar Pertanian Tanaman Pangan
12.137,48 18,39
1.224,29 4,11 4.159,98 5,72 0,00 0,00 118,08
0,31 Pertanian Tanaman Lainnya
2.527,90 3,83
6.313,36 21,18 500,35 0,69 1.057,39 12,07 3.592,76 9,45 Peternakan dan Hasil-hasilnya
3.067,89 4,65
1.939,83 6,51 22.251,22
30,59 0,00 0,00 32,05
0,08 Kehutanan dan Perburuan
1,85 0,00
19,84 0,07 4,80 0,01 159,57 1,82 31,18
0,08 Perikanan 0,00
0,00 4,21
0,01 0,00 0,00
0,00 0,00 4.112,64 10,82
Pertambangan Batubara, Biji Logam, Minyak Bumi
0,00 0,00
0,00 0,00 2,33
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 Pertambangan dan Penggalian Lainnya
0,00 0,00 0,00
0,00 0,05 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 0,00
0,00 312,91 1,05
23.998,22 32,99
0,00 0,00 2.844,30
7,49 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan
Kulit 16,39 0,03
47,89 0,16
0,96 0,00
12,28 0,14
49,45 0,13
Industri Kayu Barang Dari Kayu 19,14
0,03 21,60 0,07 1,58
0,00 0,00 0,00 34,55
0,09 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan
dan Barang Dari Logam dan Industri 52,89
0,08 330,32 1,11 13,41 0,02 313,81 3,58
1.070,77 2,82
Industri Kimia, Pupuk, Hasil Dari Tanah Liat, Semen
4.626,19 7,01 7.524,32 25,24 376,78 0,52 221,30 2,53 1.382,99 3,64 Listrik, Gas Dan Air Minum
0,65 0,00
16,82 0,06 66,68 0,09 13,88 0,16 12,87
0,03 Konstruksi 44,88
0,07 526,39
1,77 11,85 0,02 271,63 3,10
52,33 0,14 Perdagangan Besar, Eceran, Jasa Penunjang
Angkutan, dan Pergudangan 37.796,19
57,26 6.744,28
22,62 17.802,97 24,47 3.582,04 40,90 19.486,09 51,28 Restoran 8,94
0,01 32,28
0,11 6,56 0,01
67,10 0,77 92,28 0,24
Perhotelan 0,53 0,00
1,38 0,01
0,01 0,00 10,74 0,12
1,37 0,00 Angkutan dan Komunikasi
5.161,98 7,82
1.331,71 4,47 3.229,15 4,44 745,65 8,51 4.481,40
11,79 Bank dan Asuransi
140,31 0,21
212,31 0,71 97,63 0,13 90,34 1,03 383,67
1,01 Real Estate dan Jasa Perusahaan
30,37 0,05 39,86
0,13 21,93 0,03 116,18
1,33 18,89 0,05
Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya
0,84 0,00
11,26 0,04
3,76 0,01
0,00 0,00
17,30 0,05
Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lain
370,84 0,56 3.159,03 10,60 194,37 0,27 2.096,77 23,94 184,30 0,49
Total 66.005,24
100 29.813,89
100 72.744,59
100 8.758,69
100 37.999,28
100
59
Tabel 5.3 Dampak Pengganda Transfer Kenaikan Ekspor di Sektor Pertanian Terhadap Pendapatan Sektor-sektor Produksi Rp Milyar
Sektor-sektor Produksi Simulasi 1
Simulasi 2 Simulasi 3
Simulasi 4 Simulasi 5
Pertanian Tanaman
Pangan 19,15 22,21 30,30 0,21 38,31
Pertanian Tanaman Lainnya 4,87
88,74 9,10
2,83 146,70
Peternakan dan Hasil-hasilnya 6,05
32,63 67,61
0,20 13,92
Kehutanan dan Perburuan 0,18 1,44 0,26 0,44 3,66
Perikanan 0,18 0,95 3,59 0,04
143,76 Pertambangan Batubara, Biji Logam, Minyak Bumi
2,84 21,34
3,25 0,65
33,90 Pertambangan dan Penggalian Lainnya
0,09 0,80
0,11 0,04
1,20 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau
2,99 17,39
85,69 0,47
142,24 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit
1,99 9,29
2,42 0,72
27,46 Industri Kayu Barang Dari Kayu
0,39 1,64
0,60 0,10
6,12 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri
5,77 31,85
8,03 3,20
121,46 Industri Kimia, Pupuk, Hasil Dari Tanah Liat, Semen
16,93 157,19
14,55 3,72
189,61 Listrik, Gas Dan Air Minum
1,79 6,43
2,57 0,46
23,45 Konstruksi
1,24 9,61 1,54 0,85 17,10 Perdagangan Besar, Eceran, Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan
61,89 121,69
75,82 9,67
747,46 Restoran
0,91 3,39 1,23 0,39 15,21 Perhotelan
0,42 1,29 0,54 0,13 5,37 Angkutan dan Komunikasi
13,49 39,49
19,29 2,94
228,39 Bank dan Asuransi
4,44 14,45
5,99 1,06
69,37 Real Estate dan Jasa Perusahaan
5,83 14,92
7,32 1,42
74,01 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial
Lainnya 1,07 3,27
1,39 0,27 15,32
Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lain 2,66
47,20 3,51
5,40 37,95
Total 155,11 647,21 344,71 35,21
2.101,97
Keterangan : Simulasi 1 = Kenaikan ekspor sub sektor tanaman pangan sebesar 20 persen
Simulasi 2 = Kenaikan ekspor sub sektor tanaman lainnya sebesar 20 persen Simulasi 3 = Kenaikan ekspor sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 20 persen
Simulasi 4 = Kenaikan ekspor sub sektor kehutanan dan perburuan sebesar 20 persen Simulasi 5 = Kenaikan ekspor sub sektor perikanan sebesar 20 persen
63
Tabel 5.4 Nilai Nominal Pengganda Open Loop Kenaikan Ekspor di Sektor Pertanian Terhadap Pendapatan Faktor Produksi Rp Milyar
Faktor Produksi
Klasifikasi Tenaga Kerja Simulasi 1
Simulasi 2 Simulasi 3
Simulasi 4 Simulasi 5
Desa 42,19 224,27
45,38 5,86 219,96
Penerima Upah dan Gaji
Kota 8,22 42,02
10,56 2,04
119,94 Desa 163,77
337,74 46,87 6,35 284,19
Pertanian Bukan
Penerima Upah dan Gaji
Kota 15,38
19,10 4,87
1,17 74,58
Desa 1,47 18,15
5,88 1,68
26,70 Penerima Upah
dan Gaji Kota 3,46
22,14 9,65
1,27 60,62
Desa 1,44 6,81
2,70 0,68
15,98 Produksi, Operator Alat
Angkutan, Manual dan buruh kasar
Bukan Penerima Upah
dan Gaji Kota
0,99 5,33
2,44 0,48
15,80 Desa 1,94
14,42 4,60
1,10 28,44
Penerima Upah dan Gaji
Kota 9,43 32,14
14,59 3,04
130,29 Desa 8,02
16,91 9,62
1,35 95,24
Tata Usaha, Penjualan, dan Jasa- Jasa
Bukan Penerima Upah
dan Gaji Kota
12,96 27,76 16,06 2,28 157,85
Desa 0,41 3,11
1,45 0,12
6,04 Penerima Upah
dan Gaji Kota 1,73
7,28 3,89
0,71 22,99
Desa 0,65 2,56
0,33 0,28
3,54 Tenaga
Kerja
Kepemimpinan, Ketatalaksanaan, Militer,
Profesional dan Teknisi Bukan
Penerima Upah dan Gaji
Kota 0,35
1,74 0,37
0,20 4,95
Bukan Tenaga Kerja 40,72
253,99 89,25
30,56 1.175,38
Total 313,13
1.035,47 268,51
59,17 2.442,49
Keterangan : Simulasi 1 = Kenaikan ekspor sub sektor tanaman pangan sebesar 20 persen
Simulasi 2 = Kenaikan ekspor sub sektor tanaman lainnya sebesar 20 persen Simulasi 3 = Kenaikan ekspor sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 20 persen
Simulasi 4 = Kenaikan ekspor sub sektor kehutanan dan perburuan sebesar 20 persen Simulasi 5 = Kenaikan ekspor sub sektor perikanan sebesar 20 persen
65
Tabel 5.5. Nilai Nominal Pengganda Open Loop Kenaikan Ekspor di Sektor Pertanian Terhadap Pendapatan Institusi Indonesia Rp Milyar
Peningkatan Institusi Klasifikasi
Simulasi 1 Simulasi 2
Simulasi 3 Simulasi 4
Simulasi 5 Buruh
23,79 84,71
19,50 3,67
162,85 Pertanian
Pengusaha 161,66
434,12 79,77
13,25 548,60
Pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang keliling, pekerja bebas sektor
angkutan, jasa perorangan, buruh kasar 23,09 86,53 24,67 5,21
197,94 Bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas
16,53 56,28
12,18 2,27
84,68 Pedesaan
Pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer, militer, profesional,
teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan golongan atas
30,46 99,04
22,54 4,43
171,04 Pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU,
pedagang keliling, pekerja bebas sektor angkutan, jasa perorangan, buruh kasar
17,14 67,87 25,75 5,63 247,93
Bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas 8,77
28,87 10,80
2,41 111,26
Rumah Tangga
Bukan Pertanian
Perkotaan Pengusaha bebas golongan atas, pengusaha
bukan pertanian, manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan
golongan atas 26,96
94,38 38,40
8,44 394,59
Perusahaan 21,81 136,02 47,79 16,36
629,44 Pemerintahan 13,58
73,54 24,74
8,05 312,11
Total 343,79 1.161,36 306,74
69,72 2.860,44
Keterangan : Simulasi 1 = Kenaikan ekspor sub sektor tanaman pangan sebesar 20 persen
Simulasi 2 = Kenaikan ekspor sub sektor tanaman lainnya sebesar 20 persen Simulasi 3 = Kenaikan ekspor sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 20 persen
Simulasi 4 = Kenaikan ekspor sub sektor kehutanan dan perburuan sebesar 20 persen Simulasi 5 = Kenaikan ekspor sub sektor perikanan sebesar 20 persen
68
Tabel 5.6 Nilai Nominal Pengganda Close Loop Kenaikan Ekspor di Sektor Pertanian Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Indonesia Rp Milyar
Sektor-sektor Produksi Simulasi 1
Simulasi 2 Simulasi 3
Simulasi 4 Simulasi 5
Pertanian Tanaman Pangan 101,79
319,51 79,51
15,84 666,73
Pertanian Tanaman Lainnya 32,84
102,89 25,54
5,08 214,01
Peternakan dan Hasil-hasilnya 54,70
171,35 42,14
8,36 351,31
Kehutanan dan Perburuan 3,70
11,55 2,82
0,56 23,46
Perikanan 32,29 100,72 24,69
4,88 205,17 Pertambangan Batubara, Biji Logam, Minyak Bumi
29,47 92,39
22,90 4,58
192,36 Pertambangan dan Penggalian Lainnya
1,61 5,09
1,28 0,26
10,87 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau
211,27 664,04
166,98 33,40
1.408,35 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit
61,91 192,42
46,54 9,16
384,67 Industri Kayu Barang Dari Kayu
6,44 20,11
4,91 0,97
40,85 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri
121,15 380,60
94,39 18,92
794,75 Industri Kimia, Pupuk, Hasil Dari Tanah Liat, Semen
146,30 459,56
114,42 22,91
963,45 Listrik, Gas Dan Air Minum
24,27 75,86
18,67 3,72
156,16 Konstruksi
6,92 22,32 5,67 1,19 49,61 Perdagangan Besar, Eceran, Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan
109,40 343,18
85,30 17,02
716,08 Restoran
51,66 164,46 41,84 8,46 355,37
Perhotelan 13,26 42,16 10,88 2,21 93,49
Angkutan dan Komunikasi 89,16
279,15 69,14
13,80 579,90
Bank dan Asuransi 42,99
134,66 33,50
6,70 281,58
Real Estate dan Jasa Perusahaan 56,24
176,05 43,57
8,67 364,74
Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya
93,28 306,38 78,75 17,03 704,67 Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lain
48,70 153,32
38,22 7,65
321,73 Total
1.339,35 4.217,77 1.051,66 211,37 8.879,31
Keterangan : Simulasi 1 = Kenaikan ekspor sub sektor tanaman pangan sebesar 20 persen
Simulasi 2 = Kenaikan ekspor sub sektor tanaman lainnya sebesar 20 persen Simulasi 3 = Kenaikan ekspor sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 20 persen
Simulasi 4 = Kenaikan ekspor sub sektor kehutanan dan perburuan sebesar 20 persen Simulasi 5 = Kenaikan ekspor sub sektor perikanan sebesar 20 persen
70
5.2 Analisis Dekomposisi Dampak Kenaikan Ekspor di Sektor Pertanian