aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan, sifat-sifat kepribadian, serta kemampuan intelektual, dan banyak faktor di luar individu, seperti taraf
kehidupan sosial-ekonomi keluarga , variasi tuntutan lingkungan kebudayaan, dan kesempatankelonggaran yang muncul. Titik berat dari hal-hal tersebut diatas
terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri. Unsur yang mendasar dalam pandangan Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan
pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri.
Teori ini dijadikan sebagai grand teori variabel bimbingan karier. Pandangan Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pegangan bagi
pihak sekolah khususnya SMK untuk merancang program bimbingan karier yang dapat membawa peserta didik untuk memahami diri dan memperoleh informasi
tentang pekerjaan yang nantinya berguna dalam memilih pekerjaan setelah lulus dari SMK. Sesuai dengan teori super bahwa perkembangan karir pada masa
sekolah menengah sebagai tahap eksplorasi yang dimulai pada usia 15 sampai 24 tahun. Pada tahap ini remaja mengembangkan kesadaran terhadap dirinya dan
dunia kerja, mulai mencoba peran-peran baru, dan mulai mempersempit pilihan karir, maka dalam hal ini diperlukan bimbingan karier.
2.3. Teori Karier Kognitif Sosial Social Cognitive Career Theory
Teori karier kognitif sosial merupakan suatu usaha baru untuk memahami melalui proses mana orang membentuk kepentingan, membuat pilihan, dan
mencapai berbagai tingkat keberhasilan dalam kegiatan pendidikan dan pekerjaan
Lent et all, 2000. Berdasar teori kognitif sosial Bandura 1986, SCCT berfokus pada beberapa variabel kognitif-orang misalnya, self-efficacy, hasil harapan, dan
tujuan, dan tentang bagaimana variabel-variabel tersebut berinteraksi dengan aspek-aspek lain dari orang tersebut dan lingkungan misalnya, jenis kelamin,
etnis, dukungan sosial, dan hambatan untuk membantu membentuk arah pengembangan karir. Self-efficacy mengacu pada keyakinan orang tentang
kemampuan mereka
untuk berhasil
menyelesaikan langkah-langkah
yang diperlukan untuk tugas yang diberikan. Keyakinan ini tidak tetap, tapi akan terus berubah berdasarkan interaksi dengan orang lain, lingkungan, dan
perilaku seseorang sendiri. Individu mengembangkan rasa self-efficacy dari kinerja pribadi, belajar, dan interaksi sosial Lent et all, 2000. Hasil harapan
adalah keyakinan yang berkaitan dengan konsekuensi dari melakukan perilaku tertentu. Biasanya, hasil harapan yang dibentuk melalui masa lalu pengalaman
belajar, baik secara langsung atau tidak langsung, dan hasil yang dirasakan dari pengalaman ini Lent et all, 2000. Tujuan didefinisikan sebagai keputusan untuk
memulai kegiatan tertentu atau rencana masa depan Lent et all, 2000. Teori ini dijadikan sebagai grand teori variabel prestasi belajar. Dalam
penelitian ini, prestasi belajar merupakan hasil harapan yang diperoleh dari pengalaman belajar. Pengalaman belajar yang dimaksud adalah pengalaman siswa
disekolah dimana siswa mereaksi terhadap apa yang ada dalam lingkungan sekolah antara lain terhadap pelajaran dan proses belajar mengajar, dan ia
mendapatkan sesuatu sebagai hasil dari perbuatannya itu berupa nilai atau yang disebut belajar instrumental Munandir, 1996:98.
Selain dijadikan sebagai grand teori variabel prestasi belajar, teori karier kognitif sosial juga dijadikan sebagai grand teori motivasi kerja. Dalam SCCT
disebutkan bahwa salah satu variabel yang mempengaruhi arah pengembangan karier seseorang adalah tujuan. Menurut Purwanto 2007:73 motivasi merupakan
suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah lagu seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Makin tinggi dan berarti suatu tujuan, makin besar motivasinya, dan makin besar motivasi akan makin kuat
kegiatan yang dilaksanakan Sukmadinata, 2008:62.
2.4. Kesiapan Kerja 2.4.1. Pengertian Kesiapan Kerja