informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.
2. Tahap Afektif
Meliputi kesediaan untuk mencari lebih banyak lagi informasi, evaluasi terhadap pesan dan minat untuk mencoba. Dalam hal ini
khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan lainnya.
3. Tahap Behavioral
Yaitu perubahan sikap terhadap pesan. Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk prilaku, tindakan atau kegiatan.
Misalnya adegan kekerasan di televisi membuat orang menjadi bringas.
Jika disederhanakan lagi maka dapat disebutkan bahwa model S-O-R yaitu merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh orgamisme khalayak. Komunikasi
akan berlangsung jika ada perhatianh dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti dan menerima Efendy, 2005 ;254-255.
I.5.2 Komunikasi Massa
Defenisi komunikasi massa adalah salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh
cirri khas institusionalnya gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya. Komunikasi massa adalah komunikasi yang diakukan oleh media
massa modern, misalnya : televisi, radio, majalah, surat kabar, film. Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan seseorang kepada
orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung ataupun tidak langsung melalui media. Komunikasi massa
itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam
jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh
lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu.
Universitas Sumatera Utara
I.5.3 Konsep Diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain Stuart dan sudeen,1991. Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan
persepsi bahwa sadar maupun sadar. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Perkembangan
konsep diri terpacu cepat dengan perkembangan bicara. Nama dan panggilan anak merupakan aspek bahasa yang utama dalam membantu perkembangan identitas.
Dengan memanggil nama, anak menartikan dirinya istimewa, unik dan mandiri. Harry Stack 1953 menjelaskan bahwa jika kita diterima orang lain,
dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya jika orang lain selalu
meremehkan kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita akan menjadi tidak menyayangi diri kita sediri. Konsep diri member kita kerangka acuan yang
mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda. Masa remaja adalah
waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontiniu mempengaruhi konsep diri. Jika seorang anak mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka
konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil Marsh, 1990. Ketidak sesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan
konsep diri dapat menjadi sumber stress atau konflik. Konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berubungan
dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Keluarga
mempunyai peranan penting dalam membantu perkembangan konsep diri terutama pada pengalaman masa muda ketika masih kecil. Konsep diri
dikembangkan melalui proses yang sangat kompleks yang melibatkan banyak variabel. Keempat komponen konsep diri adalah citra tubuh, harga diri, peran, dan
identitas diri. Konsep diri adalah representasi fisik seorang individu. Pusat dari “aku” dimana semua persepsi dan pengalaman terkoordinasi. Konsep diri
Universitas Sumatera Utara
memberikan rasa kontinuitas, keutuhan dan konsistensi pada seorang konsep diri yang sehat mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi dan membangkitkan
perasaan negatif dan positif yang ditujukan pada diri.
I.6. Kerangka Konsep