Certification [4.12]

DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE BOARD OF COMMISSIONERS AND COMMITTEES

Dewan Komisaris diangkat dan ditetapkan dalam RUPS. Board of Commissioners is appointed and determined in Hingga akhir 2011, jumlah anggota Dewan Komisaris

the GMS. Until the end of 2011, there were six members terdiri atas enam orang. Dari keanggotaan ini, dua orang

in the Board of Commissioners. Two of them were

LAPORAN KEBERLANJUTAN 2011 Memastikan Manfaat untuk Masa Depan

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2011 | 2011 Annual General Meeting of Shareholders

adalah Komisaris Independen. jumlah ini merupakan independent commissioners. The number represents 33,33 persen, sehingga jumlah komisaris independen

33.33% of total members, which met the minimum number memenuhi syarat minimal yang ditetapkan UU Perseroan

of independent commissioners required by Limited Liability Terbatas. [4.3]

Company Law. [4.3]

Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu In performing its duties, the Board of Commissioners is beberapa Komite yang dibentuk Perusahaan, yaitu

assisted by several committees formed by the Company, Komite Audit; Komite GCG; Komite nominasi, Remunerasi

namely the Audit Committee; GCG Committee: Nomination, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (nRPSDM);

Remuneration and Human Resources Development serta Komite Corporate Social Responsibility, Lingkungan

(NRPSDM) Committee; and the Corporate Social dan Pascatambang (CSR-LPT). Masing-masing komite

Responsibility, Environment, and Post-mining (CSR-LPT) dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris. [4.1]

Committee. Each of these committees chaired by a member of the Board of Commissioners. [4.1]

DIREKSI

BOARD OF DIRECTORS

Direksi diangkat dan ditetapkan dalam RUPS. Tidak ada The Board of Directors is appointed and determined in the pengangkatan dan penetapan Direksi baru di tahun 2011.

GMS. There was no new appointment and determination Demikian pula tidak ada perubahan susunan Direktorat.

of the Board of Directors in 2011. Similarly there was no change in the composition of Directorate.

Penentuan Direksi dilaksanakan melalui dua tahap. The determination of the Board of Directors implemented Pertama, seleksi internal serta uji kelayakan dan kepatutan

through two phases. First, the internal selection and fit and ( fit and proper test) oleh Menteri negara BUMn sebagai

proper test by the State Minister of State-owned Enterprises pemegang saham mayoritas. Kedua, hasil seleksi dibawa

as the majority shareholder. Second, the selection result is dalam RUPS sekaligus dilakukan penetapan. Khusus

brought to the GMS as well as to determine the membership. untuk Direktur Umum & CSR, materi seleksi dan pengujian

The Director of General Affairs and CSR is specifically given kompetensi yang diberikan menyangkut pemahaman

material selection and competence test on comprehension maupun strategi kebijakan di bidang CSR. [4.7]

of CSR policy and strategy. [4.7]

KOMITE INDEPENDEN cSR lPT indePendenT COmmiTTee Of CsR-ePm

Sebagai perusahaan pertambangan yang menuju kelas As an aspiring world-class mining company, Antam always dunia, Antam selalu menerapkan praktik penambangan

applies good mining practices, in accordance with the laws yang baik (good mining practices), sesuai dengan

and regulations in Indonesia as well as compliance with

2011 SUSTAINABILITY REPORT

Ensuring the Benefits for Tomorrow

Governance of Antam

peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia dan international standards. Fulfillment of corporate social juga kepatuhan pada standar internasional. Pemenuhan

responsibility (CSR) is also carried out under Article 74 of tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Law No 40 of 2007 regarding Limited Liability Company and Responsibility/CSR) juga dilakukan berdasarkan Pasal 74

ISO 26000:2010 Guidelines document. Undang-Undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan dokumen Panduan ISO 26000:2010.

Untuk memastikan pengelolaan sosial dan lingkungan To ensure social and environmental management is dilaksanakan dengan baik sesuai peraturan perundangan

properly implemented in accordance with laws and dan mengikuti perkembangan standar internasional,

regulations as well as keeping abreast of the international Dewan Komisaris membentuk Komite Corporate

standards development, Board of Commissioners formed Social Responsibility, Lingkungan dan Pascatambang

the Corporate Social Responsibility, Environment and atau disebut Komite CSR-LPT. Komite ini bekerja

Post-mining Committee or CSR-EPM Committee to assist secara profesional dan independen untuk membantu

the implementation of oversight and advisory functions pelaksanaan fungsi pengawasan dan memberi nasihat

to Board of Directors with focus on two aspects of CSR kepada Direksi dengan fokus pada dua aspek dari Arus

mainstream, as follows: [4.9] [4.10] Utama CSR, yaitu: [4.9] [4.10]

1. Community engagement and development aspect,

1. Aspek pelibatan dan pengembangan masyarakat, covering social activities (community development meliputi kegiatan sosial (pengembangan masyarakat

as well as Partnership and Community Stewardship atau community development, serta Program Kemitraan

Program or PKBL)

dan Bina Lingkungan atau PKBL)

2. Environmental

aspect,

covering environmental

2. Aspek lingkungan, meliputi kegiatan pengelolaan management activities including reclamation as well as lingkungan, termasuk reklamasi serta kegiatan

mine closure and post-mining activities. penutupan dan pascatambang.

Di samping itu, Komite CSR-LPT juga melaksanakan CSR-EPM Committee also reviews the plans and penelaahan terhadap rencana dan pelaksanaan

implementation of social, environment and post-mining pengelolaan sosial, lingkungan dan pascatambang, serta

management, as well as conducts policy evaluation melakukan evaluasi kebijakan dan identifikasi dampaknya,

and its impact identification, including coordination, termasuk juga koordinasi, sosialisasi, fasilitasi dan

dissemination, facilitation and advocacy related to advokasi yang berkaitan dengan integrasi penerapan

integrated application of all CSR mainstream aspects. seluruh aspek CSR Arus Utama. Evaluasi dilakukan

The evaluation is based on ISO 26000:2010 guidelines. All berdasarkan panduan ISO 26000:2010. Semua kinerja

performance of CSR-EPM Committee is submitted to the Komite CSR-LPT disampaikan kepada Dewan Komisaris

Board of Commissioners in the form of work report. [4.10] dalam berbagai bentuk laporan kerja. [4.10]

Untuk meningkatkan pengetahuan dan mengikuti To increase knowledge and keep abreast of sustainability perkembangan isu keberlanjutan, para anggota Komite

issues, CSR-EPM Committee members undergo particular CSR-LPT mengikuti pelatihan, workshop, seminar atau

training, workshops, seminars or forums, such as forum tertentu, misalnya workshop Sustainability

workshops on Sustainability Management Reporting, CSR Management Reporting, CSR Asia Sustainability Forum,

Asia Sustainability Forum, Workshop on Green Partnership, workshop Green Partnership, serta CSR Asia Summit.

and the CSR Asia Summit. [LA10] [LA10]

KOMPENSASI DAN REMuNERASI COMPENSATION AND REMuNERATION

Perusahaan memberikan kompensasi kepada Dewan The Company provides compensation for the Board Komisaris dan Direksi dengan mengacu pada rumusan

of Commissioners and Directors with reference to the remunerasi yang dibuat Komite nRPSDM. Kompensasi

remuneration formulation prepared by the NRPSDM bagi Direksi juga mempertimbangkan hasil evaluasi

Committee. Compensations for the Board of Directors are

LAPORAN KEBERLANJUTAN 2011 Memastikan Manfaat untuk Masa Depan LAPORAN KEBERLANJUTAN 2011 Memastikan Manfaat untuk Masa Depan

Board of Commissioners, and are established in the GMS. pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR),

The Board of Directors performance evaluation covers meliputi aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. [4.5]

the implementation of corporate social responsibility (CSR) fulfillment, including the economic, social and environmental aspects. [4.5]

Pemberian kompensasi bagi pegawai di tingkat Senior Compensation for employees from Senior Manager to staff Manager sampai staf ditetapkan Direksi, dengan

levels is determined by the Board of Directors, taking into mempertimbangkan

account the achievement of key performance indicators kinerja atau key performance indicator (KPI) dan kinerja

(KPI) and performance of the Company as a whole. Specific Perusahaan secara keseluruhan. Khusus di Satuan Kerja

for Divisions of CSR and Environment & Mine Closure, CSR dan Satuan Kerja Environment & Mine Closure,

KPI assessment includes CSR aspects in social and penilaian KPI menyertakan aspek CSR di bidang sosial dan

environment. [4.5]

lingkungan. [4.5]

PENgHINDARAN bENTuRAN KEPENTINgAN CONFLICT OF INTERESTS AVOIDANCE

Antam telah memiliki Standar Etika Perusahaan (Code Antam has Corporate Code of Conduct which consists of of Conduct) yang terdiri dari etika bisnis dan etika kerja

business ethics and employee work ethic. The Company’s pegawai. Standar Etika Perusahaan menjelaskan berbagai

Code of Conduct elaborates various matters to influence, hal untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur dan

shape, regulate and appropriate conduct in order to reach melakukan kesesuaian tingkah laku sehingga tercapai

the output that is consistent with Antam culture and avoid keluaran yang konsisten dengan budaya Antam dan

conflicts of interest. [4.6]

menghindarkan benturan kepentingan. [4.6] Setiap tahun Dewan Komisaris dan Direksi diharuskan

Each year the Board of Commissioners and Directors menandatangani Lembar Pemberlakuan dan Maklumat

are required to sign Notice on the Applicability and Komitmen

Commitment Declaration to implement the Company’s Perusahaan. Hal yang sama juga berlaku bagi semua

untuk melaksanakan

Standar

Etika

Code of Conduct. It also applies to all employees who are pegawai yang diwajibkan menandatangani komitmen

required to sign a personal commitment. This commitment pribadi. Komitmen ini diperbaharui setiap tahun sebagai

is renewed each year as a form of upholding a high bentuk menjunjung etika kerja yang tinggi.

work ethic.

PENIlAIAN KINERJA DIREKSI DIRECTORS’ PERFORMANCE ASSESSMENT

Direksi bertanggung jawab pada setiap pelaksanaan The Board of Directors is responsible for every execution of fungsi, tugas dan kewenangannya dalam bentuk

functions, duties and authority in the form of reporting to pelaporan

shareholders through the implementation of GMS. There penyelenggaraan RUPS. Ada dua bentuk laporan yang

kepada pemegang

saham

melalui

are two forms of reports submitted: disampaikan:

1. Annual Report that contains accountability on the atas keadaan dan jalannya Perseroan, termasuk Laporan

1. Laporan Tahunan yang memuat pertanggungjawaban

Company’s condition and operations, including Oversight Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris.

Report of the Board of Commissioners.

2. Annual Report of Partnership and Community Lingkungan (PKBL), yang terangkai dengan Laporan

2. Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina

Stewardship Program (PKBL) in Sustainability Report, Keberlanjutan (Sustainability Report), sebagai bentuk

as a form of accountability on the implementation of pertanggungjawaban atas pelaksanaan pemenuhan

corporate social responsibility. tanggung jawab sosial perusahaan.

2011 SUSTAINABILITY REPORT

Ensuring the Benefits for Tomorrow

LAPORAN KEBERLANJUTAN 2011 Memastikan Manfaat untuk Masa Depan

Governance of Antam

Laporan Tahunan 2010 beserta Laporan Tahunan PKBL yang terangkai dengan Laporan Keberlanjutan, disampaikan Direksi kepada pemegang saham dalam RUPS Tahunan. Selanjutnya pemegang saham akan melakukan penilaian atas seluruh pelaporan yang sudah disampaikan Direksi. [4.10]

MAnAJEMEn RISIKO

Manajemen risiko merupakan bagian integral dari pekerjaan dan menjadi pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan. Pengelolaan risiko korporat ini dilakukan dengan pendekatan Risk & Control Self Assessment (RCSA).

RCSA merupakan siklus tahunan yang berulang, terdiri dari proses identifikasi, assessment, monitoring dan pelaporan. Identifikasi dan pemetaan risiko dilakukan pada awal tahun dan dipantau setiap tiga bulan untuk mengetahui progress action plan dan setiap enam bulan untuk mengetahui perubahan level dampak dan likelihood.

RCSA telah menginjak siklus yang ke-8 pada tahun 2011 dengan total 404 risiko, yang 224 diantaranya berada di daerah merah (key risk). RCSA merupakan pendekatan bottom-up dari masing-masing satuan kerja/unit/unit bisnis dan proyek pengembangan. Pendekatan top-down dilakukan untuk menangkap perhatian Direksi terhadap risiko dan potensi risiko korporat (helicopter view) disesuaikan dengan strategi perusahaan.

Pelaksanaan kedua pendekatan tersebut dilakukan menggunakan Antam Risk Management System (ARMS), dan kemudian akan diperoleh Risk That Matter (RTM) yang menjadi perhatian utama Perseroan, serta fokus dalam pengalokasian sumber daya. RTM tahun 2011 terdiri dari 20 isu, di antaranya adalah hambatan dimulainya proyek pengembangan, kesalahan dalam memilih mitra atau perusahaan yang diakuisisi, kurang efektifnya penggunaan equity, cash cost melebihi harga jual komoditas, kegagalan memperoleh/mempertahankan IUP, dan perusahaan pelayaran yang tidak bersedia melakukan pemuatan. [4.11]

KEPATuHAN PADA INISIATIF EKSTERNAl

Antam berupaya memenuhi kualifikasi maupun inisiatif eksternal, baik yang bersifat lokal, regional maupun nasional.

The 2010 Annual Report and PKBL Annual Report in Sustainability Report, presented by the Board of Directors to shareholders in the Annual GMS. The shareholders subsequently will assess all reports submitted by the Directors. [4.10]

RISK MANAGEMENT

Risk management is an integral part of the job and a consideration in any decision-making. Corporate risk management is carried out with Risk & Control Self Assessment (RCSA) approach.

RCSA is a recurring annual cycle, consisting of the identification, assessment, monitoring and reporting. Identification and risk mapping are carried out in early of each year and monitored every three months to determine progress action plan and every six months to determine changes in the level of impact and likelihood.

RCSA has entered the eighth cycle in 2011 with a total of 404 risks, 224 of which are in the red zone (key risk). RCSA is a bottom-up approach of each work unit/unit/business unit and development project. Top-down approach is taken to catch the Board of Directors’ attention of the risks and potential corporate risks (helicopter view) adapted to the corporate strategy.

Both approaches are performed using Antam Risk Management System (ARMS), which then generates Risk That Matter (RTM) that becomes a main concern of the Company, as well as focus on the allocation of resources. RTM in 2011 consists of 20 issues, including obstacles to commence development project, a mistake in selecting a partner or acquired companies, ineffective use of equity, cash cost higher than sales price of commodities, failure to obtain/maintain the IUP, and shipping companies’ refusal to do loading. [4.11]