sensitif dan efektif untuk menilai hasil belajar siswa yang sesuai dengan materi pelajaran.
Treagust 2006 menyatakan bahwa pengembangan tes diagnostik dua tingkat 2-tier dapat digunakan sebagai cara yang efektif untuk mengukur
konsep-konsep siswa. Tier pertama dari setiap item dalam tes adalah pernyataan proposional dan bagian dari peta konsep yang dibuat dalam bentuk pilihan ganda.
Tier kedua berisi alasan yang harus dipilih oleh siswa yang menjelaskan jawaban pada tier pertama dan dalam bentuk pilihan ganda. Himpunan alasan terdiri dari
jawaban ilmiah dan kesalahan pemahaman konsep yang mungkin dimiliki oleh siswa.
2.2 Komputer sebagai Media Penilaian Pendidikan
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, komputer telah digunakan untuk berbagai keperluan dan kepentingan. Komputer menjadi bagian
yang sangat penting untuk menunjang aktifitas maupun pekerjaan dalam segala hal, khususnya dalam kaitan dengan evaluasi pembelajaran. Setemen 2010
menyatakan bahwa evaluasi pembelajaran dapat memberi gambaran tentang tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi, memberi gambaran tentang
kesulitan belajar siswa, dan memberi gambaran tentang posisi siswa diantara teman-temannya. Setemen 2010 mendefinisikan evaluasi pembelajaran menjadi
2 tipe, yakni evaluasi manual dan evaluasi berbasis komputer. Evaluasi manual diartikan sebagai evaluasi pembelajaran dengan
menggunakan media kertas Satemen, 2010. Evaluasi manual memiliki beberapa kelemahan, seperti: 1 memerlukan waktu pengadministrasian yang lebih lama,
2 memerlukan kertas yang cukup banyak, 3 memerlukan ruang khusus untuk menyimpan data tes, 4 memerlukan tenaga serta peralatan yang memadai untuk
memindai atau men-scan dan memperoleh skor hasil tes Hadi, 2013. Evaluasi berbasis komputer diartikan sebagai evaluasi pembelajaran
dengan menggunakan media komputer Satemen, 2010. Pemanfaatan komputer sebagai media dalam kegiatan evaluasi pembelajaran dapat memotivasi siswa
dalam proses pengerjaan soal dengan memaksimalkan tampilan visual dari bentuk soal yang disajikan Scalise Gifford, 2006. Pemanfaatan komputer dalam
kegiatan evaluasi pembelajaran dapat membiasakan siswa untuk berinteraksi dengan teknologi, memanfaatkan TIK untuk melakukan self assessment,
meningkatkan ICT-literacy dan ICT-usability, serta menguatkan pembelajaran melalui latihan ujian learn by the test Pusat Penilaian Pendidikan, 2015.
Hernawati 2007: 38 menyatakan bahwa evaluasi berbasis komputer memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah mengurangi waktu untuk
mengoreksi tes dan membuat laporan tertulis dan menghilangkan pekerjaan logistik seperti mendistribusikan, menyimpan, dalam tes menggunakan kertas.
Scalise Gifford 2006 menyatakan bahwa evaluasi berbasis komputer dapat mendorong ukuran validitas soal yang tinggi karena kemampuannya dalam
mengacak urutan soal. Suwarna 2013 juga menyatakan bahwa evaluasi berbasis web mampu mengeksplorasi pemahaman siswa dengan lebih baik dan dapat
membantu siswa bertindak jujur dalam pengerjaan soal. Berdasarkan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan
memanfaatkan komputer sebagai media penilaian pedidikan, maka tes berbasis
komputer e-diagnostic test patut dikembangkan sebagai upaya identifikasi dan remediasi dalam pembelajaran. Siswa
dapat lebih termotivasi dalam proses mengerjakan karena bentuk penyajian soal lebih interaktif dan hasil tes dapat
diketahui secara langsung setelah mengerjakan, sementara guru juga tidak kerepotan dalam mengoreksi dan memberikan feed back untuk masing-masing
siswa karena seluruh proses analisis telah dilakukan oleh komputer.
2.3 E-Diagnostic Test