Simpulan ANALISIS SISTEM MOVING CLASS DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN KABUPATEN SEMARANG

93 BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan judul analisis sistem moving class dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Pelaksanaan moving class di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan sudah berjalan dengan optimal, terbukti dengan adanya proses perencanaan moving class, pembagian jam mengajar guru dan pendistribusian jam mengajar tiap guru mata pelajaran yang disesuaikan dengan jadwal mengajarnya. Dalam tahap ini, waka kurikulum dibantu oleh tim menyusun jadwal pembelajaran dan jadwal penggunaan ruang dikerjakan oleh tim kurikulum berkoordinasi dengan kepala sekolah beserta dewan guru. Dalam pelaksanaan moving class waka kurikulum mengatur strategi penerapan moving class yang meliputi pengelolaan perpindahan peserta didik, pengelolaan ruang belajar mengajar, pengelolaan pembelajaran. Sedangkan evaluasi yang digunakan oleh SMK Telekomunikasi Tunas Harapan untuk mengetahui pelaksanaan moving class sudah terlaksana dengan baik, yaitu dengan dilakukannya supervisi dapat membantu guru dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan moving class yang baik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan adanya moving class siswa lebih aktif dan kritis suasana kelas lebih menyenangkan dan siswa mampu memahami pelajaran. 94 2. Faktor pendukung moving class di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan 1 pengaturan fasilitas di SMK Telekomunasi Tunas Harapan sudah baik, terbukti dengan lengkapnya fasilitas di ruang mata pelajaran seperti administrasi guru, bahan-bahan pembelajaran, termasuk alat-alat yang bersifat multimedia seperti Laptop dan LCD Proyektor yang disediakan oleh sekolah untuk mendukung aktifitas belajar siswa di kelas. 2 Persepsi siswa terhadap pelaksanaan moving class di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan berdasarkan angket pada aspek motivasi belajar, antusiasme, fasilitas belajar, kenyamanan, proses belajar mengajar dan hasil belajar berada dalam kategori “positif”. Sedangkan pada faktor penghambat pelaksanaan moving class yaitu 1 berdasarkan angket pada persepsi siswa terhadap pelaksanaan moving class pada aspek kedisiplinan masih perlu ditingkatkan lagi, sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. 2 jarak antar ruang kelas yang cukup jauh, sehingga membuat jam pelajaran menjadi terhambat. Untuk mengantisipasi kendala tersebut, pihak sekolah mengatur proses perpindahan siswa yang tertuang dalam Tata Tertib Penggunaan Ruang yang ditempel di masing- masing ruangan yang menjelaskan bahwa siswa diberikan toleransi keterlambatan maksimal 10 menit tiap kali berpindah kelas. Tim kurikulum juga mengupayakan penggunaan ruang untuk jurusan-jurusan serumpun sehingga proses perpindahannya bisa berjarak dekat dan tidak menghabiskan waktu. 3. Dampak moving class terhadap keefektifan pembelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013, dalam pelaksanaan moving class memberikan dampak positif 95 bagi tercapainya keberhasilan Kurikulum 2013 yaitu setiap kelas menyediakan media yang difokuskan dalam mata pelajaran tertentu sehingga guru lebih mempersiapkan materi yang akan diajarkan oleh siswa, membuat suasana kelas tidak membosankan dan siswa lebih aktif mencari gurunya. dampak negatif dalam pelaksanaan moving class yaitu siswa juga kelelahan karena harus pindah ke kelas yang jaraknya cukup jauh dari kelas sebelumnya. Tetapi dengan moving class siswa dapat melatih untuk mendisiplinkan diri. Dalam rangka memotivasi belajar siswa, guru mengajarkan agar siswa bisa mengembangkan apa yang telah siswa pelajari di sekolah. apa yang dilakukan sekolah sudah optimal dalam rangka mencapai keberhasilan kurikulum 2013.

5.2 Saran