d. Tujuan Pendidikan Karakter
Munir xii-xiv: 2010 menyatakan bahwa karakter adalah bagaikan pisau bermata dua, rasa yakin akan membuahkan keberanian di satu sisi dan
kesembronoan di sisi yang lain, rasa takut akan menumbuhkan kehati-hatian atau memunculkan sifat yang penakut. Pendidikan karakter bertujuan menumbuhkan
karakter positif. Dengan pendidikan karakter hanya akan tergali satu sisi positifnya saja, pendidikan karakter tidak bisa terlepas dari nilai-nilai tentang
benar dan salah. Orang tua harus mengenalkan anak pada nilai-nilai baku yang akan menjelaskan prinsip-prinsip benar dan salah tersebut.
Tujuan yang lain mengenai pendidikan karakter yaitu menurut Hidayatullah 2010:18 yaitu keluaran institusi pendidikan seharusnya dapat menghasilkan
orang “pandai” tetapi juga orang “baik” dalam arti luas. Pendidikan tidak hanya menghasilkan or
ang yang “pandai” tetapi “tidak baik”, sebaliknya juga tidak menghasilkan orang “baik” tetapi “tidak pandai”. Pendidikan tidak cukup hanya
membuat orang pandai, tetapi mampu menciptakan nilai-nilai luhur atau karakter. Koesoema 2010: 134 menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter
semestinya diletakkan dalam kerangka dinamis dialektis, berupa tanggapan individu atas implus natural fisik dan psikis, sosial, kultural yang melingkupinya
untuk dapat menempa diri menjadi sempurna sehingga potensi-potensi yang ada dalam dirinya berkembang secara penuh yang membuatnya semakin manusiawi,
yang mampu berelasi secara sehat dengan lingkungan di luar dirinya tanpa kehilangan otonomi dan kebebasannya sehingga ia menjadi manusia yang
bertanggung jawab.
Sarumpaet dalam Hidayatullah 2010:17-18 berpendapat bahwa tujuan pendidikan untuk membentuk dan membangun karakter manusia adalah penting.
Mengasuh dan mendidik anak untuk untuk perkembangan tabiat yang luhur adalah tugas para pendidik baik itu oleh orang tua di rumah tangga maupun oleh
guru di sekolah. Jadi tujuan dari pendidikan karakter adalah membentuk manusia atau anak
mempunyai budi pekerti yang luhur, mempunyai tabiat yang baik, berperilaku santun dan dapat bertanggung jawab, dan menjadi manusia yang seutuhnya.
Manusia yang berkarakter tidak akan mudah terjerumus dalam hal-hal negatif karena mempunyai integritas.
2. Penanaman Karakter dalam Kegiatan Ekstrakulikuler