2-73
Junaida Wally 13010003
2.3.3.5 Bidang Ketidakselarasan Unconformity
Dalam  stratigrafi  ada  suatu  fenomena  yang  disebut  dengan  ketidakselarasan unconformity.  Ketidakselarasan  berhubungan  dengan  sedimentasi  antara  satu
lapisan  batuan  dengan  batuan  lain.  Dalam  proses  sedimentasi,  jika  sedimentasi normal maka alur perlapisan batuan akan terlihat normal dan tidak ada perbedaan
yang  mencolok  tiap  lapisan.  Akan  tetapi  kadangkala  terdapat  kasus  dimana sedimentasi  hilang  pada  satu  waktu  sehingga  terjadi  ketidakselarasan
unconformity antara  lapisan  atas  dan  bawah.  Berikut  adalah  beberapa  macam
ketidakselarasan:   Nonconformity
Nonconformity  adalah  fenomena  adanya  lapisan  batuan  bekumetamorf  yang dibawah lapisan sedimen.
Gambar 2. 64 Nonconformity http:medlinkup.wordpress.com20110925ketidakselarasan-unconformity
  Ketidakselarasan sudut Angular unconformity Ketidakselarasan  sudut  Angular  unconformity  adalah  fenomena  dimana
beberapa  lapisan  sedimen  memiliki  perbedaan  sudut  yang  tajam  dengan lapisan di atasnya ketidakselarasan menyudut.
2-74
Junaida Wally 13010003
Gambar 2. 65 Ketidakselarasan sudut Angular unconformity
http:medlinkup.wordpress.com20110925ketidakselarasan-unconformity
  Disconformity Disconformity
adalah  hubungan  antara  lapisan  batuan  sedimen  yang dipisahkan oleh bidang erosi. Fenomena ini terjadi karena sedimentasi terhenti
beberapa  waktu  dan  mengakibatkan  lapisan  paling  atas  tererosi  sehingga menimbulkan lapisan kasar.
Gambar 2. 66 Disconformity
http:medlinkup.wordpress.com20110925ketidakselarasan-unconformity
  Paraconformity Paraconformity
adalah  hubungan  antara  dua  lapisan  sedimen  yang  bidang ketidakselarasannya sejajar dengan perlapisan sedimen. Pada kasus ini  sangat
sulit  sekali  melihat  batas  ketidakselarasannya  karena  tidak  ada  batas  bidang erosi.  Cara  yang  digunakan  untuk  melihat  keganjilan  antara  lapisan  tersebut
2-75
Junaida Wally 13010003 adalah  dengan  melihat  fosil  di  tiap  lapisan.  Karena  setiap  sedimen  memiliki
umur yang berbeda dan fosil yang terkubur di dalamnya pasti berbeda jenis.
Gambar 2. 67 Paraconformity
http:www.origins.org.uapage.php?id_story=1260
Bidang-bidang  diskontinu  yang  telah  diuraikan  di  atas  inilah  yang  berpengaruh terhadap kekuatan dari batuan. Dari semua jenis bidang diskontinu yang ada, joint
adalah  yang  paling  sering  menjadi  pertimbangan.  Hal  ini  disebabkan  joint merupakan bidang diskontinu yang telah pecah dan terbuka, sehingga bidang joint
merupakan  bidang  yang  lemah.  Selain  itu  joint  sering  bahkan  hampir  selalu  ada pada  suatu  massa  batuan.  Oleh  sebab  itu,  dalam  pertimbangan  geoteknik,
seringkali  joint  lebih  menjadi  perhatian  dibandingkan  jenis  bidang  diskontinu lainnya.
Dalam  analisis  bidang  diskontinu  terdapat  beberapa  istilah  yang  biasa  dipakai secara  umum.  Berikut  ini  akan  dibahas  beberapa  poin  yang  berkaitan  dengan
bidang diskontinu. 1.  Joint Set
Joint  Set  adalah  sejumlah  joint  yang  memiliki  orientasi  yang  relatif  sama,  atau sekelompok joint yang paralel.
2-76
Junaida Wally 13010003
Gambar 2. 68 Diagram Blok dengan 3 Joint Set
Pada  Gambar  2.56  di  atas,  tampak  sebuah  blok  batuan  yang  memiliki  tiga  joint set, masing-masing joint set 1, 2 dan 3.
2.  Spasi Bidang Diskontinu Joint Spacing Menurut  Priest  1993  ada  tiga  macam  spasi  bidang  diskontinu.  Ketiga  macam
joint  spacing  tersebut  adalah  spasi  total  total  spacing,  spasi  set  setjoint  set spacing dan spasi set normal normal set spacing.
  Total spacing adalah jarak antar bidang diskontinu dalam suatu lubang bor atau sampling line pada pengamatan di permukaan.
  Joint  set  spacing  adalah  jarak  antara  bidang  diskontinu  dalam  satu  joint set.  Jarak  diukur  di  sepanjang  lubang  bor  atau  sampling  line  pada
pengamatan di permukaan.   Normal set spacing hampir sama dengan set spacing, bedanya pada normal
set spacing, jarak yang diukur adalah jarak tegak lurus antara satu bidang diskontinu  dengan  bidang  diskontinu  lainnya  yang  ada  dalam  satu  joint
set.   Berdasarkan pengertian Priest ini maka pada Gambar 2.56 di atas, ketiga
spasi yang ada merupakan normal set spacing. 3.  Orientasi Bidang Diskontinu Joint Orientation
Orientasi bidang diskontinu yaitu kedudukan dari bidang diskontinu yang meliputi arah  dan  kemiringan  bidang.  Arah  dan  kemiringan  dari  bidang  diskontinu
biasanya dinyatakan dalam StrikeDip atau Dip DirectionDip.
2-77
Junaida Wally 13010003   Strike jurus
Merupakan  arah  dari  garis  horizontal  yang  terletak  pada  bidang  diskontinu  yang miring.  Arah  ini  diukur  dari  utara  searah  jarum  jam  ke  arah  garis  horizontal
tersebut.   Dip Direction
Dip direction merupakan arah penunjaman dari bidang diskontinu. Dip Direction DDR  diukur  dari  North  searah  jarum  jam  ke  arah  penunjaman  tersebut  atau
sama dengan 90 derajat dari strike searah jarum jam ke arah penunjaman. DDR = Strike + 90
  Dip kemiringan bidang Dip  adalah  sudut  yang  diukur  dari  bidang  horizontal  ke  arah  kemiringan  bidang
diskontinu.
Gambar 2. 69 Strike dan Dip http:faculty.chemeketa.eduafrank1structure_timestrike20and20dip.htm
2.4 Metode Analisis dan Desain Terowongan