perekonomian yang terkena dampak terbesar. Nilai ekspor yang digunakan untuk simulasi pada penelitian ini adalah nilai ekspor bersih kelima sub sektor pertanian
yang terdapat dalam penerimaan sektor pertanian dalam blok eksogen tabel SNSE Indonesia 2003.
Tabel 3.1. Simulasi Kenaikan Ekspor Bersih Sektor Pertanian Indonesia Rp Milyar
Simulasi Skenario Simulasi
Nilai Ekspor Awal
Nilai Injeksi 1
Kenaikan ekspor sub sektor tanaman pangan sebesar 20 persen dari
pendapatan awal 1.715,35
343,07 2
Kenaikan ekspor sub sektor tanaman lainnya sebesar 20 persen dari
pendapatan awal 6.184,46
1.236,89 3 Kenaikan ekspor sub sektor
peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 20 persen dari pendapatan awal
1.537,02 307,40
4 Kenaikan ekspor sub sektor kehutanan
dan perburuan sebesar 20 persen dari pendapatan awal
325,25 65,05
5 Kenaikan ekspor sub sektor perikanan
sebesar 20 persen dari pendapatan awal
13.427,88 2.865,58
3.5 Tahapan Pengolahan Data
Tahapan-tahapan dalam pengolahan data adalah : 1.
Melakukan agregasi Tabel SNSE Indonesia 2003 dari matriks berukuran 102 x 102 menjadi matriks berukuran 53 x 53. Agregasi dilakukan dengan
cara menggabungkan blok margin, blok komoditi domestik, dan blok komoditi impor ke dalam blok sektor produksi, baik pada kolom maupun
baris. Proses agregasi dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2003
.
2. Melakukan pengolahan data dengan bantuan program E-Views 4.1 dan
Microsoft Excel 2003 . Langkah-langkah pengolahan data adalah : Pertama,
memisahkan matriks T, yaitu seluruh blok neraca endogen yang berukuran 49 x 49. Selanjutnya dari matriks T ini akan diperoleh matriks A dengan
cara membagi matriks T dengan total neraca endogen. Kedua, setelah matriks A diperoleh, maka dilakukan pengolahan dengan program E-
Views 4.1 untuk mengetahui besarnya pengganda total ke lima sub sektor pertanian dalam model SNSE. Ketiga, melakukan dekomposisi pengganda
sektor-sektor SNSE sehingga diperoleh pengganda transfer, pengganda open loop
, dan pengganda close loop. Keempat, melakukan simulasi kenaikan ekspor, dengan jumlah kenaikan adalah sebesar 20 persen dari
nilai ekspor yang terdapat pada blok eksogen tabel SNSE.
IV. GAMBARAN UMUM SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
Bab berikut ini akan memperlihatkan kondisi pertanian di Indonesia tentang peranan sektor pertanian, kondisi ekspor dan impor sektor pertanian,
investasi sektor pertanian, produksi sektor pertanian, dan rumah tangga pertanian di Indonesia.
4.1 Peranan Sektor Pertanian di Indonesia
Pembangunan sektor pertanian memiliki beberapa keunggulan. Pertama, Indonesia merupakan negara agraris yang berkembang dengan corak
perekonomian agraris, dimana sebagian besar penduduknya hidup dari sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 4.1 yang menunjukkan hampir
separuh dari penduduk Indonesia bertumpu pada sektor ini. Dari data Sakernas 2005 terlihat bahwa dari total penduduk 94,95 juta orang, sebesar 41,81 juta orang
44 persen bekerja di sektor pertanian.
Tabel 4.1. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan di Indonesia Tahun 2001-2005
Lapangan Pekerjaan
2001 2002 2003 2004 2005 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan
Perikanan 43,8
44,3 46,4 43,3 44,0
Pertambangan dan Penggalian 1,2
0,7 0,8
1,1 0,9
Industri Pengolahan
13,3 13,2
12,4 11,8 12,3 Listrik, Gas dan Air Minum
- 0,2
0,2 0,2
0,2 Bangunan
4,2 4,7
4,4 4,8 4,7 Perdagangan, Hotel dan Restoran
19,2 19,4
18,6 20,4 19,9 Pengangkutan dan Komunikasi
4,9 5,1
5,3 5,8
5,8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
1,2 1,1
1,4 1,2
1,1 Jasa-jasa
12,1 11,3
10,6 11,2 11,1
Keterangan : 2001-2004 merupakan kondisi Agustus
2005 merupakan kondisi Februari Sumber
: Sakernas, 2005