sama-sama menggunakan instrumen yang berupa tes dan nontes. Instrumen yang berupa tes diperoleh dari hasil tes siswa, sedangkan
instrumen yang berupa nontes siswa diperoleh dari deskriptif data kualitatif. Penelitian ini mengambil bidang kajian desain strategi
pembelajaran menggunakan permainan scrabble. Perbedaan dalam penelitian ini dengan peneliti-peneliti tersebut
adalah terletak pada masalah yang dikaji, tujuan penelitian, variabel penelitian, subjek penelitian, serta kompetensi yang digunakan. Peneliti
mengkaji masalah seberapa besar peningkatan keterampilan membaca lancar siswa kelas I SDN Petompon 02 Semarang. Variabel penelitian
yang digunakan adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca lancar, keterampilan guru dalam pembelajaran membaca lancar dan hasil
belajar keterampilan membaca lancar siswa kelas I. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Petompon 02 Semarang dan guru kelas I SDN
Petompon 02 Semarang.
C. Kerangka Berpikir
Membaca merupakan suatu keterampilan yang sangat penting bagi siswa. Siswa memerlukan keterampilan membaca baik di sekolah maupun
di masyarakat. Salah satu keterampilan membaca yang diajarkan di sekolah dasar khususnya kelas I adalah keterampilan membaca lancar.
Begitu pentingnya membaca bagi siswa yaitu dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemampuan
siswa, memperkaya kosa kata siswa, meningkatkan keterampilan membaca
lancar melalui membaca kalimat sederhana, dan meningkatkan pemahaman pelajaran lain.
Pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya keterampilan membaca lancar siswa kelas I SDN Petompon 02 masih sangat rendah, bahkan
dalam pembelajarannya
terasa kurang
menggembirakan dan
membosankan. Hal ini dikarenakan guru masih menggunakan metode yang kurang inovatif, dan metode yang konvensional, dan belum
menggunakan media dengan benar sehingga siswa pasif dan kurang bersemangat selama proses pembelajaran membaca siswa kurang mampu
dalam menerima pelajaran yang berakibat nilai siswa kurang dari KKM. Berdasarkan beberapa masalah di atas, peneliti berusaha mencari
pemecahannya, yaitu dengan menggunakan permainan scrabble untuk meningkatkan pembelajaran membaca lancar.
Pada siklus pertama
siswa membaca
kata-kata dengan menggunakan permainan kartu huruf kemudian siswa membaca sebuah
kalimat sederhana. Pada siklus kedua dan ketiga sama dengan siklus pertama yaitu siswa membaca kata-kata dengan menggunakan permainan
kartu huruf kemudian membaca kalimat sederhana dan yang membedakan antara siklus pertama kedua dan ketiga adalah tema dan materi bacaannya.
Adapun alur dari kerangka berpikir dapat dilihat pada skema berikut : Skema kerangka berpikir
Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir Banyaknya siswa kelas IC SDN Petompon 02 Semarang
belum bisa membaca kosa kata sederhana pada pembelajaran keterampilan membaca lancar
- Aktivitas siswa dalam
membaca kosa kata belum berhasil
- Nilai keterampilan
membaca lancar siswa belum mencapai KKM
- Aktivitas guru dalam
pengelolaan pembelajaran bersifat konvensional
- Belum tepat dalam
menggunakan media pembelajaran
Permainan scrabble digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca lancar pada siswa kelas IC SD Negeri
Petompon 02 Semarang
Kelebihan permainan scrabble adalah: 1.
Siswa terlibat aktif dalam proses belajar 2.
Menumbuhkan kreativitas mengungkapkan ide dan pendapat
3. Pembelajaran yang menyenangkan
4. Meningkatkan rasa solidaritas sesama
Aktivitas siswa dalam
pembelajaran membaca lancar
meningkat
Pemahaman membaca siswa
kelas IC meningkat
Keterampilan guru dalam
pembelajaran membaca lancar
meningkat
Keterampilan membaca lancar
siswa kelas IC meningkat
D. Hipotesis Tindakan