xxvi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TinjauanTeoritis
2.1.1 Pengertian Investasi
Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang. Dalam aktivitasnya, menurut William F.Sharpe 2005:1 investasi pada umumnya dikenal dalam dua bentuk yaitu, pertama investasi
nyata real investment secara umum melibatkan aset berwujud, seperti tanah, mesin-mesin, atau pabrik. Kedua, investasi keuangan financial
investment melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa dan obligasi. Investor harus rasional dalam menghadapi pasar jual beli saham dan harus
mempunyai ketajaman perkiraan masa depan perusahaan yang sahamnya akan dibeli atau dijual. Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya
seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang dapat dipasarkan, dan kapan dilakukan. Untuk itu diperlukan tahapan sebagai
berikut: a.
Menentukan Tujuan Investasi Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu: a
tingkat pengembalian yang diharapkan, b tingkat risiko, dan c ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Apabila dana
cukup tersedia, maka investor menginginkan pengembalian yang
xxvii maksimal dengan risiko tertentu. Umumnya hubungan antara risiko
dan tingkat pengembalian yang diharapkan bersifat linier, artinya semakin tinggi tingkat risiko, maka semakin tinggi pula tingkat
pengembalian yang diharapkan. b.
Melakukan Analisis Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek
atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga mispriced, apakah
harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dalam analisis ini terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan
fundamental dan pendekatan teknikal. c.
Membentuk Portofolio Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana
yang akan dipilh dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut. Efek yang
dipilih dalam rangka pembentukan portofolio adalah efek-efek yang mempunyai koefisien korelasi negatif mempunyai hubungan
berlawanan. d.
Mengevaluasi Kinerja Portofolio Tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah
dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung
xxviii e.
Merevisi Kinerja Portofolio Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja
portofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi terhadap efek-efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa
bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya tingakat pengembaliannya lebih
rendah dari yang disyaratkan. Revisi tersebut dapat dilakukan secara total atau dilakukan secara terbatas.
Rasionalitas investor diukur dari sejauh mana investor melakukan prosedur pemilihan saham dan penentuan portofolio optimal dari data
historis pada saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Permasalahan ini dapat dijawab melalui dua pendekatan, pertama dengan
melakukan penghitungan untuk memilih saham dan menentukan portofolio optimal dengan model indeks tunggal, kedua dengan pola perilaku investor
di bursa yang tercermin dari aktivitasnya melakukan transaksi jual beli saham pada saham-saham yang dikuatkan dalam portofolio Sartono dan
Zulaihati, 1998. Menurut Trone dan Allbrigt 1996 investor yang rasional melakukan keputusan investasi didasari dengan menganalisis situasi saat ini;
mendesain portofolio optimal; menyusun kebijakan investasi; mengimplikasikan strategi investasi; memonitor dan melakukan supervisi
pada kinerja khusus para manajer keuangan.
xxix
2.1.2 Return