xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi
berkomitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Dalam
melaksanakan suatu investasi, Fabozzi 1999 mengatakan bahwa analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang
dihadapi investor. Investor yang rasional akan menginvestasikan dananya dengan memilih saham yang efisien, yang memberi return maksimal dengan risiko
minimal. Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini untuk dialihkan pada aktiva produktif selama jangka waktu tertentu
dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang Halim, 2005:4. Investasi dilihat dari bentuknya, dibagi menjadi dua yaitu real investment
investasi pada aset berwujud dan financial investment investasi pada surat-surat berharga. Teori keuangan menjelaskan bahwa bila risiko investasi meningkat
maka tingkat keuntungan yang disyaratkan investor semakin besar. Untuk mengurangi kerugian risiko investasi maka investor dapat berinvestasi dalam
berbagai jenis saham dengan membentuk portofolio. Risiko saham secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sitematis dan risiko tidak sistematis. Risiko
investasi yang dapat dihindari melalui diversifikasi saham dengan membentuk
xvii portofolio optimal, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif
investasi yang bernilai positif. Pada umumnya investor adalah risk averse. Risk Averse adalah investor yang jika dihadapkan pada dua pilihan investasi dengan
tingkat pengembalian yang diharapkan sama dan risiko berbeda, maka investor memilih investasi denga tingkat risiko lebih rendah, dan jika mempunyai beberapa
pilihan portofolio efisien, maka portofolio optimal yang dipilih. Elton dan Gruber 1977 menjelaskan bahwa analisis portofolio adalah
berkenaan dengan keinginan memperoleh sekelompok sekuritas untuk dipegang, diberikan kekayaan oleh setiap sekuritas tersebut. Portofolio dikategorikan efisien
apabila memiliki tingkat risiko yang sama, mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, atau mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang
sama, tetapi dengan risiko yang lebih rendah. Portofolio optimal merupakan sesuatu yang unik atas investasi pada aset berisiko. Investasi yang realistik akan
melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis investasi, akan tetapi melakukan diversifikasi pada berbagai investasi dengan pengharapan akan meminimalkan
risiko dan memaksimalkan return. Investasi dalam bentuk portofolio saham tersebut merupakan salah satu
pilihan dalam “bermain” di pasar modal. Sesuai dengan ungkapan “jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang”, maka pembentukan portofolio
saham dimaksudkan untuk meminimalisir risiko yang tidak sistematis dari masing-masing saham pembentuk portofolio. Dalam portofolio terdapat banyak
kombinasi saham yang dapat dipilih oleh seseorang investor. “Seseorang investor yang rasional, tentu akan memilh portofolio yang optimal” Jogiyanto,2003:179.
xviii Untuk menentukan portofolio yang optimal, yang pertama kali dilakukan adalah
menentukan portofolio yang efisien. Portofolio efisien adalah portofolio yang berada di dalam kelompok yang layak menawarkan ke pada investor, return yang
maksimum atas berbagai level risiko dan juga risiko minimum untuk berbagai level return ekspektasi. Portofolio-portofolio efisien merupakan portofolio-
portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik. Jogiyanto 2013:307 menjelaskan bahwa “portofolio optimal merupakan bagian dari portofolio-
portofolio efisien. Suatu portofolio optimal juga sekaligus merupakan suatu portofolio efisien, tetapi suatu portofolio efisien belum tentu portofolio optimal”.
Setelah diketahui portofolio yang efisien kemudian dibentuk portofolio optimal untuk menjadi portofolio yang terbaik.
Kondisi inflasi di Indonesia yang relatif tinggi, mendorong investor untuk mengurangi penempatan dana di deposito karena hasilnya yang tidak optimal.
Salah satu alternatif investasi yang diharapkan mampu untuk memberikan return positif di atas tingkat inflasi adalah melalui investasi di pasar modal. Namun yang
menjadi masalah adalah pada saham mana yang akan diinvestasikan. Mengingat jumlah saham yang terdaftar di bursa efek Indonesia cukup besar yaitu hampir
mencapai 500 emiten, maka pemilihan saham yang baik adalah faktor penentu utama agar return yang diperoleh dapat optimal. Secara historis investasi di pasar
modal memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi bentuk lainnya. Investasi di pasar modal dalam bentuk saham memungkinkan investor
memperoleh return diatas inflasi, namun investasi saham juga memiliki tingkat risiko yang lebih besar pula. Untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan
xix melakukan diversifikasi melalui pembentukan portofolio yang berisikan lebih dari
satu saham. Untuk itu di perlukan suatu analisis terhadap portofolio yang kita bentuk sehingga nantinya didapatkan suatu portofolio yang maksimal yang mana
saham-saham yang ada didalam portofolio tersebut mampu menghasilkan return yang maksimal dengan risiko yang terbatas.
Investasi merupakan penanaman sejumlah dana atau barang yang diharapkan akan memberikan keuntungan dikemudian hari. Pandangan modern
kini tidak hanya terfokus pada perbankan sebagai tempat berinvestasi di pasar modal yang memiliki tingkat keuntungan lebih besar dibandingkann deposito
pada pasar uang. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan yang memperjual belikan sekuritas dalam jangka panjang dalam bentuk hutang
maupun modal sendiri. Sebagai alternatif investasi jangka panjang, pasar modal menawarkan berbagai pilihan berinvestasi dengan tingkat risiko dan keuntungan
yang berbeda-beda. Hal tersebut karena adanya perbedaan faktor internal manajemen, pemasaran, keuangan, kualitas produk, dan kemampuan bersaing
dan faktor eksternal kebijakan pemerintah, keadaan politik dan ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, selera, daya beli masyarakat, dan pesaing
yang akan mempengaruhi investor untuk berinvestasi pada pasar modal. Penelitian ini menggunakan kelompok saham LQ-45 karena merupakan
saham likuid kapitalisasi pasar yang tinggi dan merupakan saham yang aman dimiliki karena fundamental kinerja saham tersebut bagus, sehingga dari risiko
kelompok saham LQ-45 memiliki risiko terendah dibandingkan saham-saham lain. Karakteristik saham LQ-45 ini dapat mewakili kinerja portofolio saham,
xx dimana penilaian kinezrja portofolio dilihat dari dua sisi yaitu hasil dan risiko
Sartono, 1998. Peneliti terdahulu mengenai penggunaan model indeks tunggal dalam
pembentukan portofolio menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Bawasir 1994 menggunakan Cut-off Rate dalam memilih saham untuk membentuk portofolio
optimal dengan batas efisiensi C. Penelitian memfokuskan pada pengujian perbedaan pilihan portofolio antara investor domestik dengan investor asing. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara investor domestik dengan investor asing dalam pemilihan saham pembentuk portofolio optimal.
Investor domestik dan investor asing tidak memilih saham dalam batas efisisen C untuk membentuk portofolio. Rasionalitas investor dilihat dari cara mereka
menentukaan portofolio optimal, yang dipengaruhi oleh preferensi investor terhadap return dan risiko.
Hasil penelitian Wahyudi 2000 yang menggunakan model indeks tunggal dengan membentuk indeks pasar sendiri securities selection menyatakan bahwa
terdapat hubungan positif antara beta dengan return saham. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara excessreturn to beta saham
dengan return rata-rata saham di masa mendatang. Sugeng Wahyudi 2005 meneliti aplikasi metode single index model pada
penentuan portofolio investasi tahunan pada saham LQ 45 di BEI. Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya koefisien beta antar periode pengamatan selalu tidak
stabil. Selain itu juga diketahui bahwa melalui aplikasi metode single index
xxi modelbasis triwulan dapat digunakan sebagai prediksi untuk portofolio tahunan
pada kurun waktu tahun yang sama. Penelitian Indrawati 2005 juga menggunakan model indeks tunggal
untuk membentuk portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang terdiri dari saham-saham teraktif yang dibagi dalam dua periode dan mempunyai
ExcessReturn to Beta tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara nilai beta dengan frekuensi keaktifan saham tidak menunjukkan hubungan searah
negatif. Hal ini berarti nilai beta yang besar tidak selalu menunjukkan frekuensi perdagangan saham tersebut tinggi atau sebaliknya.
Penelitian yang lain juga dilakukan oleh R. Agus Sartono 2006 meneliti perbandingan antara metode Markowitz dan MeanAbsolute Deviation dalam
menghitung VAR Portofolio Optimal yang menyimpulkan bahwa ada korelasi positif antara standar deviasi dan return portofolio, baik pada portofolio-portofolio
yang dihasilkan metode Mean-Variance maupun metode Mean-Absolute Deviation. Namun secara statistik, korelasi ini tidak cukup kuat. Dapat
disimpulkan bahwa standar deviasi tidak cukup baik sebagai tolok ukur risiko suatu portofolio.
Nurul Sulistyowati 2012 melakukan analisis data dengan menggunakan metode indeks tunggal untuk menentukan set portofolio yang efisien, dengan
membandingkan rata-rata frekuensi perdagangan saham yang bukan menjadi kandidat portofolio optimal.
M. Arenas Parra 2001 meneliti tentang pendekataan fuzzy goal programming untuk pemilihan portofolio dengan hasil penelitiannya yaitu
xxii menggunakan teori fuzzy mengakui tingkat likuid subjektif untuk mengukur dan
menyertakan ke dalam kerangka label linguistik dan ekspresi yang memiliki representasi melalui bilangan fuzzy yang digunakan dalam melakukan penelitian.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang Nurul Sulistyowati yang berjudul “ Analisis Pembentukan Portofolio
Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi”. Dengan mengambil variabel Expected Return Saham, Variance, Excess
Return to Beta, Portofolio Optimal, dan Expected Return Portofolio yang terdapat dalam penelitian tersebut.
Hal yang membedakan penelitian Nurul Sulistyowati dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan dan tahun perusahaan yang diteliti. Dalam
penelitian Nurul Sulistyowati variabel yang digunakan adalah Expected Return Saham ERi, Var
σ
2
, Excess Return to Beta ERB, Cut-Off Rate Ci, Kriteria Portofolio Optima, Zi, Expected Return Portofolio ERp, dan Varian Portofolio.
Sedangkan dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah Expected Return Saham ERi, Variance
σ
2
, Excess Return to Beta ERB, Portofolio Optimal, dan Expected Return Portofolio ERp dan meneliti indeks LQ- 45 dimana
Indeks LQ- 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar. Sehingga perusahaan yang termasuk dalam
indeks LQ- 45 merupakan perusahaan yang memiliki kinerja perusahaan yang baik.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti berminat untuk meneliti kembali pengaruh portofolio optimal menggunakan model indesks tunggal pada
xxiii keputusan investasi. Kondisi perekonomian yang berubah-ubah menyebabkan
adanya perbedaan dari penelitian sebelumnya serta pemilihan jenis perusahaan yang berbeda dapat menimbulkan hasil penelitian yang berbeda pula. Objek
penelitian ini hanya pada saham LQ- 45 yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2009-2012. Dengan demikian penelitian yang dilakukan oleh
penulis dituangkan dalam judul: “Analisis Pengaruh Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Terhadap Pengambilan Keputusan
Investasi” Studi Kasus Saham LQ-45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014
1.2 Perumusan Masalah